Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
RR. Citra S. Nirmala
Abstrak :
ABSTRAK
Kewajiban perpajakan merupakan salah satu kewajiban bagi warga negara untuk berperan serta dalam pembiayaan dan pembangunan nasional. Selain itu, di negara Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, bagi umat muslim yang sudah memenuhi syarat, juga berlaku kewajiban membayar zakat. Pemerintah berusaha menyikapi dua kepentingan dan kewajiban tersebut dengan mengeluarkan aturan yang mengatur masalah zakat dan pajak, yakni dalam Undang-undang No.17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan dan Undang-undang No.38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. Namun dalam pelaksanaannya di Indonesia, zakat baru sebatas digunakan sebagai pengurang penghasilan kena pajak, selain itu ternyata masih terdapat hambatan dan kendala dalam menjalankannya. Umat muslim di Indonesia pun meminta agar pemerintah mengamandemen kebijakan yang mengatur masalah zakat dan pajak, karena dirasakan belum sesuai dengan yang diharapkan.
2007
T37610
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
RR. Citra S. Nirmala
Abstrak :
Kamus Jawa-Jawa, yang disusun oleh R.Ng. Citrasantana. Semula, rupanya terdiri atas 19 jilid, namun sekarang tinggal 8 jilid di koleksi FSUI. Definisi yang diberikan cukup panjang, merupakan kalimat contoh pemakaian kata yang bersangkutan. Penyusunan kamus ini, R.Ng. Citrasantana, adalah seorang budayawan dan sastrawan di kawasan Mangkunagaran, Surakarta pada awal abad ke-20. Jabatan sehari-harinya mengajar di sekolahan Mangkunagaran, yaitu Pamulangan Siswa Rini. Selain itu, beliau juga merupakan bujangga istana Mangkunagaran. Beliaulah yang bertahap-tahap menjalankan dhawuh dalem untuk menyusun biografi Mangkunagara VII yang berjudul babad dalem K.G.P.A.A. Prabu Prangwadana ingkang kaping VII (lihat SMP/MN.229a-h, 230). Teks lain yang pernah digubah oleh Citrasantana, tetapi tidak pernah dicetak, adalah buku silailah (serat sujarah ing Ngayogyakarta tuwin ing Mangkunagaran, SMP/MN.226a), kumpulan lakon wayang wong (pakem ringgit tiyang, MSB/W.97), dan piwulang sopan santun (serat wasitarja, MSB/P.72). Selain itu, banyak naskah di koleksi Reksapustaka, Istana Mangkunagaran, merupakan hasil salinan dari tangan Citrasantana sendiri. Citrasantana juga cukup produktif di bidang penerbitan buku pelajaran, dan beberapa karangannya dicetak dan beredar di kalangan sekolah-sekolah Jawa pada awal abad ke-20, antaranya layang panggubah (Batavia: Landsdrukkerij, 1908; Semarang: Benjamins, 1911; lihat pratelan II:222), mardisewaya (Semarang: Benjamins, 1907-1908 dan 1910; lihat pratelan II: 319), dan tuladha serat-serat iber sapanunggilanipun (Weltervreden: Bale Pustaka, 1917). Keterangan tentang bausastra Jawa gubahan Citrsantana ini belum ditemukan, sehingga tahun penulisannya, siapa yang memprakarsainya dan lain sebagainya tidak diketahui. Oleh karena Citrasantana meninggal sekitar pertengahan tahun 1920an (lihat memo M. Sinoe Moendisoera yang terlampir di MSB/W.97), maka penulisan dapat diperkirakan paling lambat tahun 1920an pula. Dengan demikian, bausastra Citrasantanan ini berbeda dengan karya Mandrasastra, Pujaharja, Suwandi, dan Sumahatmaka, karena tidak diprakarsai oleh Pigeaud. Informasi tentang penyalinan naskah tidak ada, namun gaya tulisannya khas Citrasantanan. Maka tarikh penyalinan pun diduga sekitar tahun 1920an.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BA.58-Bau 20
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
RR. Citra S. Nirmala
Abstrak :
Kamus Jawa-Jawa, yang disusun oleh R.Ng. Citrasantana. Semula, rupanya terdiri atas 19 jilid, namun sekarang tinggal 8 jilid di koleksi FSUI. Definisi yang diberikan cukup panjang, merupakan kalimat contoh pemakaian kata yang bersangkutan. Penyusunan kamus ini, R.Ng. Citrasantana, adalah seorang budayawan dan sastrawan di kawasan Mangkunagaran, Surakarta pada awal abad ke-20. Jabatan sehari-harinya mengajar di sekolahan Mangkunagaran, yaitu Pamulangan Siswa Rini. Selain itu, beliau juga merupakan bujangga istana Mangkunagaran. Beliaulah yang bertahap-tahap menjalankan dhawuh dalem untuk menyusun biografi Mangkunagara VII yang berjudul babad dalem K.G.P.A.A. Prabu Prangwadana ingkang kaping VII (lihat SMP/MN.229a-h, 230). Teks lain yang pernah digubah oleh Citrasantana, tetapi tidak pernah dicetak, adalah buku silailah (serat sujarah ing Ngayogyakarta tuwin ing Mangkunagaran, SMP/MN.226a), kumpulan lakon wayang wong (pakem ringgit tiyang, MSB/W.97), dan piwulang sopan santun (serat wasitarja, MSB/P.72). Selain itu, banyak naskah di koleksi Reksapustaka, Istana Mangkunagaran, merupakan hasil salinan dari tangan Citrasantana sendiri. Citrasantana juga cukup produktif di bidang penerbitan buku pelajaran, dan beberapa karangannya dicetak dan beredar di kalangan sekolah-sekolah Jawa pada awal abad ke-20, antaranya layang panggubah (Batavia: Landsdrukkerij, 1908; Semarang: Benjamins, 1911; lihat pratelan II:222), mardisewaya (Semarang: Benjamins, 1907-1908 dan 1910; lihat pratelan II: 319), dan tuladha serat-serat iber sapanunggilanipun (Weltervreden: Bale Pustaka, 1917). Keterangan tentang bausastra Jawa gubahan Citrsantana ini belum ditemukan, sehingga tahun penulisannya, siapa yang memprakarsainya dan lain sebagainya tidak diketahui. Oleh karena Citrasantana meninggal sekitar pertengahan tahun 1920an (lihat memo M. Sinoe Moendisoera yang terlampir di MSB/W.97), maka penulisan dapat diperkirakan paling lambat tahun 1920an pula. Dengan demikian, bausastra Citrasantanan ini berbeda dengan karya Mandrasastra, Pujaharja, Suwandi, dan Sumahatmaka, karena tidak diprakarsai oleh Pigeaud. Informasi tentang penyalinan naskah tidak ada, namun gaya tulisannya khas Citrasantanan. Maka tarikh penyalinan pun diduga sekitar tahun 1920an.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BA.59-Bau 21
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
RR. Citra S. Nirmala
Abstrak :
Kamus Jawa-Jawa, yang disusun oleh R.Ng. Citrasantana. Semula, rupanya terdiri atas 19 jilid, namun sekarang tinggal 8 jilid di koleksi FSUI. Definisi yang diberikan cukup panjang, merupakan kalimat contoh pemakaian kata yang bersangkutan. Penyusunan kamus ini, R.Ng. Citrasantana, adalah seorang budayawan dan sastrawan di kawasan Mangkunagaran, Surakarta pada awal abad ke-20. Jabatan sehari-harinya mengajar di sekolahan Mangkunagaran, yaitu Pamulangan Siswa Rini. Selain itu, beliau juga merupakan bujangga istana Mangkunagaran. Beliaulah yang bertahap-tahap menjalankan dhawuh dalem untuk menyusun biografi Mangkunagara VII yang berjudul babad dalem K.G.P.A.A. Prabu Prangwadana ingkang kaping VII (lihat SMP/MN.229a-h, 230). Teks lain yang pernah digubah oleh Citrasantana, tetapi tidak pernah dicetak, adalah buku silailah (serat sujarah ing Ngayogyakarta tuwin ing Mangkunagaran, SMP/MN.226a), kumpulan lakon wayang wong (pakem ringgit tiyang, MSB/W.97), dan piwulang sopan santun (serat wasitarja, MSB/P.72). Selain itu, banyak naskah di koleksi Reksapustaka, Istana Mangkunagaran, merupakan hasil salinan dari tangan Citrasantana sendiri. Citrasantana juga cukup produktif di bidang penerbitan buku pelajaran, dan beberapa karangannya dicetak dan beredar di kalangan sekolah-sekolah Jawa pada awal abad ke-20, antaranya layang panggubah (Batavia: Landsdrukkerij, 1908; Semarang: Benjamins, 1911; lihat pratelan II:222), mardisewaya (Semarang: Benjamins, 1907-1908 dan 1910; lihat pratelan II: 319), dan tuladha serat-serat iber sapanunggilanipun (Weltervreden: Bale Pustaka, 1917). Keterangan tentang bausastra Jawa gubahan Citrsantana ini belum ditemukan, sehingga tahun penulisannya, siapa yang memprakarsainya dan lain sebagainya tidak diketahui. Oleh karena Citrasantana meninggal sekitar pertengahan tahun 1920an (lihat memo M. Sinoe Moendisoera yang terlampir di MSB/W.97), maka penulisan dapat diperkirakan paling lambat tahun 1920an pula. Dengan demikian, bausastra Citrasantanan ini berbeda dengan karya Mandrasastra, Pujaharja, Suwandi, dan Sumahatmaka, karena tidak diprakarsai oleh Pigeaud. Informasi tentang penyalinan naskah tidak ada, namun gaya tulisannya khas Citrasantanan. Maka tarikh penyalinan pun diduga sekitar tahun 1920an.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BA.60-Bau 22
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
RR. Citra S. Nirmala
Abstrak :
Kamus Jawa-Jawa, yang disusun oleh R.Ng. Citrasantana. Semula, rupanya terdiri atas 19 jilid, namun sekarang tinggal 8 jilid di koleksi FSUI. Definisi yang diberikan cukup panjang, merupakan kalimat contoh pemakaian kata yang bersangkutan. Penyusunan kamus ini, R.Ng. Citrasantana, adalah seorang budayawan dan sastrawan di kawasan Mangkunagaran, Surakarta pada awal abad ke-20. Jabatan sehari-harinya mengajar di sekolahan Mangkunagaran, yaitu Pamulangan Siswa Rini. Selain itu, beliau juga merupakan bujangga istana Mangkunagaran. Beliaulah yang bertahap-tahap menjalankan dhawuh dalem untuk menyusun biografi Mangkunagara VII yang berjudul babad dalem K.G.P.A.A. Prabu Prangwadana ingkang kaping VII (lihat SMP/MN.229a-h, 230). Teks lain yang pernah digubah oleh Citrasantana, tetapi tidak pernah dicetak, adalah buku silailah (serat sujarah ing Ngayogyakarta tuwin ing Mangkunagaran, SMP/MN.226a), kumpulan lakon wayang wong (pakem ringgit tiyang, MSB/W.97), dan piwulang sopan santun (serat wasitarja, MSB/P.72). Selain itu, banyak naskah di koleksi Reksapustaka, Istana Mangkunagaran, merupakan hasil salinan dari tangan Citrasantana sendiri. Citrasantana juga cukup produktif di bidang penerbitan buku pelajaran, dan beberapa karangannya dicetak dan beredar di kalangan sekolah-sekolah Jawa pada awal abad ke-20, antaranya layang panggubah (Batavia: Landsdrukkerij, 1908; Semarang: Benjamins, 1911; lihat pratelan II:222), mardisewaya (Semarang: Benjamins, 1907-1908 dan 1910; lihat pratelan II: 319), dan tuladha serat-serat iber sapanunggilanipun (Weltervreden: Bale Pustaka, 1917). Keterangan tentang bausastra Jawa gubahan Citrsantana ini belum ditemukan, sehingga tahun penulisannya, siapa yang memprakarsainya dan lain sebagainya tidak diketahui. Oleh karena Citrasantana meninggal sekitar pertengahan tahun 1920an (lihat memo M. Sinoe Moendisoera yang terlampir di MSB/W.97), maka penulisan dapat diperkirakan paling lambat tahun 1920an pula. Dengan demikian, bausastra Citrasantanan ini berbeda dengan karya Mandrasastra, Pujaharja, Suwandi, dan Sumahatmaka, karena tidak diprakarsai oleh Pigeaud. Informasi tentang penyalinan naskah tidak ada, namun gaya tulisannya khas Citrasantanan. Maka tarikh penyalinan pun diduga sekitar tahun 1920an.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [
BA.61-Bau 23
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
RR. Citra S. Nirmala
Abstrak :
Kamus Jawa-Jawa, yang disusun oleh R.Ng. Citrasantana. Semula, rupanya terdiri atas 19 jilid, namun sekarang tinggal 8 jilid di koleksi FSUI. Definisi yang diberikan cukup panjang, merupakan kalimat contoh pemakaian kata yang bersangkutan. Penyusunan kamus ini, R.Ng. Citrasantana, adalah seorang budayawan dan sastrawan di kawasan Mangkunagaran, Surakarta pada awal abad ke-20. Jabatan sehari-harinya mengajar di sekolahan Mangkunagaran, yaitu Pamulangan Siswa Rini. Selain itu, beliau juga merupakan bujangga istana Mangkunagaran. Beliaulah yang bertahap-tahap menjalankan dhawuh dalem untuk menyusun biografi Mangkunagara VII yang berjudul babad dalem K.G.P.A.A. Prabu Prangwadana ingkang kaping VII (lihat SMP/MN.229a-h, 230). Teks lain yang pernah digubah oleh Citrasantana, tetapi tidak pernah dicetak, adalah buku silailah (serat sujarah ing Ngayogyakarta tuwin ing Mangkunagaran, SMP/MN.226a), kumpulan lakon wayang wong (pakem ringgit tiyang, MSB/W.97), dan piwulang sopan santun (serat wasitarja, MSB/P.72). Selain itu, banyak naskah di koleksi Reksapustaka, Istana Mangkunagaran, merupakan hasil salinan dari tangan Citrasantana sendiri. Citrasantana juga cukup produktif di bidang penerbitan buku pelajaran, dan beberapa karangannya dicetak dan beredar di kalangan sekolah-sekolah Jawa pada awal abad ke-20, antaranya layang panggubah (Batavia: Landsdrukkerij, 1908; Semarang: Benjamins, 1911; lihat pratelan II:222), mardisewaya (Semarang: Benjamins, 1907-1908 dan 1910; lihat pratelan II: 319), dan tuladha serat-serat iber sapanunggilanipun (Weltervreden: Bale Pustaka, 1917). Keterangan tentang bausastra Jawa gubahan Citrsantana ini belum ditemukan, sehingga tahun penulisannya, siapa yang memprakarsainya dan lain sebagainya tidak diketahui. Oleh karena Citrasantana meninggal sekitar pertengahan tahun 1920an (lihat memo M. Sinoe Moendisoera yang terlampir di MSB/W.97), maka penulisan dapat diperkirakan paling lambat tahun 1920an pula. Dengan demikian, bausastra Citrasantanan ini berbeda dengan karya Mandrasastra, Pujaharja, Suwandi, dan Sumahatmaka, karena tidak diprakarsai oleh Pigeaud. Informasi tentang penyalinan naskah tidak ada, namun gaya tulisannya khas Citrasantanan. Maka tarikh penyalinan pun diduga sekitar tahun 1920an.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BA.62-Bau 24
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
RR. Citra S. Nirmala
Abstrak :
Kamus Jawa-Jawa, yang disusun oleh R.Ng. Citrasantana. Semula, rupanya terdiri atas 19 jilid, namun sekarang tinggal 8 jilid di koleksi FSUI. Definisi yang diberikan cukup panjang, merupakan kalimat contoh pemakaian kata yang bersangkutan. Penyusunan kamus ini, R.Ng. Citrasantana, adalah seorang budayawan dan sastrawan di kawasan Mangkunagaran, Surakarta pada awal abad ke-20. Jabatan sehari-harinya mengajar di sekolahan Mangkunagaran, yaitu Pamulangan Siswa Rini. Selain itu, beliau juga merupakan bujangga istana Mangkunagaran. Beliaulah yang bertahap-tahap menjalankan dhawuh dalem untuk menyusun biografi Mangkunagara VII yang berjudul babad dalem K.G.P.A.A. Prabu Prangwadana ingkang kaping VII (lihat SMP/MN.229a-h, 230). Teks lain yang pernah digubah oleh Citrasantana, tetapi tidak pernah dicetak, adalah buku silailah (serat sujarah ing Ngayogyakarta tuwin ing Mangkunagaran, SMP/MN.226a), kumpulan lakon wayang wong (pakem ringgit tiyang, MSB/W.97), dan piwulang sopan santun (serat wasitarja, MSB/P.72). Selain itu, banyak naskah di koleksi Reksapustaka, Istana Mangkunagaran, merupakan hasil salinan dari tangan Citrasantana sendiri. Citrasantana juga cukup produktif di bidang penerbitan buku pelajaran, dan beberapa karangannya dicetak dan beredar di kalangan sekolah-sekolah Jawa pada awal abad ke-20, antaranya layang panggubah (Batavia: Landsdrukkerij, 1908; Semarang: Benjamins, 1911; lihat pratelan II:222), mardisewaya (Semarang: Benjamins, 1907-1908 dan 1910; lihat pratelan II: 319), dan tuladha serat-serat iber sapanunggilanipun (Weltervreden: Bale Pustaka, 1917). Keterangan tentang bausastra Jawa gubahan Citrsantana ini belum ditemukan, sehingga tahun penulisannya, siapa yang memprakarsainya dan lain sebagainya tidak diketahui. Oleh karena Citrasantana meninggal sekitar pertengahan tahun 1920an (lihat memo M. Sinoe Moendisoera yang terlampir di MSB/W.97), maka penulisan dapat diperkirakan paling lambat tahun 1920an pula. Dengan demikian, bausastra Citrasantanan ini berbeda dengan karya Mandrasastra, Pujaharja, Suwandi, dan Sumahatmaka, karena tidak diprakarsai oleh Pigeaud. Informasi tentang penyalinan naskah tidak ada, namun gaya tulisannya khas Citrasantanan. Maka tarikh penyalinan pun diduga sekitar tahun 1920an.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BA.63-Bau 25
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
RR. Citra S. Nirmala
Abstrak :
Kamus Jawa-Jawa, yang disusun oleh R.Ng. Citrasantana. Semula, rupanya terdiri atas 19 jilid, namun sekarang tinggal 8 jilid di koleksi FSUI. Definisi yang diberikan cukup panjang, merupakan kalimat contoh pemakaian kata yang bersangkutan. Penyusunan kamus ini, R.Ng. Citrasantana, adalah seorang budayawan dan sastrawan di kawasan Mangkunagaran, Surakarta pada awal abad ke-20. Jabatan sehari-harinya mengajar di sekolahan Mangkunagaran, yaitu Pamulangan Siswa Rini. Selain itu, beliau juga merupakan bujangga istana Mangkunagaran. Beliaulah yang bertahap-tahap menjalankan dhawuh dalem untuk menyusun biografi Mangkunagara VII yang berjudul babad dalem K.G.P.A.A. Prabu Prangwadana ingkang kaping VII (lihat SMP/MN.229a-h, 230). Teks lain yang pernah digubah oleh Citrasantana, tetapi tidak pernah dicetak, adalah buku silailah (serat sujarah ing Ngayogyakarta tuwin ing Mangkunagaran, SMP/MN.226a), kumpulan lakon wayang wong (pakem ringgit tiyang, MSB/W.97), dan piwulang sopan santun (serat wasitarja, MSB/P.72). Selain itu, banyak naskah di koleksi Reksapustaka, Istana Mangkunagaran, merupakan hasil salinan dari tangan Citrasantana sendiri. Citrasantana juga cukup produktif di bidang penerbitan buku pelajaran, dan beberapa karangannya dicetak dan beredar di kalangan sekolah-sekolah Jawa pada awal abad ke-20, antaranya layang panggubah (Batavia: Landsdrukkerij, 1908; Semarang: Benjamins, 1911; lihat pratelan II:222), mardisewaya (Semarang: Benjamins, 1907-1908 dan 1910; lihat pratelan II: 319), dan tuladha serat-serat iber sapanunggilanipun (Weltervreden: Bale Pustaka, 1917). Keterangan tentang bausastra Jawa gubahan Citrsantana ini belum ditemukan, sehingga tahun penulisannya, siapa yang memprakarsainya dan lain sebagainya tidak diketahui. Oleh karena Citrasantana meninggal sekitar pertengahan tahun 1920an (lihat memo M. Sinoe Moendisoera yang terlampir di MSB/W.97), maka penulisan dapat diperkirakan paling lambat tahun 1920an pula. Dengan demikian, bausastra Citrasantanan ini berbeda dengan karya Mandrasastra, Pujaharja, Suwandi, dan Sumahatmaka, karena tidak diprakarsai oleh Pigeaud. Informasi tentang penyalinan naskah tidak ada, namun gaya tulisannya khas Citrasantanan. Maka tarikh penyalinan pun diduga sekitar tahun 1920an.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BA.64-Bau 26
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
RR. Citra S. Nirmala
Abstrak :
Kamus Jawa-Jawa, yang disusun oleh R.Ng. Citrasantana. Semula, rupanya terdiri atas 19 jilid, namun sekarang tinggal 8 jilid di koleksi FSUI. Definisi yang diberikan cukup panjang, merupakan kalimat contoh pemakaian kata yang bersangkutan. Penyusunan kamus ini, R.Ng. Citrasantana, adalah seorang budayawan dan sastrawan di kawasan Mangkunagaran, Surakarta pada awal abad ke-20. Jabatan sehari-harinya mengajar di sekolahan Mangkunagaran, yaitu Pamulangan Siswa Rini. Selain itu, beliau juga merupakan bujangga istana Mangkunagaran. Beliaulah yang bertahap-tahap menjalankan dhawuh dalem untuk menyusun biografi Mangkunagara VII yang berjudul babad dalem K.G.P.A.A. Prabu Prangwadana ingkang kaping VII (lihat SMP/MN.229a-h, 230). Teks lain yang pernah digubah oleh Citrasantana, tetapi tidak pernah dicetak, adalah buku silailah (serat sujarah ing Ngayogyakarta tuwin ing Mangkunagaran, SMP/MN.226a), kumpulan lakon wayang wong (pakem ringgit tiyang, MSB/W.97), dan piwulang sopan santun (serat wasitarja, MSB/P.72). Selain itu, banyak naskah di koleksi Reksapustaka, Istana Mangkunagaran, merupakan hasil salinan dari tangan Citrasantana sendiri. Citrasantana juga cukup produktif di bidang penerbitan buku pelajaran, dan beberapa karangannya dicetak dan beredar di kalangan sekolah-sekolah Jawa pada awal abad ke-20, antaranya layang panggubah (Batavia: Landsdrukkerij, 1908; Semarang: Benjamins, 1911; lihat pratelan II:222), mardisewaya (Semarang: Benjamins, 1907-1908 dan 1910; lihat pratelan II: 319), dan tuladha serat-serat iber sapanunggilanipun (Weltervreden: Bale Pustaka, 1917). Keterangan tentang bausastra Jawa gubahan Citrsantana ini belum ditemukan, sehingga tahun penulisannya, siapa yang memprakarsainya dan lain sebagainya tidak diketahui. Oleh karena Citrasantana meninggal sekitar pertengahan tahun 1920an (lihat memo M. Sinoe Moendisoera yang terlampir di MSB/W.97), maka penulisan dapat diperkirakan paling lambat tahun 1920an pula. Dengan demikian, bausastra Citrasantanan ini berbeda dengan karya Mandrasastra, Pujaharja, Suwandi, dan Sumahatmaka, karena tidak diprakarsai oleh Pigeaud. Informasi tentang penyalinan naskah tidak ada, namun gaya tulisannya khas Citrasantanan. Maka tarikh penyalinan pun diduga sekitar tahun 1920an.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BA.65-Bau 27
Naskah  Universitas Indonesia Library