Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizki Ananda
"ABSTRAK
Pembentukan daerah otonomi khusus atau daerah yang bersifat istimewa, sekiranya perlu dimuat dan menjadi suatu landasan dalam menerjemahkan Pasal 18B ayat (1) UUD Tahun 1945. Aceh, Papua, Yogyakarta, dan Daerah Khusus Ibukota Jakarta telah mempresentasikan pola desentralisasi asimetrik, namun pengaturan mengenai pembentukan daerah khusus di Indonesia tidaklah pernah diatur secara eksplisit sepanjang sejarah terbitnya berbagai macam aturan mengenai Pemerintahan Daerah baik pada era setelah kemerdekaan hingga saat reformasi. Ide-ide pembentukan yang ditinjau dari negara lain seperti Hong Kong dan Basque, dapat dijadikan suatu pijakan untuk menelaah lebih lanjut terhadap norma yang seperti apa yang dapat membentuk suatu daerah khusus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembentukan daerah khusus dan istimewa melalui landasan hukum pembentuknya dengan melakukan perbandingan terhadap beberapa daerah secara historis dan beberapa daerah di negara lain, serta memberikan pandangan terhadap kemungkinan atas dibentuknya daerah khusus yang baru. Penelitian hukum ini dilakukan dengan menggunakan kajian kepustakaan dan perundang-undangan yang kemudian dikaji secara sistematis dan ditarik kesimpulan dalam hubungannya dalam masalah yang diteliti. Landasan hukum bagi terbentuknya Daerah Khusus dan Istimewa di Indonesia di dasarkan pada pengaturan mengenai Pemerintahan Daerah dalam UUD Tahun 1945, Undang Undang Pemerintahan Daerah sebagai pelaksana Konstitusi Indonesia, serta Undang Undang khusus dan istimewa yang dimiliki Daerah Khusus dan Istimewa di Indonesia. Aceh, Papua, DKI Jakarta, serta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan empat daerah desentralisasi asimetrik di Indonesia yang terbentuk melalui faktor religi-etno politik, sosial-buadaya dan sejarah hukumnya. Sedangkan Hong Kong dan Basque memiliki ciri yang hampir serupa denan daerah asimetrik di Indonesia menjadikan sejarah hukum sebagai faktor pembentukan desentralisasi asimetrik yang kemudian dikukuhkan dalam beberapa instrumen hukum. Dilihat secara teori dan peraturan undang-undang, pembentukan daerah khusus dan istimewa dapat terjadi. Pembentukan daerah khusus dan istimewa sebaiknya tidak diberikan sertamerta dikarenakan ancaman akan disintegrasi dan menambahnya beban anggaran negara dalam pengelolaan dana khusus, akan tetapi daerah tersebut dapat dijadikan ?kawasan khusus? berdasarkan Pasal 360 UU No. 23 Tahun 2014.

ABSTRACT
The establishment of special autonomous regions or special areas, should be made into a norm to interprate Article 18B paragraph (1) Constitution of 1945. Aceh, Papua, Yogyakarta and Jakarta has presented a pattern of asymmetric decentralization, but the arrangements regarding formation special areas in Indonesia is never explicitly regulated in the history of the publication of a wide variety of rules on good regional government in the era after independence until the reform. Ideas formation are reviewed from other countries such as Hong Kong and Basque, can be used as a sample model of asymmetric for further studying of the norm as to what may establish a special area. This study aims to determine the formation of a Spesial Autonomous Region and Special Area through its constituent legal basis to do a comparison of some areas historically and several regions in other countries, as well as provide insight into the possibility of the establishment of new specialized areas. Legal research was done by using study literature and legislation that then systematically studied and drawn conclusions in relation to the matter being investigated. The legal basis for the establishment of the Spesial Autonomous Region and Special Area in Indonesia is based on the setting of the Local Government in the 1945 Constitution, the Local Government Act as executor of the Indonesian Constitution, and the Law of spesial autonomous region and special area in Indonesia. Aceh, Papua, Jakarta and Yogyakarta Special Region is the fourth area of asymmetric decentralization in Indonesia formed through based ethno-religious of political, social-culture and legal history factor. While Hong Kong and Basque have almost identical characteristics with asymmetric regions in Indonesia made legal history as a factor in the formation of asymmetric decentralization which later confirmed in several legal instruments. Based on the theory and rule of law, the establishment of spesial autonomous region and special area can be made. The establishment of spesial autonomous region and special area should not be given because it built by legal-history factors, so the other area which had a special authorities can be used as a "special region" under Article 360 of Law No. 23, 2014.
"
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T45519
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Ananda
"Kondisi Pandemik yang disebabkan oleh COVID-19 meningkat cukup pesat di awal tahun 2020 dan menimbulkan banyak kerugian terhadap banyak perusahaan, sehingga beberapa perusahaan yang tidak siap akan penanganan keadaan darurat terpaksa harus gulung tikar. Business Continuity merupakan sebuah Langkah bagi setiap pengusaha untuk menangani kondisi yang tidak terduga yang bersifat pandemik. Salah satu aturan mengenai Business Continuity terdapat di dalam The National Fire Protection Association (NFPA) 1600, mengenai standar dari Manajemen Keadaan Darurat dan Business Continuity, yang mana memiliki beberapa point inti yaitu Recovery Point Objective (RPO), Maximum Tolerable Downtime (MTD), Recovery Time Objective (RTO). PT XYZ merupakan sebuah perusahaan yang bergerak pada jasa hulu minyak gas dan panas bumi, yang mana berada pada pekerjaan sektor Objek Vital Nasional. Perusahaan ini telah memilii Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang mengacu kepada ISO 4500:20018. Penelitian ini akan menganalisa bagaimana point penting Business Continuity yaitu RPO, MTD, dan RTO terdapat dalam sistem manajemen keselamatan kerja (SMK3) di PT XYZ saat ini dan menjadikan rekomendasi untuk perusahaan.

The Pandemic condition caused by COVID-19 increased quite rapidly in early 2020 and caused many losses to many companies, so that several companies that were not ready to handle emergencies were forced to go out of business. Business Continuity is a step for every entrepreneur to deal with unexpected conditions that are pandemic. One of the rules regarding Business Continuity is contained in The National Fire Protection Association (NFPA) 1600, regarding the standards of Emergency Management and Business Continuity, which has several core points, namely Recovery Point Objective (RPO), Maximum Tolerable Downtime (MTD), Recovery Time Objectives (RTO). PT XYZ is a company engaged in upstream oil gas and geothermal services, which are in the work of the National Vital Object sector. This company has an Occupational Health and Safety Management System (SMK3) which refers to ISO 4500:20018. This study will analyze how the important points of Business Continuity, namely RPO, MTD, and RTO are contained in the work safety management system (SMK3) at PT XYZ at this time and make recommendations for the company."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Ananda
"Lipase komersial dari mikroba memiliki kinerja baik dalam mengkatalisis sintesis biodiesel rute non-alkohol. Namun pengembangbiakan kultur mikroba dalam medianya serta pemurnian dari bentuk whole-cell membuat harganya mahal. Getah buah pepaya mentah dengan kandungan lipase yang diproses tanpa permunian rumit yaitu melalui pencucian dengan air dan pengeringan beku, diusahakan sebagai biokatalis alternatif yang harganya lebih terjangkau. Selama sintesis biodiesel rute non-alkohol, pengadukan dalam waktu yang lama dapat menganggu stabilitas biokatalis yang tersuspensi bebas bersama reaktan. Oleh karenanya biokatalis diimobilisasi dengan metode inti-selubung mikrokapsulasi (core shell microcapsulation) menggunakan alginat yang berperan sebagai inti matriks pengikat dan kitosan sebagai selubung yang melindungi inti matriks juga mengatur keluar masuknya substrat dan produk. Kinerja biokatalis getah pepaya tersuspensi dan terimobilisasi diuji dalam reaksi interesterifikasi biodiesel rute non-alkohol pada kondisi suhu 37°C, 1:12 molar, (substrat minyak sawit komersial : reaktan pensuplai alkil metil asetat). Dengan analisa secara kromatografi gas detektor spektrometri massa, didapat konversi biodiesel tertinggi dari masing-masing variasi kondisi reaksi sebesar 73,55% yang dihasilkan oleh 30% (b/b minyak) konsentrasi biokatalis; 30,91% oleh waktu reaksi 28 jam; 70,19% oleh konsentrasi inti alginat 4% (b/v) dan 80,40% oleh konsentrasi selubung kitosan 1,15% (b/v). Dengan menggunakan konsentrasi dan waktu reaksi tersebut dalam satu reaksi utuh, biokatalis dapat menghasilkan 85,47% konversi biodiesel yang dapat digunakan kembali sebanyak 2 siklus. Berdasarkan hasil penelitian, biokatalis getah pepaya terimobilisasi alginat-kitosan dapat berpotensi sebagai biokatalis alternatif lipase komersial dengan saran proses penghilangan metil asetat secara distilasi daripada evaporasi biasa, agar biodiesel lebih murni.

Commercial lipase from microorganism has good performance in catalyzing biodiesel non-alcohol route. Yet cultivation on the medium and purification from whole cell form make it costs expensive. Latex from unripe papaya fruit containing lipase processed without complex purification by washing with water and freeze drying, was attempted as more economically reachable alternative biocatalyst. During biodiesel synthesis through non-alcohol route, long time stirring in the reactor could disturb stability of biocatalyst that freely suspended along with reactant. Therefore, biocatalyst was immobilized with core-shell microcapsule method using alginate as linking matrix core and chitosan as core protector also regulate entry-exit of substrate and product. Suspended and immobilized biocatalyst’s performance was tested in interesterification reaction of biodiesel synthesis non-alcohol route under condition of 37°C, 1:12 molar (substrate commercial palm oil : alkyl supplier reactant methyl acetate). From analysis using gas chromatography-mass spectrometry detector, achieved the highest biodiesel conversion from each of every condition reaction variation in the amount of 73.55% by 30% (w/w) biocatalyst concentration; 30.91% by 28 hours reaction; 70.19% by 4% (w/v) alginate core and 80.40% by 1.15% (w/v) chitosan shell. By using those concentrations and time reaction, biocatalyst was set on a run, resulted 85.47% biodiesel conversion which could be reused for 2 cycles. Based on this study’s results, papaya latex immobilized in alginate-chitosan could become a potential alternative to commercial lipase with a suggestion on the methyl acetate removal by distillation instead of rough evaporation to get more purified biodiesel"
Lengkap +
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54454
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Ananda
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perilaku pencarian informasi pengusaha anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia-Depok, sumber informasi yang digunakan dan apa saja hambatan yang muncul berkaitan dengan proses pencarian informasi yang dilakukan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi pasif dan wawancara semi terstruktur.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa informan melakukan inisiasi, membuat strategi pencarian, menetapkan lokasi dan akses, melakukan sintesa serta evaluasi dalam melakukan pencarian informasi. Sumber informasi yang sering digunakan informan meliputi sumber informasi dari internet dan rekan bisnisnya. Sumber informasi lain yang digunakan informan meliputi, majalah bisnis, televisi dan kegiatan seminar atua training. Hambatan pencarian informasi informan meliputi: (a) hambatan psikologis, berupa kecapean, kelelahan dan jenuh, (b) hambatan sosial, berupa kesibukan dan agenda atau jadwal pertemuan (c) masalah teknis, berupa jaringan internet dan harga sumber informasi yang digunakan.

This study aims to determine how the information seeking behavior member of Indonesian Young Entrepreneurs Association-Depok, resources used and what are the barriers that emerge with regard to the information seeking process. This research used qualitative research method with passive observation and semi-structured interviews collecting data techniques.
The results of this research showed that informants initiate, create a search strategy, define the location and access, synthesize and evaluate information in doing the information seeking. Sources of information that used informants frequently include: resources from the internet and business partners. Other sources of information used by informants are business magazines, television and seminars or training. The Inhibitor factors in informants information seeking activities are (a) the psychological factor, such as tired, exhausted and saturated, (b) the social factors, such as business and agenda or scheduled meetings (c) The technical factors, such as the internet network and Prince of information sources used.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Ananda
"ABSTRACT
Situ Rawa Kalong merupakan sumber air utama yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pembudidayaan ikan air tawar. Namun, situ yang dimanfaatkan ini berada dalam kondisi yang tercemar. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penggunaan lahan terhadap pencemaran di situ ini dan bagaimana zona beban cemarannya. Dengan pengambilan beberapa sampel air di situ ini, maka didapatkan kualitas air dan status mutunya. Status mutu sampel air ini ditentukan dengan menggunakan metode STORET. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan lahan yang berada di sekitar Situ Rawa Kalong mempengaruhi pencemaran dengan nilai BOD, COD dan Pb yang melebihi baku mutu. Selain itu, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa zona beban cemaran yang tinggi terakumulasi di bagian situ yang lebih dalam.
Situ Rawa Kalong is the main sources of water that is used by the peoples for fresh water fish cultivation. However, the ponds that used to be in contaminated conditions. This study aimed to acknowledge the impact of land use toward contamination and to acknowledge the contaminated zone at it. By taking several samples of water in it, then the water quality and quality status are determined. The quality status of water samples is determined using STORET method. The results of this study indicate that the land use that located around Situ Rawa Kalong affect the value of BOD, COD and Pb exceeding quality standards. In then, the results of this study also indicate that the zone of high contaminant load accumulated in the deeper parts of the pond."
Lengkap +
2016
S64306
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Truly Rizki Ananda
"Problem kuasa simbolik seringkali kita temukan dalam relasi antar-individu. Hal ini mengakibatkan keunikan tiap-tiap individu tereliminasi dalam relasi tersebut. Hal ini dikarenakan oleh adanya pemahaman kita yang tidak jernih tentang cinta. Pemikiran Alain Badiou berusaha menggagas suatu konsep cinta yang jernih yang mengutamakan pluralitas dalam suatu relasi antar-individu. Gagasan tersebut didasarkan pada ontologi tentang multiplisitas yang multiple. Dengan konsepsi cinta ini relasi tersebut akan mewujudkan otonomi tiap-tiap individu yang terlibat, sehingga problem kuasa simbolik dapat teratasi.

Problem of symbolic power often we found in inter-individual relations. This causes the uniqueness of every individual is eliminated in the relation. This is because of our unclear understanding about love. Alain Badiou's thought attempts to conceptualize a clear conception of love that give priority to plurality in an inter-individual relation. This concept is based on the ontology of multiple multiplicities. With this conception of love, the relation will construct the autonomy of every individual who is involved, so that the problem of symbolic power can be solved."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S16088
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ardy Rizki Ananda
"Dalam suatu peristiwa kebakaran, perambatan api pada arah lateral dapat meningkatkan laju pelepasan kalor yang terjadi. Untuk mempelajari sifat penyebaran api pada arah lateral, melalui Skripsi ini dilakukan pengembangan desain alat pengujian perambatan api arah lateral untuk material padat mampu bakar. Acuan yang digunakan dalam pengembangan alat adalah standar ASTM E1321-97 a 2002 mengenai pengujian penyalaan dan permbatan api pada arah lateral. Beberapa penyesuaian dalam proses pengembangan desain dilakukan untuk menyesuaikan terhadap kondisi lingkungan tempat pengujian dilaksanakan. Material uji yang dipilih adalah plywood 3 mm, radiate pine 10 mm, dan medium density fibreboard 3 mm. Penelitian diawali dengan pengujian karakteristik pemanas yang digunakan. Dalam suatu kegiatan pengujian, dapat dilakukan dua jenis pengujian secara berurutan, yaitu pengujian sifat penyalaan dan sifat perambatan api. Nilai parameter penyalaan yang diperoleh melalui pengujian penyalaan digunakan sebagai acuan pengujian penyalaan perambatan api untuk setiap material. Hasil pengujian perambatan api menunjukkan bahwa parameter perambatan api berkaitan erat dengan sifat material. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa sifat perambatan api pada arah lateral dipengaruhi oleh nilai termal inersia sampel dan arah serat sampel kayu.

Dalam suatu peristiwa kebakaran, perambatan api pada arah lateral dapat meningkatkan laju pelepasan kalor yang terjadi. Untuk mempelajari sifat penyebaran api pada arah lateral, melalui Skripsi ini dilakukan pengembangan desain alat pengujian perambatan api arah lateral untuk material padat mampu bakar. Acuan yang digunakan dalam pengembangan alat adalah standar ASTM E1321-97 a 2002 mengenai pengujian penyalaan dan permbatan api pada arah lateral. Beberapa penyesuaian dalam proses pengembangan desain dilakukan untuk menyesuaikan terhadap kondisi lingkungan tempat pengujian dilaksanakan. Material uji yang dipilih adalah plywood 3 mm, radiate pine 10 mm, dan medium density fibreboard 3 mm. Penelitian diawali dengan pengujian karakteristik pemanas yang digunakan. Dalam suatu kegiatan pengujian, dapat dilakukan dua jenis pengujian secara berurutan, yaitu pengujian sifat penyalaan dan sifat perambatan api. Nilai parameter penyalaan yang diperoleh melalui pengujian penyalaan digunakan sebagai acuan pengujian penyalaan perambatan api untuk setiap material. Hasil pengujian perambatan api menunjukkan bahwa parameter perambatan api berkaitan erat dengan sifat material. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa sifat perambatan api pada arah lateral dipengaruhi oleh nilai termal inersia sampel dan arah serat sampel kayu."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54387
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library