Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmat
Abstrak :
Kedokteran gigi secara luas diketahui menggunakan bahan kimia, dan logam berat, dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi kepada masyarakat, namun secara akurat karakteristik bahan, dan limbah tindakan kedokteran gigi merupakan bahan berbahaya dan beracun (B3), belum diketahui oleh masyarakat. Mercury, logam inlay, fluor, arsen, kerangka logam gigi tiruan akrilik adalah bahan berbahaya dan beracun yang digunakan dokter gigi. Pada proses pengecoran tekniker gigi (laboratory technician) sekali-sekali atau rutin terpajan secara berlebihan Beryllium konsentrasi tinggi, uap Beryllium terlepas selama peleburan alloy Ni-Cr-Be, khususnya pada sistem filtrasi dan exhaust yang tidak memadai. Bahan ini harus dikelola secara khusus baik masih sebagai bahan maupun sudah menjadi limbah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 85 Tahun 1999 Jo Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Mengingat besarnya resiko yang akan ditimbulkan limbah bahan berbahaya dan beracun yang digunakan oleh dokter gigi, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi karakteristik bahan dan limbah kedokteran gigi sehingga memberikan manfaat ganda, yaitu produk yang diperlukan untuk membantu pasien dapat dibuat, dan limbah yang dihasilkannya dapat dikendalikan, Penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan dalam memanfaatkan bahan baku secara optimal yang berdampak pada penghematan penggunaan sumberdaya alam dan menghilangkan atau mengurangi resiko limbah bahan berbahaya dan beracun. Permasalahan yang timbul adalah dokter gigi menggunakan bahan berbahaya dan beracun, menghasilkan limbah bahan berbahaya dan beracun dibuang ke sungai atau dibuang bersama-sama dengan limbah domestik akan mengakibatkan pencemaran air dan tanah. Belum ada upaya-upaya pengelolaan limbah yang dihasilkan, dan peraturan perundangan yang mengatur masalah limbah yang dihasilkan tindakan kedokteran gigi atau disebut limbah klinis kedokteran gigi. Penelitian dilakukan secara cross sectional untuk mendapatkan: 1. Identifikasi bahan yang digunakan dan limbah yang dihasilkan tindakan kedokteran gigi di klinik kedokteran gigi. 2. Identifikasi bahan yang digunakan dan limbah yang dihasilkan tindakan kedokteran gigi di laboratorium. 3. Mengetahui perbandingan massa limbah dengan kerangka logam dalam pembuatan gigi tiruan kerangka logam. 4. Mengetahui hubungan antara jumlah bahan baku logam dengan kerangka logam gigi tiruan dan limbah logam yang dihasilkan dalam pembuatan gigi tiruan akrilik kerangka logam. Hipotesis penelitian adalah: 1. Massa limbah sisa pembuatan kerangka logam gigi tiruan lebih besar dibandingkan produknya. 2. Terdapat hubungan antara masa bahan baku dengan masa limbah yang dihasilkan dan kerangka logam gigi tiruan, semakin besar massa produk yang diinginkan semakin besar limbah yang dihasilkan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2003, bertempat di Laboratorium Steel, Laboratorium Akrilik, dan Lab oratorium Porselen Klinik Prosthodonsia Lembaga Kedokteran Gigi TNI Angkatan Laut RE. Martadinata Jakarta. Analisis data dilakukan dengan cara analisis tabel untuk mengetahui karakteristik bahan dan limbah tindakan kedokteran gigi di klinik kedokteran gigi, analisis tabel dan pengukuran beberapa parameter bahan dan limbah proses pembuatan satu jenis pesawat prostodontik, analisis regresi berganda dengan program SPSS 11,4 for windows untuk mengetahui hubungan antara bahan baku dengan limbah logam dan kerangka logam yang dihasilkan pembuatan kerangka logam gigi tiruan. Variabel bebas adalah limbah (X1), kerangka logam (X2) dan variabel terikatnya adalah bahan baku logam (Y). Hasil penelitian menunjukkan bahwa limbah klinis tindakan dokter gigi di klinik kedokteran gigi merupakan limbah bahan berbahaya dan beracun, yang dapat dikelompokkan menjadi: limbah benda tajam, limbah infeksius, limbah jaringan tubuh, limbah farmasi, limbah toksik, serta limbah karsinogenik. Limbah klinis yang dihasilkan dokter gigi di laboratorium steel, laboratorium akrilik, dan laboratorium porselen tergolong bahan berbahaya dan beracun karena dapat dikategorikan sesuai dengan klasifikasi LaGrega sebagai berikut: limbah organik, limbah anorganik dan limbah minyak. Kesimpulan penelitian ini adalah massa limbah pembuatan kerangka logam gigi tiruan lebih berat dibandingkan dengan massa kerangka logam sebagai produk. Terdapat hubungan positif dan sangat signifikan antara bahan baku dengan limbah yang dihasilkan dalam proses pembuatan kerangka logam gigi tiruan akrilik dan kerangka logam yang dihasilkan.
Dentistry is known widely use chemical and heavy metal to give dental public service. However, the characteristic of material and waste of dentistry as a toxic and dangerous material is not familiar accurately yet by the public. Mercury, Fluoride, Arsenic, inlay metal, acrylic denture metal frame are hazardous materials that usually used part of material by dentist. Laboratory technicians may be exposed occasionally or routinely to excessively high concentrations of beryllium vapor. The risk of beryllium vapor exposure is greatest for dental technicians during alloy melting, especially in the absence of an adequate exhaust and filtration system. Either material or waste has to be managed particularly appropriate to the Rule of Indonesian Government No. 85 in 1999 about the changed of Rule of Government No. 18 in 1999 about Waste Management of Hazardous Material. Considering of high risk that occurred by toxic and dangerous material, which used by dentist, the research of characteristic identification of material and dentistry waste should be carried out. It is proposed to give multiple benefit such as the product that needed for helping medical patient can be made, the waste that emerged can be controlled, and the research is expected as a consideration in optimizing of standard material, so that natural resources used economically and the risk of hazardous material could be reduced even be removed. The problems that appear are the dentists still use hazardous material, produce hazardous waste that need management, the efforts of waste management is not done yet, and the rule to regulate dentistry clinical waste is not arranged yet. The research was done cross sectional to obtain: 1. Used materials and waste identification that emerged by dentistry execution in dentistry clinic. 2. Used materials and waste identification that emerged by dentistry execution in laboratory. 3. The compare of waste of metal frames when the producing of denture metal frames. 4. The review of relation between accounts of standard metal material with metal waste and denture metal frame that cause in production metal frame acrylic denture. Hypothesis of this research was the frame denture casting waste mass is heavier than the mass of frame denture as a product, and there was positive and significant relation between standard material with waste that resulted and metal frame that produced in acrylic denture metal frame production. The research had been executed in June 2003, in Steel laboratory, Acrylic laboratory, Porcelain laboratory and Prosthodonsia clinic, Dentistry Institution TNI Angkatan Laut RE. Martadinata, Jakarta. Data analysis was done with table analysis to know the characteristic of material and dentistry execution waste in dental clinic, table analysis and measurement of several material parameters and waste of making one kind of prosihodontic apparatus. Multiple regression analysis was applied to calculate correlation between standard materials with metal waste that resulted in metal frame production and metal frame that produced. The dependent variable was metal waste (X1), metal frame (X2), and independent variable was raw material (Y). Characteristic of Dentistry clinical waste in dental clinic can be classified into sharp waste, infectious waste, histological waste, pharmaceutical waste, chemical waste and heavy metal waste, including to hazardous waste. Characteristic of Clinical wastes that resulted by dentist in Steel laboratory, Acrylic laboratory and Porcelain laboratory were to belong to hazardous waste because of could be classified that suitable with La Grega classification, that are organic waste, inorganic waste and oil waste. Conclusion of this research the frame denture casting waste mass is heavier than the mass of frame denture as a product. There was positive and significant relation between standard material with waste that resulted and metal frame that produced in acrylic denture metal frame production.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11857
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat
Abstrak :

Mahasiswa sebagai cikal bakal penerus bangsa perlu mempersiapkan diri untuk bekerja di era revolusi industri 4.0. Revolusi industri 4.0 membuat setiap manusia harus memiliki beberapa kemampuan agar siap untuk menghadapi revolusi industri 4.0, seperti pemecahan masalah kompleks, berpikir kritis, kreativitas, kerja sama/berkoordinasi dengan orang lain, memiliki kecerdasan emosional, dan memiliki kemampuan menilai dan mengambil keputusan. Setelah lulus kuliah, mahasiswa harus mempersiapkan diri untuk bekerja di era revolusi industri 4.0. Agar siap menghadapi era revolusi industri 4.0, perlu diketahui faktor-faktor yang menjelaskan kesiapan dalam menghadapi era revolusi industri 4.0. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menjelaskan kesiapan mahasiswa FMIPA UI dalam menghadapi era revolusi industri 4.0. Faktor-faktor yang diduga menjelaskan kesiapan mahasiswa dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 adalah jenis kelamin, tujuan penggunaan internet, pengalaman kerja, pengalaman organisasi/kepanitiaan, uang saku, kecocokan  jurusan kuliah, departemen, kepribadian ekstrovert, dan kepribadian introvert. Metode yang digunakan adalah regresi linear berganda. Data yang digunakan merupakan data primer dengan sampel sebanyak 523 mahasiswa FMIPA UI yang diambil dengan metode quota sampling. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa faktor yang menjelaskan kesiapan mahasiswa FMIPA UI dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 adalah jenis kelamin, tujuan penggunaan internet, pengalaman kerja, kecocokan jurusan kuliah, dan kepribadian ekstrovert.


Students as the prospective nation’s successors need to prepare themselves to work in the 4.0 industrial revolution era. 4.0 Industrial revolution causes peoples being must have some ability to be ready to face it, such as complex problem solving, critical thinking, creativity, team work/coordinate with others, have emotional intelligence, and could judge and take decisions. It is necessary to know the factors that explain readiness in facing 4.0 industrial revolution. The purpose of this research is to determine the factors that explain the readiness of FMIPA UI students in facing 4.0 industrial revolution. Presumption factors explained the readiness in facing 4.0 industrial revolution are gender, the purpose in using the internet, work experiences, organizations/committees experiences, pocket money, sense of match with majors, department, extrovert personality, and introvert personality. The method used in this research is multiple linear regression. The data of this research is primary data with a sample of 523 FMIPA UI students, collected by using quota sampling method. The results showed that the factors that explain the readiness of FMIPA UI students in facing the 4.0 industrial revolution era are gender, the purpose in using the internet, work experience, sense of match with majors, and extrovert personality.

Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat
Abstrak :
Sistem mekanik untuk menempatkan detector GM pada pendeteksian flu burung telah diuat. Persyaratan desain dibuat bertujuan untuk melindungi sistem detector akibat benturan, mudah dibawa, mudah dibuka-pasang. Sistem mekanik untuk sistem detector terdiri dari beberapa bagian elemen mekanik seperti konektor, kabel, pemegang, casing, rumah detector, penutup detector. Bahan mekanik dipilih dari bahan yang menyerap sedikit intensitas radiasi gamma sehingga sistem deteksi memberikan cacahan yang optimal. Perancangan diharapka menjadi peralatan yang handal, mudah dan murah untuk dioperasikan serta dfabrikasi.
Tanggerang: Pusat Rekayasa perangkat nuklir Puspiptek- Tanggerang, 2010
PRIMA 7:14 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abdi Rahmat
Abstrak :
LSM selama rezim Orde Baru diakui berperan penting dalam proses kebangkitan masyarakat di Indonesia. Kebangkitan dalam pengertian naiknya posisi tawar masyarakat di hadapan negara, khususnya pemerintah. Begitu pula halnya dengan WALHI, sebagai LSM yang bergerak di isu lingkungan, dan menempatkan isu lingkungan tersebut dalam konteks demokratisasi. Di paruh akhir rezim Orde Baru, kaiangan LSM, termasuk di dalamnya WALHI, umumnya memainkan peran pengimbangan terhadap negara dengan cara konfliktual dan frontal. Hal ini karena memang rezim Orde Baru yang dihadapi ketika itu berwatak otoriter dan represif. Namun, perkembangan yang terjadi pasca refomasi menunjukkan fenomena mulai terbentuk dan berjalannya institusi-institusi demokrasi. Kekuasaan tidak lagi terpusat di pemerintah pusat, tapi sudah tersebar ke lembaga-lembaga negara lainnya, dan juga ke daerah. Sementara di tingkat masyarakat, terjadi pula perubahan-perubahan yang cenderung menjauh dari nilai-nilai civil society. Fenomena ini tentu saja harus diantisipasi secara tepat oleh WALHI, agar WALHI tetap mendapatkan relevansi perannya dalam proses perubahan kemasyarakatan, dan terutama dalam penguatan civil society. Studi ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran deskriptif analisis tentang peran yang dimainkan WALHI pasca reformasi dalam penguatan civil society di Indonesia. Untuk mendapatkan gambaran tersebut, studi ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode wawancara mendalam, analisis terhadap dokumen-dokumen tertulis, serta diperkaya dengan perspektif dan analisis teoritik dari bahan-bahan pustaka. Analisis terhadap peran WALHI tersebut didekati dengan kerangka paradigma LSM yaitu paradigma konformisme, reformasi, dan transformasi, serta kerangka peran LSM yaitu peran pengimbangan (countervailling power), peran pemberdayaan masyarakat (people empowerment), dan peran perantaraan (intermediary institution). Selanjutnya, analisis peran tersebut dikaitkan dengan dampak perannya terhadap penguatan civil society yang dilihat dari perspektif civil society sebagai organisasi masyarakat yang bergerak di wilayah kultural (CSO 1) dan yang bergerak di wilayah politik atau secara vertikal (CSO It), serta civil society dalam perspektif sebagai nilai-nilai yang kultural (CSV II) dan nilai-niiai yang politis (CSV I!). Dalam menghadapi perkembangan pasca reformasi, sebenarnya tidak terlalu banyak perubahan peran yang dilakukan oleh WALHI dibandingkan dengan masa-masa akhir rezim Orde Baru. Di era pasca reformasi, WALHI lebih melakukan penegasan dan penguatan visi dan paradigmanya, serta penataan internal kelembagaan sebagai antisipasi terhadap perkembangan yang terjadi. Di dataran visi, WALHI menguatkan tujuannya untuk mengembalikan kedaulatan rakyat dalam pengelotaan SDA secara adil dan berkelanjutan. Kemudian, menegaskan pandangannya dalam penolakan terhadap kapitalisme global dan neo-liberalisme yang dianggap paling mempunyai andil terhadap kerusakan lingkungan dan penutupan akses rakyat terhadap sumber daya alam. Di tingkat aksi, WALHI melakukan advokasi dan kontrol terhadap kebijakan negara dan implementasinya, dan advokasi untuk penegakan hukum lingkungan. Program aksi berikutnya adalah penguatan organisasi rakyat yang ditujukan untuk penguatan basis avokasi dan basis gerakan WALHI menjadi gerakan rakyat. Di samping itu, WALHI membangun jejaring kerja di antara kekuatan-kekuatan civil society. Dari visi dan aksi WALHI, hasil analisis menunjukkan bahwa WALHI lebih cenderung berparadigma transformatif, meskipun perspektif reformatif digunakan juga oleh WALHI terutama di tingkat aksi. Dominannya paradigma transformatif ini berpengaruh terhadap strategi dan program WALHI yang memilih menjadi organisasi advokasi. Pilihan strategi dan program ini menunjukkan bahwa WALHI lebih menekankan peran sebagai kekuatan pengimbang. Di samping itu, WALHI tetap melakukan peran pemberdayaan masyarakat melalui program penguatan organisasi rakyat, serta pecan perantaraan dengan membangun jejaring kerja untuk menggalang kekuatan-kekuatan civil society. Meskipun peran pemberdayaan dan peran perantaraan ini sebenarnya juga diorientasikan untuk memperkuat peran pengimbangan WALHI terhadap negara dan kalangan industri. Dari peran yang telah dilakukan WALHI, penguatan civil society dapat dilihat pada meningkatnya keterlibatan kalangan civil society dalam perumusan kebijakan-kebijakan negara, terjalinnya jejaring kerja di antara kelompok-kelompok civil society. Di samping itu, munculnya kesadaran kritis, kemandirian, keswadayaan, solidaritas, dan kepatuhan pada norma dan proses hukum, pada organisasi-organisasi rakyat dampingan WALHI. Meskipun, di sana-sini terdapat anomali, seperti masih berkembangnya anarkisme di tingkat masyarakat dalam konflik-konflik pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan. Dengan demikian, WALHI dapat dikategorikan sebagai organisasi civil society kategori kedua (CSO II) yang bermain di wilayah politik dan kebijakan. Sebagai CSO II, WALHI memperjuangkan nilai-nilai civil society yang politis (CSV 11). Meskipun demikian, WALHI tetap memperdulikan aktualisasi nilai-nilai civil society yang kultural (CSV II). Sehingga, secara teoritik, ada persinggungan antara CSV I dan CSV II sebagai nilai-nilai civil society yang diperjuangkan oleh CSO. Aktualisasi paradigma dan peran WALHI di era pasca refonnasi dipengaruhi juga oleh faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan WALHI. Kekuatan WALHI adalah jaringannya yang menasional, struktur dan mekanisme kelembagaan yang partisipatif dan demokratis, dan pengalaman serta kompetensi WALHI dalam membangun jejaring kerja (networking), baik di tingkat lokal, nasional, maupun global. Sedangkan kelemahan WALHI terletak pada: ketergantungan pada donor asing, keterbatasan kuantitas dan kualitas SDM, serta anggota (LSM) yang besar dan heterogen dalam hal visi, misi, bahkan ideologinya. Faktor eksternal yang mempengaruhi, ada yang menjadi peluang bagi WALHI yaitu: situasi politik nasional yang telah terbuka, peluang otonomi daerah, dan kecenderungan menguatnya gerakan civil society secara global. Sementara yang menjadi ancaman adalah: situasi politik transisional yang membuat kehidupan politik menjadi tidak menentu, rezim yang berkuasa yang cenderung menjadi represif, kecenderungan munculnya oportunisme ekonomi politik pada penyelenggera negara, dan menguatnya hegemoni kapitalisme global dan neo-liberalisme. Studi ini tidak mengembangkan parameter untuk menganalisis hasil kerja kalangan LSM dalam penguatan civil society di Indonesia. Karena itu, dibutuhkan studi lebih lanjut untuk menilai efektifitas hasil kerja kalangan LSM, sebagai komponen penting civil society, dalam penguatan civil society. Sehingga, nantinya akan diketahui sejauh mana kondisi civil society di Indonesia, dan sejauhmana pula civil society bisa menjadi fondasi yang kuat bagi terbangunnya tatanan kehidupan yang demokratis dan berkeadilan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12490
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Rahmat
Abstrak :
Tesis ini membahas gerakan sosial baru yang terjadi di Papua. Bagaimana sikap penolakan masyarakat Papua terhadap integerasi dengan Indonesia sejak tahun 1969 lewat Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) dengan bergerilya bersenjata kemudian berubah menjadi cara-cara damai dengan berpolitik dan membangun basis kekuatan massa bukan saja di hutan tetapi sampai didalam kota (konsep masyarakat modern). Dengan menghadirkan organisasi perjuangan yang bernama Presidium Dewan Papua (PDP) sikap menolak integrasi. Sehingga yang menjadi rumusan masalah yaitu bagaimana bentuk organisasi PDP dan perannya dalam melahirkan gerakan sosial baru di Papua ?. Eksplorasi metode pada penelitian ini dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, karena peristiwa ini relatif masih baru maka sumber paling baik adalah pengumpulan dokumen dari hasil Musyawarah Besar (MUBES), Kongres Rakyat Papua Ke II dan dokumen penting PDP dan yang terpenting mewawancarai tokoh-tokoh gerakan sosial baru ini. Untuk memperkuat penelitian ini maka penulis menggunakan teori-teori gerakan sosial baru yang paling relevan dan tepat . Dengan melihat kunci kekuatan teori tersebut dimana lahirnya organisasi perlawanan rakyat, tokoh / pimpinan, adanya kesempatan politik, partisipasi masyarakat akar rumput dan tanggapan pihak yang berkuasa (pemerintah), sehingga lahir mobilisasi massa dan mobilisasi politik, karena adanya suatu kepercayaan (belief) sebagai sumber penyatu. Temuan penelitian ini benar-benar menunjukkan realitas di Papua sebagai fenomena gerakan sosial baru yaitu, organisasi PDP yang laior berhasil merubah pola gerakan yang sebelumnya dengan cara gerilya bersenjata menjadi cara damai dan pola itu menjadi tema pokok perjuangan rakyat, selain ini representatif rakyat dengan melibatkan komponen perjuangan masa lalu seperti TPN / OPM, Tapoll Napol , perempuan, intelektual, dan lain-lain menunjukkan proses demokrasi yang jalan pada tingkat bawah. Cara-cara ini mendapat perhatian yang luar biasa bukan saja dari pemerintah Indonesia bahkan dunia luar. Sekali lagi fenomena ini menjadi sangat menarik dan dapat di tarik bebarapa kesimpulan penting seperti ; ada satu perubahan dimana rakyat dapat memposisikan dirinya dalam konstalasi politik dan bernegara menjadi objek yang sangat berperan, kemudian rakyat tidak lagi semata-mata dijadikan objek keputusan pemerintah. Terjadi interplay of power antara institusi resmi dan kekuatan non formal massa. Akhirnya peran-peran oposisi sangat efektif dalam menciptakan perubahan yang cukup signifikan dalam bentuk kebijakan untuk menampung aspirasi rakyat yang timbul.
New Social Movement The Papuan Presidium Council And The New Social Movement In Papua After The Fall Of The New Order Regime In 1998This thesis discusses a developing New Social Movement In Papua. The nature of rejection of the Papuan community against integration with Indonesia, initially resulted from the so called Act Of Free Choice in 1969 was shown at the very beginning in guerrilla warfare. Recently, in spite of ongoing counter-tenor and intimidating human right violations the struggle has totally changed its course by the adoption of more peaceful and humane means for the restoration of Papuan sovereignty through the establishment of mass political power at the grass-root level, which exists not only in jungles but has widely spread into urban areas (a civic/modem society concept). The presence of The Papuan Presidium Council (locally known as Presidium Dewan Papua or the PDP), play an important role in voicing people's rejection on integration with Indonesia. The new struggle concept has put a challenging strain on PDP, namely, how to organizationally activate this new form of Social Movement in Papua to keep up the struggle ? The exploration of this research fully adopt qualitative research method. As the case is a new, most of the resources are tapped from direct outcome of Deliberation Meetings (Mubes), the Second Papuan People Congress, PDP's initial documentation, and most importantly direct interview with those who - are responsible and involved in maintaining the New Social Movement. In order to strengthen the results of this research the writer has adopted the most recent, most relevant and most popular new social movement theories. Through these theories we can simply see in this case that the unity and oneness established among emerging people resistance organizations, community figures and leader, grass-root communities participation, situational political moments, and mass political mobilization against the government's authoritarian response, are tied as one based on one single belief Achievements of the research indicated the emergence of current socio-political phenomenon in Papua as a New Social Movement. PDP has succeeded in converting a violence-based struggle into a `peaceful struggle'. Mass consolidation which involve a great deal of community representatives as well as past resistance organizations such as TPNIOPM (Papua Liberation Army), Tapol/Napol (Ex-political prisoners), as well as other civic components including women, intellectuals et cetera, is a good sign of a smooth running democratization at the grass-root level. Such situation has drawn serious foreign as well as domestic government attentions. The phenomenon has served us some very interesting conclusions : the people has succeeded in the repositioning process to proactively participate in the overall state political constellation, and that the people are not longer object to government decisions. There is an interplay of power between existing formal institution and the non-formal people (mass) power. Finally, the current opposition has played an effective role in creating significant changes through the adoption of new policies in order to enhance accommodation of all emerging people aspirations.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13710
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugroho Rahmat
Abstrak :
Pada tesis ini dibuat suatu prototipe mesin produksi sirkuler untuk proses pelubangan yang terdiri beberapa proses kerja, seperti proses loader, klem, drill dan unloader. Pengendalian operasi mesin tersebut menggunakan Pengendali Logika Terprogram (PLT). Aktuator yang digunakan untuk menggerakkan mesin tersebut terdiri aktuator linier dan aktuator rotasi. Aktuator linier menggunakan silinder pneumatik, digunakan pada gerakan Loader, simulasi gerakan mesin drill, gerakan klem dan gerakan unloader. Aktuator rotasi menggunakan motor arus searah untuk memberikan gerakan memutar meja-kerja, memutar ban-berj alan, gerakan simulasi motor drill. Program pengendali ditulis dalam bahasa Grafcet ( Function Chart) dan Ladder diagram. Dari program yang dibuat diamati perbedaan proses secara serial dan secara paralel. Hasil pengamatan menunjukkan pengerjaan dengan proses secara paralel, lebih cepat dibanding bila dilakukan secara serial. Perbedaan kecepatan proses pengerjaan dipengaruhi waktu kerja maksimum dan masing-masing stasiun dan kecepatan putar dari meja putar. Kecepatan kerja masing-masing stasiun dipengaruhi oleh tekanan kerja masing-masing silinder. Sedangkan kecepatan putar meja putar dipengaruhi oleh tegangan kerja pada motor penggeraknya. Ketepatan berhenti meja putar prototipe mesin yang dibuat masing menunjukkan adanya penyimpangan. Agar didapat gerakan meja yang lebih presisi sebaiknya penggerak meja putar diganti dengan aktuator linier berupa silinder pneumatik, karena silinder pneumatik mempunyai panjang langkah yang sudah tertentu.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachruddin Rahmat
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T6468
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Bayuni Rahmat
Abstrak :
Kualitas manajemen proyek dalam melaksanakan pekerjaan proyek tergantung dengan kualitas manajer proyek. Dimana manajer proyek merupakan wakil dari perusahaan kontraktor memimpin tim kerja proyek, yang mempunyai pengaruh terhadap kinerja mutu produk yang di hasilkan oleh tim proyeknya. Kinerja mutu produk sendiri terdiri dari kinerja waktu, kinerja biaya, dan kinerja mutu. Salah satu usaha untuk meningkatkan kinerja proyek antara lain meningkatkan kualitas pekerja, dalam hal ini manajer proyek sebagai pimpinan tim proyek yang memiliki peranan kunci terhadap kesuksesan pekerjaan. Peningkatan kualitas manajemen proyek (manajer proyek ) merupakan bagian dari program peningkatan manajemen mutu (Quality Management) dan dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan dan pendidikan. Penelitian ini difokuskan pada proyek konstruksi Sipil Umum seperti jalan, jembatan, fly over, pelabuhan laut, bandara udara, bendungan, pengairan yang ada di Indonesia pada perusahaan kontraktor PT Wijaya Karya. Dari analisa yang didapat factor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja manajer proyek dalam meningkatkan kualitas dlam kinerja waktu dan biaya dengan pengembangan kemampuan dibidang sociotechnical system. Yaitu suatu system yang mencakup system manajemen proyek (PMBOK) yang meliputi masalah manajerial, teknis dan organisasi serta system social, yaitu masalah hubungan antar manusia. ...... It is a common knowledge that the quality of project managmement is depends on the quality of the appointed manager it self, where he/she leads project team, representing the contractor company, which has minor and major effect on the performance of the product produced by his/her team. Product performance it self consists of three aspects, which are time, cost and quality. One way to improve the performance of the project is by improving the quality of the individual who works in the project, in this case the project manager, as the leader which is the key for a successful project. Project management quality improvement (for project manager) is a part of quality management improvement. This research is focused on the civil construction project, such as the road, bridge, flyover, seaport, airport, and water dam in Indonesia which done by PT Wijaya Karya. Analyzes says the factors that affect project manager performance in improving the quality of product, in terms of time and cost, by develop socio-technical system, which is a system designated to solve project management problems, covering managerial, technical, organization, and last but not least human interaction.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T23485
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adipati Rahmat
Abstrak :
Kenaikan permukaan air laut sebagai akibat dan perubahan iklim telah menjadi ancaman bagi keberlanjutan Kota Pesisir Jakarta Utara System dynamics digunakan sebagai pendekatan untuk mensimulasikan penlaku Kota Pesisir Jakarta Utara kedalam model Powersim Dengan memahami perilakunya dalam jangka panjang diharapkan dapat membantu terciptanya strategi adaptasi yang sesuai untuk dapat mendorong terciptanya Kota Pesisir Jakarta Utara yang berkelanjutan dan pengaruh kenaikan permukaan air laut
2011
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Rahmat
Abstrak :
Latar Belakang : Sebuah virus influenza baru berasal dari babi, muncul di Amerika Utara pada tahun 2009, dengan cepat menyebar ke seluruh dunia dan mengakibatkan pandemi influenza A 2009. Virus ini diklasifikasikan sebagai subtipe H1N1 menurut antigenisitas dari hemaglutinin (HA) dan protein neuraminidase (NA). Pandemi influenza tahun 2009 yang disebabkan virus H1N1 telah berakhir. Namun, kemungkinan terjadinya gelombang pandemi (H1N1) 2009 kedua sulit diprediksi. Vaksin DNA merupakan pendekatan baru yang sangat menjanjikan untuk vaksinasi. Vaksin ini dapat merangsang respons imun dengan batas yang sangat luas termasuk respons antibodi, respon sel T sitotoksik dan sel T helper. Dalam penelitian ini, plasmid DNA yang mengekspresikan antigen HA dan NA dari virus H1N1 diinjeksikan pada mencit Balb/C dengan berbagai komposisi dan lokasi injeksi. Imunisasi dilakukan pada mencit Balb/C untuk mengobservasi respon antibodi yang dihasilkan. Metode : Plasmid DNA yang mengekspresikan HA dan NA dan digunakan untuk imunisasi mencit Balb/C pCDNA 3.1 diperbanyak dalam E.Coli Top 10 dan dipurifikasi atau dimurnikan dengan menggunakan Qiagen Plasmid Purification. Mencit dibagi ke dalam 5 kelompok imunisasi, yaitu : kelompok pertama diimunisasi dengan vaksin pcDNA3.1-HA/pcDNA3.1, kelompok kedua diimunisasi dengan vaksin pcDNA 3.1-HA/pcDNA 3.1-NA yang dicampurkan, kelompok ketiga diimunisasi dengan vaksin pcDNA 3.1-NA/pcDNA3.1, kelompok keempat diimunisasi dengan vaksin tunggal pcDNA 3.1-HA yang disuntikan pada paha kiri dan pcDNA 3.1-NA pada paha kanan, kelompok kelima diimunisasi dengan kontrol pCDNA3.1. Respons antibodi spesifik terhadap HA diukur dengan metode ELISA. Hasil : Kelompok mencit Balb/C yang diimunisasi dengan vaksin pcDNA 3.1 HA/pcDNA 3.1 dan pcDNA 3.1-HA/ pcDNA 3.1-NA menunjukkan kenaikan titer abtibodi yang signifikan setelah diimunisasi primer dan booster ke-3. ...... Background : A new influenza virus originated in pigs, appeared in North America in 2009, quickly spread throughout the world and cause pandemic influenza A 2009. The virus is classified as H1N1 subtype according to the antigenicity of the hemagglutinin (HA) and neuraminidase protein (NA). The 2009 influenza pandemic caused by the H1N1 virus has ended. However, the possibility of a wave of H1N1 pdm 2009 is difficult to predict. DNA vaccines are a very promising new approach to vaccination. This vaccine can stimulate an immune response with a very broad limits, including antibody responses, cytotoxic T cell responses and T helper cells. In this study, Plasmid DNAs espressing HA and NA antigen of influenza A H1N1 virus were injected into Balb/C mice with various compositions and site of injection. Immunization performed on Balb / C mice was performed to observe specific antibody response towards. Methods : Plasmid DNAs expressing hemagglutinin and neuraminidase were used for Balb/C mice immunization transformed into a plasmid pCDNA3.1. Plasmid pCDNA 3.1 that express hemagglutinin and neuraminidase propagated in E. coli Top 10 and purified using Qiagen Plasmid Purification. Mice were divided into 5 groups of immunization, namely: the first group was immunized with pcDNA 3.1-HA/pcDNA 3.1 vaccine, the second group was immunized with pcDNA 3.1-HA/pcDNA 3.1-NA vaccine, The third group was immunized by pcDNA 3.1-NA/pcDNA 3.1 vaccine, fourth group were injected by pcDNA 3.1-HA vaccine in the left thigh by and pcDNA 3.1-NA vaccine in the right thigh and the fifth group immunized with the control pCDNA3.1.vaccine. HA-specific antibody responses measured by ELISA method. Results : The group of Balb / C mice which were immunized with pcDNA 3.1- HA/pcDNA3.1 and pcDNA 3.1-HA/pcDNA3.1-NA vaccines show an significantly increase antibody titer after primary immunization and third booster.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>