Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raymond
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai tiga hal utama yakni: tinjauan yuridis mengenai sahnya suatu perceraian dari perkawinan antar agama yang ditinjau dari Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 Pasal 2 ayat (1) yang mengacu pada hukum agama masing-masing calon suami-istri dimana suami beragama Islam dan istri beragama Katolik sehingga ditinjau dari Kompilasi Hukum Islam dan Kitab Hukum Kanonik, akibat hukum perceraian dari perkawinan tersebut terhadap status suami-istri, anak dan hak kewarisan pada anak dari perceraian tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian yuridis-normatif dengan menggunakan analisis kualitatif atas data sekunder. Hasil dari penelitian ini adalah :(1) Upaya perceraian dapat ditempuh karena perkawinan antar agama yang dilakukan oleh Penggugat dan Tergugat sah secara hukum yaitu secara hukum positif dan hukum Katolik. Perceraian yang dilakukan oleh Penggugat dan Tergugat adalah sah tetapi sah secara sipil, tetapi tidak secara agama Katolik. (2)Akibat hukum perceraian terhadap anak tersebut adalah anak sah namun, terhadap suami dan istri memiliki implikasi yang berbeda karena agama yang berbeda. (3) Hak kewarisan anak yang lahir dari perkawinan antar agama dalam kasus ini kewarisan menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPer)
This Thesis reviews three main things : a thought of the legality of a divorce from a inter faith marriage based on The Act of Marriage No.1 of 1974 chapter 2 verse 1which is based on the religious law of each spouses where as the husband is Moslem and the wife is Catholic therefore, based on the Compilation of Islamic Law and Canonic Law, the legal implication of a different faith marriage to the couple and the child, and the inheritance right of the child from its divorcement. The research is a normative legal research with qualitative analysis on secondary data. The results of this research are : (1) The divorcement could be done because the different faith marriage that done by Plaintiff and Defendant is legal based on Positive Law and Catholic Law. The divorcement done by Plaintiff and Defendant is legal, but civil legally, not a Catholic legally. (2) The legal implication of the divorcement are to the child and to the couple where as the child is a legal child but to the couple, there is a different implication because of different faith. (3) The inheritance right of the child bore from this marriage is the inheritance based on Indonesian Civil Code.
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S56384
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raymond
Abstrak :
Pada perkembangan infrastruktural, pengaplikasian loncatan bidang muka (Setback Building) sudah lazim digunakan untuk meningkatkan estestika pada struktur bangunan tinggi. Salah caranya yaitu dengan menerapkan  beberapa jenis dari sistem balok kantilever, yaitu  sistem balok kantilever lepas (terpisah satu sama lain), terhubung satu sama lain, atau terhubung sampai ke podium sehingga muncul sistem balok transfer. Oleh karena itu, dalam skripsi ini akan berfokus pada respon seismik terhadap modelisasi struktur bangunan tinggi dengan memvariasikan ketinggian bangunan, struktur dan bentang kantilever pada tower dengan menggunakan software structure ETABS V.17.0.1, untuk mengetahui perilaku dari masing-masing strukturnya. Kemudian akan dibahas hasil perbandingan dari setiap model yang meliputi periode getar, gaya geser tingkat, drift dan perpindahan, serta gaya dalam dinding geser, kolom, maupun balok.
In the part of infrastructure development, the application of vertical setback is commonly used to increase esthetics in high-rise structures. It can be achieved by using kinds of cantilever beam systems, such as loose cantilever beam systems (separated from each other), connected from each other, or connected to the podium so that beam beam system transfers appear. Therefore, this paper will be focus in seismic response to the modelization of high-structure buildings by varying the height of buildings, cantilever structures and spans of the cantilever on the tower using the ETABS V.17.0.1 software structure, to find out the trait of each structure. Then the results of each model will be analyze which includes the vibration period, story shear, story drift and displacement, and the force in the shear walls, columns, and beams.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raymond
Abstrak :
Latar Belakang: Tindakan pembedahan dengan invasi minimal seperti laparoskopi abdomen seringkali menjadi modalitas terpilih dengan perkembangan teknologi. Selama pembedahan, digunakan teknik anestesi umum pada pasien. Teknik anestesi yang ideal adalah teknik yang dapat menjaga kestabilan kardiovaskular dan respirasi, mengurangi kejadial mual muntah pascabedah, serta dapat mengurangi derajat nyeri pascabedah. Namun, prosedur laparoskopi menyebabkan perubahan fisiologis akibat kondisi pneumoperitoneum yang disebabkan oleh insuflasi gas karbon dioksida selama pembedahan, yang merupakan sebuah tantangan tambahan dalam pemberian anestesi yang ideal. Maka, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas penggunaan kombinasi anestesi umum dan spinal dengan anestesi umum saja dalam pembedahan laparoskopi abdomen. Metode: Penelitian ini merupakan uji klinik acak terkendali tanpa penyamaran pada pasien laparoskopi abdomen di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Pemberian anestesi umum menggunakan lidokain, fentanyl, propofol, dan rocuronium. Pemberian anestesi spinal menggunakan bupivakain 10 mg. Luaran yang dinilai berupa kebutuhan opioid intraoperatif, kestabilan MAP, nyeri pascabedah, dan kejadian post-operative nausea and vomiting (PONV). Hasil: Kombinasi anestesi umum dan spinal menyebabkan penurunan kebutuhan opioid fentanyl intraoperatif (p<0.001), kestabilan MAP yang lebih baik (p<0.009), dan penurunan nyeri pascabedah secara signifikan dibandingkan kelompok anestesi umum. Tidak terdapat perbedaan signifikan dari tingkat kejadian PONV. Simpulan: Kelompok anestesi umum dan spinal menunjukan penurunan kebutuhan opioid intraoperatif dan MAP yang lebih stabil pada tindakan laparaskopi dibandingkan dengan kelompok anestesi umum. ......Background: Minimally invasive surgical procedures such as laparoscopic abdominal surgery have often become the preferred modality with technological advancements. During surgery, general anesthesia techniques are employed in patients. The ideal anesthesia technique is one that can maintain cardiovascular and respiratory stability, reduce postoperative nausea and vomiting, and alleviate postoperative pain. However, laparoscopic procedures induce physiological changes due to pneumoperitoneum conditions caused by the insufflation of carbon dioxide gas during surgery, posing an additional challenge in achieving ideal anesthesia. Therefore, this study aims to compare the effectiveness of using a combination of general and spinal anesthesia with general anesthesia alone in laparoscopic abdominal surgery. Methods: This research is a controlled randomized clinical trial without masking on patients undergoing laparoscopic abdominal surgery at Cipto Mangunkusumo Hospital. General anesthesia is administered using lidocaine, fentanyl, propofol, and rocuronium, while spinal anesthesia is administered using bupivacaine. The assessed outcomes include intraoperative opioid requirements, MAP stability, postoperative pain, and the incidence of postoperative nausea and vomiting (PONV). Results: The combination of general and spinal anesthesia resulted in a significant reduction in intraoperative fentanyl opioid requirements (p<0.001), better MAP stability (p<0.009), and a significant decrease in postoperative pain compared to the general anesthesia group. There was no significant difference in the incidence of PONV . Conclusion: The combination of general and spinal anesthesia group showed decreased intraoperative opioid requirements and more stable in mean arterial pressure (MAP) during laparoscopic procedures compared to general anesthesia group.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Raymond
2005
T36541
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Raymond
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang : Beberapa tahun belakangan, penanganan luka dengan madu telah banyak diterapkan oleh para praktisi klinis diseluruh dunia. Namun sampai sekarang, belum ada prosedur standar tentang bagaimana aplikasi madu pada luka. Di divisi Bedah Plastik RSCM, madu diaplikasikan pada luka dengan frekuensi satu kali perhari, dan secara observasional hasilnya memuaskan. Namun bagaimana jika madu diaplikasikan setiap dua hari? Apakah hasilnya akan lebih memuaskan? Kami ingin mencari metode mana yang akan memberikan hasil yang paling memuaskan dan nantinya akan dijadikan standar aplikasi madu di divisi kami.

Metodologi: Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental, dilakukan di RSCM pada bulan Juli – September 2012. Melibatkan 14 pasien dengan luka partial thickness akut yang akan diwakili oleh luka donor STSG. Jumlah sampel ini diyakini cukup untuk keakuratan penelitian ini. Pasien dibagi dalam 2 kelompok, kelompok kontrol akan diberikan aplikasi madu pada luka tiap hari dan kelompok perlakuan akan diberikan aplikasi madu tiap dua hari. Laju penyembuhan luka akan dinilai sebagai persentase reduksi area yang belum terjadi epitelialisasi pada hari ketujuh. Area yang telah epitelialisasi dan yang belum akan ditentukan menggunakan program AnalyzingDigitalImages®. Data yang didapatkan akan dianalisa secara statistik menggunakan SPSS versi 17. Data akan dibandingkan menggunakan Wilcoxon signed rank test dimana p<0,05 secara statistik akan dianggap terdapat perbedaan yang bermakna.

Hasil : Rerata persentase reduksi area non epitelialisasi pada kelompok perlakuan adalah 86,76%, sedangkan rerata persentase reduksi area non epitelialisasi pada kelompok kontrol adalah 97,97%. Dari analisa statistik didapatkan perbedaan persentase reduksi yang bermakna antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol (p 0,00)

Kesimpulan: Rerata persentase reduksi area non epitelialisasi pada luka dengan penggantian balutan madu tiap hari dan tiap 2 hari, berdasarkan uji statistik didapatkan berbeda secara bermakna. Namun dalam 2 hari, meskipun efektifitas madu sudah berkurang, madu masih dapat memberikan hasil yang baik. Penemuan ini akan berguna untuk pasien dengan luka partial thickness dimana penggantian balutan madu tiap hari tidak dapat/sukar dilakukan.
ABSTRACT
Backgrounds: In the past few years, clinicians worldwide have been using honey for wound treatment. But until now, there was no such standard on method of honey application on wound. In our center, honey was applied on wound by once a day application and the result was observationally satisfactory. What if application of honey were done once every two days? Would the result become more satisfactory? This study aims to search honey application method, which gives the best result on wound treatment.

Methods: This is a single-blinded non-randomized clinical trial, which was conducted in Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta from July until September 2012. 14 patients with acute partial thickness wound resulted from STSG harvesting were involved in this study. Patients were divided into 2 groups: control (once a day application of honey) and treatment (once every two days application of honey) and the rate of wound healing were evaluated. Rate of wound healing will be assessed as number of percentage of reduced nonepithelialized areas on the seventh day of application.

Results: The mean percentage of non-epithelialized area reduction on treatment group was 86.76%, and 97,97% on control group. There was significant difference on percentage of reduced area between control and treatment group (p< 0,00).

Conclusion: There was statistically significant difference between once a day and once every two days application of honey. However, changing of honey dressing once a day is still a preferable method in wound treatment
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Turnip, P.G. Raymond
Abstrak :
Tesis ini membahas perbaikan level kualitas proses pembelian di PT. XYZ dengan menggunakan metode Six Sigma. Pada penelitian ini pendekatan Six Sigma diaplikasikan menggunakan lima fase dalam DMAIC yaitu Define, Measure, Analyze, Improve dan Control untuk mengontrol dan meningkatkan level kualitas pembelian. Dari fase Define diketahui bahwa permasalahan adalah tingginya pembelian barang utama yang spesifikasi (specification), jadwal kedatangan (time), jumlah barang, dokumen dan kemasan yang tidak sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Dari fase Measure diketahui bahwa kondisi awal level kualitas pembelian adalah 6002 DPMO atau 4.01 Sigma. Dari hasil pareto pada fase Analyze diketahui bahwa cacat yang paling dominan adalah cacat specification dan time, sehingga kedua cacat tersebut menjadi prioritas untuk melakukan perbaikan mengurangi cacat pada proses perbaikan level kualitas pembelian. Dari diagram fishbone diketahui bahwa akar permasalahan adalah spesifikasi material grindstones kurang tinggi, spesifikasi material wire kurang tepat dan permintaan pembelian (UR) terlambat masuk ke bagian Purchasing. Dari analisis FMEA pada fase Improve, diketahui bahwa permasalahan spesifikasi material grindstones dengan nilai RPN sebesar 576, menjadi prioritas tertinggi pertama, permasalahan spesifikasi wire dengan nilai RPN sebesar 432 menjadi prioritas kedua dan permasalahan keterlambatan Oks paint dengan RPN sebesar 280 menjadi prioritas ketiga untuk melakukan perbaikan. Tindakan perbaikan yang direkomendasikan adalah melakukan proses pengadaan grindstones dan wire yang spesifikasinya lebih tinggi dari current condition dan pembuatan berikut sosialisasi lead time standard pembelian Oks paint. ......The focus of this research is to improve the quality level of purchasing at PT. XYZ based on Six Sigma. In this method, Six Sigma approach is applied using five steps, called DMAIC defined in Six Sigma, to define, measure, analyze, improve and control the quality of the purchasing process aiming at enhance the quality level of the purchasing process. In the Define phase, the main problems is the high purchase items which specification, time arrival, quantity mistakes, document mistakes and packaging that do not match customer expectations. In the Measure phase, data obtained that current quality level of purchasing is 6002 DPMO or 4.01 Sigma. From pareto diagram in the Analyze phase, data obtained that the most dominant defect are specification and time so that both the flaw to be a priority to make improvements to reduce defects in the process of the improvement of the quality level of purchasing. By using Fishbone diagram is known that the root cause is the lack of high-specification material grindstones, wire less precise material specifications and user request (UR) late entry into the Purchasing. By using FMEA analysis of the Improve phase, the data obtained that the problem of material specifications grindstones with RPN score of 576, the highest priority first need immediate improvement. The wire specification problem with RPN score of 432, the second priority for improvement, and Oks paint time problem with RPN score of 280 is the third priority for improvement. Recommended corrective action is to conduct the procurement process grindstones and wire whose specification is higher than the current condition, and calculate and socialization lead time standard of Oks paint.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Raymond
Abstrak :
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memberikan gambaran secara lengkap dan menyeluruh tentang praktek penggadaian saham sebagai jaminan kredit di Bank Rakyat Indonesia. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian normatif dan metode penelitian empiris, dengan alat pengumpulan studi kepustakaan dan wawancara. Studi kepustakaan dilaksanakan di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Perpustakaan Bank Indonesia dan Ruang Arsip Bagian Hukum Bank Rakyat Indonesia. Sedangkan wawancara di laksanakan dengan pihak Bank Rakyat Indonesia di Kantor Pusat Bank Rakyat Indonesia di jalan Jenderal Sudirman, dan di Kantor Cabang Bank Rakyat Indonesia Jatinegara. Di dalam praktek perbankan di Indonesia dewasa ini, bentuk-bentuk benda yang dapat dijadikan jaminan kredit terus berkembang. Saham, baik saham atas nama (op naam), saham atas unjuk/blangko (aan toonder) maupun saham sebagai efek (saham dari Perseroan Terbatas yang sudah go public, dan diperjualbelikan di Bursa Efek), adalah salah satu benda yang dapat dijadikan jaminan kredit di bank. Berdasarkan pasal 511 KUH Perdata, saham dari suatu Perseroan Terbatas adalah termasuk dalam golongan benda bergerak yang tidak berwujud, dan karenanya saham dapat dijadikan jaminan kredit. Di dalam memberikan fasilitas kredit kepada nasabah-nasabahnya, Bank Rakyat Indonesia akan meminta suatu jaminan kredit pada nasabah tersebut. Hal ini untuk menjamin kedudukan Bank Rakyat Indonesia sebagai kreditur agar terhindar dari hal-hal yang dapat merugikan akibat debitur tidak dapat, memenuhi kewajibannya (wanprestasi). Jaminan kredit itu dapat berupa jaminan pokok dan jaminan tambahan. Dalam prakteknya di Bank Rakyat Indonesia, saham hanya dapat dijadikan sebagai jaminan tambahan. Subyek yang dapat menerima fasilitas kredit Bank Rakyat Indonesia dengan saham sebagai jaminan tambahan adalah terbatas pada Perseroan Terbatas yang membutuhkan kredit modal kerja, dalam rangka ekspansi dan akuisisi. Saham yang dijadikan jaminan kredit haruslah saham yang diterbitkan oleh Perseroan Terbatas (debitur) itu sendiri, dan tidak boleh saham yang diterbitkan oleh perseroan terbatas lain. Pengaturan mengenai hal ini terdapat di dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 24/32/KEP/DIR tanggal 12 Agustus 1991 tentang kredit kepada Perusahaan Sekuritas dan kredit dengan agunan saham. Karena saham adalah tergolong ke dalam benda bergerak yang tidak berwujud, maka pengikatan saham sebagai jaminan kredit adalah dengan gadai. Gadai adalah lembaga jaminan kebendaan untuk benda bergerak. Dalam prakteknya di Bank Rakyat Indonesia terdapat perbedaan tata cara penggadaian, waktu lahirnya hak gadai dan tata sara eksekusi (apabila debitur wanprestasi) dalam hal penggadaian saham atas nama, saham atas unjuk/blangko dan saham sebagai efek, sebagai jaminan kredit di Bank Rakyat Indonesia.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1992
S20565
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragi, Raymond
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S39797
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Loho, Raymond
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S38507
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaban, Raymond
Abstrak :
Untuk memperoleh sifat mekanis yang lebih baik, pada besi tuang nodular ini dilakukan proses perlakuan panas austemper untuk menghasilkan besi tuang nodular yang mengandung matriks bainit. Besi tuang nodular yang dianstemper alan Austempered Ductile non (ADI ) memiliki keunggulan sifat mekanis una aibmaingxm dengan besi tuamg lainnya Sifat mekanis besi tuang nodular austemper yang dimiliki tengantung dari temperatur dan waktu tahan proses austemper yang dilakukan. Kondisi perlakuan panas yang dilakukan pada penelitian ini adalah austenisasi pada temperatur 950°C dengan waktu tahan 60 menil, temperatur celup 32.5°C, 375°C dan 425°C dengan waktn tahan 30, 60 dan 90 menit. Dari proses perlakuan panas austemper yang dilakukan, nilaj kekekerasan tertinggi terjadi pada tempernlur austemper 325°C pada W8.l{`l'IJ tahan 30 menit yailu 285 BI-INd engan struktur hainit bawah. Nilai laiu keansan terendah alan nilai ketahanan aus yang tertinggi terjadi pada tempemtur pembentukan bainit bawah 325°C dengan waktu tahan 30 menit yaim 3,78.10" mm3 /mm. Pada foto struktrur mikro terlihat bahwa terjadi perubahan strktur matriks awal (As-Cast) selama kondisi austemper menjadi struktur bainitik.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47840
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>