Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putranto
Abstrak :
Panjar Dinas dan penyelesaian Deklarasi merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan untuk karyawan yang melaksanakan dinas dengan biaya perusahaan. Setiap keberangkatan dinas harus didukung dengan Surat Perintah Dinas (SPD) yang merupakan dokumen untuk mengambil panjar ke perusahaan, selanjutnya pada saat karyawan kembali dari tempat dinas maka harus dipertanggung jawabkan dalam bentuk Deklarasi ke Kas perusahaan dengan melampirkan SPD dan panjar dinas. Implementasi pengaturan dinas setiap perusahaan berbeda satu dengan lainnya, dikarenakan adanya perbedaan kemampuan, otorisasi dan teknologi informasi yang di miliki sehingga kecepatan proses dokumen dari masing - masing perusahaan menjadi berbeda. Hal ini dapat mempengaruhi keandalan perusahaan dalam menghadapi persaingan dengan mitra bisnisnya. Dalam era globalisasi diperlukan teknologi informasi yang dapat mempercepat proses dokumen seperti " EDI " (Electronic Data Interchange) dan " EFT " ( Electronic Fund Teller atau dikenal sebagai ATM ( Anjungan Tunai Mandiri ). Kedua teknologi informasi ini diketahui bermanfaat bagi para pelaku bisnis karena dapat mempercepat waktu proses dan penggunaan tenaga kerja yang relatip sedikit. Kendala sistem pembayaran di Pertamina pada saat ini adalah masih mengacu kepada sistem Pengendalian Intern yaitu transaksi pembayaran dapat terlaksana jika kelengkapan dokumen seperti kwitansi, faktur dan lain sebagainya terpenuhi, sedangkan kendala lainnya berupa prosedur, otorisasi pembayaran yang dimiliki masing - masing Direktorat berakibat proses menjadi panjang sehingga perlu disederhanakan melalui BPRe ( Business Process.Re-engineering) sebagai alat untuk memangkas birokrasi. ...... Both service Down Payment and Declaration completeness are an integrated entity for the employees who do perform service with that company's finance. A service departure should be supported with a service order letter which is a document for taking a down payment to that company, it is further had responsible in the form of declaration to the company's cashier when he or she has come back from the service point and attaching both service order letter and service down payment. Implementation of service regulation a company as different each other, because there are difference of capability, authorization and information technology is owned so that the acceleration of document process from each company will be different. It can influence the company reliability for dealing with the competitiveness with their partnership or competitors. In the globalization e~ information technology is needed which can accelerate the document process such as "EDI"( Electronic Data Interchange ) and "EFT" ( Electronic Fund Teller ) or it is well known as " A TM " ( Anjungan Tunai Mandiri ). Both these information technology are useful known for the business participant because they can accelerate the process time and relative small laborers use. Constrains of the payment system in the PERTAMINA at present is still follow to the internal control system is that the payment transaction can be performed when the document completeness such as, receipts, invoice and so on all be completed, where as other constrains such as procedures, payment authorization is owned of each Directorate has cause that process will be longer, therefor it is necessarily simplified trough the Business Process Reengineering as an instrument to cut off the bureaucracy.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samudro Putranto
Abstrak :
Meskipun bukan maskapai penerbangan nasional (yakni: Garuda Indonesia Airlines), Merpati Nusantara menjadi "market leader" untuk rule penerbangan domestik. Salah satu faktor dari keunggulan Merpati untuk pasar domestik adalah dengan banyaknya pesawat yang dimiliki terutama untuk jenis pesawat kecil dan baling-baling (propheller) serta banyaknya akses yang menjadi daerah tujuan Merpati yang tersebar hingga ke pelosok. Jaman yang semakin global memungkinkan para pesaing memfasilitasi ekspansi usahanya yang berarti ancaman bagi Merpati. Posisi konsumen menjadi semakin penting, sehingga organisasi harus mengetahui secara pasti siapa atau bagaimana karakter dari konsumennya, apa saja yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumennya serta bagaimana melakukan penetrasi pasar serta menjadi pilihan utama bagi konsumen, untuk itu perlu strategi komunikasi pemasaran yang baik terutama dalam menciptakan "repositioning".

Dilatari oleh kondisi tersebut, penulis coba mengkaji aspek hubungan antara profit konsumen, kebutuhan konsumen, keinginan konsumen dan penciptaan citra atau reposisi citra PT. Merpati Nusantara Airlines sebagai salah satu bentuk komunikasi pemasaran dengan kajian yang lebih mendalam mengingat para pesaing seperti Garuda, Mandala, Bouraq dan Awair sedang bersiap untuk "melahap" porsi domestik yang selama ini dikuasai Merpati. Disamping itu dalam upaya memenangkan persaingan dalam bisnis penerbangan domestik yang semakin ketat, diperlukan suatu pendekatan lain yang mampu memberikan nilai tambah (value added service) yang berbasis pada adanya kepuasan pelanggan (total consumer's satisfactions).

Hasil penggalian data melalui penelitian kuantitatif dengan menyebar kuesioner dilakukan di 5 (lima) rute penerbangan yang dimiliki oleh PT. Merpati Nusantara Airlines lebih diarahkan pada upaya menggali berbagai informasi mengenai profit atau karakteristik penumpang/konsumen, tujuan dan motivasi penerbangan, penilaian dan tingkat kepuasan, serta perbandingan pelayanan dengan kompetitor.

Pertimbangan penumpang memilih suatu maskapai penerbangan bagi responden kalangan bisnis adalah: ketepatan waktu penerbangan, jenis pesawat, harga tiket dan jadwal penerbangan. Sedangkan bagi responden yang mengikuti perjalanan dinas adalah: faktor pelayanan secara keseluruhan, harga tiket, ketepatan waktu penerbangan dan jenis pesawat. Dan, bagi responden yang melakukan perjalanan pribadi atau liburan adalah: harga tiket, pelayanan secara keseluruhan, ketepatan waktu penerbangan dan jenis pesawat.

Reposisi citra yang baru nampaknya perlu segera diberlakukan, namun perlu dibuat lagi suatu studi Analysis Behaviour sebagai kompilasi dari -penelitian ini. Sebagai gambaran sementara, reposisi citra hendaknya hendaknya tidak jauh bergeser dari aspek harga, pelayanan secara keseluruhan dan ketepatan waktu penerbangan. Namun mengingat kebijakan pemerintah mengenai harga tiket yang "published rate" maka sebaiknya reposisi citra lebih diarahkan pada pelayanan secara keseluruhan.

Analysis of Consumers' Needs and Wants, and Image Repositioning of PT. Merpati Nusantara AirlinesAlthough PT. Merpati Nusantara Airlines (MNA or MZ) is not a national airline/ air flag, MNA has become one of "market leader" in domestic routes. One advantage of Merpati in the domestic market is the big number of aircraft it has, particularly in terms of small propeller aircraft and the many accesses it offers through its flights to remote areas. In this increasingly globalize era, the competitors may be facilitating the expansion of their business and this means a potential threat to Merpati. The position of consumers is growing in importance that the organization should have good knowledge of their customers - who they are and what characters they have, what they want and wish to have - and how to conduct a market penetration and make themselves the first choice of the consumers. This will all require an appropriate market communication strategy, particularly in creating repositioning.

Based on these conditions, the writer attempts to analyze the aspects of relations between the consumers' profiles, consumers' requirements/ needs, consumers' wishes/ wants, and creation or repositioning of the image of PT. Merpati Nusantara Airlines. These should be conducted in a more thorough analysis as the compete with Merpati which has since then been taking the lion's share of the domestic pie of airline services. Besides, in the efforts to win the competition amid the presently closer competition in domestic airline services, it is necessary to adopt an approach that can assure the attainment of value added service based on total consumer's satisfaction.

The data collection through quantitative survey by distributing questionnaires in five routes served by PT. Merpati Nusantara Airlines gives more emphasis to getting more information on the passengers/consumers' profiles or characteristics, flight aims and motivations, valuation and levels of satisfaction, and comparison with competitors in services.

The passengers' considerations in choosing an airline are, for respondents of business community: flight punctuality, types of aircraft, ticket price and flight schedule. The respondents traveling on official duties base their choice on service factors as a whole, ticket price, flight punctuality and types of aircraft. The respondents traveling on private or tour purposes will consider the ticket price, service as a whole, flight punctuality and types of aircraft.

The reposition of the new image seems critical for now. However, this requires conducting an Analysis Behavior study as a compilation of this study. A tentative picture suggests that the image reposition should not diverge too far from the aspects of prices, services as a whole and flight punctuality. However, as the government has adopted a published-rate policy on the ticketing, it should be right to reposition the image on the service as a whole.
2001
T5697
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Putranto
Abstrak :
Menurut pendapat para pakar bahwa proses pemeriksaan yang dilakukan dengan cara kekerasan telah ada semenjak Polisi lahir. Namun disebagian anggota Polisi banyak juga yang melakukan proses pemeriksaan tanpa harus dengan cara kekerasan. Didalam Tesis ini saya mengasumsikan bahwa para anggota penyidik Polri yang bertugas melakukan pemeriksaan mempunyai latar belakang sosial dan pendidikan yang sama, namun yang tidak bisa sama adalah pengalamannya. Pada Tesis ini saya menuliskan tentang fokus permasalahan yaitu timbulnya perbedaan-perbedaan diantara para penyidik didalam proses pemeriksaan terhadap tersangka Curas yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan tempat bekerja, kondisi ruangan pemeriksa antara lain budaya kerja di kantor, kondisi ruangan pemeriksa, arahan atasan dan faktor lingkungan diluar tempat bekerja antara lain hadirnya orang lain yaitu keluarga tersangka, keluarga korban dan anggota LBH. Kami sangat tertarik untuk meneliti masalah ini karena belum menjadi perhatian pakar-pakar maupun penulis sebelumnya, mengapa terjadi perbedaan diantara penyidik didalam menangani proses pemeriksaan terhadap kasus pencurian dengan kekerasan dan kasus-kasus yang dikategorikan sama dengan Curas khususnya pencurian dengan kekerasan dengan sasaran kendaraan bermotor.
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
E. Fajar Putranto
Abstrak :
Profesi akuntan publik sebetulnya adalah profesi yang berjalan bersama-sama dengan masyarakat ekonomi (economic society) dalam mengembangkan kemampuannya. Sangat sulit kita pahami tanpa akuntansi dan auditing, negara maju dapat mencapai kondisi seperti yang ada saat ini. Dengan adanya akumulasi modal yang begitu rupa, sangat sulit dibayangkan apabila transaksi masih berdasar cara-cara konvensional, dalam arti dimana harus terjadi perkenalan lebih dahulu baru dilakukan transaksi. Masyarakat ekonomi dapat berkesempatan tumbuh dalam kondisi dimana akuntansi dan auditing yang obyektif dan jujur tetap menjalankan fungsinya secara baik. Lancarnya alokasi ekonomi secara optimal melalui lalu lintas modal, kekayaan,hak dan kewajiban yang kita kenal sebagai transaksi bisnis dapat berlangsung secara masif, antara lain karena terdapat asumsi sederhana dibaliknya. Yakni bahwa perilaku setiap partisipan ekonomi dan bisnis dapat dikendalikan melalui jendela akuntansi dan laporan keuangan yang telah diaudit. Kemampuan pembengkakan volume dana yang tersalur lewat pasar modal dan lembaga keuangan dimungkinkan karena adanya asumsi tersebut. Hal itu menciptakan "self serving control of investment society" Apa yang tejadi dalam masa-masa krisis ekonomi tahun 1998 dimana terjadi kebangkrutan bank-bank di tanah air, dapat terjadi salah satunya karena kegagalan profesi akuntan publik berperan dalam menjaga "self serving control of investment society" tersebut. Bagaimana mungkin terjadi, beberapa saat setelah kantor akuntan publik mengaudit bank-bank tersebut dengan hasil "wajar tanpa pengecualian", bank-bank tersebut sudah dalam keadaan dibekukan. Kondisi bank-bank bermasalah yang kemudian dibekukan operasinya pada 13 Maret 1999 niscaya telah bisa diprediksi berdasarkan informasi yang termuat pada laporan keuangan 1997. Hal tersebut dibuktikan dalam sebuah studi sejumlah rasio laporan keuangan bank-bank bermasalah (29 bank) dibandingkan dengan rasio yang sama pada bank-bank lain yang tidak bermasalah (60 bank). Belajar dari pengalaman krisis ekonomi tahun 1998, Indonesia kini sedang berbenah. Termasuk diantaranya profesi akuntan publik yang mana telah diberi kepercayaan oleh publik sebagai kelompok sophisticated user yang membaca laporan keuangan perusahaan yang diauditnya. Pengertian Akuntan menurut Hukum Indonesia dapat ditemukan dalam Undang-undang Nomor 34 Tahun 1954 Tentang Pemakaian Gelar Akuntan dimana dalam pasal 1 dari UU No.34/1954 menyatakan bahwa : "Dengan tidak mengurangi ketentuan dalam peraturan gaji resmi mengenai berbagai jabatan pada Jawatan Akuntan Negeri dan Jawatan Akuntan Pajak, hak memakai gelar akuntan (accountant) dengan penjelasan atau tambahan maupun tidak, hanya diberikan kepada mereka yang mepunyai Ijazah akuntan sesuai dengan ketentuan dan berdasarkan undang-undang ini" Profesi Akuntan Publik merupakan profesi yang lahir dan besar dari tututan publik akan adanya mekanisme komunikasi independen antara entitas ekonomi dengan para stake holder terutama berkaitan dengan akuntabilitas entitas yang bersangkutan. Jasa profesional akuntan publik merupakan hak istimewa akuntan publik dan hasil pekerjaan akuntan publik digunakan oleh publik (pengguna laporan keuangan) sebagai salah satu bahan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi. Pengguna hasil pekerjaan akuntan publik tidak hanya klien yang memberikan penugasan tetapi juga publik (investor, pemegang saham, kreditur, pemerintah, masyarakat dan lain-lain). Profesi Akuntan Publik memiliki peran yang penting untuk membantu investor dan para stake holder untuk mendapatkan keyakinan yang memadai tentang kondisi keuangan suatu perusahaan. Akuntan publik memiliki hak istimewa dalam menjalankan praktik profesionalnya. Keberadaaan peran akuntan publik cukup strategis diatur oleh banyak peraturan perundang-undangan yang berlaku saat ini. Seperti Undangundang no 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, Undang-undang no 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, Undang-undang no 10 tahun 1998 tentang Perbankan, Undang-undang no 19 tentang Badan Usaha Milik Negara, Undang-undang no 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun, Undang-undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Dalam Undang-undang diatas secara jelas menyebutkan laporan keuangan harus disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan serta wajib diperiksa oleh Akuntan Publik.
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T14479
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Putranto
Abstrak :
ABSTRAK
Untuk menutup risiko kurs atas kewajiban dalam valas, pengusaha dapat melakukan lindung nilai (hedging) dengan menggunakan instrument-instrumen lindung nilai. Namun instrumen lindung nilai yang ada sekarang tidak dapat digunakan oleh pengusaha muslim dikarenakan mengandung unsur bunga, oleh karena itu diperlukan instrumen lindung nilai yang tidak menggunakan unsur bunga. Menurut fatwa DSN-MUI jenis transaksi valas yang sesuai syariah adalah transaksi spot dan forward agreement. Transaksi valas dengan skim forward agreement adalah sarah satu skim transaksi yang juga digunakan sebagai instrumen lindung nilai, yaitu forward exchange contract (FEC). Selisih antara delivery rate dengan spot rate pada FEC merupakan representasi dari kenaikan kurs maksimum yang dapat terjadi selama jangka waktu perjanjian. Oleh karena itu, perhitungan delivery rate dapat pula dilakukan dengan menggunakan nilai dari risiko kurs itu sendiri. Dengan menggunakan nilai risiko yang dihitung dengan pendekatan Extreme Value Theory (EVT), selanjutnya dilakukan perhitungan delivery rate dan hasilnya dibandingkan dengan perhitungan pada instrumen lindung nilai yang ada sekarang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perhitungan delivery rate dengan menggunakan nilai risiko valas, dapat memberikan manfaat yang setara dengan yang menggunakan unsur bunga. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan pengusaha muslim dalam menutup risiko kurs, dapat menggunakan instrumen FEC yang ada sekarang dengan mengganti unsur bunga dalam perhitungan delivery rate dengan nilai risiko kurs.
ABSTRACT
The problem of foreign exchange's (forex) risk is the problem of all companies having debt in foreign currency. Most companies use hedging instruments to manage the risk on forex, except for the sharia company since the available instruments are not free from interest. Therefore, the sharia company shall look for an alternative hedging instrument which in the light of Islamic norms of financial ethics. According to the fatwa issued by the National Sharia Board (DSN-MUI), transactions on forex should be carried out in the form of spot or forward agreement type of transactions. Transactions under the forward agreement scheme, is commonly used for hedging purposes i.e. forward exchange contract (FEC). In the FEC two parties undertake a complete transaction at a future date but at a price/rate determined today. The determined price/rate or delivery rate can be interpreted as the highest increment of the foreign exchange rate within a specific time period or risk on forex rate. Furthermore, the delivery rate can be calculated using the value of the risk itself. Extreme Value Theory (EVT) is a calculation approach that can be used to estimate the risk solely based on the increments of the forex rate. The delivery rate calculated using the risk's figure is compared to the rate under the available hedging instruments. Our empirical result showed that the use of interest in the available hedging instruments can be replaced by the risk's figure and gained an equal financial benefit. Therefore, the sharia company can use the current FEC as a hedging instrument by replacing the interest with risk's figure in the calculation of delivery rate.
2007
T20735
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Scorpio Satriyo Putranto
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan (a) Mengetahui variabel apa saja dalam model gravitasi Batra yang mempengaruhi perdagangan bilateral antar negara OKI berdasarkan data tahun 2003; (b) Mengetahui besarnya potensi perdagangan bilateral yang dimiliki oleh negara OKI menurut model gravitasi Batra berdasarkan data tahun 2003; (c) Mengetahui peluang perdagangan bilateral Indonesia dengan negara OKI lainnya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data ekspor seluruh negara OKI dan non-GKl untuk tahun 2003. Pendekatan yang digunakan adalah model gravitasi yang umum dipakai dalam mencari tahu pola perdagangan bilateral dengan menggunakan metode OLS dengan data cross section tahun 2003 Penelitian ini menunjukkan bahwa variabel dalam model gravitasi Batra berdasarkan data tahun 2003 yang mempengaruhi perdagangan bilateral negara OKI secara positif adalah pendapatan, kesamaan sejarah yang diwakili oleh hubungan kolonial, kesamaan bahasa, perbatasan langsung clan keanggotaan dalam Preferential Trade Agreement yang sama. Sementara itu variabel jarak dan tidak adanya hubungan langsung dengan taut memiliki pengaruh negaiif terhadap perdagangan bilateral negara OKI. Penerapan model gravitasi Batra yang dihasilkan dengan menggunakan data tahun.2003 menunjukkan adanya potensi perdagangan bilateral yang dimiliki negara-negara OKI serta potensi perdagangan yang dimiliki Indonesia dengan negara OKI lainnya.
This study was aimed to (a) know which variables in Batra's gravity model based on 2003 data that had an effect on OTC's bilateral trade; (b) know the value of OIC's bilateral trade. According to Batra's gravity model based on 2003 data, (c) know the opportunity regarding of Indonesia's bilateral trade with other OIC member, this study used OIC and non-OIC export data for the year 2003. The approach used in this study was the gravity model that was common to be used in identifying bilateral trade pattern by using OLS method with cross section data for the year 2003. This study showed that variables in Batra's gravity model .based on 2003 data that influenced OIC's bilateral trade positively were income, historical ties that was represented by colonial ties, common language, contiguous, and membership in the same Preferential Trade Agreement. While distance and landlocked variables have negative influence on OIC's bilateral trade. Based on the use of Batra's gravity model that had been estimated by using 2003 data, it had been shown that there was a potential to increase bilateral trade between OIC member and between Indonesia and with the rest of OIC member.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20516
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Adi Putranto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
T39778
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aristiawan Dwi Putranto
Abstrak :
ABSTRAK
Jual beli adalah perbuatan hukum yang sangat diminati saat ini di masyarakat, karena jual beli terjadi berdasarkan perjanjian yang artinya hubungan hukum dalam jual beli didasarkan pada hukum perjanjian di mana penjual berjanji untuk menyerahkan barang dan pembeli berjanji untuk membayar harga barang dengan jumlah yang telah disepakati. Unsur-unsur pokok perjanjian jual beli adalah barang dan harga, di mana perjanjian jual beli itu sudah dilahirkan pada detik tercapainya sepakat mengenai barang dan harga, jika kedua belah pihak telah setuju tentang barang dan harga maka lahirlah perjanjian jual beli yang sah. Karena jual beli berdasarkan pada hukum perjanjian maka di dalam melakukan hubungan hukum para pihak harus memperhatikan syarat-syarat sahnya perjanjian, yaitu : sepakat, cakap, hal tertentu dan causa/sebab yang halal. Untuk jual beli dengan objek tanah, setelah berlakunya Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) harus dibuat dengan akta otentik dan harus dilakukan dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), namun dalam kenyataannya di masyarakat banyak ditemukan jual beli dengan objek tanah tidak dilakukan dihadapan PPAT. Hal ini dikarenakan syarat-syarat materiil dan syarat-syarat objektif untuk dilakukannya jual beli tanah belum terpenuhi, sehingga jual beli yang seharusnya dilakukan dihadapan PPAT dilakukan sementara dihadapan Notaris dengan Akta Pengikatan Jual Beli (PJB) . Akta PJB ini esensinya adalah jual beli tanah namun formatnya adalah baru sebatas perjanjian akan jual beli. Hal inilah yang menarik perhatian penulis untuk mengangkat permasalahan mengenai apa yang menjadi kendala sehingga tidak dapat dilakukannya jual beli tanah dihadapan PPAT dan bagaimana dengan kewajiban-kewajiban para pihak yang harus dipenuhi dalam jual beli tanah. Untuk menunjang penulisan ini, penulis menggunakan penelitian hukum normatif dan mengambil data dari berbagai sumber yang ada hubungannya dengan . masalah yang dibahas. Adapun metode yang digunakan untuk pengumpulan data dan bahan-bahan yang diperlukan digunakan metode penelitian kepustakaan dan metode penelitian lapangan.
2004
T36710
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Wisnu Putranto
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Smear layer dapat menghambat sterilisasi saluran akar dan adaptasi bahan pengisi di sepertiga apeks. Untuk menghilangkannya, selain menggunakan bahan irigasi juga diperlukan teknik irigasi yang yang tepat. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan data mengenai hasil pembersihan dinding saluran akar dari smear layer di daerah sepertiga apeks yang diirigasi menggunakan teknik irigasi sonik dan tehnik irigasi manual-dinamik Metode: Tigapuluh dua gigi premolar tetap dibagi dalam dua kelompok. Kelompok 1 menggunakan teknik irigasi sonik. Kelompok 2 menggunakan teknik irigasi manual-dinamik. Kemudian dilakukan pemeriksaan kebersihan dinding saluran akar pada sepertiga apeks dengan menggunakan SEM pada semua kelompok. Analisis data menggunakan uji Kolmogorov-smirnov Hasil: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Kelompok 1 dan 2 (p=0,256) Kesimpulan: Kedua jenis teknik irigasi baik sonik maupun manual-dinamik tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik. Namun secara deskriptif, teknik irigasi sonik memberikan hasil kebersihan sepertiga apeks yang lebih baik dibandingkan dengan teknik irigasi manual-dinamik.
ABSTRACT
Background: Smear layer can inhibite sterilization of root canal and adaptation of root canal filling material on apical third of root canal wall. To eliminate it, besides using irrigation materials are also needed proper irrigation techniques. The purpose of this study was to obtain more information of the cleaning of smear layer on apical third of root canal wall irrigated using sonic and manual-dynamic irrigation techniques. Materials and Method: thirty two whole-extracted premolars were divided into 2 groups. Group 1 were irigated sonicly, Group 2 were irrigated with manual-dynamic. The cleanliness of smear layer on apical third of root canal wall from both groups then inspected using SEM. The data obtained were analyzed using Kolmogorov-smirnov test. Results: There was no significant difference between Group 1 and Group 2 (p = 0,256) Conclusion: Both types of irrigation techniques does not show statistically significant difference. But descriptively, sonic irrigation technique provided better result of the cleaning of smear layer on apical third of root canal wall than manual-dynamic irrigation technique.
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Wisnu Putranto
Abstrak :
Smear layer dapat menghambat sterilisasi saluran akar dan adaptasi bahan pengisi di sepertiga apeks. Untuk menghilangkannya, selain menggunakan bahan irigasi juga diperlukan teknik irigasi yang yang tepat. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan data mengenai hasil pembersihan dinding saluran akar dari smear layer di daerah sepertiga apeks yang diirigasi menggunakan teknik irigasi sonik dan tehnik irigasi manual-dinamik. Metode: Tigapuluh dua gigi premolar tetap dibagi dalam dua kelompok. Kelompok 1 menggunakan teknik irigasi sonik. Kelompok 2 menggunakan teknik irigasi manual-dinamik. Kemudian dilakukan pemeriksaan kebersihan dinding saluran akar pada sepertiga apeks dengan menggunakan SEM pada semua kelompok. Analisis data menggunakan uji Kolmogorov-smirnov. Hasil: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Kelompok 1 dan 2 (p=0,256). Kesimpulan: Kedua jenis teknik irigasi baik sonik maupun manual-dinamik tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik. Namun secara deskriptif, teknik irigasi sonik memberikan hasil kebersihan sepertiga apeks yang lebih baik dibandingkan dengan teknik irigasi manual-dinamik. ......Smear layer can inhibite sterilization of root canal and adaptation of root canal filling material on apical third of root canal wall. To eliminate it, besides using irrigation materials are also needed proper irrigation techniques. The purpose of this study was to obtain more information of the cleaning of smear layer on apical third of root canal wall irrigated using sonic and manual-dynamic irrigation techniques. Materials and Method: thirty two whole-extracted premolars were divided into 2 groups. Group 1 were irigated sonicly, Group 2 were irrigated with manual-dynamic. The cleanliness of smear layer on apical third of root canal wall from both groups then inspected using SEM. The data obtained were analyzed using Kolmogorov-smirnov test. Results: There was no significant difference between Group 1 and Group 2 (p = 0,256) Conclusion: Both types of irrigation techniques does not show statistically significant difference. But descriptively, sonic irrigation technique provided better result of the cleaning of smear layer on apical third of root canal wall than manual-dynamic irrigation technique.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
T33034
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>