Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ria Margiana
Abstrak :
Pendahuluan: Perubahan fisiologi paru pascanatal berkaitan dengan berbagai perubahan mikroskopik paru, terutama jaringan alveolar paru, baik pada komponen interstisial maupun epitelnya. Interstisial paru akar mengalami penebalan yang diduga disebabkan oleh perubahan komposisi serat-seratnya, terutama kolagen. Namun, perubahan tersebut masih dalam perdebatan dan proses yang mendasarinya masih belum jelas. Komponen epitelium yang mengalaml perubahan adalah pneumoslt II. Rasio pneumosit II terhadap pneumosit I diduga menurun dengan bertambahnya usia. Penurunan ini tentunya akan berpengaruh pada fungsinya dalam menjaga ketersediaaan surfaktan paru. Untuk memelihara fungsi vital dan normal sintesis surfaktan, jaringan paru juga bergantung pada ketersediaan glukosa karena glukosa merupakan komponen pembentuk batang tubuh gliserol (glycerol backbone) surfaktan. Pada proses penuaan, telah dilaporkan terjadinya akumulasi glikogen pada otak, otot rangka dan ginjal, sehingga ada pendapat bahwa glikogen merupakan penanda sel yang menua (senescence cell). Meskipun demikian, penelitian tentang akumulasi glikogen pada jaringan paru yang menua belum pemah dilaporkan. Penelltian ini bertujuan untuk mengamati perubahan gambaran" mikroskopik parenkim paru, terutama jaringan interstisial dan pneumosit II pada tikus Sprague-dawley berbagai kelompok usia pascanatal. Desaln: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional untuk mengetahui korelasi antara usia dengan ketebalan jaringan interstisial, jumlah serat kolagen interstisial, penumpukan glikoprotein dan glikogen dalam jaringan interstisial, rasio pneumositll terhadap pneumosit I, dan akumulasi glikogen dalam pneumosit II. Uji korelasi dilakukan dengan uji korelasi Spearman ~0,05) dengan bantuan program SpSS 17. Metode: Penelitian dilakukan pada tikus Sprague-dawley usia 2 han (n=6) , 4 hari (n=6), 10 hari (n=6), 16 hari (n=6), 3-4 bulan (n=6) dan lebih dan 12 bulan (n=6). Setelah difiksasi, jaringan paru dipotong dengan ketebalan 5~m dan dlwama dengan trichrome Mason untuk memvisualisasikan kolagen dan dengan periodic acid Schiff untuk memvisualisasikan glikoprotein dan glikogen. Hasll: Terdapat korelasi kuat antara usia dengan penumpukan glikoprotein dan glikogen dalam interstisial (r=0,712), korelasi sedang antara usia dan jumlah serat kolagen interstisial (r= 0,687) dan korelasi lemah antara usia dengan ketebalan jaringan interstisial (r=0,291 pada sediaan trichrome Mason, dan r=O,365 pada sediaan PAS), dan akumulasi glikogen dalam pneumosit II (r=O,266). Namun, tidak ada korelasi antara usia dan rasio pneumosit " terhadap pneumosit I (r=0,123). Keslmpulan: Dengan bertambahnya usia, maka pada jaringan interstisial paru akan terjadi peningkatan ketebalan, peningkatan serat-serat kolagen, serta penumpukan glikoprotein dan glikogen. Sedangkan pada epitel paru, terdapat akumulasi glikogen dalam pneumosit II, tetapi tidak terbukti adanya penurunan rasio pneumosit " terhadap pneumosit I. .....Background: Physiological changes in postnat4nQ'Are associated with a variety of microscopic changes in the lung, especially th~lar lung tissue, both in the interstitial and epithelial component. The thickness of interstitial tissue will increase, which is supposed to be due to changes in the fiber composition, particularty collagen. However, that change is still in debate and the underlying process is stili unclear. The epithelial component changes in its pneumocyte II. The ratio of pneumocyte II against pneumocyte I is supposed to decline with age. This decrease will certainly affect their function in maintaining the supply of pulmonary surfactant. To maintain normal vital function and synthesis of surfactant, lung tissue depends on the availability of glucose because glucose is the building blocks of surfactnanfs glycerol backbone. In the aging process, glycogen accumulation in th~ brain, skeletal muscle and kidney has been reported. This leads to the idea that, glycogen is a marker for senescenCe cells. Nevertheless, studies on glycogen accumulation in aging lung tissue have not been reported yet. This study aims to observe the microscopic changes of the lung tissue, both the interstitial tissue and pneumocyte II of various postnatal ages groups of Sprague-dawley rats. Design: This was an observational analytical study to analyze the correlation between age and the thickness of the interstitial tissue, the thickness of interstitial collagen fibers, glycoprotein and glycogen accumulation in the interstitial, pneumocyte 1111 ratio, and glycogen accumulation in pneumosit II. Correlation tests were performed with Spearman correlation test (p ~ 0.05) using SPSS 17 for Windows. Methods: The study was conducted on 2 days (n = 6), 4 days (n = 6),10 days (n = 6), 16 days (n = 6), ~ months (n = 6) and more than 12 months (n = 6) Spraguedawley rats. Lung tissue was fixed, cut with a thickness of 5JJm and stained with Mason's trichrome to visualize collagen and with periodic acid Schiff to visualize glycoprotein and glycogen. Results: There was a high correlation between age and glycoprotein and glycogen accumulation in the interstitial (r=0.712), a moderate correlation between age and the amount of interstitial collagen fibers (r = 0.687), and a low correlation between age and the thickness of the interstitial tissue (r = 0.291 for the trichrome Mason preparation and 0.365 for the PAS preparation) and glycogen accumulation in pneumocyte II (r = 0.266). However, there was no correlation between age and pneumocyte 1111 ratio (r=0.123). Conclusion: With increasing age, the interstitial lung tissue will Increase in its thickness, collagen fibers, and glycoprotein and glycogen accumulation. Wlereasin the lung epithelium, there is an accumulation of glycogen in pneumocyte II, but there is no evidence of pneumositlill ratio decline.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
T58024
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Margiana
Abstrak :
Latar belakang: Cedera saraf perifer merupakan komplikasi trauma ekstremitas pada 3-10 pasien yang menyebabkan kelainan fungsi normal saraf. Terapi sel punca mesenkimal MSC telah banyak dikembangkan untuk regenerasi sel dan jaringan. Conditioned medium CM yang berasal dari tali pusat MSC-TP manusia dalam regenerasi saraf perifer belum banyak diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan perbaikan fungsi dan struktur saraf perifer. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan 36 ekor tikus putih Rattus norvegicus berumur 2-3 bulan dengan berat badan berkisar 250-300 g. Penelitian dilakukan di laboratorium RSCM-FKUI dan Pusat Penelitian dan Pengembangan selama 3 tahun. Hewan coba dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok kontrol atau sham SH , terapi standar ST , dan perlakuan conditioned medium MSC-TP CM . Penelitian dibagi menjadi dua jangka waktu, yaitu jangka pendek 7 hari pasca operasi HPO dan jangka panjang 70 HPO . Pemeriksaan yang dilakukan adalah analisis berjalan, elektrofisiologi dan imunohistokimia. Hasil: Hasil pemeriksaan fungsi motorik SFI, TFI, PFI, Q1-Q4 dan TOA , kelompok CM menunjukkan kesembuhan yang lebih cepat dibanding kelompok ST. Hasil gambaran elektrofisiologi, kelompok CM memiliki kecepatan konduksi saraf NCV lebih baik dibandingkan kelompok ST. Berdasarkan gambaran histologis, pewarnaan HE menunjukkan jumlah sel saraf yang lebih banyak pada kelompok CM dibanding kelompok ST pada hari ke-7 HPO dan 70 HPO. Pewarnaan TB menunjukkan diameter selubung mielin yang lebih tebal pada kelompok CM dibandingkan kelompok ST pada hari ke-7 HPO dan 70 HPO. Marker CD34 menunjukkan jumlah pembuluh darah memiliki hasil pada kelompok CM yang mendekati kelompok SH pada hari ke-7 HPO dan 70 HPO. Marker S100 menunjukkan persentase yang lebih banyak pada kelompok CM dibanding kelompok ST pada hari ke-7 HPO dan 70 HPO. Kesimpulan: CM MSC-TP mampu memberikan pengaruh terhadap perbaikan struktur dan fungsi saraf perifer pascacedera saraf pada kelompok CM hari ke-7 HPO.
Background Peripheral nerve injury is a complication of extremities trauma in 3 10 of patients causing the dysfunction of nerve. Mesenchymal stem cell conditioned medium MSC CM is used as therapy to regenerate cells and tissues. However, the ability of human umbilical cord derived mesenchymal stem cell conditioned medium HU MSC CM in regenerating peripheral nerves has not been known. This research aimed to compare the functional and structural repairs of peripheral nerve. Method This study is an experimental research using 36 rats of Sprague Dawley Rattus norvegicus strain aged 2 3 months with body weight ranging from 250 to 300 grams. The research was conducted in various laboratories at RSCM FKUI and the Center for Health Research and Development for three years. The experimental animals were divided into 3 groups, namely the control group SH , the standard therapy treatment group ST , and the conditioned medium treatment group CM . The research was divided into two stages consisting of a short term research of 7 days of post surgery PS and a long term research 70 PS . The examinations performed were in the form of motor function for the walking analysis, electrophysiology, and immunohistochemistry. Result Based on the examination of motor function SFI, TFI, PFI, Q1 Q4, and TOA , the CM group showed faster recovery compared to the ST group. Based on the electrophysiological images, the CM group was able to have a better nerve conduction velocity NCV compared to the ST group. Based on the histological images, HE staining showed a higher amount of all nerve cells in the CM group compared to the amount in the ST group on the 7th day of PS and 70th day of PS. TB staining showed a thicker myelin sheath diameter in the CM group than that in the ST group on the 7th day of PS and 70th day of PS. CD34 marker showed that the number of blood vessels of the CM group was close to that of the SH group on the 7th day of PS and 70th day of PS. S100 marker had a higher percentage in the CM group compared to the ST group on the 7th day of PS and 70th day of PS. Conclusion HU MSC CM is able to affect the functional and structural repairs of the peripheral nerve after nerve injury in the CM group on the 7th day of PS.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library