Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rhea Putri Ulima
"Trikuriasis merupakan penyakit dengan prevalensi tinggi di Jakarta Timur sehingga diperlukan pengetahuan yang diberikan kepada orang yang memiliki risiko tinggi trikuriasis. Anak-anak di Jakarta Timur rentan terhadap trikuriasis karena hidup di lingkungan padat dengan sanitasi terbatas seperti pesantren sehingga perlu diberikan penyuluhan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan mengenai gejala dan pengobatan trikuriasis dan karakteristik santri. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Pengambilan data dengan cara pengisian kuesioner dilaksanakan di Pesantren X, Jakarta Timur pada tanggal 22 Januari 2011. Sampel penelitian diambil dengan metode total sampling. Kuesioner berisi karakteristik santri dan pertanyaan mengenai gejala dan pengobatan trikuriasis. Hasilnya menunjukkan dari 154 santri sebanyak 104 santri (67,5%) memiliki < 3 sumber informasi dan 50 santri (32,5%) memiliki > 3 sumber. Sumber informasi paling berkesan adalah dokter (51,9%). Sebanyak 1 santri (0,6%) berpengetahuan baik, 18 santri (11,7%) cukup dan 135 santri (87,7%) baik. Hasil uji Kolmogorov-smirnov menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05) antara tingkat pengetahuan santri dengan jenis kelamin, tingkat pengetahuan, jumlah sumber informasi, dan sumber informasi paling berkesan.

Trichuriasis is a disease with a high prevalence in East Jakarta, so it requires the knowledge that given to people who have a high risk of trichuriasis. Childern in East Jakarta are vulnerable because they lived in crowded environments with limited sanitation facilities such as boarding school (pesantren) that needed to be educated. The porpose of this study was to determine the level of knowledge about symptoms and treatment of trichurasis and demographic characteristic of students. This study design is cross-sectional. Retrieval of data bye filling in the questionnaire conducted in Pesantren X, East Jakarta on Januari 22, 2011. Samples were taken with a total sampling method. The questionnaire contains demographic characteristics of students, and questions about symptoms and treatment of trichuriasis. The result showed 104 students of 154 students (67,5%) had < 3 sources of information and 50 students (32,5%) had > 3 sources. The most impressive source of information was doctor (51,9%). There is one student (0,6%) with good knowledge, 18 fair students (11,7%), and 135 students (87,7%) with poor knowledge. The results of data analysis by Kolmogorov-Smirnov test showed no significant difference (p>0.05) between the knowledge level of students by sex, education level, number of information sources, and the most impressive source of information.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhea Putri Ulima
"Pendahuluan. Saat ini, infeksi daerah operasi (IDO) tetap menjadi komplikasi paling umum dari prosedur bedah. Dalam pencegahannya, antibiotik profilaksis menjadi pilihan pertama dan menyebabkan penggunaan antibiotik yang tinggi. Namun, pemberian antibiotik harus didasarkan pada strategi, yaitu stewardship. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menilai penggunaan antibotik menggunakan metode Gyssens. Metode Studi kohort retrospektif menganalisis pemberian antibiotik pada sebagian besar operasi elektif besar, termasuk tiroidektomi, mastektomi, dan kolesistektomi yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia dari Januari hingga Juli 2023. Indikasi, jenis, dosis, waktu, interval, durasi, dan rute pemberian adalah variabel yang diteliti. Hasil Dari 191 subjek yang menjalani prosedur bedah elektif paling umum, 30 menggunakan antibiotik kombinasi. Kategori Gyssens 0 terdiri dari 165 subjek (86,5%), dan 11 subjek (5,8%) diklasifikasikan sebagai kategori IIA, yang menunjukkan dosis yang tidak sesuai (tidak memadai, tidak mencukupi). Ketidakakuratan penggunaan antibiotik teridentifikasi sebagai pemberian pada waktu yang salah (5,8%), pemilihan antibiotik yang kurang tepat (3,1%), dosis yang salah (2,6%), dan waktu pemberian yang tidak tepat (2,1%). Hubungan antara kategori Gyssens dengan SSI menunjukkan nilai p > 0,05 dengan odds ratio 1, yang menunjukkan bahwa pemberian antibiotik yang sesuai maupun tidak sesuai dari kategori Gyssens tidak menunjukkan hubungan pada kejadian IDO atau non-IDO. Kesimpulan Tingkat kepatuhan penatagunaan antibiotik pada kasus bedah elektif terbanyak di Departemen Bedah RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo yang dinilai menggunakan alur Gyssens mencapai 86,4% dan memerlukan perbaikan.

Introduction. Nowadays, surgical site infections (SSI) remain the most common complication of surgical procedures. In prevention, the prophylactic antibiotic is the first option and somehow leads to the high use of antibiotics. However, antibiotic administration should be based on the strategies, which is the stewardship. Thus, the study aimed to assess using Gyssens' method. Method. A retrospective cohort study analyzed the antibiotic administration of most major elective surgeries, including thyroidectomy, mastectomy, and cholecystectomy proceeded in Dr. Cipto Mangunkusumo General Hospital, Jakarta, Indonesia from January to July 2023. Indication, type, dosage, timing, interval, and duration and route of administration were the variables of interest. Results. Of 191 subjects who underwent the most common elective surgery procedures, 30 used combination antibiotics. Gyssens category 0 consists of 165 subjects (86.5%), and 11 subjects (5.8%) were classified as category IIA, indicating inappropriate dose (inadequate, insufficient). Inaccuracies were identified as mistimed administration (5.8%), less effective antibiotic selection (3.1%), incorrect dosage (2.6%), and inappropriate timing (2.1%). The association of Gyssens categories with SSIs showed a p–value of > 0.05 with an odds ratio of 1, indicating that both appropriate and inappropriate antibiotics of the Gyssens category showed no impact on SSIs or non–SSIs. Conclusion. The adherence to antimicrobial stewardship in the most common elective surgery in the Department of Surgery, dr. Cipto Mangunkusumo General Hospital was 86.4 and subjected to improvement."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library