Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Pribadi Sutiono
Abstrak :
Dalam menghadapi perlawanan kaum nasionalis Guomindang, Mao Zedong pada awal perjuangannya sudah melihat potensi yang dimiliki oleh masyarakat Cina, yaitu terbaginya masyarakat dalam berbagai kelas. Dari kelas--kelas yang ada di Cina, Mao Zedong kemudian membaginya menjadi dua kelas yang besar, yaitu kelas revolusioner dan kelas yang tidak revolusioner (yang cenderung memihak lawan). Penbagian Mao Zedong atas kelas-kelas itu bertitik tolak dari teori-teori Marxisme-Leninisme ditambah dengan situsi keadaan Cina saat itu. Oleh Mao Zedong, kelas-kelas revolusioner ini dimanfaatkannya untuk mendapatkan jumlah massa pengikut Partai komunis Gongchandang guna menjalankan revolusi melawan partai Nasionalis Guomindang. Mao Zedong menganggap bahwa revolusi dapat dijalankan hanya bila dipimpin oleh kelas -kelas revolusioner yang dipimpin oleh kelas Proletar. Meskipun demikian, Mao Zedong telah membuat suatu kesalahan yang cukup memberatkan untuk suatu teori. Mao Zedong beberapa kali membuat suatu pernyataan yang bertentangan dengan situasi atau metode yang sebenarnya dijalankan olehnya. Hal ini merupakan suatu kelemahan dari teori revolusi yang dibuatnya. Meskipun demikian hal ini juga merupakan bentuk dari kepraktisan Mao Zedong dalam menyesuaikan situasi yang ada di Cina. Dengan analisis kelas masyarakat di Cina ini, Mao Zedong telah berhasil memenangkan pertikaian antara Partai Komunis dengan Partai Nasionalis pada saat itu. Dan hal ini membuktikan bahwa Mao Zedong telah berhasil memanfaatkan situasi Cina saat itu dan dengan bertolak dari teori Marxisme-Leninisme yang dipahaminya.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library