Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahardjo
Yogyakarta: Gajah Mada University Press , 1999
307.76 RAH p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rahardjo
Jakarta: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 1976
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahardjo
Jakarta: Bina Aksara, 1983
307.76 RAH p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sinung Rahardjo
"Sebagian besar wilayah Indonesia adalah perairan laut yang letaknya sangat strategis. Perairan laut selain dimanfaatkan sebagai sarana perhubungan, juga memiliki potensi sumber daya alam yang sangat kaya dan penting, di antaranya adalah terumbu karang, mangrove, dan padang lamun. Laut mempunyai arti penting bagi kehidupan makhluk hidup seperti manusia, ikan, tumbuh-tumbuhan dan biota laut lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa sektor kelautan mempunyai potensi yang sangat besar untuk ikut mendorong pembangunan di masa kini maupun masa depan.
Namun di balik potensi tersebut, aktivitas-aktivitas pemanfaatan sumber daya tersebut sering kali menurunkan atau merusak potensi yang ada. Hal tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung, mempengaruhi kehidupan organisme di wilayah pesisir, melalui perubahan lingkungan di wilayah tersebut.
Pencemaran laut mengakibatkan terjadinya degradasi yang terus menerus yang ditandai dengan menurunnya daya dukung lingkungan, hilangnya jenis ikan dan berbagai kekerangan di estuari. Disinyalir bahwa kebanyakan organisme di estuari hidup di dekat batas-batas toleransinya, sehingga perubahan yang kecil sekalipun dari faktor-faktor lingkungan di perairan seperti perubahan panas, salinitas dan oksigen akan berpengaruh terhadap kehidupan organisme tersebut. Kerusakan ekosistem estuari seringkali disebabkan pula oleh perubahan yang terjadi di daerah hulu karena adanya erosi yang tinggi, perubahan pola aliran sungai, pencemaran dan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
Sungai Dadap adalah salah satu sungai yang bermuara di Teluk Jakarta. Berdasarkan hasil pemantauan Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah DKI Jakarta tahun 2002 sungai ini termasuk dalam kategori buruk. Berbagai limbah dialirkan dari Sungai Dadap menuju perairan Teluk Jakarta, sehingga disinyalir memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap kehidupan biota perairan di sekitarnya.
Penelitian bertujuan untuk : (a) Menganalisis pola sebaran kelimpahan dan keragaman fitoplankton di lokasi penelitian; (b) Menganalisis pengaruh jarak perairan terhadap kelimpahan dan keanekaragaman fitoplankton; (c) Menganalisis kondisi dan pola sebaran beberapa parameter kualitas air di perairan pantai Dadap.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen, menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan metode survei. Pengambilan sampel dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu dari bulan September sampai dengan Oktober 2003 di perairan pantai Dadap, Kecamatan Kosambi Kabupaten Tangerang Propinsi Banten. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penentuan stasiun dilakukan secara purposive, terbagi dalam 6 stasiun, di mana jarak masing-masing stasiun adalah 0,5 mil. Posisi masing-masing stasiun terdistribusi tegak lurus dari muara Sungai Dadap menuju ke lepas pantai. Data primer dikumpulkan selama dua bulan dengan interval waktu 2 minggu sekali. Data kelimpahan fitoplankton yang diperoleh diuji homogenitas dan kenormalannya dengan uji Bartlett dan uji Chi-kuadrat, sedangkan untuk mengetahui pengaruh jarak terhadap kelimpahan dan keanekaragaman fitoplankton digunakan uji anova sampai dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil). Khusus untuk baku mutu kualitas air laut digunakan Kepmen KLH No. 02/MENKLH/1988 tentang baku mutu kualitas air laut untuk biota laut (budidaya perikanan).
Kelimpahan fitoplankton di perairan Dadap pada saat pasang berkisar antara 92.768 ind/I sampai dengan 139.935 ind/I. Dengan demikian maka perairan pantai Dadap tergolong dalam perairan Eutropik yaitu perairan yang kaya dengan bahan organik (unsur hara). Jumlah taksa di setiap stasiun hampir seragam yaitu berkisar antara 10-12 taksa. Indek keanekaragaman berkisar antara 1,51-1,85. Hal ini menunjukkan bahwa komunitas fitoplankton berada pada kisaran moderat, yaitu mengalami tekanan ekologis sedang. Sementara itu indeks keseragaman dan dominasi di setiap stasiun berturut-turut adalah 0,62-0,75 dan 0,24-0,32. Indeks keseragaman di atas 0,6 mengindikasikan bahwa populasi species dalam komunitas fitoplankton di pantai Dadap memiliki keseragaman yang tinggi atau dapat dikatakan kondisi ekosistem serasi untuk semua species dan tidak terjadi tekanan ekologis pada ekosistem tersebut. Sedangkan indeks dominasi mendekati nol, mengindikasikan bahwa di dalam komunitas fitoplankton tidak ada species yang secara ekstrim mendominasi. Jumlah individu masing-masing species hampir merata atau dapat dikatakan komunitas dalam keadaan stabil dan tidak ada tekanan ekologis terhadap habitat komunitas fitoplankton.
Pola sebaran kelimpahan dan keanekaragaman fitoplankton bervariasi, tidak terdistribusi secara linier mengikuti besarnya jarak perairan dari muara Sungai Dadap. Kelimpahan fitoplankton terendah terdapat pada stasiun 3 dan 4 yaitu pada jarak 1,5-2 mil dari pantai. Hal ini disebabkan oleh terkonsentrasinya tempat pemeliharaan kerang hijau di lokasi tersebut sehingga menurunkan kelimpahan fitoplankton karena sifat filter feedernya. Uji anova menunjukkan bahwa jarak perairan dari muara Sungai Dadap sangat mempengaruhi kelimpahan dan keanekaragaman fitoplankton. Hal ini menunjukkan bahwa kelimpahan dan keanekaragaman fitoplankton sangat ditentukan oleh kondisi masing-masing stasiun yang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah adanya aktivitas manusia, nutrient, tingkat asimilasi dan faktor-faktor oseanografi lainnya.
Pola sebaran kualitas air laut di perairan pantai Dadap cenderung terdistribusi secara linier, berubah kualitasnya sesuai dengan besarnya jarak perairan dan muara Sungai Dadap. Parameter kualitas air laut perairan Dadap yang sudah melebihi baku mutu terdapat di muara Sungai Dadap (stasiun 1) yaitu TSS (Total Suspended Solid), Nitrit, Kekeruhan (Turbidity) dan TDS (Total Disolved Solid). Nilai rata-rata ketiga parameter tersebut berturut-turut adalah TSS = 81 mg/I, Nitrit = 0,002 mg/I, Kekeruhan = 32 NTU dan TDS = 34.923 mg/l. Sementara itu berdasarkan scoring sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 115 tahun 2003, mutu air laut perairan Dadap tergolong buruk (cemar berat).
Saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil analisis di atas adalah : (a) Pemanfaatan kerang hijau sebagai biofilter alam perlu di atur sedemikian rupa, agar tidak mengandung kadar bahan pencemar yang melebihi ambang batas baku mutu dan dapat dikonsumsi secara aman; (b) Pemerintah daerah perlu melakukan pemantauan dan pengukuran kualitas lingkungan di muara-muara sungai yang rawan terhadap pencemaran secara berkala untuk mengamati perubahan-perubahan lingkungan; (c) Pengelolaan kawasan pesisir pantai Dadap perlu lebih dioptimalkan agar pencemaran lingkungan pantai dapat diminimisasi.

Most of the Indonesian territory is seawater. Indonesian waters have high potency not only for marine transportation but also have high potency of natural resources such as coral reef, mangrove and sea grass ecosystem. Beside that, oceans has also important rule for supporting some living organism i.e. human being, animal, plant, and other marine organisms. So that, marine ecosystem has high potency for supporting national development.
On the other hand, some activities in utilizing marine resources have caused negative impact to the resources. The impact would affect coastal waters organism since the changing of coastal environment.
Marine pollution causes the continuous degradation of environment indicated by decreasing carrying capacity, extinction of some fish species and bivalves in estuarine. It is supposed that most of the estuarine organism have low ability in facing environmental changing. So, the small change of environmental conditions, such as temperature, salinity, and dissolved oxygen, would influence living organism. The degradation of estuarine is often caused by the degradation of up stream area because of high level of erosion, changing of water catchments area, pollution as well as over exploitation of natural resources.
Dadap River is one of the rivers, which flows to the Jakarta Bay. Based on the Report of the BLHD DKI Jakarta in 2002, shown that this river was classified as low category. Many kinds of pollutants are discharged to the river and finally came to the Jakarta Bay.
The aims of the study were: (a) to analyze the affect of offshore distant to the density and diversity of phytoplankton; (b) to analyze the distribution pattern of density and diversity of phytoplankton; (c) to observe and analyze distribution pattern of some parameter of water quality of Dadap's coastal waters; (d) to analyze the water quality compared with the water quality standard.
These study applied qualitative and quantitative method and was carried out for 2 months started from. September to Oktober 2003 in Dadap's coastal waters, Kosambi District, Tangerang Regency, Banten Province. Experimental design that was used in this study was Completely Randomized Design. There were 6 sampling station that had distant of 0,5 miles to each other station. Each station position was arranged straight line from the coastal line to the offshore. Therefore, the distance of each station from Dadap's river mouth were 05 mil for station 1, 1.0 mil for station 2, 1.5 mil for station 3, 2.0 mil for station 4, 2.5 mil for station 5, and 3.0 mil for the for station 6. Collecting data were performed frequently every 2 weeks for 2 month. Homogeneity and normality distribution of data of phytoplankton density was tested by using Bartlett test and Chi-square test, mean while the effect of offshore distant to the density and diversity of phytoplankton was analyzed by using one-way ANOVA. In term of water quality standard was compare to the Kepmen KLH No.02/ MENKLH/ 1988.
Phytoplankton abundance in the Dadap's waters during high water was having range from 92,768-139,935 ind./l. So, Dadap's coastal waters were Eutrophic water that was indicated by high organic matter (nutrient) concentration. The total number of species in each sampling station was relatively similar of about 10-12 species. Based on the phytoplankton density, the diversity index was 1.51-1.85. It's mean that the water was ecologically moderate. Mean while, similarity and dominancy index of about 0,62-0,75, and 0.24-0.32, respectively. The similarity index of more than 0.6 indicated that the population of each phytoplankton species within community in Dadap coastal waters was similar. It's mean there was no ecological pressure. Furthermore, the dominancy index was very low, since there was no extremely species dominant in the ecosystem. The ecosystem was very stable and no ecological pressure.
The distribution pattern of phytoplankton density and diversity vary, and had no correlation with distant from coastal line. The lowest phytoplankton abundant was found at the station 3 and 4. It was caused by green muscle culture. Green muscle is filter feeder organism that consumes huge number of phytoplankton. Based on the Anova test revealed that the density and diversity phytoplankton had highly significant different. It means that the distant of the sampling station from Dadap's river mouth strongly affected abundant and diversity of phytoplankton. The result showed that phytoplankton abundance and diversity were determined by some factors such as human activities, nutrient, assimilation level, and oceanography factors as well.
Contrary, the distribution pattern of water quality tended to show liner distribution, which the water quality changes with the distant from the Dadap's river mouth. All stations had low water quality of which such parameters of total suspended solid (TSS), Nitrite, total dissolved solid (TDS), and turbidity. The average values of those parameters were 81 mg/I, 0.002 mg/I, 34,923 mg/I and 32 mg/I, respectively.
Based on the results mentioned above, it can be suggested as follows: (a) utilization of green muscles as natural bio-filter need to be managed in order to keep the pollutant concentration is less than threshold value the standard and save to be consumed; (b) Local government needs monitoring environmental quality of around river mouth which is most sensitive area to the pollution; (c) Dadap coastal area management need to be optimized in order to minimize environmental pollution.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11978
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Rahardjo
"Tujuan tesis ini adalah mengkaji perilaku informasi dosen Universitas Terbuka dan produktivitas karya ilmiahnya, serta keterkaitan antar keduanya. Penelitian survey ekploratif ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data, serta didukung wawancara dan kajian dokumen. Kajian dokumen dilakukan untuk mempersiapkan sampel. Metode sampling yang diterapkan pada penelitian ini adalah sampel acak berstrata di mana sampel yang diperoleh sebesar 61 responden dari populasinya 366 orang dosen.
Untuk memperoleh jawaban penelitian ini, peneliti melakukan wawancara mendalam terhadap 4 responden dan 2 orang narasumber yang berkepentingan dengan masalah pelayanan informasi di mana data kualitatif ini digunakan sebagai pendukung dalam proses analisis data.
Penelitian ini menggunakan metode analisis CHAID (Chi-Square Automatic Interaction Detection) yaitu suatu metode analisis yang digunakan untuk menelusuri keterkaitan antar peubah respon dan peubah penjelas yang masing-masing bertipe kategorik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (I) tingkat produktivitas karya ilmiah responden per tahun 10,8 angka kredit, sedangkan rasio produktivitas karya ilmiah dan syarat kenaikan jabatan fungsional dosen per tahun diperoleh hasil 0,71. Kurva pada hasil produktivitas tersebut lebih condong ke kiri di mana menunjukkan bahwa lebih banyak responden yang berada di bawah rata-rata. (2) Terdapat keterkaitan yang nyata antara kebutuhan sumber informasi dengan produktivitas karya ilmiah mereka, di mana responden yang berkategori produktivitasnya tinggi membutuhkan sumber informasi buku dan jurnal ilmiah, sebaliknya yang responden yang berproduktivitas rendah lebih memilih buku referensi dan laporan penelitian. (3) Responden yang kurang produktif memiliki persepsi tentang ketersediaan informasi di lingkungan UT kurang memadai, hal ini merupakan hambatan dalam mendapatkan informasi terutama bagi responden yang memiliki bidang ilmu yang spesifik. (3) Responden yang memiliki rasio kenaikan jabatan fungsional rendah memiliki hambatan kemampuan menelusur informasi di mana beberapa responden beralasan bahwa kesibukan rutin responden cenderung pada masalah-masalah administratif sehingga kekurangan waktu untuk melakukan penelusuran informasi. Namun demikian untuk mengatasi hal-hal tersebut responden memanfaatkan perpustakaan atau sumber lain serta menggunakan layanan jasa kepustakaan yang ada.

The Study of Information Behavior and the Scientific Work Productivity of the Lecturers of the Open Learning University of Indonesia using CHAID Analysis Method "The purpose of the research is to study the information behavior of lecturers of the Open Learning University of Indonesia, their productivity of scholarly papers (sciencetific works), and the relationship between them. Questionnaires and interviews were used to measure the information behavior and the productivity. A number of 61 samples were drawn using stratified random sampling technique.
Documentary study was also conducted for the purpose of sample data classification. Data were analyzed using Chi-Square Automatic Interaction Detection (CHAID) method by which researchers can explore the relationship between response variable and predictors and both of them are categorical variables.
Findings revealed that (1) respondents have generally low in their productivity of scholarly papers per annual and their ratio of lecturer rank promotion. (2) Further, the result showed that respondents' information need was significantly related to scholarly papers productivity, where the higher category of productivity needs monographs and journals, and the lower needs reference books and research reports. (3)The lower category of productivity had a low perception on information availability especially respondents who had specific major, while the lower category in the ratio of lecturer rank promotion had a barrier in seeking information. It can be predicted that it was caused by their job schedule that was more administrative works instead of educative one and also the availability of information sources. So far to resolve the problems, respondents used intermediaries and attended other libraries and sources.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11594
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugeng Rahardjo
"Dinamika suhu sebagai salah satu parameter cuaca telah diyakini memiliki kaitan erat dengan berbagai macam aktivitas manusia, yang antara lain tercermin dari jenis penggunaan tanahnya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh 0lgyay, 1963, tiap-tiap jenis tutupan permukaan tanah terbukti memiliki dinamika suhu harian tersendiri sesuai dengan karakter ruang, baik kondisi fisik maupun aktivitas sosial tiap jenis penggunaan tanahnya. Perubahan penggunaan tanah diduga akan menyebabkan pula perubahan pada dinamika suhu udara hariannya,sehingga pengetahuan mengenai dinamika suhu udara harian masing-masing tipe penggunaan tanah perlu dikaji lebih spesifik untuk masing-masing daerah.
Dari latar belakang tersebut, terdapat 2 (dua) permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu bagaimana fluktuasi suhu harian dan pola fluktuasi suhu harian pada masing-masing jenis penggunaan tanah di jalur Puncak ? Cipanas.
Lokasi penelitian berada pada koordinat 107°00'00" - 107°03'40'° BT dan 06°42'00" - 06°45'00" LS, dengan luas wilayah penelitian kurang lebih 1.350 Ha. Wilayahnya meliputi desa Sindang Jaya, Ci Macan dan Sindang Laya yang termasuk ke dalam kecamatan Pacet, kabupaten Daerah Tingkat II Cianjur. Wilayah penelitian ini merupakan jalur Puncak - Cipanas dengan radius 1 kilometer dari jalan raya Puncak.
Penggunaan tanah daerah pengamatan termasuk jenis penggunaan tanah pedesaan dengan dominasi ladang. Dalam hal ini penggunaan tanah wilayah penelitian dibagi ke dalam 5 region, yaitu: ladang, pemukiman, kebun, sawah, semak dan hutan.
Secara umum wilayah penelitian mempunyai suhu harian yang relatif sejuk, berkisar antara 19°C sampai 28°C. Rata-rata suhu udara tertinggi berada pada jenis penggunaan tanah pemukiman.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai fluktuasi tertinggi pada jenis penggunaan tanah pemukiman dan ladang, sedangkan nilai fluktuasi terendah terjadi pada jenis penggunaan tanah semak dan hutan. Pola fluktuasi yang cenderung lambat dan tidak terlalu besar (konstan) terjadi pada jenis penggunaan tanah semak dan hutan, sedangkan pola fluktuasi yang dinamis (fluktuasinya besar) terdapat pada jenis penggunaan tanah ladang dan pemukiman. Sifat permukaan yang terbuka dan banyak menerima pengaruh dari luar memiliki sifat fluktuasi yang dinamis, sedangkan sifat permukaan yang tertutup oleh vegetasi dan sedikit sekali menerima pengaruh dari luar, memiliki sifat fluktuasi yang konstan."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Supratikno Rahardjo
"Alat-alat logam memiliki arti penting dalam kehidupan masyarakat kompleks yang dikenal sebagai masyarakat peradaban. Alat-alat ini diciptakan dalam berbagai bentuk dan bahan serta ditujukan untuk berbagai fungsi. Namun demikian pengetahuan kita tentang alat-alat tersebut, khususnya yang dibuat di Jawa pada masa Hindu-Buddha (abad ke-8 s/d ke-15), masih sedikit. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui lebih jauh tentang alat-alat logam, khususnya yang disimpan sebagai koleksi di empat tempat, yaitu di Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala (SPSP) Jawa Tengah, Museum Sonobudoyo, SPSP Jawa Timur dan Museum Lapangan Trowulan. Dua yang pertama berada di wilayah Jawa Tengah dan dua yang terakhir di wilayah Jawa Timur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam tradisi pembuatan alat-alat logam dikenal sekurang-kurangnya enam jenis bahan yaitu tembaga, perunggu, kuningan, besi, perak dan emas. Di antara jenis bahan tersebut, perunggu merupakan bahan yang paling banyak dipakai. Di samping itu dijumpai adanya kecenderungan bahwa jenis bahan tertentu digunakan untuk membuat jenis alat tertentu. Logam besi misalnya digunakan terutama untuk senjata dan alat-alattajam, sedangkan emas terutama untuk membuat perhiasan dan perlengkapan upacara. Adapun motif-motif biasa digunakan flora, fauna dan manusia. Sedangkan teknik penyajiannya berupa terawang, goresan, relief, dan wujud tiga dimensi.
Dilihat dari segi persebarannya, alat-alat logam yang dijumpai di Jawa Tengah meliputi wilayah yang lebih luas daripada benda-benda yang dijumpai di Jawa Timur. Dari segi pertanggalannya, sebagian besar benda-benda koleksi mewakili periodenya sendiri. Koleksi logam dari Jawa Tengah terutama mewakili periode Mataram, sedangkan koleksi logam yang dijumpai di Jawa Timur mewakili periode sesudahnya. Dari segi fungsinya benda-benda logam tersebut dipat dikelompokkan ke dalam delapan jenis, yaitu sebagai senjata dan alat-alat tajam, perlengkapan dapur dan sarana penyajian, hiasan dan komponen rumah, alat musik dan sarana komunikasi, alat hitung dan transaksi, sarana upacara keagamaan, dokumen resmi dan sarana transportasi. Dalam kenyataan beberapa alat tidak dapat ditetapkan ke dalam satu ketegori fungsi secara tegas, karena dapat terjadi sebuah benda dibuat untuk berbagai keperluan yang kadang-kadang berbeda sekali dengan maksud pembuatannya semula."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Supratikno Rahardjo
"Tuban sebagai sebuah pusat pemukiman dengan orientasi perdagangan laut, memiliki sejarah yang panjang. Sejauh data yang dapat diketahui, pusat pemukiman ini telah ada sejak abad ke-11. Sebagaimana kita ketahui bahwa Tuban masih ada hingga sekarang. Kenyataan ini menunjukkan bukti masa hidupnya yang berlangsung terus menerus selama sekitar sembilan abad. Memang benar bahwa selama periode tersebut Tuban mengalami pasang surut dalam evolusinya, namun demikian keberadaannya sebagai pelabuhan yang terletak di pantai utara Jawa Timur ini selalu dianggap penting oleh para penguasa di pusat-pusat politik yang berada di daerah pedalaman.
Kajian dalam penelitian ini mencoba mencari tahu faktor-faktor apa yang menjadikan Tuban selalu diperhitungkan oleh penguasa-penguasa politik di pedalaman. Berdasarkan data yang terkumpul hingga kini dapat diperkirakan adanya dua faktor penting yang nampaknya memberi pengaruh, yaitu faktor ekonomi dan faktor politik, khususnya militer.
Faktor ekonomi terutama menyangkut peranan Tuban sebagai pelabuhan internasional yang melayani kebutuhan kaum elit di pusat-pusat politik di pedalaman. Kebutuhan elit tersebut terutama menyangkut simbol-simbol status yang berupa pakaian-pakaian sutera; batu-batu permata; dan keramik-keramik Cina dari jenis tertentu. Peranan Tuban dari segi ini terutama paling nampak pada masa akhir kerajaan Singasari dan (terutama) pada masa Majapahit.
Faktor politik terutama menyangkut peranan Tuban dalam segi militer. Secara geografis Tuban memiliki posisi yang baik sebagai wilayah penyangga, khususnya sebagai ujung tombak terhadap serangan dari luar. Di samping itu wilayah ini juga merupakan kawasan yang strategis sebagai tempat untuk mengawali suatu ekspedisi militer ke luar. Disebabkan karena fungsinya yang strategis dari segi militer ini, dapat dimengerti mengapa di tempat ini pernah dibangun tembok kota dari batu sebagai benteng pertahanannya. Peranan Tuban dari segi ini terutama nampak pada masa Singasasri, dan akhir masa Majapahit. Adapun faktor-aktor potensial setempat yang membuat Tuban selalu dianggap penting oleh para penguasa pusat adalah kondisi geografis yang ideal, sumberdaya alam non-pertanian; dan sumberdaya manusia, terutama ketrampilan dalam pembuatan kapal dan kekuatan militernya."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1994
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Rahardjo
"Undang-Undang Dasar 1945 Bab XIV pasal 33 menyebutkan bahwa "bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat".
Oleh karena itu Pemerintah Pusat cq. Departemen Pekerjaan Umum melaksanakan pembangunan prasarana dan sarana penyediaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sedangkan pengelolaan prasarana dan sarana tersebut dilakukan oleh Pemerintah Daerah Tingkat II dengan membentuk Perusahaan Daerah Air Minum melalui Peraturan Daerah berdasarkan Undang-Undang nomor 5 tahun 1962.
Meskipun dapat dikatakan bahwa air minum adalah barang monopoli Pemerintah dan PDAM Denpasar tidak mempunyai perusahaan pesaing, namun karena kualitas air sumur dangkal (barang substitusi) di Denpasar cukup baik dan mudah diperoleh maka kualitas pelayanan yang prima merupakan suatu hal yang tidak dapat ditunda lagi. Sangat dikuatirkan bila kualitas pelayanan PDAM Denpasar tidak prima maka masyarakat akan kembali menggunakan air sumur.
Hasil penelitian kinerja pelayanan PDAM menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pelanggan baru mencapai 84% sedangkan persepsi dan harapan pelanggan mempunyai kesenjangan -0,63, hal ini menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan PDAM Denpasar belum cukup memberikan kepuasan, tetapi minimal yang menjadi hak pelanggan telah dipenuhi oleh PDAM.
Untuk dapat lebih meningkatkan kinerja pelayanan sesuai dengan yang diharapkan oleh pelanggan perlu usaha-usaha lebih keras dari PDAM terutama meningkatkan pemahaman karyawan akan nilai-nilai budaya pelayanan, penetapan standar pelayanan dan evaluasi serta koreksi apabila dijumpai adanya penyimpangan dari standar yang ditetapkan."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniawan Rahardjo
"ABBSTRAK
Evaluasi pasca operasi dari suatu proyek atau pabrik dilakukan untuk melihat ke belakang apakah suatu proyek yang sudah berjalan benar-benar menguntungkan atau tidak, untuk mendapatkan informasi yang berguna bagi manajemen dalam membuat keputusan-keputusan di masa datang. Seringkali evaluasi ini juga dilakukan untuk mendukung pengembangan bisnis yang sedang berjalan, dengan menunjukkan betapa untungnya investasi proyek itu dulu dilakukan.
Kilang ekstraksi LPG di kilang LNG "Bravo", yang dibangun dengan investasi sekitar US$ 160 juta pada tahun 1986, adalah salah satu proyek PERTAMINA yang sudah beroperasi dan menghasilkan devisa bagi negara dan produk LPG-nya sejak tahun 1988. Proyek ini dibangun di kilang LNG "Bravo" untuk memperoleh devisa tambahan selain devisa dari produk utamanya yaitu LNG. Proyek ini dievaluasi terutama untuk melihat prospeknya sepuluh tahun mendatang (periode 1999 - 2008).
Dengan memperhatikan data historis dari variabel pemasaran, khususnya harga dan volume penjualan selama sepuluh tahun terakhir (1988 - 1997) dari pengoperasian kilang ekstraksi LPG ini, evaluasi dengan membandingkan antara NPV dari pendapatan tambahan yang diperoleh dari penjualan LPG dengan pendapatan tambahan dari penjualan LNG excess (bib kilang ekstraksi LPG ini dihentikan) untuk periode 1999 - 2008, menunjukkan bahwa kilang ekstraksi LPG ini masih lebih ekonomis untuk dilanjutkan pengoperasiannya dari pada dihentikan.

ABSTRACT
Post-installation evaluation of any project or process plant is conducted to look back whether the running project is really profitable or not, to gain some information needed by management for further decisions in the future. Sometimes this evaluation is also conducted to support the expansion of the running project or business, by showing how profitable this project was developed in the past.
LPG extraction plant in "Bravo" LNG plant was built in 1986, with investment around US$ 160 million. It is one of PERTAMINA's project which has been operated and gave revenue for Indonesia from its product , LPG, since 1988. This facilities was built in `Bravo' LNG plant in order to get additional revenue besides revenue from its main product, LNG. The project is evaluated mainly to see its prospect in the next ten years (1999 - 2008 period).
By considering to historical data of marketing variables, such as price and sales volume during last ten years (1988 - 1997) of commercial operation of this LPG extraction plant, evaluation which is made by comparing the NPV of additional revenue from LPG sales to the NPV of additional revenue from sales of excess LNG (due to termination of LPG extraction plant) of 1999- 2008 period shows that this LPG plant is still profitable to continue its operation rather than shut it down.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>