Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahayuningsih
"Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang seluruh atau sebagian besar modalnya berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan, merupakan salah satu pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian nasional, di samping usaha swasta dan koperasi. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, BUMN, swasta dan koperasi melaksanakan peran saling mendukung berdasarkan demokrasi ekonomi. BUMN sebagai perpanjangan tangan pemerintah juga dituntut untuk dapat menghasilkan keuntungan yang nantinya dipergunakan untuk kemakmuran rakyat. Namun, dalam pelaksanaanya, BUMN kerap mendapatkan hambatan karena banyaknya peraturan yang tidak harmonis, seperti yang dialami oleh BUMN di sektor perbankan.
Masih berlakunya Undang-Undang Nomor 49 Prp Tahun 1960 tentang Panitia Urusan piutang Negara yang mengatur penyelesaian piutang negara, dan penetapan kekayaan BUMN sebagai bagian dari kekayaan negara sebagaimana yang disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Pasal 2 (g), membawa implikasi terhadap pengelolaan kekayaan BUMN sebagai entitas badan hukum yang terpisah sebagaimana yang dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara Pasal 1 angka 1. Penyertaan modal yang bersumber dari APBN yang dilakukan oleh negara melalui pemerintah pada BUMN hingga saat ini masih menjadi polemik yang berkepanjangan. Penggolongan kekayaan negara atas kekayaan yang dimiliki oleh BUMN membatasi ruang gerak manajemen bank BUMN untuk lebih leluasa dalam mengambil keputusan khususnya yang terkait dengan pengelolaan kredit macet.
Meskipun sejak 2006, piutang bank BUMN telah dikelola sendiri oleh bank BUMN pasca dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah yang berlandaskan pada Fatwa Mahkamah Agung nomor WKMA/Yud/20/VIII/2006 yang menyatakan bahwa piutang bank BUMN bukan piutang negara. Namun, karena masih berlakunya Undang-Undang Nomor 49 Prp Tahun 1960 membuat bank BUMN tidak berani menyelesaikan kredit macet dengan menggunakan mekanisme hapus tagih (hair cut).
Akibatnya, banyak debitor yang merasa dirugikan terhadap perbedaan perlakuan tersebut, seperti yang dialami oleh Grup Aspalindo, debitur PT Bank Negara Indonesia Tbk yang mengajukan pengujian terhadap Undang-Undang Nomor 49 Prp Tahun 1960 ke Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Konstitusi dalam putusannya Nomor 77/PUU-IX/2011 menetapkan bahwa frasa-frasa negara yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 49 Prp Tahun 1960 dicabut, berakibat pada piutang BUMN bukan piutang negara, dan bank BUMN diberi kewenangan untuk menyelesaikan kredit bermasalah dengan mekanisme hapus tagih.

State Owned Enterprises (SOE) which all or most of its capital derived from separated state wealth, is one of economic actors despite private enterprises and cooperatives.In running their businesses, SOEs, privates and cooperatives perform mutual support based on economic democracy. SOEs as a government’s arm is also required to be able generate profits than can later be used as much as possible for people’s prosperity, However, in its implementation, SOEs often get obstacles because there are many not harmonious rules, as experienced by SOEs in banking sector.
The application of Law No.49 prp 1960 regarding State Receivables Committee and the Determination of SOEs wealth as part of State Wealth as stated on Law 17/2003 regarding State Finance Article 2 (g) lead implications for state-owned property management as a separate legal entity as stated in Law No.19/2013 regarding State-Owned Enterprises Article 1 Paragraph 1. The equity which derived from State Budget through the government to SOEs is still being prolonged debate. State wealth classification on SOEs’ property restricts state-owned bank management to be more flexible in making decisions especially related to non-performing loan management.
Although since 2006, state-owned bank receivables have been managed by themselves after the issuance of Government Regulation No.33/2006 regarding Government Regulation Amendment No.14/2005 on Procedures for State/Regions Receivables Removal based on Supreme Court Decision No. WKMA/Yud/20/VIII/2006 stating that state-owned banks receivables are not state’s receivables. However, because there is still controversy in defining state wealth and the enactment of Law No.49 prp/1960 makes state-owned banks are doubtful to end non-performing loan using hair cut mechanism as done by private banks.
As a result, many debtors are feel aggrieved against the different treatment, as experienced by Aspalindo Group, debtor of PT Bank Negara Indonesia Tbk. At last Aspalindo Group filed a judicial review of Law No.49 prp/1960 to the Constitutional Court. In the decision No. 77/PUU-IX/2011 the Constitution Court set that state phrases contained in Law No.49 Prp/1960 revoked, resulting SOEs receivables is not the state and state-owned banks is authorized to solve non-performing loan using hair cut mechanism.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
T36033
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayuningsih
"Penelitian ini dilakukan untuk dapat mengidentifikasi tingkat kecemasan orangtua klien yang akan dilakukan pemasangan alat VP Shunt sebelum tindakan dan sesudah tindakan operasi, serta penyebab terjadinya kecemasan khususnya di ruang D3 bedah saraf RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Pertanyaan penelitian adalah: sejauhmana respon psikologis terhadap pemasangan alat tersebut. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif sederhana, dengan menggunakan analisa data univariat. Jumlah sampel yang digunakan menggunakan metode purposive sampel, yaitu sebanyak delapan responden. Hasil penelitian yang didapatkan kali ini adalah ada perbedaan tingkat kecemasan responden sebelum dan sesudah dilakukan tindakan operasi. Hasil ini diharapkan dapat menjadi perhatian tim pelayanan kesehatan secara umum, khususnya perawat untuk lebih memperhatikan segi psikologis orangtua klien dalam pemberian pelayanan sehingga dapat mengurangi tingkat kecemasan yang terjadi pada orangtua klien.

This study aimed to identify level of anxiety and its causes in parents with children who have a surgery tp plant VP Shunt, before and after the surgery in neurosurgery ward in RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. The question of this study is: How far is the level of anxiety of the surgery. The design for this study is simple descriptive with 8 samples that was taken by purposive sampling. The result of the study is there is a difference in level of anxiety in parents, before and after the surgery. This has to be an attention to all health care providers, especially for nurses so that the care that will be given can decrease the level of anxiety of the parents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5368
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayuningsih
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan perilaku konsumsi rumah tangga di Indonesia terhadap pangan pokok sumber karbohidrat pada tahun 1987 dan tahun 2009 serta menganalisis komoditas apa saja yang dapat mensubstitusi beras sebagai makanan pokok sumber karbohidrat pada rumah tangga di Indonesia.
Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan ekonometrika dengan menggunakan data cross section Susenas 1987 dan 2009 untuk mengestimasi sistem permintaan (demand system) dengan model LA/AIDS yang diestimasi dengan Seemingly Unrelated Regression (SUR). Dalam penelitian ini penulis melakukan two step Heckman procedure untuk mengatasi selectivity bias dan menggunakan instrument variable harga untuk mengatasi simultaneity bias, quality effect dan quantity premium. Untuk memenuhi properti fungsi permintaan dilakukan restriksi simetri dan homogenitas. Sementara itu properti adding up dipenuhi melalui definisinya dengan tidak mengestimasi persamaan pangan lainnya.
Penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku konsumsi rumahtangga Indonesia berbeda antara tahun 1987 dan 2009 dilihat melalui statistik deskriptif proporsi pengeluaran dimana kelompok beras, terigu, kentang serta talas, sagu dan umbi lainnya mengalami peningkatan, sedangkan ubi jalar, ubi kayu dan jagung mengalami penurunan. Melalui analisis ekonometrika menunjukkan bahwa pada tahun 1987 kelompok ubi kayu, terigu, ubi jalar, kentang, talas, sagu, dan umbi lain merupakan substitusi dari beras serta jagung komplementer dari beras. Pada tahun 2009 terjadi perubahan dimana kelompok ubi kayu, terigu, dan ubi jalar menjadi barang komplementer dari beras. Akan tetapi pengujian terhadap elastisitas silang antar dua tahun tersebut dengan tingkat signifikansi 10% menunjukkan tidak ada perbedaan antara kedua tahun tersebut.

This research aimed to analyze the differences consumption behavior of households in Indonesia against the carbohydrate staple foods in 1987 and 2009 and analyze commodity that could substitute rice as a staple food source of carbohydrates for households in Indonesia.
This Research used descriptive and econometric analysis using cross section data Susenas 1987 and 2009 to estimate the demand system with LA/ AIDS model. This model are estimated by Seemingly Unrelated Regression (SUR). In this study the authors performed a two-step Heckman procedure to overcome the selectivity bias and used the instrument variable to overcome simultaneity bias, quantity premium and quality effects. To make the model consistent with demand function properties, ??restrictions of symmetry and homogeneity are imposed in this model. Meanwhile, adding up properties fulfilled by definition (The equation of other food was dropped).
Result of this study shows that the different behavior of household consumption Indonesia between 1987 and 2009 seen through descriptive statistics, where the budget share on rice, wheat, potatoes, taro, sago and other tuber have increased, while the sweet potato, cassava and maize declined. Through econometric analysis shows that in 1987 the group of cassava, wheat, sweet potatoes, potatoes, taro, sago, and other tuber are substitute of rice and corn is complementary of rice. In 2009 there is a change in which groups of cassava, corn, and sweet potatoes into complementary goods of rice. However, independent sample test of the cross elasticity between the two years with a significance level of 10% showed no difference between the two years.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Urip Lestari Rahayuningsih
"Tesis dengan judul "Kebijakan Cina Menangani lsu SARS dalam Perspektif Human Security" mencoba menjelaskan bagaimana wabah SARS menjadi salah satu ancaman terhadap human security, digambarkan dari dampak penyebaran wabah SARS terhadap beberapa negara berbagai aspek dan gambaran mengenai Cina merespon munculnya isu tersebut dalam perspektif human security.
Wabah SARS yang menyerang di tahun 2002-2003 menunjukkan kekurangan transparansi dan ketidakefektifan kebijakan kesehatan publik di Cina yang akhirnya bukan hanya mempengaruhi warga Cina tetapi juga warga di beberapa negara. Penyembunyian dan under-reporting kasus infeksi oleh medical personnel dan pejabat pemerintah dengan serius telah mempengaruhi kepercayaan publik di dalam dan luar Cina. Bentuk ancaman baru seperti wabah SARS ini mempengaruhi persepsi pemimpin Cina dalam menilai kepentingan dan kebutuhan keamanan yang pada akhirnya mempengaruhi pengambilan keputusan dalam kebijakan keamanan. Ditambah lagi dengan tekanan-tekanan yang didapatkan Cina dari WHO dan masyarakat Internasional karena keterlambatan penanganan kasus ini dengan melarang warga untuk melakukan kunjungan perjalanan ke Cina yang tentunya secara langsung berdampak pada bidang perekonomian.
Situasi yang berkembang memperlihatkan bahwa SARS telah memberikan implikasi yang cukup luas tidak hanya terhadap keamanan kesehatan manusia, tetapi juga terhadap keamanan sosial, ekonomi dan politik satu negara, dalam hal ini khususnya Cina.
Dengan demikian, kebijakan yang diyakini pemerintah Cina dapat dilakukan dalam menanggulangi isu ini pada kenyataannya belum cukup memadai, sehingga dampak dari wabah SARS meningkat hingga mencapai angka kematian/ mortality yang cukup tinggi dan meluas ke beberapa negara."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14088
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deasy Ariyanti Rahayuningsih
"The purpose of this study is to examine the interrelationship between factors, such as organization's culture, salary satisfaction, job satisfaction, motivation, gender, an educational background that influence work productivity. The data are collected through contact person from 135 accounting staffs from some private companies .in Jakarta and Tangerang. Seven variables are investigated in this study. Using Structural Equation Modeling with prog ram applications, the results of this study show that there is relation between organizational culture and job satisfaction, between organizational culture and motivation, between job satisfaction and motivation, between job satisfaction and work productivity, between motivation and work productivity, between organizational culture and salary satisfaction, between salary satisfaction and motivation, between organizational culture and educational background, between salary satisfaction and educational background, between salary satisfaction and work productivity and between gender and salary satisfaction. On the contrary, The results of this study also show that there is no relation between gender and motivation"
2006
MUIN-XXXV-12-Des2006-39
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Intan Rahayuningsih
"Imunisasi merupakan salah satu prosedur yang menimbulkan nyeri karena sebagian besar diberikan melalui penyuntikan. Salah satu manajemen nyeri untuk menurunkan nyeri imunisasi adalah dengan pemberian ASI. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sejauhmana efek pemberian ASI terhadap tingkat nyeri dan lama tangisan bayi saat penyuntikan imunisasi. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental, dengan pendekatan static group comparison yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat nyeri dan lama tangisan pada responden yang diberikan dan tidak diberikan ASI dengan menggunakan kelompok kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi yang diimunisasi di wilayah kerja Puskesmas Beji dan Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok Provinsi Jawa Barat. Jumlah sampel 88 orang, 44 orang kelompok intervensi dan 44 orang kelompok kontrol. Analisis perbedaan tingkat nyeri dan lama tangisan bayi saat penyuntikan imunisasi menggunakan Independent sample t-Test.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat nyeri bayi yang diukur dengan skala FLACC (p=0,0001) dan skala RIPS (p=0,001) saat penyuntikan imunisasi pada bayi yang diberi ASI lebih rendah dibandingkan pada bayi yang tidak diberi ASI. Lama tangisan bayi saat penyuntikan imunisasi pada bayi yang diberi ASI lebih singkat dibandingkan pada bayi yang tidak diberi ASI (p = 0,0001). Karakteristik bayi tidak mempengaruhi tingkat nyeri bayi yang diberi ASI saat penyuntikan imunisasi. Pemberian ASI sebagai pemenuhan kebutuhan dan hak anak, juga memiliki manfaat sebagai analgesik yang dapat menurunkan tingkat nyeri bayi yang disusui sebelum dan selama prosedur berlangsung. Selama menyusui, kebersamaan ibu dengan bayi memberikan rasa aman dan nyaman sehingga hal ini dapat dijadikan manajemen nyeri non-farmakologi dan penerapan atraumatic care guna meningkatkan pelayanan dan kenyamanan pasien. Perawat anak sebagai salah satu praktisi yang dapat melakukan manajemen nyeri yang tepat bagi anak memerlukan kerja sama dengan tim kesehatan lainnya, serta pemerintah yang ada di daerah setempat.

Immunization is one of procedure which making pain because most of them is given by injecting. One of pain management to decrease an immunization pain is breast feeding. The purpose of this study is to identify how effect of breast feeding toward level of pain and long time of baby's crying when injecting immunization. This study used a quasi experimental design by the method of static group comparison which aimed to find the difference between level of pain and long time of baby's crying among respondents who were given ASI or not by using control gro up. The populations of this study are all of babies who are given immunization in work areas of Primary Health Care at Beji and Pancoran Mas Depok in the province of West Java. The numbers of samples are 88 peoples where 44 samples are intervention group and 44 of them are control group. The analysis of different between level of pain and long time of baby's crying when injecting immunization using Independent sample t-Test.
This study purpose indicated that pain level of baby which was measured by scale of FLACC (p=0,0001) and scale of RIPS (p=0,001) when injecting immunization for baby who was given ASI lower than baby who was not given ASI. Long time of baby's crying when injecting immunization for baby who was given ASI shorter than baby who was not given ASI (p=0,0001). The characteristic of baby does not effect on level of pain for baby who is given ASI when injectin immunization. Breast feeding as way of fulfilling on the needs and baby's rights, it also has a benefit as analgesic which can decrease level of pain for baby who is given ASI before and during procedure is done. During breast feeding, togetherness between mother and baby gave feelings of peaceful and pleasant so this matter can become pain management of non pharmacology and applying a traumatic care to improve services and patient's pleasant. Nurse of children as one of practitioner who can implement the right pain management for baby needs a cooperation with another team of health services and government which is at the local area.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Intan Rahayuningsih
"Imunisasi merupakan salah satu prosedur yang menimbulkan nyeri karena sebagian besar diberikan melalui penyuntikan. Salah satu manajemen nyeri untuk menurunkan nyeri imunisasi adalah dengan pemberian ASI. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sejauhmana efek pemberian ASI terhadap tingkat nyeri dan lama tangisan bayi saat penyuntikan imunisasi. Penelitian ini menggunakan desain guasi eksperimental, dengan pendekatan static group comparison yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat nyeri dan lama tangisan pada responden yang diberikan dan tidak diberikan ASI dengan menggunakan kelompok kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi yang diimunisasi di wilayah kerja Puskesmas Beji dan Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok Provinsi Jawa Barat Jumlah sampel 88 orang, 44 orang kelompok intervensi dan 44 orang kelompok kontrol. Analisis perbedaan tingkat nyeri dan lama tangisan bayi saat penyuntikan imunisasi menggunakan Independent sample t-Test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat nyeri bayi yang diukur dengan skala FLACC (p=0,0001) dan skala RIPS (p=0,001) saat penyuntikan imunisasi pada bayi yang diberi ASI lebih rendah dibandingkan pada bayi yang tidak diberi ASI. Lama tangisan bayi saat penyuntikan imunisasi pada bayi yang diberi ASI lebih singkat dibandingkan pada bayi yang tidak diberi ASI (p = 0,0001). Karakteristik bayi tidak mempengaruhi tingkat nyeri bayi yang diberi ASI saat penyuntikan imunisasi. Pemberian ASI sebagai pemenuhan kebutuhan dan hak anak, juga memiliki manfaat sebagai analgesik yang dapat menurunkan tingkat nyeri bayi yang disusui sebelum dan selama prosedur berlangsung. Selama menyusui, kebersamaan ibu dengan bayi memberikan rasa aman dan nyaman sehingga hal ini dapat dijadikan manajemen nyeri non-farmakologi dan penerapan atraumatic care guna meningkatkan pelayanan dan kenyamanan pasien. Perawat anak sebagai salah satu praktisi yang dapat melakukan manajemen nyeri yang tepat bagi anak memerlukan kerja sama dengan tim kesehatan lainnya, serta pemerintah yang ada di daerah setempat.

Immunization is one of procedure which making pain because most of them is given by injecting. One of pain management to decrease an immunization pain is breast feeding. The purpose of this study is to identify how effect of breast feeding toward level of pain and long time of baby’s crying when injecting immunization. This study used a quasi experimental design by the method of static group comparison which aimed to find the difference between level of pain and long time of baby’s crying among respondents who were given ASI or not by using control group. The populations of this study are all of babies who are given immunization in work areas of Primary Health Care at Beji and Pancoran Mas Depok in the province of West Java. The numbers of samples are 88 peoples where 44 samples are intervention group and 44 of them are control group. The analysis of different between level of pain and long time of baby’s crying when injecting immunization using Independent sample t-Test. This study purpose indicated that pain level of baby which was measured by scale of FLACC (p=0,0001) and scale of RIPS (p=0,001) when injecting immunization for baby who was given ASI lower than baby who was not given ASI. Long time of baby’s crying when injecting immunization for baby who was given ASI shorter than baby who was not given ASI (p=0,0001). The characteristic of baby does not effect on level of pain for baby who is given ASI when injecting immunization. Breast feeding as way of fulfilling on the needs and baby’s rights, it also has a benefit as analgesic which can decrease level of pain for baby who is given ASI before and during procedure is done. During breast feeding, togethemess between mother and baby gave feelings of peaceful and pleasant so this matter can become pain management of non phannacology and applying a traumatic care to improve Services and patient’s pleasant. Nurse of children as one of practitioner who can implement the right pain management for baby needs a cooperation with another team of health Services and govemment which is at the local area."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26580
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rahayuningsih
"ABSTRAK
Skripsi ini meneliti Novel Roman Pantjaroba Palawidja karya Karim Halim dan interlok karya Abdullah Hussain, seorang pengarang Malaysia. Penelitian ini dilakukan setelah melihat kemiripan masalah yang terdapat dalam Roman Oabtjaroba Palawidja dan Interlok, selain itu juga berdasarkan alasan, masih kurangnya penelitian sastra bandingan, khususnya antara novel Indonesia dan Malaysia. Penelitian ini bertujuan menganalisis tema, tokoh, alur dan latar pada Roman Pantjaroba Palawidja dan interlok serta membandingkan unsur intrinsik kedua novel itu untu melihat persamaan dan perbedaan yang terdapat dalam kedua novel, khususnya yang berkaitan dengan masalah pembauran. Oleh karenaya penelitian ini menggunakan pendekatan intrinsik, dengan motode analisis dan komparatif...

"
1996
S11106
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christiana Rahayuningsih
"ABSTRAK
Wajah manusia mengandung banyak informasi dan antarmuka yang jelas dalam inleraksi antara manusia dan komputer. Hal ini telah memotivasi penelitian aktif di bidang pengenalan wajah, face tracking, pose estimation, pengenalan ekspresi, dan pengenalan mimik. Akan tetapi, sebagian besar metode tersebut mengasumsikan bahwa wajah manusia dalam suatu citra atau urutan citra telah diidentifikasi dan dilokalisasi. Untuk membangun suatu system otomatis sehingga kerja manusia dapat sepenuhnya ditangani oleh mesin, sangatlah penting untuk membangun algoritma yang handal dan efisien untuk mendeteksi wajah manusia.
Tujuan dari deteksi wajah adalah untuk mengidentifikasi dan menempatkan wajah manusia dengan posisi, skala, orientasi, dan kondisi pencahayaan tertentu. Dalam tugas skripsi ini, ditampilkan suatu algorilma deteksi wajah untuk grayscale image dengan latar belakang yang kompleks dan skala yang bervariasi. Agar dapat menangani citra masukan dengan skala yang berbesa-beda, dilakukan metode pyramid terhadap citra masukan. Metode yang digunakan dalam proses deteksi dikembangkan dari metode Principal Component Analysis (PCA) dengan pembobotan yang optimum untuk menghasilkan error criterion yang terbaik. Simulasi dil akukan dengan MATLAB versi 5.3.

"
2001
S39101
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Euis Rahayuningsih
"Stigma merupakan salah satu faktor tertundanya penanganan penyakit kusta yang membuat penderita merasa malu dan terlambat mencari pengobatan sehingga dan sudah mengalami kecacatan yang berakibat terjadinya penurunan kualitas hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara perceived stigma dengan kualitas hidup setelah dikontrol umur, jenis kelamin, pendidikan, dan penghasilan.
Desain yang digunakan adalah cross sectional dengan data primer menggunakan instrumen WHOQOL-BREF, perceived stigma dan format isian karakteristik. Kualitas hidup penderita kusta lebih banyak yang memiliki kualitas hidup kurang (57,45%). Karakteristik responden sebagian besar perempuan (82,98%), berumur 18-40 tahun (72,34%), lama pendidikan 0-6 tahun sebesar 76,60% dan penghasilan dibawah UMR (91,49%). Terdapat hubungan signifikan antara perceived stigma dengan kualitas hidup setelah dikontrol variabel penghasilan.
Untuk meningkatkan kualitas hidup penderita diperlukan penanganan stigma seperti konseling, terapi kelompok, rehabilitasi fisik dan okupasi untuk mencegah timbulnya cacat dan penderita bisa melakukan pekerjaan yang bisa meningkatkan kualitas hidupnya.
Bagi peneliti lain disarankan untuk mencoba rancangan longitudinal, teknik analisis lain, menambah variabel, melakukan uji instrumen, mencoba instrumen lain dan membuat perbandingan responden. Masyarakat diharapkan lebih terbuka pada informasi kusta agar menambah pemahaman dan memiliki persepsi yang baik tentang kusta.

Stigma is one factor that delayed treatment of leprosy makes people feel embarrassed and too late to seek treatment and have experience of disability that results in decreased quality of life. The purpose of this study was to determine the relationship between perceived stigma to quality of life after controlling for age, sex, education, and income.
The design used was cross sectional with primary data using the WHOQOL-BREF instrument, perceived stigma and formatting characteristics of the field. Quality of life of leprosy patients more likely to have less quality of life (57.45%). Characteristics of respondents most women (82.98%), aged 18-40 years (72.34%), a study period of 0-6 years at 76.60% and earnings below minimum wage (91.49%). There is a significant relationship between perceived stigma to quality of life after the controlled variable income.
To improve the quality of life of patients required treatment stigma such as counseling, group therapy, physical rehabilitation and occupational therapy to prevent the onset of disability and the patient can do the work that could improve the quality of life.
For other researchers are advised to try the longitudinal design, other analytical techniques, add a variable, test instruments, other instruments to try and make a comparison of respondents. Expected to be more open to the public information in order to increase the understanding of leprosy and has a good perception of leprosy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31918
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>