Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahayu Wilujeng Kinasih
"Aliterasi merupakan alat stilitis bahasa berupa frasa atau kalimat dari lebih dari dua kata yang diawali dengan huruf yang sama. Pada penelitian ini, peneliti ingin memperlihatkan penerjemahan aliterasi pada novel serial A Series of Unfortunate Events. Pada seri novel ini, frasa beraliterasi dibagi menjadi tiga kategori: judul buku, nama, frasa nomina. Pada kategori judul buku, bentuk aliterasi pada semua data berhasil dipertahankan pada TSa. Pada kategori nama, 23 dari 28 data berhasil dipertahankan bentuk aliterasinya. Pada kategori frasa nomina, hanya 2 dari 90 data yang berhasil dipertahankan bentuk aliterasinya. Kesepadanan yang penerjemah capai pada penerjemahan yang bentuk aliterasinya tidak dapat dipertahankan adalah kesepadanan pragmatis. Sementara itu, kesepadanan yang dicapai penerjemah pada penerjemahan yang aliterasinya berhasil dipertahankan adalah kesepadanan bentuk. Dalam menerjemahkan aliterasi, prosedur penerjemahan kreasi diskursif adalah prosedur yang paling cocok digunakan. Dengan menggunakan prosedur itu, penerjemah memiliki lebih banyak pilihan utnuk menemukan padanan kata-kata yang memiliki huruf awal yang sama dan penerjemah juga dapat menggunakan padanan kata non-leksikal yang sesuai dengan konteks. Peneliti menyarankan penerjemah untuk melakukan kompensasi dalam menerjemahkan aliterasi. Penerjemah dapat menerjemahkan TSu yang tidak beraliterasi menjadi beraliterasi untuk menggantikan bentuk aliterasi yang hilang.

Alliteration is a language stylistic tool in the form of phrases or sentences of more than two words starting with the same letter. In this study, the researcher wanted to show the translation of alliteration in the novel series A Series of Unfortunate Events. In this series, the alliteration phrases are divided into three categories: book titles, names, noun phrases. In the book title category, the alliteration of all data was successfully maintained in ST. In the name category, the alliteration of 23 out of 28 data are successfully retained in ST. In the category of noun phrases, only 2 out of 90 data retained their alliteration form in ST. The equivalence that the translator achieves for translations that did not retain their alliteration is pragmatic equivalent. Meanwhile, the equivalence achieved by the translator for translations that retain the alliteration is form equivalence. In translating alliteration, the discursive creation procedure is the most suitable procedure to use. By using this procedure, the translator has more options to find the equivalent words that have the same initial letters, and the translator can also use non-lexical equivalent words that fit the context. Researcher suggests translators to do compensation in translating alliteration phrases. Translators can translate unalliterated phrases in SS into alliterated phrases."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library