Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rikawarastuti
"Perilaku seksual dapat merugikan anak jalanan karena akan memunculkan masalah kesehatan seperti kehamilan yang tidak diiginkan, abortus yang tidak aman, serta meningkatnya risiko untuk terkena Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk HIV/AIDS. Selain itu, dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak jalanan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual pada anak jalanan di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Medan dengan menggunakan data Save the Children yang didukung oleh USAID.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase perilaku seksual anak jalanan sebesar 6,9%. Faktor yang dominan mempengaruhi perilaku seksual adalah umur, kota, tempat tinggal, penggunaan napza, dan konsumsi rokok.
Dari penelitian ini disarankan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan desain penelitian dengan teknik pengambilan sampel systematic snow balling. Bagi LSM Pendampingan Anak Jalanan melakukan program penyuluhan kesehatan reproduksi menjadi agenda utama bagi anak jalanan secara intensif, konsisten, dan berkelanjutan. Dan, bagi lembaga donor agar memprioritaskan dana bantuan bagi pemberdayaan anak jalanan di kota Bandung dan Jakarta yang lebih memiliki peluang untuk terjadinya perilaku seksual.

Sexual behavior can give disadvantage among street children because it will be a health problem like unwanted pregnant, unsafe abortion, and increasing risk to Sexual Transmitted Diseases (STDs) include HIV/AIDS. And also it can be cause retardation for growing up and development.
This study has aimed to know the factors that association with the sexual behavior among street children in Jakarta, Bandung, Surabaya, and Medan using data from Save the Children with supported by USAID.
The result of this study showed that percentage of the sexual behavior is 6,9%. The dominant factors that influence the sexual behavior are age, city, shelter, using napza, and cigarette consume.
From this study, it has suggested to conduct the continue study using systematic snow balling sampling. For the NGO (Non Government Organization) like Save the Children could be done by communication, information, education of reproduction health with intensive, consistent, and continuity. And, for funding agencies, they have to be priority to empowerment among street children in Bandung and Jakarta that they have a chance to occur the sexual behavior.
References: 33 (1996 - 2003).
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T 11316
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rikawarastuti
"Penyakit periodontal merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut dengan
prevalensi cukup tinggi di Indonesia (60%). Diabetes melitus merupakan
salah satu faktor predisposisi terjadinya penyakit periodontal. Tujuan
penelitian adalah menganalisis hubungan diabetes melitus terhadap tingkat
keparahan jaringan periodontal. Jenis penelitian observasional analitik potong
lintang. Penelitian dilakukan di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa
Jakarta Selatan pada bulan Oktober - November 2014 dengan populasi
penelitian adalah pengunjung Puskesmas Kecamatan Jagakarsa.
Pengambilan sampel menggunakan simple random sampling sebanyak
122 orang. Status diabetes melitus didapat dari rekam medis poli penyakit
tidak menular. Analisis data menggunakan kai kuadrat dan regresi logistik
sederhana. Hasil penelitian menunjukkan proporsi penderita diabetes melitus
usia > 50 tahun mengalami kerusakan jaringan periodontal yang lebih
parah dibandingkan penderita diabetes melitus ≤ 50 tahun. Kelompok diabetes
melitus berisiko 3,5 kali mengalami keparahan jaringan periodontal
dibandingkan kelompok nondiabetes melitus, OR = 3,505 (1,609 ? 7,634),
nilai p = 0,002. Kelompok diabetes melitus tidak terkendali berisiko 2,5 kali
mengalami keparahan jaringan periodontal dibandingkan kelompok diabetes
melitus terkendali, nilai OR = 2,514 (0,892 ? 7,085), nilai p = 0,12
disebabkan ukuran sampel terlalu kecil. Penderita diabetes melitus lebih
berisiko mengalami keparahan jaringan periodontal dibandingkan dengan
nondiabetes melitus. Pada diabetes melitus tidak terkendali, risiko penyakit
periodontal semakin tinggi.
Periodontal disease is a teeth and oral health problem, with a quite high
prevalence in Indonesia (66%). Diabetes mellitus one of predisposing factors
of periodontal occurence. This study aimed to analyze relation between
diabetes mellitus and the severity of periodontal tissue. The study was observational
analytic study with cross-sectional design. The study was conducted
in Jagakarsa District Primary Health Care of South Jakarta on
October to November 2014 with the primary health care visitors as population.
Sample was taken using simple random sampling as much as 122 respondents.
Diabetes mellitus status was identified from the non-infectious
disease medical record. Data analysis used chi-square and simple logistic
regression. Results showed proportion of diabetes mellitus patients > 50
years suffered periodontal tissue damage more severe than ≤ 50 years old
patients. Diabetes mellitus group had 3.5 times risk of suffering severe periodontal
tissue than nondiabetes mellitus group, OR = 3.505 (1.609 -
7.634), p value = 0.002. Uncontrolled diabetes mellitus group had 2.5 times
risk of suffering severe periodontal tissue than controlled diabetes mellitus
group, OR = 2.514 (0.892 - 7.085), p value = 0.12 due too small size of sample.
Diabetes mellitus sample patients were more risky to suffer severe periodontal
tissue than nondiabetes mellitus patients. On uncontrolled diabetes
mellitus, the risk of periodontal disease was getting higher."
Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta I, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library