Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Akmalul Fikri Abdi
Abstrak :
Diabetes Mellitus tipe II memiliki penatalaksanaan yang terdiri dari : Edukasi, Terapi Nutrisi Medis, Latihan Jasmani, Terapi Farmakologis, dan Monitor Kadar Gula Darah. Komplikasi diabetes mellitus tipe II dapat disebabkan oleh ketidakpatuhan terapi nutrisi medis atau diit. Sebagian besar pasien diabetes mellitus tipe II patuh terhadap rekomendasi diit hanya selama 6 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kepatuhan diit pada pasien diabetes mellitus tipe II di poli diabetes Rumah Sakit doktor Haji Marzoeki Mahdi Bogor dengan berdasarkan aspek patuh jadwal, patuh jenis, dan patuh jumlah. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional dengan metode consecutive sampling yang melibatkan 109 responden. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden tidak patuh terhadap diit terutama patuh jumlah. Rekomendasi penelitian ini adalah melakukan penelitian lanjutan mengenai faktor ndash; faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan diit terhadap jumlah. ...... Diabetes Mellitus type II has a management consisting of Education, Medical Nutrition Therapy, Physical Exercise, Pharmacological Therapy, and Blood Sugar Level Monitor. Diabetes mellitus type II complications can be caused by non adherence to medical nutrition therapy or diethary planning. Most of diabetes mellitus type II patients adhere to diethary recommendations only for 6 months. This study aimed to describe the diethary adherence in outpatient clinic diabetes mellitus type II Doctor Haji Marzoeki Mahdi Bogor hospital based on the schedule, type, and amount of food. The design of this study used cross sectional with consecutive sampling method involving 109 respondents. The result of this study shows that most of respondent has non adherence to diet especially adherence of food amount. The recommendation of this study is to conduct further research on the factors that influence non adherence of food amount.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Akmalul Fikri Abdi
Abstrak :

Latar Belakang : Halusinasi merupakan sensasi yang dialami tanpa adanya rangsangan eksternal yang dapat mempengaruhi satu atau lebih dari indra. Jenis halusinasi yang paling banyak terjadi adalah halusinasi pendengaran yang mencapai 69%. Untuk mengatasi halusinasi dan mengurangi frekuensi halusinasi yang timbul, dilakukan 2 tindakan yaitu tindakan terapi medis dan terapi modalitas. Kasus : Ny. O wanita berusia 53 tahun masuk rumah sakit dengan alasan bicara sendiri dan marah – marah. Ny. O sakit sejak 2 tahun yang lalu. Selama di rumah sakit klien mengalami halusinasi pendengaran terutama saat bangun tidur. Saat ini klien merasa takut dan kesal disaat halusinasi mulai muncul. Asuhan keperawatan yang dilakukan pada Ny. O menggunakan standar asuhan sesuai teori pada pasien halusinasi. Diskusi : Asuhan Keperawatan dimulai dari pengkajian, analisa data, perencanaan, implementasi, hingga evaluasi. Perencanaan dan impelementasi menggunakan prinsip terapi generalis. Hasil akhir perawatan terdapat penurunan gejala halusinasi pada Ny. O. Kesimpulan : Intervensi bercakap – cakap memberikan dampak paling signifikan dalam menurunkan gejala halusinasi. Pemilihan intervensi sesuai kebutuhan klien dapat meningkatkan efektivitas dari suatu intervensi


Background: Hallucinations are sensations experienced without external stimuli that can affect one or more human senses. The most common type of hallucinations is auditory hallucinations that reach 69%. To overcome and reduces frequency of hallucinations there are two intervention namely medical therapy and therapeutic modalities. Case Report : Mrs. O, a 53-year-old woman was admitted to the hospital for reasons of self-talk and anger. Mrs. O sick since 2 years ago. During at the hospital the client experiences auditory hallucinations, especially when waking up. At this time the client feels scared and upset when hallucinations begin to appear. Nursing care that is done to Mrs. O uses standard care according to the theory in hallucinatory patients. Discussion: Nursing care starts from assessment, data analysis, planning, implementation, and evaluation. Planning and implementation uses the principle of generalist therapy. The end result of treatment is a decrease in hallucinatory symptoms in Ny. O. Conclusion: Intervention in conversation provides the most significant impact in reducing hallucinatory symptoms. Selection of interventions according to client needs can increase the effectiveness of an intervention

Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library