Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Retno Gitawati
Abstrak :
Ruang Lingkup Penelitian: Mekanisme terjadinya cedera sel akibat iskemia masih belum jelas, namun ada petunjuk kuat bahwa radikal bebas merupakan salah satu penyebab cedera sel ireversibel. Salah satu cara untuk meneliti peran radikal bebas adalah melalui suatu pendekatan tidak langsung, dengan melihat efek suatu obat yang pernah diteliti terhadap iskemia. Beberapa penelitian telah menunjukkan cedera sel akibat induksi iskemialreperfusi dapat dicegah dengan menghambat influks masif Ca++ ke dalam sel; hal ini mungkin terkait dengan netralisasi radikal bebas oksigen. Belum diketahui dapatkah verapamil juga mencegah kerusakan sel hati akibat iskemia global yang dilanjutkan reperfusi. Penelitian ini bermaksud mengamati efek verapamil terhadap pengaruh iskemia global pada model perfusi hati ex vivo, menggunakan tikus W i s t a r (galur "P3M - BPPK" ), 21 ekor, dibagi acak dalam tiga kelompok: kontrol (K); iskemik tanpa verapamil (IS ); iskemik dengan verapamil (IV). Perfusi ( resirkulasi) menggunakan medium Krebs-Henseleit, dijenuhkan dengan gas karbogen (95% 02 : 5% C02), suhu 370 C dan pH 7,4 selama 15 menit, dilanjutkan iskemia global 60 menit dengan reperfusi 30 menit; verapamil (2.4 mg) dimasukkan ke dalam perfusat (300 ml) 15 menit sebelum iskemia. Viabilitas sel hati dinilai dengan mengukur aktivitas GPT perfusat pada menit ke- 15, 75, 105 dan histopatologi sel hati dengan melihat derajat penyerapan trypan biru pada akhir eksperimen. Hasil dan Kesimpulan: Verapamil 0.008 mg/ml perfusat dapat mencegah cedera sel ireversibel setelah iskemia global selama 60 menit, yang ditunjukan dengan tidak adanya peningkatan aktivitas GPT yang bermakna (p<0.05) pada kelompok IV dibandingkan kontrol dan derajat penyerapan trypan biru minima!. Tetapi setelah 30 menit reperfusi tampaknya verapamil tidak dapat mencegah peningkatan aktivitas GPT (p<0.05), walaupun sel-sel hati masih relatif normal. Peningkatan aktivitas GPT agaknya lebih disebabkan perubahan permeabilitas membran daripada adanya kerusakan sel yang nyata. Mekanisme proteksi verapamil terhadap kerusakan sel hati tidak diketahui, mungkin tidak melalui penghambatan influks Ca++ berlebihan, karena medium digunakan bebas Ca++ ; kemungkinan mekanisme melalui penetralan radikal bebas oksigen masih perlu dibuktikan.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1992
T1936
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Gitawati
Abstrak :
Household storage of pharmaceutical is world-widely practice, including in Indonesia. The purpose of this study was to obtain the pattern of medicine storage, the sources and reasons of medicine kept in households. A cross- sectional survey was conducted on October 2011, involving 250 adult household respondents, randomly selected from three subdistricts in North Jakarta, and have approved the written consents, and interviewed with structured questionnaire. Data were performed in univariate and bivariate analysis with chi square test. The majority of household (82%) stored drugs at home; analgesic-antipyretic nonsteroidal anti-inflammatory was the type of drugs kept by mostly (76.1%) of household. Out of 1001 stored drugs for- mulation encountered, about 31% were ethical drugs, mostly (64.8%) ob- tained from authorized pharmacies, purchased without prescription (71.9%), kept for future use (37.6%), and were leftover medicines (31.6%). Among the leftovers, 39.2% were ethical drugs including anti infective agents (31.5%). The leftover ethical medicines and anti infective agents could be indicated as inappropriate storage of pharmaceuticals and may lead to drug related problems.

Penyimpanan obat di rumah tangga banyak dilakukan oleh masyarakat, na- mun tidak banyak informasi bagaimana obat disimpan dan digunakan oleh rumah tangga di Indonesia. Penelitian ini bertujuan memperoleh data pola obat di rumah tangga, sumber mendapatkannya, dan alasan obat disimpan. Survei potong-lintang dilakukan pada Oktober 2011, melibatkan secara acak 250 responden rumah tangga dewasa dari tiga kecamatan di Jakarta Utara yang dipilih purposif dan bersedia diwawancarai dengan menan- datangani informed consent. Kuesioner terstruktur digunakan untuk mem- peroleh data obat. Dilakukan analisis data univariat dan bivariat dengan uji kai kuadrat. Mayoritas responden (82%) menyimpan obat, dengan jenis obat terbanyak analgesik-antipiretik dan anti-inflamasi nonsteroid (76,1%). Dari 1001 produk obat yang disimpan, 31% adalah obat etikal. Sebagian besar obat tersebut (64,8%) diperoleh dari apotek, dibeli tanpa resep dok- ter (71,9%), dan sengaja disimpan untuk persediaan jika sakit (37,6%) ser- ta merupakan obat sisa resep (31,6%). Diantara obat sisa resep, sejumlah 39,2% adalah obat etikal, diantaranya termasuk anti-infeksi (31,5%). Adanya penyimpanan obat sisa resep berupa obat etikal dan anti-infeksi menggambarkan penyimpanan obat yang irasional dan dapat memicu masalah terkait obat termasuk risiko terjadinya medication error.
Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library