Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rina Artining Anggorodi
"ABSTRAK
Pada masa kini, para wanita yang bekerja di luar rumah semakin meningkat jumlahnya. Untuk kondisi di Indonesia hal tersebut disebabkan oleh dua faktor, yaitu: (1) karena semakin meningkatnya tingkat pendidikan, sehingga mereka tentu saja ingin memasuki lapangan pekerjaan yang tersedia di masyarakat untuk memanfaatkan jerih payah pendidikan yang ditempuhnya; (2) karena kebutuhan dalam keluarga, sehingga para wanita pun harus bekerja untuk membantu perekonomian keluarga.
Faktor kedua inilah rupanya yang menjadi penyebab mengapa banyak para wanita bekerja diluar rumah, dan ini terjadi di desa Cimandala. Umumnya mereka bekerja di sektor industri, yaitu menjadi buruh pabrik dengan penghasilan per bulan Rp. 250.000,- yang dibayarkan secara dua mingguan. Dengan bekerjanya wanita di luar rumah, maka tidak ada yang menyediakan dan memasak makanan di rumah.
Jalan yang ditempuh para wanita tersebut dengan membeli makanan jadi yang tersedia di warung-warung makan, baik yang dekat rumah maupun warung yang berada di dekat pabrik, tempat para wanita tersebut bekerja. Sehingga menimbulkan hubungan ketergantungan antara para wanita pekerja pabrik dengan warung makan. Para wanita pekerja pabrik membutuhkan jenis makanan yang tersedia di warung makan untuk makan.keluarganya, dan warung makan pun mempunyai keuntungan dengan adanya langganan yang sering membeli makanan yang tersedia di warungnya.
Hal tersebut nemungkinkan menimbulkan resiko
kesehatan, yaitu: (1) kbersihan dan makanan yang
dijual di warung makan; (2) komposisi makanan yang
tersedia di warung makan, apakah sudah mencukupi
Dalam kehidupan rumah tangga sehari-hari, peranan ibu biasanya paling berpengaruh terhadap pembentukan kebiasaan makan keluarga, mengingat ibulah yang mempersiapkan makanan mulai dari mengatur menu, berbelanja, memasak dan menyiapkan serta menghidangkan jenis makanan tertentu sangat mempengaruhi jenis hidangan yang disajikan setiap hari.
Demikian pula halnya seperti yang dialami oleh kedelapan informan di desa Cimandala, kampong Mandalasari. Kedelapan informan tersebut mempersiapkan makanan bagi keluarganya dengan cara membeli makanan yang sudah jadi di warung makan di dekat tempat tinggal mereka.
Pemilihan makanan dilakukan atas dasar selera para anggota keluarga (anak, suami dan diri ibu itu sendiri); harga makanan yang disesuaikan dengan kemampuan; keterbiasaan sewaktu masing tinggal bersama sedikit banyak akan mempengaruhi pemilihan makanan tersebut; rasa makanan pun mempengaruhi seseorang dalam memilih makanannya, serta apakah makanan tersebut cukup mengenyangkan atau tidak
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Artining Anggorodi
Jakarta: Gramedia, 1994
636.085 ANG i (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Artining Anggorodi
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Artining Anggorodi
"ABSTRAK
Disertasi ini membahas persoalan kecacatan yang diakibatkan penyakit Charcot Marie Tooth; penyakit kelemahan otot yang bersifat genetik. Kaum disabled hampir selalu mengalami, antara lain stigma, isolasi, dan marginalisasi. Kecacatan merupakan sebuah hasil konstruksi sosial dari masyarakat yang beranggapan bahwa para difabel tidak mampu bekerja dan beraktivitas sebagaimana manusia normal lainnya karena memiliki ketidaksempurnaan pada anggota tubuhnya. Melalui metode autoetnografi, penelitian ini menganalisis pengalaman personal di dalam lingkungan sosialkultural, yaitu pada saat mendatangi pengobatan medis dan nonmedis, serta ketika menghadapi berbagai kondisi fasilitas dan sarana-prasarana yang tidak mendukung bagi kaum difabel. Permasalahan kecacatan ternyata tidak hanya berkutat dengan urusan kesehatan fisik dan mental saja, melainkan juga dihadapkan pada respons budaya dari lingkungan sosial dimana mereka tinggal dan beraktivitas.

ABSTRACT
This research addresses disability caused by Charcot Marie Tooth; a genetically muscle weakness disease. Disable people are treated unequally; inter alia, stigmatized, isolated and marginalized. Disability is a social construction within society which presumes that difables difables are unable to play normal roles due to body inadequacy. This research has been performed with auto-ethnography method by analyzing personal experiences in many socialcultural circumstances, i.e., medical treatments and when facing various unfriendly infrastructures. The research reveals that for difables, the disability is not physical and mental problems per se, but also a complex of socialcultural responses from society which they have to struggle with.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Artining Anggorodi
"Salah satu kasus kesehatan yang masih banyak terjadi di Indonesia adalah persalinan dengan pertolongan oleh dukun
bayi. Kenyataannya, hampir semua masyarakat Indonesia baik itu yang tinggal di perdesaan maupun perkotaan lebih
senang ditolong oleh dukun. Hal tersebut disebabkan oleh tradisi dan adat istiadat setempat. Tujuan penelitian ini adalah
menemukan cara/strategi untuk membangun cohesive network di antara para pemuka setempat, masyarakat, dukun dan
bidan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan maternal dan perinatal secara bersama-sama. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif. Teknik yang digunakan adalah wawancara mendalam. Informan yang dipilih adalah
dukun bayi, bidan, ibu yang melahirkan dengan pertolongan dukun bayi dan ibu yang melahirkan dengan pertolongan
bidan. Penelitian dilakukan di desa Tobimiita, desa Inalobu, dan desa Lapulu, Kabupaten Kendari (Sulawesi Tenggara),
di desa Bode Sari, desa Karangasem dan desa Gombong Kabupaten Cirebon (Jawa Barat). Usaha-usaha peningkatan
pelayanan kesehatan seperti yang tercermin dalam program dukun latih ini memang bukan bertujuan untuk
menghilangkan peranan yang dimainkan oleh sistem perawatan kesehatan yang lama dan menggantinya dengan sistem
perawatan kesehatan yang baru. Pendidikan yang diberikan dalam program dukun latih ini justru terwujud sebagai
pengakuan untuk menyelenggarakan (enforcement) pelayanan kesehatan kepada lembaga dukun bayi. Lebih dari itu,
dengan pendidikan yang diberikan, dukun bayi dianggap mampu menggantikan kehadiran fasilitas kesehatan yang baru
yang dianggap dapat meningkatkan taraf kesehatan penduduk. Kemitraan merupakan salah satu solusi untuk
menurunkan masalah kematian ibu dan bayi yang terutama akan menguntungkan daerah-daerah terpencil dimana akses
terhadap pelayanan kesehatan sangat terbatas.
One of health case which still many
happened in Indonesia, born children with helped by baby soothsayer. In reality, most all Indonesia publics either that is
who live in rural and also more even a urban love to be helped by soothsayer. The thing because of local tradition and
mores. Finds strategic to build cohesive network between the prominent as of themes, public, soothsayer and midwife in
executing health service of maternal and perinatal joinly. Applies qualitative method. Technique done is in-depth
interview. Informan is baby soothsayer, nurse and delivering birth mother helped by delivering birth baby soothsayer
and mother helped by midwife. Research is done in Kabupaten Kendari (South-east Sulawesi), countryside Tobimiita
and countryside Inalobu and countryside Lapulu; Sub-Province Cirebon (West Java), countryside Bode Sari and
countryside Karangasem and countryside Gombong. Effort for improvement of service of health of like the one mirror
in soothsayer program to train that of course not aim to eliminate role played by system treatment of old health and
changes it with system treatment of new health. Education given in soothsayer program to train that is justri realized as
confession to carry out (enforcement) health service to baby soothsayer institute. Moreover, with education given, baby
soothsayer is assumed can replace presence of new health facility assumed able to increase public health level.
Partnership is one of solution for this problem most off all will develop cloistered areas where access every very limited
health service."
Universitas Indonesia, 2009
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Artining Anggorodi
""In 2002, about 71.8% of community at district bogor consumed iodized salt at adequate category. This figure is far beyond target of universal salt iodization (USI), i.e. >90% of households consume high concentrate iodized salt. If salt consumed fulfills requirement it will minimize problem of swollen goitre glands in community. The study used qualitative method. Data were obtained theough indepth interview, focus group discussion, and iodized salt to test. There were 39 informers that consist of mothers either having an occupation or not who lived or did not live with their parents, providers, cadres, family welfare and empowerement, seller of daily living necessities in market or stalls at subsdistrict of leuwiliang. In general there was a difference between informers living with their parents and those living separately, either in those who worked or did not work. Informers living with their parents tended to choose salt in bricket because they like it. Meanwhile informers living away from parents chose iodized salt without influence of their parents. All informers said that message was communicative and clearly delivered. There was no difference in behavioral changes based on age and occupation. There were informers with elementary or junior high school educaiton found it diificult to change their behavior. Whereas informers with senior high school or diploma 3 education soon changed their behavior by consuming iodized salt after watching campaign. Availability of salt and purchasing power of community were relatively good. There was no special socialization about iodized salt conducted by providers.informers living with their parents tended to choose salt in bricket because their parents like it; on the other hand, informers living away form their parents prefered iodized salt withour influence of their parents. Message in short campaign was memorable so that informers still remember it. Behavioral changes of informers in using iodized salt were not affected by age and occupation but by education. Availability of iodized salt and purchasing power of community were relatively good.
""
Depok: Fakultas Ilmu kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, [2010;2010;2010, 2010]
KESMA 5:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Artining Anggorodi
"Pada tahun 2002, sekitar 71,8% masyarakat Kabupaten Bogor mengonsumsi garam beryodium dengan kategori cukup yang jauh di bawah target Universal Salt Iodization (USI) > 90%. Penelitian dilakukan terhadap 39 informan para ibu bekerja dan tidak bekerja yang tinggal dan tidak tinggal
dengan orang tua, petugas kesehatan, kader, ibu PKK, pedagang sembako yang ada di pasar dan warung di wilayah Kecamatan Leuwiliang. Informan yang tinggal dengan orang tua cenderung memilih garam curah karena orang tua menyukai garam tersebut. Sebaliknya, informan yang
tinggal sendiri memilih garam beryodium tanpa dipengaruhi orang tua. Sementara, informan dengan tingakat pendidikan SMA dan D3 segera mengubah perilaku menggunakan garam beryodium. Ketersediaan garam dan daya beli masyarakat sudah baik. Peran kampanye garam beryodium bagi informan yang tinggal dengan orang tua cenderung memilih garam
curah karena orang tua menyukai penggunaan garam tersebut. Sebaiknya informan yang tinggal sendiri memilih garam beryodium tanpa dipengaruhi orang tua. Pesan dalam kampanye mudah dimengerti, sehingga sampai kini masih diingat oleh para informan. Dalam penggunaan garam beryodium, informan tidak dipengaruhi umur dan pekerjaan, tetapi oleh pendidikan. Ketersediaan garam dan daya beli masyarakat sudah baik."
Universitas Indonesia, 2010
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library