Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ridwan
Abstrak :
Penelitian ini berjudul Konflik Horizontal di Matraman Jakarta Timur di tinjau dari sudut ketahanan nasional. Penelitian ini dilakukan melalui metode atau pendekatan kualitatif dengan sifat/jenis penelitian deskriptif. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini meliputi : (1) Bagaimanakah sumber, bentuk dan sifat konflik horizontal di Matraman Jakarta Timur ? (2) Pihak mana saja yang terlibat konflik dan faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi ? (3) Solusi apa yang tepat dalam menyelesaikan konflik dalam rangka memperkuat sendi-sendi ketahanan nasional di wilayah Matraman Jakarta Timur ? Sejak tahun 1991 sampai dengan 2000 konflik antar kelompok masyarakat di Matraman Jakarta Timur terjadi sebanyak 28 (duapuluh delapan) kali dengan volume terbanyak terjadi pada bulan Juni tahun 2000 yaitu sebanyak 6 (enam) kejadian. Konflik terjadi karena perasaan superioritas anak-anak kompleks militer terhadap penduduk sipil disekitarnya. Dominasi / perasaan superioritas anak tangsi dimasa penjajahan terhadap pribumi/penduduk asli dianggap terbelakang itu berlanjut setelah kemerdekaan. Mereka tidak mau tabu perkembangan masyarakat sipil disekitar yang sadar akan hak-hak dan martabatnya. Konflik itu bertambah kuat dengan persaingan dibidang ekonomi dimasa pembangunan. Kalau semula kenakalan anak-anak tangsi itu dilandasi kesadaran jagoan, dikemudian merambah pada perebutan lahan sumber nafkah. Salah satu faktor pemicu konflik sosial horizontal berkepanjangan (antarwarga Berland dengan warga Palmeriam) di Matraman adalah akibat kematian Jerry (warga Berland). Warga Berland merasa dilecehkan oleh sikap pihak Hotel Mega Matra yang terletak di Kel. Palmeriam. Warga Berland mengaggap pihak Hotel dinilai tidak bertanggung jawab. Apalagi kasus kematian Jerry merupakan kasus yang ketiga kalinya, warga Berland tewas ditangan keamanan Hotel tersebut. Konflik merupakan buntut kekecewaan warga atas sikap pihak Hotel Mega Matra. Di satu sisi manajemen Hotel dinilai tidak bertanggung jawab atas perbuatan karyawannya, sedangkan pada sisi lain, warga Berland kecewa pada sikap aparat yang lamban menangkap pembunuh Jerry dan dilain pihak penduduk Palmeriam sering kali dikecewakan oleh pihak aparat keamanan yang tidak berani mengusut pelanggaran yang dilakukan oleh pihak anak-anak Berland mengingat kompleks militer, akibatnya kedua belah pihak yang bertikai cenderung untuk menghakimi sendiri. Dewasa ini konflik horizontal di Matraman bertambah parah karena persaingan lahan parkir dan lahan pedagang kaki lima. Dilain pihak tindakan aparat yang dianggap kurang tegas dalam menegakkan hukum, pada umumnya polisis tidak berani masuk tangsi (kompleks militer). Pembentukan forum komunikasi persaudaraan masyarakat Matraman adalah salah satu langkah yang tepat dalam menanggulangi konflik antar kelompok masyarakat (antar pemuda) di Matraman. Dan pelibatan tokoh pemuda pada setiap pertemuan dalam wadah tersebut diharapkan dapat menyelesaikan setiap permasalahan khususnya menyangkut konflik antarpemuda dapat diperkecil.
Horizontal Conflict in Matraman, East Jakarta in Term of National DefenseThis research entitled of Horizontal Conflict in Matraman, East Jakarta in term of national defense. The research was exercised by qualitative method or approach by the nature / range of descriptive research. The adopted problems in this research consist of (1) How the root, type and characteristic of Horizontal Conflict in Matraman, East Jakarta? (2) Which party involving in conflict and what factors formed the background of the issue? (3) What the appropriate solution should accomplish the conflict in the framework to strengthen of national defense principles in Matraman, East Jakarta district? Since 1991 up to year of 2000 conflict within society groups in Matraman, East Jakarta occurred of twenty eight times (28) with the most volume of incident on June year of 2000, that is of six (6) incidents. The conflict occurred is caused by there is superiority feeling in teenagers of military dormitory complex against civilian around them. Domination or superiority feeling of what called the tanksi' boy' in colonization era which is supposed to be the left behind to native or inhabitant that have been still taking place after the independence era. They do not curious about developing of civilian society surrounding that aware of the rights and values. The conflict should be forceful by competition in economy sector in development era. Supposing originally, juvenile delinquency of tanksi is based on awareness jargon, and then spread to fight of land to life. One of the trigger factors of horizontal social conflict for a long time conflict that is (between inhabitant of Bearland and Palmeriam) in Matraman is because of the death of Jerry (Bearland inhabitant). Those Bearland inhabitants were disparaged in attitude of Mega Matra Hotel party located in Sub District of Palmeriam. Bearland inhabitants considered that Hotel party is assessed irresponsible. And even the death of Jerry case is an incident case of the three times, Bearland inhabitant was killed in hand of the related Hotel security. That conflict is an aftermath of disappointment from inhabitant on attitude of Mega Matra Hotel party. On the one hand, the Hotel is assessed irresponsible in its employee action, but on the other hand, Bearland inhabitant disappointed to a languid apparatus manner to catch the killer of Jerry and the other hand, the Palmeriam inhabitant frequently are disappointed by Bearland boys, whereas military complex, consequently conflicting to the both parties tend to judge them. Nowadays, the horizontal conflict in Matraman increasingly to be in serious condition because brought about a competition at parking area and sidewalk shop area. On the other hand, the act of the apparatus is considered the less for upholding the law, ordinarily the police has no courage to enter to tanksi (military complex). The Arranging of Communication Forum of Brotherhood Matraman Inhabitant is one of the appropriate measures in coping with conflict inter society group (within youths) at Matraman. And involvement the youth personage on every occasion meeting in mentioned institution or umbrella organization expecting able to accomplish each issues especially in relating to conflict within the youth could be minimized.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11052
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan
Abstrak :
Dalam upaya melaksanakan program/kegiatan Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir memiliki tanggung jawab sebagai penyelenggara pembangunan sektor kesehatan baik secara teknis maupun non teknis yang bekerja sama dengan perangkat pemerintahan Kabupaten dan masyarakat, namun kinerja staf Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir sejalan dengan permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan program/kegiatan serta disiplin kerja itu pada tahun 2002 menunjukan penurunan produktifitas kerja. Secara faktual program/kegiatan dan pelaksanaan disiplin oleh pejabat struktural eselon IV sudah berjalan, akan tetapi belum optimal karena kemampuaniketerampilan dan komponen yang diperlukan belum memadai. Kinerja pejabat eselon IV Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir berkait dengan kinerja pejabat eselon III. Untuk mengetahui gambaran kinerja staf Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir dilakukan analisis terhadap sumber daya manusia dan perangkat yang mendukung program/kegiatan yang terkait dengan disiplin kerja dalam pencapaian kinerja tersebut. Analisis ini dilakukan dengan penelitian kualitatif terdiri dari 6 orang pejabat struktural eselon III melalui wawaneara mendalam, 16 orang pejabat struktural eselon IV melalui diskusi kelompok terarah, dan 6 orang staf yang tidak menduduki jabatan struktural melalui wawancara mendalam dan self assesment tentang penilaian produktivitas serta ketepatan waktu dalam mengikuti apel pagi di Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir. Dari penelitian ini didapat gambaran tentang kinerja pejabat eselon IV disarnping itu tentang tersedianya sumber daya dan kurang tepatnya penempatan, fasilitas kurang memadai, pelaksanaan koordinasi, dan lemahnya penerapan sanksi oleh atasan. Semua ini berpengaruh terhadap pencapaian kinerja staf Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir pada tahun 2002. Disarankan penempatan karyawan dilakukan sesuai dengan keterampilannya, pemenuhan kebutuhan fasilitas kerja, perhatian terhadap insentif dan kesejahteraan, penerapan ketaatan sistem kerja, peningkatan koordinasi dan kesadaran tanggung serta peningkatan kemampuan diri yang tarus menerus untuk pekeraaan yang menjadi tanggung jawabnya. ......An Analysis of Staffs' Work Performance of Indragiri Hilir District Health Office The Province of Riau in 2002 District Health Office of Indragiri Hilir is in charge as the organizer of health sector development, technically and non-technically the office works together with the district government and community in carrying out every programs/activities. However in 2002 the staffs performance of District Health Office of Indragiri Hilir showed decline of work productivity although the programs/activities and application of work discipline by structural officials of echelon IV was done it was not optimal due to lack of ability and as well as inadequate skills and necessary components. The work performance of echelon IV officials in Indragiri Hilir District is strongly related to the work performance of echelon III officials. To know the picture of their work performance, a research was done to analyze factors of human resources and every unit that support the operation of the program/activities and the discipline applied. The analysis was conducted using qualitative method an informant including 6 persons from the structural officials of the echelon III through in-depth interview, 16 structural officials of echelon IV through focused group discussion, and 6 officials of non-structural position, through conducted an in-depth interview and self assessment about productivity assessment and punctuality of presence in the morning name roll call. From this research, it is known that the low work performance of echelon 1V officials is due to the misplacement, inadequate facilities, unsatisfactory work arrangement in application and weakness of sanction from the superior, As a result, these factors affected the achievement of work performance of District Health Office staffs of Indragiri Hilir Regency in 2002. This Thesis suggested that the placement of staffs is done based on their skills, with the fulfilment of adequate working facilities with proper, incentive and prosperity, also the work system should be obeyed, coordination and together with the responsibility awareness should be increased and continuously increased self competence of works and their responsibilities.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T11253
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan
Abstrak :
Masalah ISPA di Indonesia sekarang menyebabkan sekitar 36 % kematian bayi dan 13 % kematian anak balita. (SKRT 1992). Dan dari segi pemanfaatan pelayanan kesehatan, baru sekitar 64,5% balita ISPA yang memanfaatkan fasitas pelayanan kesehatan selebihnya ke dukun, diobati sendiri dan didiamkan (SDKI,1991), pada tahun 1994 proporsi tersebut turun menjadi 62,8% (SDKI, 1994). Disain penelitian ini adalah cross sectional study dengan analisis case control data SDKI 1994. Tujuan penelitian untuk melihat hubungan keterpaparan media komunikasi ibu balita dengan pemanfaatan pelayanan keschatan untuk balita ISPA, dan yang mempengaruhi hubungan tersebut. Untuk mengetahui besarnya hubungan dilakukan perhitungan Odds ratio melalui analisis multivariat unconditional logistic regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemaparan media komunikasi berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan, OR = 1,28 (95 % CI= 0,931-1,701), umur ibu tidak berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan OR = 1,06 (umur 25-36 tahun) dan OR=0,84 untuk umur >36 tahun, pendidikan ibu ? SLIP, OR= 2,02 (95% C1;1,58-2,58), status kerja rutin ibu OR= 0,76 (95% CL 0,61-0,93), begitu juga jumlah anak E 3 orang OR = 0,71(95 % CI.0,57-0,88), status sosial ekonomi sedang OR =0,79 (95% CL0,69-0,93), sedangkan sosial ekonomi tinggi, OR = 1,76 (95% CI, 1,49-2,09). Dan faktor anak yang diteliti, umur anak 2-12 bulan OR= 1,16 (95 % Cl. 0,96-1,40), umur > 12 bulan , OR= 1,05 (95% CL4,88-1,26) dan adanya penyakit penyerta, OR =1. Jenis kelamin pria OR=1,30 (95% CI, 1,05-1,30), dan jumlah hari sakit > 3 hari OR = 1,65 (95% C1=I,33-2,05). Tipe daerah urban dengan OR= 1,84 (95% CI,1,41-2,39), wilayah Jawa Bali dengan OR-1,45 (95% CI,1,09-1,92), dan pendidikan suami ? SLIP OR=1,87 (95% CI, I,49-2,36),. Kesimpulan, hubungan pemaparan media komundcasi ibu balita dengan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan untuk balita ISPA, dengan analisis multivariat nilai OR murni = 1,2798 (95 % CL0,931-1,701), secara statistik menjadi borderline (hampir bermakna), dan ditemukan fariabel pendidikan ibu, jumlah hari saldt, jenis kelamin anak, dan sosial ekonomi ibu berperan terhadap hubungan keterpaparan media komunikasi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Saran penelitian ini adalah perlunya peningkatan upaya komunikasi informasi dan edukasi tentang manfaat pelayanan kesehatan untuk balita ISPA dalam rangka menekan angka kematian bayi dan balita, melalui media yang dapat dengan mudah dicerna (misalnya ; bahasa setempat) dan dapat dijangkau oleh masyarakat, serta meningkatkan penyuluhan lewat tatap muka khususnya ibu balita atau keluarga yang terhbat langsung dalam perawatan balita terutama di wllayah Luar Jawa-Bali.
Acute Respiratory Infection (ARI) issue in Indonesia has caused of around 36 % of baby mortality and 13 % of children ( SKRT 1992). It is reviewed through medical service utilization , just around 64.5% of ARI in children being utilized a medical service facility, and the rest going to shaman, self treated and ignored (SDKI, 1991), in the year of 1994 such proportion has decreased of 62.8 % (SDKT,1994). This research design shall mean a cross sectional study through analysis of case control of secondary data of IOBS 1994. The purpose of this research is to observe the relation on exposure of communication media for mother of children through medical service utilization for ARI and the factors there to which may affect such relation. In order to acknowledge how far such relation may be taken into consideration of Odds Ratio through analysis of multivariat unconditional logistic regression. This research result shows that the exposure of communication media is related to the medical service utilization, OR = 1.28 (95 % CI = 0.931 - 1.701), age of mother is not related to medical service utilization OR = 1.06 ( age of 25 - 36 years), and OR 0.84 for age > 36 years, mother education ? SLIP , OR=2.02 (95 % CI; 1.58-2.58), mother's routine work status OR = 0.76 (95 % C1;0.61-0.93), and also amount of children < 3 person OR = 0.71, middle economic social status OR = 0.79, while high economic status , OR = 1.76 (95% CI; 1.49 - 2.09), pursuant to factor of children being observed, age of children 2 - 12 months OR = 1.16 (95 % CI; 1.96 - 1.40), age > 12 months, OR =1.05 and disease suffered , OR = 1, sex of male OR = 1.30 (95 % CI; 1.05 - 1.30) and amount of sick days OR = L65 (95 % CI; 1.33 - 2.05). Type of urban area OR = 1.84 (95 % CI; 1.41 - 2.39), Java Bale region , OR = 1.45 (95 % CI; 1.09 - 1.92), and husband education ? SLTP OR = 1.87 (95 % CI; 1.49 - 2.36). Conclusion, relation on exposure of communication media for mother of children under five through medical services utilization for ARI in children under five through analysis of multivariate 5nds OR adjust value = 1.2798 (95 % CI; 0.931 - 1.701), statistically being borderline (almost meaning), and then it is found that variable of mother education, amount of sick days, sex of children and mother social economy may affect to relation on exposure of communication media through medical service utilization. In this agreement, it is suggested that the improvement effort of communication, information and education concerning medical service utility for ARI in children in the framework of decreasing baby mortality, through media which is easy to understand are required (local language) and may be reached out by public, and also by providing information fare to face particularly with mother of children under five or family being directly involved in taking care of children particularly outside of Java- Bali.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan
Abstrak :
Proses perlakuan terhadap udara dengan mengatur suhu, kelembaban, kebersihan, pengaluran kecepatan, dan penyisihan partikel dari uap beracun telah dimanfaatkan manusia baik untuk kenyamanan (comfort) maupun untuk keperluan industri. Terdapat beberapa metode atau cara yang dikenai dalam pengkondisian udara, salah satu diantaranya adalah dengan menggunakan sistem pendinginan evaporatif (evaporative cooling). Dengan metode pendinginan evaporatif udara dikondisikan agar temperatur yang berupa kalor sensibel diturunkan suhunya dengan menaikan kelernbaban dalam bentuk kalor iaten (kandungan uap air). Untuk menurunkan temperatur dan menaikkan kelembaban udara maka diperlukan media yang dapat memberikan perpindahan kalor dan massa dari udara dengan media tersebut. Pada pendinginan evaporatif air pengisi disirkulasikan oleh suatu pompa sehingga media evaporatif (wet-pad) menjadi basah atau mengandung air. Pada saat udara dialirkan maka terjadi kontak anmra aliran udara dari fan dengan air sirkulasi pada wet-pad sehingga terjadi evaporasi dari air ke aliran udara. Pada penelitian ini dilakukan pengujian terhadap suatu Direct evaporative Cooler jenis aliran silang (crossflow) buamn Munters. Data-data berupa temperatur diukur dengan menggunakan termokopel dan data acquisition control system HP 3497A. Dari hasil pengujian dan pengolahan data diperoleh bahwa pada kondisi temperatur air sirkulasi normal ( 25 °C), terjadi penurunan temperatur bola kering udara rata-rata 3.4 °C clan kenaikan rasio kelcmbaban 1,25 gr uap air/kg udara kering pada temperatur bola basah relatif konstan. Pada temperatur air sirkulasi dingin (dibawah 20 °C) teriadi penurunan temperatur bola kering 6,2 °C, temperatur bola basah 1.9 °C dan rasio kelembaban udara juga turun 0,3 gr uap air/ kg udara kering. Dan pada saat temperatur air sirkulasi dipanaskan (diatas 30 °C) maka terjadi kenaikan balk temperatur maupun kelernbaban udara. Tempcramr bola kering naik 1°C, bola basah 4 °C serta rasio kelembaban naik sebesar 6,6 gr uap air / kg udara kering.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T6577
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan
Abstrak :
Penyebab efektivitas organisasi antara lain adalah struktur dan proses organisasi. Hasil penelitian terdahulu membuktikan terdapat korelasi positif antara struktur organisasi dan efektititas organisasi. Beberapa komponen struktur yang dapat mempengaruhi efektivitas organisasi adalah sentrailsasi-desentralisasi kewenangan dan kekuasaan. Efektivitas organisasi juga dapat diukur dari kapabilitas dan kepemilikan; efektivitas operasional; sirategi dan kepemimpinan; serta kepercayaan dan motivasi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan hubungan proses organisasi dengan efektivitas organisasi dalam pelayanan keperawatan pada struktur organisasi dengan pendekatan sentralisasi dan desentralisasi di RSUD Dr. Soedarso Pontianak. Disain penelitian adalah deskriptif komparatif yaitu mencari hubungan antara proses organisasi (komunikasi; pengambilan keputusan; sosialisasi karir dan jenjang karir) dengan efektivitas organisasi pada pendekatan sentralisasi dan desentralisasi, kemudian hasilnya dibandingkan. Kuesioner disebarkan kepada 104 responden yang merupakan total sampel, yaitu perawat pelaksana yang diplih berdasarkan kriteria inklusi yang telah ditetapkan. Uji hubungan antara variabel independen dan dependen serta uji beda untuk setiap variabel pada pendekatan sentralisasi dan desentralisasi menggunakan analisis Chi-square. Analisis multivariat dilakukan dengan uji regresi logistik prediksi. Hasil analisis dengan a = 0.05 menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara proses organisasi dengan efektivitas organisasi, baik pada pendekatan sentralisasi maupun desentralisasi. Hasil penelitian juga menunjukkan efektivitas organisasi pada pendekatan sentralisasi sebesar 31,7 %, sedangkan pada pendekatan desentralisasi sebesar 42,3 %. Hasil uji beda menunjukkan ada perbedaan proporsi antara pengambilan keputusan dan sosialisasi karir dan jenjang karir, namun tidak ada perbedaan proporsi pada komunikasi dan efektivitas organisasi pada pendekatan sentralisasi dan desentralisasi. Hal ini dapat terjadi karena kurang efektifnya proses organisasi dan kurangnya sumber daya manusia manajerial. Untuk ini pihak manajemen RSUD Dr. Socdarso Pontianak perlu melakukan evalusi struktur organisasi pelayanan keperawatan, mengembangkan instrumen pengambilan keputusan dan memrumuskan sosialisasi karir dan jenjang karir yang jelas dan objektif demi peningkatan efektivitas rumah sakit sebagai sebuah organisasi pelayanan publik.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
T22856
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan
Abstrak :
Ekspor memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan nasional. Ekspor berperan dalam perolehan devisa, penerimaan pemerintah serta dapat menarik investasi dari dalam dan luar negeri. Dari keseluruhan ekspor non migas, peranan sektor kehutanan cukup besar, khususnya Wood Base Panel yang kontribusinya mencapai 10% dari total ekspor Indonesia. Tesis ini menelaah determinan ekspor Wood Base Panel Indonesia Ke Jepang periode tahun 1980-2000. Model persamaan ekspor yang dipakai dianalisis dari sisi perrnintaan dan penawaran ekspor yang saling berinteraksi membentuk persamaan simultan. Variabel variabel yang dianalisis adalah harga ekspor, harga domestik, kapasitas produksi, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika, Nilai Tukar Yen terhadap Dolar Amerika, Harga Dunia serta Gross Domestic Product Jepang. Persamaan simultan tersebut diestimasi dengan menggunakan metode Two Stage Least Square (TSLS). Dan analisis yang dilakukan diperoleh hasil Pada persamaan penawaran, pengaruh variabel exogenous secara individual yaitu harga ekspor (PX) berpengaruh positif dan signifikan dengan koefisien elastisitas 0,06, kapasitas produksi (KP) berpengaruh positif tapi tidak signifikan dengan koefisien elastisitas 0,16 Harga domestik (PD) berpengaruh negatif dengan koefisien elastisitas 0,39 , dan real exchange rate rupiah terhadap dolar AS (RERI) berpengaruh positif dan signifikan dengan koefisien elastisitas sebesar 0,13. Pada persamaan permintaan, secara individu variabel harga ekspor (PX) mempunyai pengaruh positif dan signifikan dengan koefisien elastisitas sebesar 0,31. Harga dunia (PW) berpengaruh positif dan signifikan dengan koefisien elastisitas sebesar 16,31. Gross Domestrk product Jepang ( GDPJ) berpengaruh positif dan tidak signifikan engan koefisien elastisitas 0,06. Real Exchange Rate Jepang terhadap Dolan Amerika (RERJ) berpengaruh positif dan tidak signifikan dengan koefisien elastisitas 0,001. Secara bersama-sama variabel PX, PW, GDPJ dan RERI dapat menentukan variasi variabel perrnintaan ekspor Wood Base Panel Indonesia ke Jepang.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20601
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T25302
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T32850
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan pengembangan dan mengevaluasi derajat kompleksitas berbasis bukaan MLC statik menggunakan pengukuran detektor matrix Octavius, EPID, film Gafchromic dan dosis titik dan membandingkannya dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Pengukuran derajat kompleksitas disarankan menjadi bagian program jaminan mutu teknik penyinaran intensity modulated radiation therapy IMRT dan volumetric modulated arc therapy VMAT . Serangkaian bukaan MLC statik berukuran kecil dan tak beraturan dibuat dalam penelitian ini untuk mewakili bukaan MLC statik pada teknik IMRT dan VMAT. Selanjutnya dilakukan perbandingan antara perbedaan dosis dose difference perhitungan TPS dengan hasil pengukuran detektor matriks Octavius, EPID dan film Gafchromic menggunakan perbandingan perbedaan dosis global piksel per piksel dengan kriteria passing rate 3 mm, 3 . Hasil perbandingan dosis tersebut bervariasi antara 72,67 sampai 100 . Nilai derajat kompleksitas dihitung menggunakan edge area metric, edge metric, converted aperture metric, modulation complexity score, rasio MU/Gy dan circumference per area dengan nilai korelasi Pearson nilai-r menunjukkan hubungan yang cukup linier terhadap kompleksitas bukaan MLC statis dengan nilai bervariasi antara -0.688 sampai dengan -0.999 untuk pengukuran film gafchromic dan -0.714 sampai dengan -1.000 untuk pengukuran EPID.
ABSTRACT
The purpose of this study was to develop and to evaluate complexity metrics based on static MLC openings by using Octavius Detector, EPID, Gafchromic Film, and point dose measurement, and then compares them to the previous study. Complexity metrics have been suggested to be a part of quality assurance program for intensity modulated radiation therapy IMRT and volumetric modulated arc therapy VMAT techniques. A set of small and irregular static MLC openings were created as a representative of IMRT and VMAT radiation field segment. Furthermore, the dose difference between calculated and measured are evaluated using a pixel by pixel comparison with global dose difference criteria of 3 mm, 3 . The dose difference results were variated between 72.67 and 100 . The complexity scores was calculated by the edge area metric, edge metric, converted aperture metric, modulation complexity score, MU Gy ratio and circumference per area, show good linear those complexity metrics of the static MLC opening with the Pearson rsquo s r values variated between 0.688 and 0.999 for gafchromic film measurement and between 0.714 and 1.000 for EPID measurement.
2017
T48551
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>