Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahma Sukmawati
"Pasien kanker memiliki risiko tinggi berkembangnya komplikasi akibat infeksi selama penanganan penyakit dan proses pengobatan. Antibiotik sebagai obat yang digunakan dalam penanganan infeksi harus diberikan secara rasional untuk mencegah kejadian resistensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien kanker di Rumah Sakit Kanker Dharmais periode bulan Januari-Juni 2017. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain studi cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif dari data resep pasien dengan teknik total sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah resep pasien kanker 18-59 tahun yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Kanker Dharmais pada periode bulan Januari-Juni 2017. Penelitian dilakukan terhadap 2179 resep pasien yang memenuhi kriteria inklusi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa antibiotik yang paling sering digunakan pada periode penelitian ini berasal dari golongan sefalosporin dengan jenis sefiksim. Total kuantitas penggunaan antibiotik dalam satuan DDD dan DDD/100 pasien/hari adalah 53069,23 dan 182,72. Kuantitas antibiotik terbesar yang dinyatakan dalam satuan DDD dan DDD/100 pasien/hari adalah levofloksasin dengan nilai 10660 dan 36,70. Ada sebanyak 12 jenis antibiotik yang menyusun segmen DU90 pada periode penelitian ini yaitu levofloksasin, seftriakson, meropenem, sefiksim, siprofloksasin, isoniazid, seftazidim, etambutol, metronidazol, sefotaksim, sefepim, dan rifampisin. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa penurunan kuantitas dan peningkatan kualitas penggunaan antibiotik dapat menurunkan kejadian resistensi.

Cancer patients has a high risk of developing complications from infection during disease management and treatment processes. Antibiotics as drugs used in the treatment of infections should be given rationally to prevent the occurrence of resistance. This study was conducted to evaluate the use of antibiotics in cancer patients in Dharmais Cancer Hospital during the period of January June 2017. This research was a descriptive study with cross sectional study design. Data retrieval was done retrospectively from patients rsquo recipe data with total sampling technique. Samples in this study were recipes of cancer patients 18 59 years old who underwent inpatient at Dharmais Cancer Hospital in January June 2017. This study was conducted on 2179 recipe of patients who met the inclusion criteria.
The results showed that the most commonly used antibiotics during this period of study came from the cephalosporin group with the cefixime type. The total quantity of antibiotic used expressed in DDD and DDD 100 patients day was 53069,23 and 182,72. The largest quantity of antibiotics used expressed in units of DDD and DDD 100 patients day were levofloxacin with value 10660 and 36,70. There were 12 types of antibiotics that made up the DU90 segment in this study period, which were levofloxacin, ceftriaxone, meropenem, cefixime, ciprofloxacin, isoniazid, ceftazidime, ethambutol, metronidazole, cefotaxime, cefepime, and rifampicin. Therefore it can be concluded that the decrease in quantity and increase the quality of antibiotic used can decrease the incidence of resistance."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Sukmawati
"Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) sebagai bagian dari kurikulum program Profesi Apoteker bertujuan untuk mempersiapkan lulusan apoteker yang berkompeten. Fakultas Farmasi Universitas Indonesia berkerjasama dengan berbagai instansi dan fasilitas pelayanan kesehatan agar calon apoteker dapat melaksanakan PKPA di tempat tersebut. PKPA sebagai salah satu upaya untuk menyiapkan sumber daya manusia apoteker yang siap terjun di masyarakat setelah lulus. PKPA ini dilaksanakan di tiga fasilitas pelayanan kesehatan yaitu Apotik Atrika, Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru, dan RSUP Fatmawati selama Periode Bulan Januari-April 2019. PKPA ini bertujuan agar calon apoteker mampu memahami peranan, tugas, dan tanggungjawab apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan etika farmasi yang berlaku, dan dalam bidang kesehatan lain. Selain itu apoteker diharapkan memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku (professionalisms) serta wawasan dan pengalaman nyata (reality) untuk melakukan praktik profesi dan pekerjaan kefarmasian di fasilitas pelayanan kesehatan. Mahasiswa juga diharapkan memiliki gambaran nyata tentang permasalahan dan cara mengatasi masalah (problem-solving) dalam praktik dan pekerjaan kefarmasian di fasilitas pelayanan kesehatan serta mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain yang bertugas.


Pharmacist Professional Work Practices (PKPA) as part of the Pharmacist Professional Curriculum program aims to prepare competent pharmacist graduates. The Faculty of Pharmacy, Universitas Indonesia collaborates with various agencies and health service facilities so that prospective pharmacists can carry out work practices at the venue. PKPA as an effort to prepare the pharmacist's human resources who are ready to enter the community after graduation. PKPA is implemented in three health service facilities, namely Apotek Atrika, Public Health Center of Kecamatan Kebayoran Baru, and Fatmawati Central Hospital during the January-April 2019 period. PKPA aims to enable prospective pharmacists to understand the roles, duties and responsibilities of pharmacists in pharmacy service practices in service facilities. Health in accordance with statutory provisions and applicable pharmaceutical ethics, and in other health fields. In addition, pharmacists are expected to have knowledge, skills, attitudes and behaviors (professionalisms) and insight and real experience (reality) to do professional practice and pharmacy work in health care facilities. Students are also expected to have a real picture of the problem and how to solve problems (problem-solving) in the practice and work of pharmacy in health care facilities and be able to communicate and interact with other health workers on duty.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library