Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmadewi
Abstrak :
Imunisasi dasar adalah suatu tindakan untuk memberikan kekebalan khusus terhadap penyakit tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, poliomielitis dan campak kepada anak umur 0-12 bulan. Kegiatan tersebut merupakan salah satu Intervensi kesehatan yang berdaya ungkit besar terhadap penurunan angka kesakitan dan angka kematian bayi dan anak. Cakupan imunisasi menurut SDKI (Survei Demografi Kesehatan Indonesia) tahun 1991, 27,9 persen anak terimunisasi lengkap dan 36,6 persen tidak mendapat imunisasi. Salah satu penyebab masih rendahnya status kelengkapan imunisasi dasar anak, karena perilaku kesehatan ibu. Dilakukan analisis data SDKI tahun 1991. Untuk mempelajari besar hubungan antara beberapa faktor perilaku kesehatan ibu dengan status kelengkapan imunisasi dasar anak umur 12-24 bulan. Analisis statistik dilakukan dengan uji Regresi Logistik, secara sederhana dan ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa faktor perilaku kesehatan ibu, meliputi pemeriksaan kehamilan (ANC), penolong persalinan oleh dokter/bidan, pemberian Air Susu lbu (ASI), kesertaan Keluarga Berencana (KB) dan pencarian pengobatan pada sarana pelayanan kesehatan sangat erat hubungannya dengan status kelengkapan imunisasi dasar anak. Hubungan beberapa perilaku kesehatan ibu dengan status kelengkapan imunisasi dasar anak dipengaruhi juga oleh pendidikan ibu, pendidikan suami, pekerjaan suami dan kontak ibu dengan media komunikasi (radio/tv, koran). Selain itu ada perbedaan risiko antara ibu yang ANC dan ibu yang tidak ANC berdasarkan tempat tinggal di desa terpencil, desa, kota (kumuh) dan kota besar terhadap status kelengkapan imunisasi dasar anak. Ternyata ibu-ibu yang tinggal di desa terpencil yang ANC sekitar 4 kali kemungkinan anaknya terimunisasi lengkap dibandingkan ibu yang tidak ANC. Pada ibu-ibu yang tinggal di desa yang ANC sekitar 3 kali kemungkinan anaknya terimunisasi lengkap dibandingkan ibu yang tidak ANC. Ibu-ibu yang tinggal di kota yang ANC sekitar 33 kali kemungkinan anaknya terimunisasi lengkap dibandingkan ibu yang tidak ANC. Sedangkan ibu-ibu yang tinggal di kota besar sekitar 4 kali kemungkinan anaknya terimunisasi lengkap dibandingkan ibu yang tidak ANC. Untuk meningkatkan status kelengkapan imunisasi dasar anak, maka perlu ada intervensi pada beberapa faktor perilaku kesehatan ibu, terutama pada desa terpencil dan kota (kumuh).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1994
T6402
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmadewi
Jakarta: Kantor Menteri Negara Kependudukan RI, 1998
614.47 RAH i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmadewi
Abstrak :
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki Total Fertility Rate (TFR) tertinggi (4,2 anak) dan yang terendah adalah Provinsi Yogyakarta (1,8 anak). Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan angka fertilitas total di kedua provinsi tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif berdasarkan sumber data sekunder berbagai survei meliputi Survei Demografi Kesehatan Indonesia (1991-2007); Survei Kesehatan Nasional dan Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2003; dan Mini Survei tahun 2007 dan 2008. Metode kualitatif dilakukan dengan diskusi kelompok terarah pada wanita pasangan usia subur (PUS) dan wawancara mendalam dengan pengelola program di kabupaten/kota hingga ke desa/kelurahan. Ditemukan TFR di Yogyakarta sangat rendah dan sebaliknya di NTT sangat tinggi. Perbedaan TFR tersebut disebabkan oleh latar belakang demografi dan nondemografi seperti respons terhadap berbagai program penurunan fertilitas. Faktor budaya terhadap nilai anak berpengaruh besar terhadap jumlah anak yang ingin dimiliki. Tingkat pendidikan yang rendah berhubungan dengan faktor yang berpengaruh langsung terhadap pemakaian kontrasepsi, termasuk jenis kontrasepsi. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) yang rendah memicu tingginya kebutuhan kontrasepsi yang tidak terpenuhi. Kesertaan ber-KB di NTT dan di Yogyakarta adalah 42,2% dan 66,9%. Wanita PUS yang keinginan ber-KB tidak terpenuhi masih tinggi di NTT (17,4%) dibandingkan dengan Yogyakarta (6,8%). ...... Province of Nusa Tenggara Timur (NTT) have a total fertility rate (TFR) to the highest (4,2 children) and the lowest is the Province of Yogyakarta (1,8 children). This research is to identify factors that associated with total fertility rate in both provinces. This study uses qualitative method from the Indonesia Demography and Health Surveys (from 1991 to 2007), National Health Survey and Household Health Survey (2003), and Family Planning Mini Surveys (2007 and 2008). The qualitative method were collected using focus group discussions with fertile couple and in-depth interviews with family planning fieldworkers in district to village . The research reveals that TFR of Yogyakarta is very low and NTT is very high. The differentiation of the TFR is due to the demographic and nondemographic background as well as the respond againts the program to decrease the fertility. Cultural factor is the important one againts the value of children that will be influenced to the number of children desired in one family. Low education will be directly related to the use of contraceptive including mix contraceptive. Low family planning services which triggers the high unmet need oc contraceprive. Family Planning participation in NTT is 42,2% and 66,9% in Yogyakarta. Women on childbearing age who wishes to use contraceptive but unmet need in NTT were still high (17,4%) compared with Yogyakarta (6,8%).
Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Kependudukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, 2011
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Annisa Rahmadewi
Abstrak :
ABSTRAK
Kebakaran hutan dan lahan merupakan salah satu jenis bencana yang selalu terjadi di Indonesia terutama di Pulau Sumatera dan Kalimantan dalam kurun waktu 18 tahun terakhir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variasi iklim, titik panas dan insiden ISPA pada bencana kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Riau dan Sumatera Selatan bulan Juli?November 2015. Penelitian ini merupakan studi korelasi dengan menggunakan data sekunder. Populasi penelitian adalah 81 kabupaten/kota di 6 provinsi terdampak kabut asap, sedangkan sampel adalah 21 kabupaten/kota yang memiliki data variasi iklim, titik panas dan insiden ISPA yang lengkap pada Juli-November 2015. Hasil analisis bivariat dengan regresi linear sederhana menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap insiden kasus ISPA adalah curah hujan (r = -0,294; nilai p = 0,013) dan suhu udara (r = 0,287; nilai p = 0,015). Hasil analisis multivariat dengan regresi linear ganda juga menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap insiden kasus ISPA (R2 = 0,143). Model persamaan regresi yang dihasilkan adalah YISPA= -6.338,007 - 181,439X1 (curah hujan) + 432,777X2 (suhu udara). Model regresi yang diperoleh dapat menjelaskan 14,3% variasi insiden ISPA selama bencana.
ABSTRAK
Land and forest fires is one type of disaster is always the case in Indonesia, particularly in Sumatra and Kalimantan within the last 18 years. This study aims to determine the relationship between climate variation, hotspots and incidence of ARI cases on forest fires and land disaster in the Province of Jambi, West Kalimantan, South Kalimantan, Central Kalimantan, Riau and South Sumatra on July to November 2015. This study is a correlation study using secondary data. The population is 81 district/cities in six provinces affected by smog, while the sample is 21 district/cities which have complete data variations in climate, hotspots and incidents ISPA in six provinces affected by smog. The results of the bivariate analysis with simple linear regression showed that the variables which significantly affect the incidence of ARI is rainfall (r = -0.294; p = 0.013) and air temperature (r = 0.287; p = 0.015). The results of multivariate analysis using multiple linear regression showed that both of them significantly affect the incidence of ARI (R2 = 0,143). The resulting regression model is YISPA= -6.338,007 - 181,439X1 (rainfall) + 432,777X2 (air temperature). The regression model obtained can explain 14,3% of the variation ISPA incidents during a disast
2016
S64210
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Madinna Rahmadewi
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kapang dari dua manuskrip Cina lama yang mengalami deteriorasi asal plot 1 Ruang Naskah PP-UI Depok berdasarkan data sekuens daerah internal transcribed spacers ribosomal DNA ITS rDNA . Pengambilan sampel kapang dari manuskrip dengan metode swab dan isolasi kapang dengan metode culture-dependent. Amplifikasi daerah ITS rDNA dan DNA sequencing menggunakan primer forward ITS5 dan primer reverse ITS4. Pencarian homologi sekuens daerah ITS rDNA menggunakan program basic local alignment search tool BLAST. Pembuatan pohon filogenetik menggunakan metode Neighbor Joining, model dua parameter Kimura dan bootstrap sebanyak 1.000 kali replikasi. Lima isolat kapang terpilih diperoleh berdasarkan tipe morfologi yang berbeda dengan kapang dari manuskrip Cina lama asal plot 2, 4, 5, dan 6. Hasil elektroforesis gel produk PCR daerah ITS rDNA menunjukkan lima strain memiliki ukuran fragmen ITS rDNA dengan kisaran 500--700 pb dan DNA sequencing menunjukkan panjang daerah ITS rDNA berkisar 579--610 pb. Lima strain UICC merupakan anggota dari dua kelas Class Eurotiomycetes dan Dothideomycetes , dua ordo Order Eurotiales dan Capnodiales serta tiga famili Family Aspergillaceae, Cladosporiaceae dan Trichocomaceae. Strain UICC 1099 dan UICC 1102 memiliki homologi 99,4 dan 99,8 dengan type strain Aspergillus pseudodeflectus NRRL 6135T. Strain UICC 1103 memiliki homologi 99,7 dengan type strain Cladosporium colocasiae ATCC 200944 T. Strain UICC 1101 memiliki homologi 99,8 dengan type strain Penicillium coffeae NRRL 35363T. Strain UICC 1100 memiliki homologi 99,4 dengan type strain Penicillium mallochii DAOM 239917T. Lima strain UICC merupakan fungi anamorf dan bersifat xerofilik. ......The objective of this study was to identify moulds isolated from two deteriorated old Chinese manuscripts from plot 1 Ruang Naskah Central Library Universitas Indonesia Depok based on sequence data of internal transcribed spacer regions of ribosomal DNA ITS rDNA . Sterile cotton swab was used to obtain samples and culture dependent method was used to isolate moulds. Forward primer ITS5 and reverse primer ITS4 were used to amplify ITS rDNA region and sequencing the DNA. Basic Local Alignment Search Tool BLAST program was used to determine the sequence homology of ITS rDNA region. A phylogenetic tree was constructed by Neighbor Joining method with Kimura rsquo s two parameter model and bootstrap with 1,000 replicates. Five selected mould isolates were obtained based on the morphological type differences compared to moulds from old Chinese manuscripts from plot 2, 4, 5, and 6. Gel electrophoresis showed that the fragment lengths of ITS rDNA region from five strains were on the range of 500 700 bp and DNA sequencing showed that the length variations of ITS DNA fragments were 579 to 610 bp. The five UICC strains belonged to two classes Class Eurotiomycetes and Dothideomycetes , two orders Order Eurotiales and Capnodiales and three families Family Aspergillaceae, Cladosporiaceae and Trichocomaceae. UICC 1099 and UICC 1102 strains showed 99.4 and 99.8 homologies with their type strain Aspergillus pseudodeflectus NRRL 6135T. UICC 1103 strain has 99.7 homology with its type strain Cladosporium clocasiae ATCC 200944T. UICC 1101 strain has 99.8 homology with its type strain Penicillium coffeae NRRL 35363T. UICC 1100 strain has 99.4 homology with its type strain Penicillium mallochii DAOM 239917T. The five UICC strains are anamorphic and xerophilic fungi.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69876
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Awan Rahmadewi
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis formasi DNA adduct 8-OHdG baik secara in vitro maupun in vivo akibat paparan ion logam Bisphenol A (BPA) dan nikel (II). Penelitian in vitro dilakukan dengan mereaksikan 2-deoksiguanosin dengan BPA, Ni (II), dan H2O2 pada berbagai pH (7,4 dan 8,4), suhu (37oC dan 60oC) dan waktu inkubasi (7 dan 12 jam). Penelitian in vivo dilakukan dengan menggunakan Rattus norvegicus, terutama strain Sprague-Dawley. Hewan coba dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok A adalah kelompok kontrol tanpa perlakuan apa pun, kelompok B terpapar BPA dengan dosis 2 mg/kg BB secara oral dan kelompok C terpapar BPA dengan dosis 2 mg/kg BB dan nikel (II) dengan dosis 0,1 μg/kg BB secara oral selama 28 hari. Sampel yang digunakan untuk penelitian in vivo adalah serum darah tikus yang diambil pada minggu pertama dan keempat. Analisis pembentukan 8-OHdG untuk studi in-vitro dilakukan menggunakan fase balik UHPLC dengan detektor UV-Vis pada 254 nm, sedangkan analisis 8-OHdG untuk studi in vivo dilakukan menggunakan metode Sandwich ELISA tidak langsung. Studi in vitro menunjukkan bahwa penambahan DNA 8-OHdG terbentuk pada pH 7,4 lebih tinggi dari pH 8,4. Selain itu, penambahan DNA 8-OHdG yang terbentuk pada 60oC lebih tinggi dari 37oC, dan waktu inkubasi 12 jam menghasilkan 8-OHdG lebih tinggi dari 7 jam. Studi in vivo menunjukkan bahwa kelompok eksperimen dengan paparan BPA dan kelompok dengan paparan BPA dan nikel (II) menghasilkan 8-OHdG lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol.
This study was conducted to analyze both in vitro and in vivo formation of the DNA adduct 8-OHdG due to exposure of Bisphenol A (BPA) and nickel (II) metal ions. In vitro studies were carried out by reacting 2-deoxyguanosine with BPA, Ni (II), and H2O2 at various pH (7.4 and 8.4), temperatures (37oC and 60oC) and incubation times (7 and 12 hours). In vivo studies were carried out using Rattus norvegicus, especially the Sprague-Dawley strain. The experimental animals were divided into three groups. Group A was the control group without any treatment, group B was exposed by BPA with a dose of 2 mg/kg BW orally and group C was exposed by BPA with a dose of 2 mg/kg BW and nickel (II) with a dose of 0.1 μg/kg BW orally for 28 days. The sample used for in vivo study was rat blood serum taken at the first and fourth week. Analysis of 8-OHdG formation for in vitro studies was carried out using a reverse-phase UHPLC with UV-Vis detector at 254 nm, meanwhile the 8-OHdG analysis for in vivo studies was carried out using the Indirect Sandwich ELISA method. In vitro studies showed that the DNA adduct 8-OHdG was formed at pH 7.4 was higher than pH 8.4. In addition, the DNA adduct 8-OHdG formed at 60oC was higher than 37oC, and the incubation time of 12 hours produced higher 8-OHdG than 7 hours. The in vivo study showed that the experimental group with BPA exposure and group with BPA and nickel (II) exposure produced higher 8-OHdG compared to the control group.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fika Rahmadewi
Abstrak :
Penelitian bertujuan untuk mendapatkan antibodi poliklonal kelinci yang distimulasi oleh protein rekombinan globular head neuraminidase (NA) dan mengukur titer antibodi poliklonal. Protein rekombinan globular head NA berhasil diekspresikan secara intraseluler pada sel E.coli BL21 codon plus dengan induksi IPTG 0,1 mM dan dipurifikasi menggunakan resin Ni-NTA. Protein rekombinan globular head NA yang telah dipurifikasi digunakan sebagai antigen untuk menstimulasi antibodi poliklonal kelinci. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah dihasilkan antibodi poliklonal terhadap globular head neuraminidase dan titer antibodi paling tinggi dihasilkan sebesar 1,352.
The aim of this study was to determine rabbit polyclonal antibody stimulated by neuraminidase (NA) globular head recombinant protein and also to measure the polyclonal antibody titer. NA globular head recombinant protein has been expressed in E.coli BL21 codon plus intracellularly induced by 0,1 mM IPTG and has been purified by Ni-NTA resin. The purified of NA globular head recombinant was used as antigen to stimulate rabbit polyclonal antibody. The result shows that rabbit polyclonal antibody of neuraminidase globular head was produced and the highest antibody titer was 1,352.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S1307
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Rahmadewi
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S7739
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khadijah Putri Rahmadewi
Abstrak :
Pergeseran bentuk dan makna dalam penerjemahan terjadi karena perbedaan aturan dan budaya masing-masing bahasa. Hal ini juga terjadi pada cerpen berjudul Nadir yang terdapat dalam kumpulan cerpen Niederungen karya Herta Mueller (2010) yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Tiya Hapitiawati berjudul Nadir (2022). Subjek dalam penelitian ini adalah metafora antropomorfik yang ditemukan dalam cerpen Nadir. Fokus penelitian ini adalah pergeseran bentuk dan makna pada metafora antropomorfik. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dan studi pustaka. Kalimat yang mengandung metafora antropomorfik dianalisis dengan metode kualitatif deskriptif dan dianalisis pergeseran bentuknya berdasarkan teori dari Catford (1965) dan teori pergeseran makna dari Simatupang (1999) dengan menggunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia serta Duden dan Dict.cc untuk bahasa Jerman. Dari 29 data metafora antropomorfik, ditemukan 46 pergeseran. Pergeseran bentuk berjumlah 43 dengan detail 14 pergeseran struktur, enam pergeseran kelas kata, 21 pergeseran unit, dan dua pergeseran intrasistem. Sementara itu, pergeseran makna berjumlah tiga, ketiganya adalah pergeseran makna generik ke spesifik. Dari semua data, tidak ada pergeseran makna budaya yang terjadi. Selain itu, ada pula tiga data yang tidak mengalami pergeseran dan sebuah data yang dalam TSu bukan merupakan antropomorfik. ......Category shift and meaning shift occur in translation because of the differences in each language's rules and culture. These shifts also exist in a narrative text, Nadir, which is part of the narrative text compilation book Niederungen written by Herta Herta Mueller (2010). The book is translated into Indonesian by Tiya Hapitiawati into Nadir (2022). Anthropomorphism found in Nadir is the subject of this research. This research’s focuses are category and meaning shift in anthropomorphism. The methods are qualitative descriptive and library research. The sentence which contains anthropomorphism is analyzed through the qualitative descriptive method and its shifts are also analyzed through category shift theory by Catford (1965) and meaning shift theory by Simatupang (1999). Tools used in this research are Kamus Besar Bahasa Indonesia, Duden, and Dict.cc. The result is from 29 anthropomorphisms, there are 46 shifts on them. The category shift has 43 data with 14 structure shifts, six class shifts, 21 intra-system shifts, and two unit shifts. The meaning shift has three data. All of them are generic to specific. No data was found on the cultural point of view shift. There are also three data that don’t have shifts and a data that isn’t a part of anthropomorphism in German, but it is in Indonesian.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library