Rahmaniwati Sulaiman
Abstrak :
Latar belakang. Hubungan antara pajanan timbal ditempat keija dengan peningkatan tekanan darah masih diperdebatkan. Oieh karena itu perlu dilakukan identifikasi faktor pajanan plumbum terhadap hipertensi. Metode. Desain penelitian ialah cross sectional Dengan tujuan untuk mengetahui risiko hipertensi pada pekeija yang terpajan timbal dalam darahnya. Data diambil berdasarkan kuesioner, pemeriksaan tekanan darah dan tinggi/berat badan. Pb darah diperiksa berdasarkan AAS(Atomic Absorption Spectrophotometry)-GV(Graphite Vamis). Penelitian dilaksanakan di antara karyawan yang positif kadar timbal dalam darahnya pada bagian welding dan painting pabrik motor PT X di Jakarta bulan Mei 2007 dengan jumlah responden 101 orang. Hasil. Diperoleh 18 orang penderita hipertensi dari 101 responden yang positif kadar timbal dalam darahnya. Jenis pekeijaan, lama bekerja, kebiasaan merokok, minum kopi, makan ditempat kega, cuci tangan sebelum makan tidak terbukti mempertinggi risiko hipertensi. Sedangkan umur, pendidikan, status gizi, penggunaan alat pelindung diri serta kadar timbal dalam darah berhubungan dengan risiko hipertensi (p<0,25). Berdasarkan hasil analisa multivariat didapatkan bahwa kadar timbal dalam darah yang rendah merupakan faktor protektif terhadap risiko menderita hipertensi 2,27 kali lipat dibandingkan yang kadar timbal tinggi [p=0,19 OR 2,27; 95%interval kepercayaan (CI) 0,66-7,78]. Kesimpulan. Dari penelitian ini didapatkan pajanan kronis timbal dalam darah tidak meningkatkan risiko terjadinya hipertensi pada pekeija yang terpajan timbal. Kadar timbal yang rendah memperkecil risiko menderita hipertensi.
......Background. To assess the relation between occupational lead exposure and elevated blood pressure was debated. Therefore, it is beneficiary to identify the risk factors. Methods. This study used cross sectional. To know the risk factor for hypertension in responden who had blood lead Data were collected by using questionaire, including standard measurement of blood pressure, body height/weight, and blood lead was analyzed by AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry)-GV(Graphite Varnis). This study was conduted on 101 responden who work in welding or painting of motorcycle factory in Jakarta. Results. Among 101 blood lead positive, there were 18 responden with hypertension. After considering all posible confounding variables, multivariate regression analyses demonstrated that age, education, body mass index, and masker used was not significant predictor for hypertension. And the blood lead low level (<3,99pg/dl) is protective factor for hypertension risk[p=0,19 OR 2,27; 95%interval kepercayaan (CI) 0,66-7,78]. Conclusions. The present study suggest that long term lead exposure, blood lead level, was not related to blood pressure change among workers who had been exposed at work to occupational lead. And the blood lead low level (<3,99pg/dl) is protective factor for hypertension risk.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2007
T59062
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library