Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rayhana
Abstrak :
Demam berdarah dengue merupakan salah satu penyalcit wabah di didunia yang telah merenggut banyak nyawa. Pada tahun 2004 tetjadi wabah demam berdarah dengue di Jakarta dengan lebih dati 10.000 kasus dengan angka kematian dilaporkan sebanyak 603 orang dengan kasus infeksi serotipo virus dengue terbanyak adalah serotipe 3. Penelitian ini menggueakan metode PCR. Pada penelitian ini dilakukan analisls variasi genetik genE, NSI, dan NS3 dari virus dengue tipe 3 yang diisolasi dari pasien dengan manifestasi klinis yang berbeda Strain DS2207 (DD), DS4607 (DBD), DSA0206 (DSS) yang diisolasi dari kasus dengue 2006-2007 dan dibandingkan dengan 12 strain yang berasal dati Indonesia, Thailand, Tahiti, Venezuela, Malaysia. Homologi etikleotida genE berkisar antara 92,4- 100 % sedangkan asam amino E 97- 100%. Homologi nukleotida gen NSI berkisar antara 93,4- 100 %, sedangkan asam amino NSl 97,2- 100%. Homologi nukleotida gen NS3 berkisar antara 92,8 - 99,5 % sedangkan asam amino NS3 98,2-99,7 % terdapat variasi pada ketiga gen, tapi belum ditemukan adanya perbedaan spesifik dari manifestasi klinis yang ditimbulkan. ......Dengue hemorrhagic fever is one of the epidemically disease that widely spread and has taken many lives. In the year of 2004, the epidemic of dengue hemorrhagic fever occurred in Jakarta with more than 10,000 number of cases, and 603 reported to death, where stereotype 3 showed as the most dengue virus stereotype infection cases. This research used the PCR (polymerase chain reaction) method, along with an analysis in genetically variety of E, NSI, and NS3 Gene of isolated Type 3 Dengue Virus (from the patient with any different clinical symptom). Strain of DS2207 (Dengue fever), 084607 (Dengue hemorrhagic fever), DSA0206 (Dengue shock syndrome) has been isolated of the 2006-2007 dengue cases, and compared' with 12 strain from Indonesia, Thailand, Tahiti, Venezuela, and Malaysia. Nucleotide homology of the E gene is somewhere around 92,4% up to 100%, with theE aroino acid reached 97% up to 100%. Nucleotide homology of the NSl gene is somewhere around 93,4% up to 100%, with the NSI amino acid reached 92,2 % up to 100 % nucleotide homology of the NS3 gene is somewhere around 92,8 % up to 99,5 % with the NS3 amino acid reached 98,2 % up to 99,7 %. There were also variety of those genes, without any specipic differences among different manifestations.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T32372
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rayhana S.
Abstrak :
[ABSTRAK Skripsi ini membahas tiga hal utama: lingkup tanggung jawab perusahaan angkutan umum, pemilik kendaraan bermotor, dan pengemudi dalam perbuatan melawan hukum berupa kecelakaan lalu lintas, implikasi perjanjian pengalihan risiko yang membatasi tanggung jawab perusahaan angkutan umum terhadap pekerjanya dalam kecelakaan lalu lintas, dan analisis mengenai kesesuaian pertimbagan hakim dengan peraturan yang berlaku (studi kasus Putusan No: 04/Pdt.G/2013/PN.Psr). Penelitian ini merupakan penelitian yuridis-normatif dengan menggunakan analisis kualitatif atas data sekunder. Hasil penelitian ini adalah: (1) perusahaan angkutan umum, pemilik kendaraan, dan pengemudi bertanggung jawab secara tanggung gugat dalam kecelakaan lalu lintas menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, (2) suatu perjanjian pengalihan risiko tidak dapat menghilangkan tanggung jawab perusahaan angkutan umum atas kerugian pihak ketiga yang diakibatkan oleh pekerjanya menurut hukum Indonesia serta sistem hukum Common Law, (3) Pertimbangan majelis hakim dalam perkara ini sesuai dengan hukum yang berlaku, meskipun belum mempertimbangkan seluruh permasalahan.
ABSTRAK , This thesis reviews about three main things: liability of public transport company, owner of the vehicle, and driver for traffic accidents in tort law, the implication of exemption clause aim to restrict the employer liability for the torts of his employee regarding traffic accidents, and analysis on the judge decision and its compliance with the prevailing regulation (study in decision No: 04/Pdt.G/2013/PN.Psr). This research is normative legal research with qualitative analysis on secondary data. The results of this research are: (1) public transport company, owner of the vehicle, and driver are vicarious liable for damages in traffic accidents under the Indonesian Civil Code and Law Number 22 Year 2009 regarding Road Traffic, (2) an agreement aim to limit the risk can not release the employer liability in respect for the injury to a third party caused by the torts of his employee under the Indonesian Law and Common Law system, (3) Judge decision has shown the compliance with the prevailing regulation, even though has not yet consider all the issues.]
2015
S58575
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rayhana
Abstrak :
Prevalensi anemia anak di Indonesia, berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, sebanyak 28,1%. Angka ini meningkat dari sebelumnya di tahun 2007 hanya sebesar 27,7%. Lalu meningkat lagi di tahun 2018 pada riskesdas menunjukan angka 38,5%. Hasil penelitian Zuffo et al., 2016); Prieto-Patron et al., 2018; Li et al., 2019; Woldie, Kebede and Tariku, 2015; Konstantyner, Roma Oliveira and De Aguiar Carrazedo Taddei, 2012 menunjukan bahwa kelompok yang lebih berisiko menderita anemia adalah usia 0-23 bulan. Penelitian di Bali tahun 2019 juga menunjukan hasil yang sama bahwa sebanyak 71% anak berusia dibawah dua tahun menderita anemia, sedangkan hanaya 9% anak usia diatas dua tahun yang menderita anemia. Untuk itu penelitian ini perlu dilakukan agar dapat diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia baduta di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui prevalensi kejadian anemia baduta di Indonesia dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia baduta di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Riskesdas tahun 2018. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan jumlah responden sebanyak 832 anak. Penelitian ini juga melakukan uji multivariat yaitu regresi logistic, untuk mengetahui faktor dominan kejadian anemia pada baduta di Indonesia. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa prevalensi anemia baduta mencapai 54,9%. Pada penelitian ini usia baduta 0-11 bulan [OR 1,770 (1,33-2,34)], status gizi wasting [OR 1,626 (1,03-2,55)], status gizi underweight [OR 1,556 (1,05-2,33)], pendidikan ibu rendah [OR 2,512 (1,39-4,54)], pendidikan ibu menengah [OR 1,893(1,07-3,32)], dan wilayah rumah tinggal perdesaan [OR 1,386 (1,05-1,82)] ditemukan beruhubungan signifikan dengan kejadian anemia baduta. Variabel paling dominan yang ditemukan adalah usia baduta. Oleh karena itu, disarankan bagi dinas kesehatan di Indonesia untuk menanggulangi anemia diharapkan posyandu dan puskesmas dapat sedini mungkin mendeteksi anemia pada anak, yakni pada rentang usia 3-5 bulan, atau setidaknya sesuai dengan rekomendasi skrining pertama anemia yakni, pada usia maksimal 9-12 bulan. Juga, diharapkan dapat menyediakan suplementasi yang cukup dan memadai baik untuk baduta maupun ibu hamil. ......The prevalence of anemia in children in Indonesia, based on data from Indonesia Based Health Research in 2013, was 28.1%. This figure increased from the previous year in 2007 which was only 27.7%. Then it increased again in 2018 showing the figure of 38.5%. Research results Zuffo et al., 2016); Prieto-Patron et al., 2018; Li et al., 2019; Woldie, Kebede and Tariku, 2015; Konstantyner, Roma Oliveira and De Aguiar Carrazedo Taddei, 2012 showed that the group at higher risk for anemia was aged 0-23 months. Research in Bali in 2019 also showed the same results that as many as 71% of children under two years of age suffer from anemia, while only 9% of children aged over two years suffer from anemia. For this reason, this research needs to be carried out in order to know the factors associated with the incidence of anemia in under-two in Indonesia. The purpose of this study was to determine the prevalence of anemia in under-two in Indonesia and the factors associated with the incidence of anemia in under-two in Indonesia. This study uses secondary data from Indonesia Based Health Research 2018. The research design used is cross-sectional with a total of 832 children as respondents. This study also conducted a multivariate test, namely logistic regression, to determine the dominant factor in the incidence of anemia in children under two in Indonesia. Based on the results of the analysis, it is known that the prevalence of anemia in under-two reaches 54.9%. In this study, children aged 0-11 months [OR 1.770 (1.33-2.34)], nutritional status wasting [OR 1.626 (1.03-2.55)], nutritional status underweight [OR 1.556 (1.05 -2.33)], low maternal education [OR 2.512 (1.39-4.54)], secondary maternal education [OR 1.893(1.07-3.32)], and rural area of ​​residence [OR 1.386 (1.05-1.82)] was found to be significantly associated with the incidence of anemia in under-two. The most dominant variable found was the children age. Therefore, it is recommended for health offices in Indonesia to overcome anemia, it is hoped that posyandu and puskesmas can detect anemia in children as early as possible, namely in the age range of 3-5 months, or at least according to the recommendation for the first screening for anemia, namely, at a maximum age of 9-12 month. Also, it is expected to provide adequate and adequate supplementation for both children and pregnant women.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elda Rayhana
Abstrak :
Pembentukan TiO2 dari iron ore yang mengandung ilmenite melalui proses reduksi karbon dan leaching dengan HCl telah dilakukan. Iron ore terdiri dari ilmenite (FeTiO3) dan magnetite (Fe3O4) sebagai kandungan utama seperti analisa GSAS berdasarkan pengukuran dengan XRD. Ratio fraksi berat antara FeTiO3 dan Fe3O4 adalah 43,18 : 56,82. Reduksi karbon dari iron ore dilakukan dalam furnace dengan temperatur sampai 1000°C dan laju pemanasan 10°C/menit Proses reduksi berjalan dengan baik dengan terbentuknya TiO2 sebesar 27,82 wt. %. Untuk meningkatkan hasil dilakukan leaching dengan HCl yang diperoleh dalam bentuk endapan. Berdasarkan analisa kuantitatif, tingkat perolehan TiO2 bertambah menjadi 94,37 %. ......Recovery of TiO2 from iron ore containing ilmenite has been done by combining carbon reduction and HCl leaching processes. The iron ore consists of ilmenite (FeTiO3) and magnetite (Fe3O4) as major constituents in which according to GSAS of the XRD pattern, the wt. fraction ratio between FeTiO3 and Fe3O4 is 43,18 : 56,82. C reduction to the iron ore was performed in a furnace in which temperature increased to 1000°C with heating rate of 25°C/minute for 0-3 hours. It is shown that result of recovery was succesfull from which up to 27,84 wt. % of TiO2 were obtained. In order to increase the yield, further recovery by HCl leaching was introduced to the reduced iron ore precipitates. According to quantitative analysis of the further reduced sample, the yield of TiO2 increased to 94,37 % in weight.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T21176
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library