Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rasmina Diptasaadya
Abstrak :
Belakangan ini, telah ditemukan penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona baru yang dinamakan penyakit coronavirus 2019 (COVID-19). Penyakit ini dapat menyebabkan gangguan pernapasan, demam, dan kelelahan pada orang yang terinfeksi. Sampai saat ini masih belum ada obat dan vaksin yang efektif untuk pengobatan dan pencegahan penyakit ini. Maka dari itu, WHO menyarankan agar orang – orang tetap berada di rumah dan menjaga jarak sosial (social distancing) untuk memutus rantai penularan penyakit. Dikarenakan diadakannya karantina dan social distancing ini, FDA menyatakan bahwa hal tersebut dapat menghambat protokol sampling pada uji klinis pengembangan obat dan produk medis. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dibutuhkan alternatif metode sampling yang dapat diaplikasikan dengan mudah di rumah. Saat ini, Volumetric Absorptive Microsampling (VAMS) telah menjadi perhatian dalam penggunaannya di bidang klinis dan bioanalisis. Review artikel ini membahas mengenai keuntungan dan tantangan yang mungkin ditemukan dalam penggunaan VAMS sebagai alternatif sampling uji klinis pengembangan obat dan pemantauan kadar obat dalam darah (PKOD) selama pandemi COVID-19. VAMS dinyatakan sebagai terobosan mikrosampling yang cerdas dikarenakan pengambilan sampel yang mudah, dapat dilakukan sendiri oleh pasien di rumah, penyimpanan dan pengiriman pada suhu ruang, dan volume yang diambil sedikit serta sifat invasif minimal apabila dibandingkan dengan metode sampling konvensional. Pada aspek bioanalisis, VAMS diklaim dapat menyerap volume yang tepat sehingga dapat meningkatkan akurasi dan presisi metode analisis, serta dapat mengurangi efek hematokrit (HCT) yang terjadi pada sampel Dried Blood Spots (DBS). Penggunaan VAMS diharapkan dapat segera diimplementasikan dalam uji klinis dan PKOD selama pandemi ini berlangsung mengingat kelebihan yang dimilikinya. ......An infectious disease, COVID-19, caused by a new type of coronavirus has been discovered recently. This disease can cause respiratory distress, fever, and fatigue in infected people. It still has no effective drug and vaccine for the treatment and prevention. Therefore, WHO recommends that people should stay at home and maintain social distancing to break the chain of the disease transmission. Due to the quarantine and social distancing, the FDA stated that this could hamper clinical trial protocols for the drug development and medical products. To overcome this problem, an alternative sampling method that can be applied easily at home is needed. Currently, Volumetric Absorptive Microsampling (VAMS) has become an attention in its use in clinical and bioanalytical fields. This review discusses the advantages and challenges that might be found in the use of VAMS as an alternative sampling tool for clinical trials in drug development and therapeutic drug monitoring (TDM) during the COVID-19 pandemic. VAMS is stated as a smart microsampling breakthrough due to the easy sampling, can be done at home, storage and delivery at room temperature, and the volume taken is small and minimally invasive compared with conventional sampling methods. In bioanalysis aspect, VAMS is able to absorb a fixed volume that can increase accuracy and precision of analytical methods, and to reduce the hematocrit effects (HCT) obtained in Dried Blood Spots (DBS) samples. The use of VAMS is expected to be implemented immediately in clinical trials and TDM during this pandemic considering the benefits it has.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasmina Diptasaadya
Abstrak :
Apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukannya praktek oleh Apoteker. Apotek berfungsi untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, termasuk penyediaan sediaan farmasi yang aman, berkhasiat, dan bermutu. Peran Apoteker di apotek sangatlah beragam, salah satunya adalah Apoteker bertanggung jawab dalam menilai kesesuaian penulisan resep, keseuaian algoritma terapi, dan pemberian konseling serta edukasi ke pasien yang sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian di apotek. Adanya Apoteker di apotek akan membantu pasien dalam mendeteksi, mencegah, mengatasi masalah terkait obat, serta memberikan konseling dan edukasi kepada pasien terkait terapi farmakologi dan non farmakologi penyakit yang membutuhkan terapi jangka panjang seperti penyakit hiperlipidemia dan penyakit yang berhubungan dengannya seperti penyakit kardiovaskuler. Hiperlipidemia sendiri berhubungan dengan berbagai penyakit yang mencakup penyakit aterosklerosis, angina, infark miokard, stroke iskemik, hipertensi, diabetes, dan asam urat. Tujuan terapi dari pasien dengan hiperlipidemia adalah untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. Adapun terapi penunjang yang dapat dilakukan adalah dengan rajin berolahraga, menghindari merokok, menghindari minuman beralkohol dan berkafein, makanan berlemak dan tinggi gula, serta banyak mengonsumsi makanan yang kaya akan serat seperti sayur dan buah – buahan. Maka dari itu, sebagai seorang Apoteker maka kita harus mendalami kemampuan mengenai pengkajian resep dan konseling yang perlu diberikan kepada pasien dengan penyakit hiperlipidemia dan penyakit yang berhubungan dengannya mulai dari definisi, patofisiologi, dan penatalaksanaannya. ......Pharmacy is a pharmaceutical service facility where pharmacists practice. Pharmacies function to organize health service efforts, including the provision of safe, efficacious and quality pharmaceutical preparations. The role of pharmacists in pharmacies is very diverse, one of which is that pharmacists are responsible for assessing the suitability of prescription writing, the suitability of therapeutic algorithms, and providing counselling and education to patients in accordance with pharmaceutical service standards in pharmacies. The presence of pharmacists in pharmacies will assist patients in detecting, preventing, overcoming drug- related problems, as well as providing counselling and education to patients regarding pharmacological and non-pharmacological therapies for diseases that require long-term therapy such as hyperlipidaemia and related diseases such as cardiovascular disease. Hyperlipidaemia itself is associated with various diseases including atherosclerosis, angina, myocardial infarction, ischemic stroke, hypertension, diabetes, and gout. The goal of therapy for patients with hyperlipidaemia is to improve the patient's quality of life by lowering cholesterol levels in the body. Supporting therapy that can be done is diligently exercising, avoiding smoking, avoiding alcoholic and caffeinated drinks, fatty and high-sugar foods, and consuming lots of fiber-rich foods such as vegetables and fruits. Therefore, as a pharmacist, we must explore the skills regarding the assessment of prescriptions and counselling that needs to be given to patients with hyperlipidaemia and diseases related to it starting from the definition, pathophysiology, and management.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library