Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rini Suryantini
Abstrak :
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian penentuan dosis internal berbagai organ pada pemeriksaan bone scan dengan radiofarmaka 99Tcm-MDP yang bertujuan untuk menentukan dosis internal yang diterima oleh permukaan tulang rangka, sumsum tulang, dinding jantung, ginjal, dinding kandung kemih dan total tubuh, dan untuk mengetahui waktu tinggal (residence time) 99Tcm di dalam organ. Penelitian dilakukan terhadap 20 pasien dengan usia 20-70 tahun dengan melakukanm beberapa sesi pengambilan data melalui scanning planar AP dan PA pada organ yang menjadi objek dalam penelitian ini. Selanjutnya dari setiap citra planar scanning organ dibuat region of interest (ROI) untuk menentukan aktivitas 99Tcm yang terendap dalam organ sehingga dapat dibuat sebuah kurva aktivitas kumulatif pada setiap organ, kemudian diolah dengan program Maple untuk mendapatkan suatu nilai aktivitas kumulatif yang digunakan dalam penentuan dosis internal sesuai dengan metode MIRD. Berdasarkan data pengamatan selama 3 - 4 jam setelah penyuntikan diperoleh dosis serap paling tinggi terjadi pada dinding kandung kemih 5,8 ± 1,6 μGy/MBq, yang diikuti berturut-turut pada ginjal 4,7 ± 1,0 μGy/MBq, pada dinding jantung 4,0 ± 0,8 μGy/MBq, pada permukaan tulang 2,1 ± 0,2 μGy/MBq, pada sumsum tulang 1,7 ± 0,2 μGy/MBq, dan pada total tubuh 0,8 ± 0,1 μGy/MBq. Khusus untuk sumsum tulang, nilai masih lebih rendah dibandingkan dengan nilai batas dosis yang direkomendasikan oleh ICRP dalam publikasi ICRP nomor 103. Sedangkan waktu tinggal 99Tcm dalam permukaan tulang mendekati sama dengan pada total tubuh sekitar 1,9 jam, kemudian diikuti kandung kemih sekitar 1,4 jam, dan dalam jantung dan ginjal masing-masing sekitar 0,2 jam. Disamping perhitungan dosis internal juga diakukan pengukuran dosis permukaan pada tiga titik pengukuran yang beradam pada daerah sternum (a), daerah ginjal kanan (b) dan kandung kemih (c). Pengukuran dilakukan sampai dengan dua jam setelah penyuntikan, diperoleh hasil sekitar 4,3 μGy/jam per 1 MBq pada titik pengukuran a, dan sekitar 3,9 μGy/jam per 1 MBq masing-masing pada titik pengukuran b dan c.
Abstract
The Study of estimation of the internal dose for various organs in bone scan using 99Tcm-MDP have been conducted, the aim of this study are to determine the internal dose for bone surfaces, bone marrow, heart wall, kidneys, bladder wall and total body, and to found the residence time of 99Tcm in the organ. The study conducted on 20 patients with age 20-70 years by doing several session of data collection through scanned AP and PA planar the organ which is the object in this study. The Region of Interest (ROI) from the planar images of the organ were made to determine the activity of 99Tcm deposited in the organ than can be made a cumulated activity curve for each organ. Then the data were processed with the Maple Program to obtain cumulated activity values that are used in estimation of the internal dose according to the MIRD method. With observational data for 3 - 4 hours obtained the highest internal dose in the bladder wall is 5.8 ± 1.6 μGy/MBq and then followed the kidney is 4.7 ± 1.0 μGy/MBq, the heart wall is 4.0 ± 0.8 μGy/MBq, the bone surfaces is 2.1 ± 0.2 μGy/MBq, bone marrow is 1.7 ± 0.2 μGy/MBq, and the total body is 0.8 ± 0.6 μGy/MBq. Special to the bone marrow, the value is still lower than the value of the threshold in the ICRP publication number 103. The residence time 99Tcm in the bone surfaces equal to the total body about 1.9 hours, followed the bladder about 1.4 hours, and the heart and the kidney each about 0.2 hours. In this study also measured the surface dose at three points in the region on the sternum (a), on the right kidney (b) and on the bladder (c). Measurements were made up to two hours after injection, the result obtained about 4.3 μGy/h per 1 MBq at the point a and about 3.9 μGy/h per 1 MBq each at the point b and c.
2011
T29894
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Suryantini
Abstrak :
Disertasi ini bertujuan untuk mengeksplorasi ide arsitektur berbasis alam yang beranimasi (animated nature) sebagai suatu bentuk pemrograman arsitektur yang ekologis. Alam yang beranimasi yang digagas oleh Sadler (1830) menjadi landasan untuk mengungkap kehadiran arsitektur domestik, khususnya dalam keseharian masyarakat tradisional. Penelitian dalam disertasi ini mencoba mengkonstruksi pengetahuan pemrograman arsitektur berbasis alam yang beranimasi, dalam rangka mencari bentuk keterhubungan yang lebih baik antara arsitektur dan alam. Penelitian dalam disertasi ini dilakukan secara kualitatif dengan pendekatan studi kasus melalui penelusuran praktik spasial domestik terkait pangan pada keseharian Orang Suku Laut (OSL) di Air Bingkai, Kepulauan Riau. Penelitian ini mengeksplorasi praktik keseharian secara makro melalui penelusuran rangkaian operasi spasial dan secara mikro melalui penelusuran pengaturan spasial dalam setiap operasi tersebut. Temuan penelitian ini mengungkap tiga aspek penting yang mengkonstruksi pengetahuan alam yang beranimasi, meliputi hubungan arsitektur dan alam yang dibangun berdasarkan animasi alam, ide domestisitas yang memiliki keterhubungan yang menerus dengan alam, dan pemrograman yang berbasis siklus alam. Melalui operasi bergerak dan bersinggah, ide domestik dalam alam yang beranimasi hadir melalui arsitektur yang berkelana dan terdistribusi, serta membentuk sebuah bentang domestik. Pemrograman arsitektur berbasis alam yang beranimasi tersusun dari variasi bentuk yang hadir secara silih berganti sebagai sebuah rangkaian adaptasi bertinggal. Pemrograman ini terwujud melalui mekanisme pengaturan berbagai obyek domestik dan elemen arsitektur secara adaptif dan fleksibel serta logika “shared resources” dalam penggunaan material. Dengan demikian, pemrograman arsitektur berbasis alam yang beranimasi menunjukkan potensinya sebagai bentuk arsitektur yang ekologis. ......This dissertation explores the idea of architectural programming based on animated nature, as an attempt to search for ecological architecture. The idea of animated nature by Sadler (1830) becomes arguably the basis of domestic architecture, especially in everyday life of traditional people. The research in this dissertation attempts to construct knowledge of architectural programming based on animated nature to find a better connection between architecture and nature. The research in this dissertation was carried out qualitatively through a case study approach. It was conducted by exploring the domestic spatial practices related to food in the everyday of Orang Suku Laut in Air Bingkai, Riau Archipelago, at macro and micro levels. This research conducted the macro inquiry of spatial practice by tracing a series of spatial operations and the micro inquiry by scrutinising the spatial arrangements in each of these operations. The findings of this study reveal three important aspects that construct the knowledge of architecture based on animated nature. It comprises the relationship between architecture and nature, which is constructed based on the animation of nature. This architecture suggests the idea of domestics as a continuous connectedness with nature and programming based on natural cycles. Through the operation of moving and mooring, the domestic architecture within the animated nature is demonstrated through architecture that wanders and is distributed, constructing a dynamic domestic scape. The architectural programming based on animated nature incorporates various forms that appear alternately and constitute a series of living adaptations. This programming is demonstrated through the mechanism of ordering domestic objects and architectural elements in an adaptive and flexible manner and the logic of "shared resources" in using the materials. The architectural programming based on animated nature reveals its potential as an ecological form of architecture.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Suryantini
Abstrak :
ABSTRAK
Apa hubungannya antara signage dengan arsitektur ? Apa sebenarnya signage atau signage system? Apa hubungannya dengan visi dan misi kampus ? Banyak yang mempertanyakan mengenai signagedan hubungannya dengan arsitektur, terlebih Iagi dengan Iingkungan kampus.

Orang cendemng menganggap signage sebagai tugas desainer gratis saja, tidak terkait dengan arsitektur dan lingkungannya. Padahal signage berperan panting dalam lingkungan. Arsitektur dan desain ditujukan untuk menciptakan ruang yang efektif dan efisien bagi kegiatan manusia. Dibutuhkan berbagai bidang ilmu yang terkait dan saling bekerja sama dalam menciptakan ruang yang mendukung kegiatan manusia tersebut. Diantaranya adalah mengenai sistem informasi visual - signage - yang memberi infonnasi lingkungan. Penampilannya dalam suatu Iingkungan ikut mempengaruhi penampilan tisik lingkungan secara keseluruhan.

Peran signage sebagai elemen estetis lingkungan terkait erat dengan desain gratis. Signage bukan hanya sebagai pemberi informasi, tetapi juga sebagai elemen visual Iingkungan yang dapat meningkatkan kualitas Iingkungan dan memberi sense of place pada lingkungan. Signage penu disesuaikan dengan Iingkungan binaan disekitamya dan dengan memadukan antara estetika serta fungsinya.

Dalam karya ilmiah ini, penu!is mencoba mengungkapkan mengenai peranan signage dan signage system, secara umum hubungannya dengan arsitektur, khususnya kampus dan lingkungan, serta kontnbusinya bagi kualitas lingkungan kampus.
2001
S48244
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library