Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Nusaiba
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan validasi metode pengiriman produk dengan suhu di bawah 25°C menggunakan kemasan styrofoam di PT Enseval Putera Megatrading Tbk. Pengiriman produk yang memerlukan suhu rendah merupakan tantangan yang kompleks dalam industri distribusi dan logistik. Kemasan styrofoam merupakan salah satu metode yang umum digunakan untuk menjaga suhu produk selama pengiriman. Metode penelitian yang digunakan meliputi penentuan konfigurasi ice pack dan analisis statistik terhadap data yang diperoleh. Data suhu diambil menggunakan alat pemantau suhu yang dipasang di dalam kemasan styrofoam. Analisis statistik dilakukan untuk mengevaluasi apakah suhu produk tetap berada di bawah 25°C selama proses pengiriman. Hasil analisis data yang dilakukan, disimpulkan bahwa suhu pengiriman produk cool storage (below 25oC) di luar rentang persyaratan yaitu konfigurasi 1 dengan 2 lembar ice pack mampu menjaga suhu dalam kemasan di bawah 25oC dalam kurun waktu pengiriman selama 45.50 jam, 44.8 jam, dan 45.50 jam. Sementara itu, konfigurasi 2 menggunakan 3 lembar ice pack mampu menjaga suhu dengan waktu pengiriman 53.00 jam, 48.83 jam, dan 56.17 jam, namun terdapat suhu diluar rentang standar 15-25oC. Penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan metode pengiriman produk dengan suhu di bawah 25°C menggunakan kemasan styrofoam di PT Enseval Putera Megatrading Tbk. Metode ini dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan pengiriman produk yang memerlukan suhu rendah. Selain itu, penelitian ini juga dapat memberikan panduan bagi perusahaan lain dalam industri distribusi dan logistik untuk mengoptimalkan metode pengiriman produk dengan suhu terkendali.

This study aims to validate the method of shipping products with temperatures below 25°C using styrofoam packaging at PT Enseval Putera Megatrading Tbk. Shipping products that require low temperatures pose complex challenges in the distribution and logistics industry. Styrofoam packaging is one of the commonly used methods to maintain product temperature during shipping. The research method used includes determining the configuration of ice packs and statistical analysis of the obtained data. Temperature data was collected using a temperature monitoring device installed inside the styrofoam packaging. Statistical analysis was conducted to evaluate whether the product temperature remained below 25°C during the shipping process. The results of the study showed that the shipping method using styrofoam packaging was able to maintain product temperature below 25°C during the shipping process. Statistical analysis indicated that the product temperature was stable and consistently below the specified limit. Evaluation of product quality after shipping also showed that the products remained in good condition and complied with the established standards. This research provides an important contribution to the development of shipping methods for products with temperatures below 25°C using styrofoam packaging at PT Enseval Putera Megatrading Tbk. This method can serve as a reference to improve the efficiency and safety of shipping temperature-sensitive products. Additionally, this research can also provide guidance for other companies in the distribution and logistics industry to optimize the shipping methods for controlled-temperature products."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Nusaiba
"Proses produksi di industri farmasi mengacu pada Good Manufacturing Practice. Pembuatan master data lead time dan yield dilakukan karena perusahaan baru berdiri dan belum memiliki master data. Setiap industri farmasi harus memperhatikan waktu dan kualitas proses produksi dengan menghitung nilai lead time dan yield. Pembuatan master data dengan cara menarik data melalui sistem Oracle dan menganalisis data produksi. Hasil pembuatan master data lead time dan yield produksi dapat mempermudah departemen produksi dalam melakukan evaluasi proses produksi, memaksimalkan produktivitas dan meningkatkan efisiensi waktu produksi.

The production process in the pharmaceutical industry refers to Good Manufacturing Practice. Lead time and yield master data was created because the company was just established and did not yet have master data. Every pharmaceutical industry must pay attention to the time and quality of the production process by calculating the value of lead time and yield. The creation of master data involves extracting data through the Oracle system and analyzing production data. The results of creating master data for lead time and production yield can facilitate the production department in evaluating the production process, maximizing productivity, and improving production time efficiency."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Nusaiba
"Diabetes mellitus tipe 2 sering kali diikuti dengan komplikasi penyakit seperti hipertensi, gangguan kardiovakular dan gangguan pernafasan seperti bronkopneumonia. Pemantauan terapi obat yang tepat sangat penting untuk mengoptimalkan pengobatan dan mencegah kemungkinan terjadinya efek samping obat yang merugikan. Data diperoleh dari rekam medis dan kondisi pasien. Data yang dikumpulkan meliputi informasi status klinis pasien, riwayat pengobatan, dosis obat, dan parameter klinis seperti tanda vital dan hasil laboratorium. Hasil analisis data terapi obat pasien dan drug related problem pasien masih terdapat DRP tidak tepat dosis, yaitu obat yang diberikan kurang dari dosis yang dianjurkan yaitu primperan dan dosis berlebih dari yang dianjurkan yaitu omeprazole. Pemantauan terapi obat pada pasien diabetes mellitus tipe II dengan hipertensi dan bronkopneumonia masih perlu ditingkatkan, dengan cara meningkatkan pemantauan terapi obat yang lebih efektif, diharapkan pasien dapat mendapatkan manfaat yang maksimal dan terhindar dari risiko komplikasi yang serius.

Type 2 diabetes mellitus is often accompanied by complications such as hypertension, cardiovascular disorders, and respiratory disorders such as bronchopneumonia. Appropriate drug therapy monitoring is crucial to optimize treatment and prevent potential adverse drug effects. Data were obtained from medical records and patient conditions. The collected data included information on patients' clinical status, treatment history, drug doses, and clinical parameters such as vital signs and laboratory results. The analysis of patient drug therapy data and drug-related problems revealed inappropriate dosing-related issues, specifically underdosing of primperan and overdosing of omeprazole. Monitoring of drug therapy in patients with type 2 diabetes mellitus, hypertension, and bronchopneumonia needs improvement by enhancing more effective drug therapy monitoring. It is expected that with improved drug therapy monitoring, patients can obtain maximum benefits and avoid serious complications."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Nusaiba
"Pengelolaan obat di puskesmas masih memiliki kendala dalam ketersediaan obat, penyimpanan, maupun pengendalian obat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian pengelolaan obat di Puskesmas Margamulya tahun 2021 terhadap standar indikator pengelolaan obat. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif observasional. Pengumpulan data secara concurrent dengan observasi langsung dan retrospective dengan penelusuran data sekunder, serta dilakukan wawancara. Hasil pengumpulan data kemudian dilakukan analisis dengan indikator pengelolaan obat yang terdiri dari 26 indikator diantaranya kesesuaian item obat dengan FORNAS (72,22%), kesesuaian item dengan pola penyakit (78,48%), ketepatan jumlah perencanaan (170,01%), kesesuaian jumlah permintaan (74,64%), kesesuaian jumlah penerimaan (67,95%), penyimpanan narkotika dan psikotropika (71,43%), penyimpanan obat high-alert di apotek (0%) dan gudang (33,33%), penyimpanan obat LASA di apotek (31,71%) dan gudang (37,14%), nilai ITOR (2,73 kali/tahun), tingkat ketersediaan obat (17,44 bulan), item stok aman (46,98%), item stok berlebih (53,02%), obat yang tidak diresepkan (37,58%), nilai obat kedaluwarsa (3,29%). Hasil analisis menunjukkan bahwa pengelolaan obat di Puskesmas Margamulya memenuhi 9 indikator sesuai dengan standar, 15 indikator tidak memenuhi standar dan 2 indikator tidak dapat dianalisis dikarenakan kurangnya data. Oleh karena itu, diperlukan peninjauan kembali aspek pengendalian obat, perlu meningkatkan jumlah, soft skill dan pengetahuan petugas farmasi dalam pelayanan kefarmasian, menerapkan sistem informasi manajemen puskesmas.

Drug management at Primary Health Center has problem with drug availability, storage, and drug control. This study aims to analyze the suitability of drug management at the Margamulya Primary Health Center in 2021 to the standard indicators of drug management. This study used observational descriptive research methods. Concurrent data collection was carried out by direct observation and retrospective with secondary data tracing, as well as interviews. The results of data collection were then analyzed with drug management indicators consisting of 26 indicators including the suitability of drug items with FORNAS (72.22%), conformity of items with disease patterns (78.48%), accuracy of the number of planning (170.01%), suitability of the number of requests (74.64%), suitability of the number of receipts (67.95%), storage of narcotics and psychotropics (71.43%), storage of high-alert drugs in pharmacies (0%) and warehouses (33.33%), storage of LASA drugs in pharmacies (31.71%)) and warehouses (37.14%), ITOR (2.73 times/year), the availability of drugs (17.44 months), safe stock items (46.98%), excess stock items (53.02%), non-prescribed drugs (37.58%), expired drug values (7.43%). The results of the analysis showed that drug management at the Margamulya Primary Health Center met 9 indicators in accordance with the standards, while 15 indicators did not meet the standards and 2 indicators could not be analyzed because of lack of data. It is necessary to review aspects of drug control, to increase the number, soft skills and knowledge of pharmacist in pharmaceutical services, and implementing a primary health center management information system."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library