Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmatul Hidayat
Abstrak :
ABSTRAK
Hakim dan kebebasannya telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009. Dimana hakim memiliki sebuah kebebasan yang sangat luas untuk menjatuhkan sebuah sanksi, meskipun hakim memiliki kewenangan yang besar ia tidak bebas secara mutlak. Kekuasaan memiliki arti penting, sebab kekuasaan tidak saja merupakan instrument pembentukan hukum (law making), tetapi juga merupakan instrument penegakan hukum (law enforcement) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hukum memiliki arti penting bagi kekuasaan karena hukum dapat berperan sebagai sarana legalisasi bagi kekuasaan formal lembaga-lembaga negara dan unit-unit pemerintahan. Dan dalam penegakan hukum, menghendaki agar kekuasaan kehakiman yang merdeka terlepas dari pengaruh pemerintah atau kekuasaan lainnya. Discretionary power yang dimiliki oleh hakim dianggap sedemikian rupa besarnya sehingga terjadi adalah abuse of power yang berujung pada kesewenang-wenangan dalam menjatuhkan hukuman. Pedoman pemidanaan dianggap sebagai jalan terbaik dalam membatasi kebebasan hakim sehingga objektifitas dan konsistensi dalam memutuskan perkara akan tetap terjaga, sehingga dengan pedoman pemidanaan itu juga akan diperoleh sebuh hukuman yang proporsionalitas sesuai dengan apa yang telah dilakukan oleh pelaku tindak pidana.
ABSTRACT
Judge and independent have been regulating in Under Act No. 48 of 2009 The judge have a extensive independency to give a sanction, although the judge have a extensive authority, but his not absolutely free. The authority have significance, because the authority isn’t just a law-making instrument, but also an instrument of law-enforcement in the life of society, nations and state. Law have significance the authority cause the law could act as a means of formal authority legalization of state institutions and the government units. And in lawenforcement, calls for independent judiciary from the influence of government or other authority. Discretionary power held by judges considered such magnitude that happened was abuse of power that led to the arbitrariness in sentencing. Sentencing guidelines are considered as the best way of limiting the independent of judge so that objectivity and consistency in deciding cases will be maintained, so that the sentencing guidelines would also obtained a proportionality punishment in accordance with what has been done by criminals.
Universitas Indonesia, 2013
T35897
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmatul Hidayat
Abstrak :
Untuk meningkatkan kemampuan baterai sekunder, pemahaman mengenai bahan elektroda dan elektrolit harus ditingkatkan. Bahan elektroda negatif yang banyak digunakan adalah grafit, sedangkan elektroda positif yang banyak digunakan adalah LiCoO2. Pada penelitian ini dilakukan pengamatan mikrostruktur LiCoO2 komersial. Pada LiCoO2 diberikan pembebanan( 5, 10 dan 15 GPa), pemanasan (60°C, 150°C, dan 200°C) dan pemanasan secara in situ (25, 60, 70, 75, 80, 90, 100 dan 115°C) yang selanjutnya dilakukan pengujian kristalografi menggunakan teknik difraksi sinar-x. Selanjutnya dilakukan refinement terhadap data hasil difraksi sinar-x menggunakan GSAS-EXPGUI. Dari hasil refinement diperoleh data perubahan parameter kisi, occupancy, dan density. Nilai occupancy, dan density semakin menurun dengan meningkatnya nilai pembebanan dan meningkatnya suhu pemanasan. Pada penelitian ini juga teramati adanya prefered orientation pada bidang (003) dan delithiasi yang ditandai dengan penurunan nilai occupancy Li akibat pembebanan dan pemanasan. ...... In order to increase the secondary battery's ability, the understanding of electrode and electrolit has to be improved. The negative electrode material which is commonly used is grafit, as for the positive electrode, it is LiCoO2. In this research, microstructure LiCoO2 commercial observation will be done. On LiCoO2, imposition ( 5,10 and 15 GPa), heating (60°C, 150°C, and 200°C), and heating with in situ (25, 60, 70, 75, 80, 90, 100 and 115°C) are given, and then crystallography using x-ray diffraction technique is tested. Next, refinement to the data of x-ray diffraction result is done by using GSAS-EXPGUI. The data of grid parameter, occupancy, and density are obtained from the result of refinement. The rate of occupancy and density become lower as the imposition's rate and the heating temperature increase. In this research, there are also prefered orientation on field (003) and delithiasi which are marked with the decreasing of occupancy Li rate due to the imposition and heating.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T43264
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library