Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Putri Haryanti
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang aspek poetics dalam suatu tata pamer. Aspek poetics yang dijalankan dalam penelitian ini adalah membangun aktivitasproduksi makna meaning making yang dihasilkan oleh tata pamer Galeri Kepresidenan Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti MKRIBK . Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk membangun aktivitasproduksi makna meaning making yang dihasilkan oleh tata pamer Galeri Kepresidenan MKRIBK dengan cara mengonsep ulang narasi melalui pemberian tema pada masing-masing galeri presiden. Hasil penelitian ini adalah MKRIBK patut didorong untuk lebih mengembangkan tata pamernya mengikuti kaidah poetics dengan cara mendesain ulang tata pamer Galeri Kepresidenan MKRIBKmelalui pendekatan konstruktivis agar tercapai meaning making.
ABSTRACT
This study discusses the aspect of poetics in an exhibition. The poetics used in this research are for meaning making of the exhibition in Gallery of Honor of the Presidential Museum of the Republic of Indonesia Balai Kirti PMRIBK . This research is a qualitative research which aims to build meaning making activities for the exhibition in Gallery of Honor of the PMRIBK by re conceptualizing the narratives by giving each gallery in the museum a specific theme. The results of this research show that PMRIBK should be encouraged to further develop its exhibition by following the principles of poetics by redesigning the exhibition in the Gallery of Honor ofPMRIBK through a constructivist approach in order to achieve meaning making.
2017
T50791
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Putri Haryanti
Abstrak :
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui sepak terjang perempuan Indonesia dalam ranah politik, khususnya perjuangan memperoleh hak politik. Kondisi perempuan Indonesia sebelum diberlakukannya Politik Etis belum sepenuhnya sejahtera dalam mengenyam pendidikan. Sehingga kedudukan sosialnya pun juga belum sepenuhnya mendapat perlakuan yang lama dalam kehidupan bermasyarakat. Perempuan lebih cenderung berada dalam wilayah domestik, bahkan sering disebut sebagai perabot dapur. Sungguh, suatu kondisi yang masih sangat jauh dari kemajuan. Dengan hadirnya Politik Etis di Hindia Belanda, pada awalnya secara lambat laun telah memberikan bekalan yang berarti bagi pendidikan kaum laki-laki Indonesia. Kemudian baru diikuti dengan kaum perempuan Indonesia yang juga turut mengenyam pendidikan yang layak. Setelah mendapatkan tingkat pendidikan yang layak, maka kaum laki-laki diikuti kaum perempuan Indonesia mulai menunjukkan eksistensinya terhadap tanah aimya. Namur, tampaknya eksistensi keduanya tidak bisa terpenuhi secara bersamaan. Apabila kaum laki-laki Indonesia telah terlebih dahulu mendapatkan hak-hak politiknya, seperti hak untuk duduk di parlemen dan dewan-dewan di Hindia Belanda, maka sebalilmya bagi perempuan. Baik bagi perempuan Indonesia, Cina, Arab, bahkan perempuan Eropa sekalipun juga pada awalnya belum mempunyai hak politik yang sama dengan kaum-kaum lain-lain bangsa Eropa. Kondisi ini tidak bisa dipungkiri karena terpengaruh dengan konstelasi politik di negeri Belanda yang juga belum memberikan hak politik kepada kaum perempuannya secara luas. Di negeri Belanda sendiri barn memberikan hak politik atau hak pilih kepada kaum perempuannya pada tahun 1919 setelah Perang Dunia I berakhir. Hal ini bisa menjadi ukuran bahwa kaum perempuan Indonesia bare bisa memperoleh hak pilih setidak_tidaknya 20 tahun kemudian sejak 1919. Kelambanan pemerintah Hindia Belanda dalam mengeluarkan kebijakan tentang hak pilih bagi kaum perempuan Indonesia sangat dipengaruhi oleh faktor_-faktor yang tentu saja lebih kompleks daripada negeri Belanda sendiri. Karena penduduk di Hindia Belanda memiliki ras dan suku bangsa yang lebih variatif serta penduduknya memiliki agama yang berbeda-beda dengan Islam sebagai mayoritas. Sehingga pernerintah Hindia Belanda harus menunggu waktu yang tepat dalarn menentukan kapan kebijakan untuk memberikan hak pilih kepada kaum perempuan Indonesia diberikan. Selanjutnya proses menuntut hak politik atau hak pilih bagi kaumnya butch persatuan dan kesatuan serta beribu langkah perjuangan dan pengorbanan. Untuk kemudian kaum perempuan Indonesia dapat meraih apa yang dicita-citakannya.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S15595
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library