Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Purwowibowo
Abstrak :
Telah berhasil dibuat sebuah digital read out (DRO) berbasis mikrokontroler 80C5I7A yang mempunyai kemampuan untuk mengkompensasi kesalahan kuasi-statik pada sistem posisi mekanik. Kesalahan kuasi-statik adalah kesalahan posisi yang berubah secara perlahan, yang merupakan perpaduan antara kesalahan geometrik dan termal. Kompensasi dilakukan melalui piranti lunak di dalam DRO dengan menggunakan dua buah polinomial, orde-7 untuk geometrik dan orde-1 untuk termal. Hasil uji menunjukan peningkatan akurasi sebesar 26,97 %. ...... A digital read out (DRO) has been made based on 80C5 17A microcontroller. The DRO able to compensated quasi-static error for mechanical positioning system. Quasi-static error is position error that changes slowly, this error is combination of geometric error and thermal error. The compensation had done via software inside DRO uses two polynomials, order-7 for geometric error and order-I for thermal error. The result showed that position accuracy increased 26,97 %.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T5790
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purwowibowo
Abstrak :
ABSTRAK Tesis ini merupakan hasil penelitian di bidang Ekologi Manusia (Human Ecology), hubungan antara manusia dengan lingkungannya menjadi fokusnya. Manusia dengan ekosistem berhubungan secara timbal balik. Tujuan dari Ekologi Manusia adalah memahami bagaimana manusia beradaptasi terhadap ekosistemnya dan bagaimana kegiatan manusia dapat mempengaruhi terjadinya perubahan lingkungan. Sedangkan Ilmu Lingkungan merupakan Ekologi Terapan (applied ecology) yang mama azas-azas Ekologi digunakan untuk memahami permasalahan lingkungan. Lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu lingkungan hidup alami (natural environment), lingkungan hidup binaan (man made environment), lingkungan hidup social (social environment) . Dalam penelitian tesis ini yang dimaksudkan hubungan antara manusia dengan ekosistemnya adalah petani dengan sawahnya. Banyak sawah yang beralih fungsi menjadi bukan sawah sehingga dapat mempengaruhi adaptasi petani dengan ekosistemnya (sawah) Tujuannya adalah melihat bagaimana petani beradaptasi dengan sawahnya yang berkurang akibat pembangunan jalan tol, baik mengenai intensitas alokasi waktu kerja, keterlibatan anggota keluarga dalam mengerjakan sawah, dan penggunaan waktu senggang. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas alokasi waktu kerja semakin sedikit dilakukan petani. Petani yang dijadikan responden sebanyak 60 orang, dari jumlah itu yang mempunyai sawah kurang dari 0,25 ha ada 23 responden (38,33%), 13 responden di antaranya' alokasi waktunya kurang intensif. Kemudian dari 20 responden yang mempunyai sawah antara 0,25 sampai 0,49 ha, 9 responden (15%) terlihat alokasi waktunya juga kurang intensif. Kemudian keterlibatan anggota keluarga menunjukkan bahwa anggota keluarga dalam suatu rumahtangga petani semakin sedikit, padahal dalam usahatani yang tergolong subsisten bercirikan adanya pengerahan tenaga kerja anggota keluarga rumahtangga petani dalam mengusahakan tanah pertaniannya. Dari 60 responden ternyata 40 responden (66,67%) di antaranya partisipasi (keterlibatan) anggota keluarga antara 0 sampai 1 orang. Sedangkan 13 responden {21,67%) keterlibatan anggota keluarganya antara 2 sampai 3 orang. Dengan ciri peran buruh tani dalam usahatani subsisten tidak nampak. Petani yang menggantungkan tenaga kerja buruh tani sebanyak 56 responden {93,33%). Dari jumlah itu 35 responder ,(58,33%) tergantung sepenuhnya dan 21 responden (35%) dalam mengerj akan usahataninya bersama anggota dan buruh tani. Pekerjaan dalam bidang usahatani (sawah) memungkinkan seseorang mempunyai banyak waktu senggang. Terutama masa sesudah musim tanam sampai menunggu musim panen. Di sini terlihat bahwa penggunaan waktu senggang dimanfaatkan oleh petani untuk mencari tambahan penghasilan. Karena keterampilan yang dimiliki terbatas, maka pekerjaan yang tidak memerlukan ketrampilan itulah banyak dikerjakan petani. Misalnya menjadi buruh tani di petani lain, menjadi buruh kasar di kota atau di mana saja, dan menjadi pedagang kecil. Dari ketiga jenis pekerjaan tersebut dilakukan oleh sebanyak 23 responden (40%). Dari jumlah itu 16 responden (26,67%) bekerja sebagai buruh kasar, yang sudah barang tentu tanpa memerlukan ketrampilan, kecuali kemauan dan kekuatan fisik saja. Bila perubahan sawah menjadi bukan sawah akan terus berlangsung di masa datang, maka sudah bisa dipastikan petani dan buruh tani akan kehilangan lapangan pekerjaan. Ketrampilan yang kurang memadai menjadikan petani dan buruh tani semakin terjepit dan tersingkir hal inilah yang perlu diupayakan pemecahannya. Kepustakaan: 49 (1976 - 1994)
ABSTRACT This thesis is based on a study in the field of human Ecology, with the interaction of man and his environment as its focus. The aim of the human ecological study is to comprehend how human beings adapt themselves to their ecosystem and how their activities generate environmental changes. The living environment comprises three categories of environment, i.e. natural environment, man -- made environment, and social environment. In this study, the relationship between man and his environment is understood as the relationship between peasants and their ricefields. The existing conversion of agricultural lands (ricefields) into non-agricultural purposes evidently bring also changes in the peasants, pattern of adaptation to their ricefields. The aims of this study to find out, how the peasants adapt themselves, to the decreasing ricefields owed to the development of highways. in term of their intensity of working time alocation. Involvements of their family members in the teiling of their ricefields, and in terms of the use of spare times. Results of the study indicate that the peasants? working time allocation is significantly lower. Out of the 60 respondents, 23 respondents s have lees than 0.25 ha ricefields ( 38,33% ) 13 of those are less intensive in their working time allocation. Twenty respondents possess 0.25-0.49 ha ricefields: out of them. 9 respondents have lower intensive working time allocation. Viewed from the family members' involvement, it was found out that each household has only few family members. This is contrary to the theory that higher rate of family members' involvements in the ricefields are the main characteristics of subsistent peasant families. Forty (66.67%) of the 60 respondents with low level of participations is found amongst 13 respondents (21.67%), i.e. 2-3 family members. Situation also reflects the absence of agricultural workers" involvement in farming. Around 56 respondents (93.33) depend their farming activities on agricultural workers. Out of this, 35 respondents (56.33%) depend fully, while the rest depend on family members and agricultural workers as well. Result of study also indicate that rice planting activities enable the peasants enjoy their spare times, particularly during the planting and harvesting periods. During these spare times, the peasants engaged themselves in additional employment opportunities, mostly those with limited skill. They are employed as agricultural workers, urban workers, or small-scale traders; there are represented by 23 respondents (40%), 16 of those have to accept their faith as common unskilled physical workers. If land conversions continue, it can be clearly estimated that those peasants will loose their jobs and being deprived from any living opportunity. Bibliogrphy : 49 ( 1976 - 1994 )
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purwowibowo
Abstrak :
Akurasi adalah nilai yang menyatakan tingkat kebenaran hasil pengukuran sesuai dengan standard. Untuk mengetahui akurasi sebuah linear transducer diperlukan kalibrasi. Namun sering ditemukan, setelah dilakukan kalibrasi, akurasinya sudah keluar dari batas toleransi yang diijinkan, sehingga tidak layak digunakan lagi. Agar dapat digunakan kembali, perlu dilakukan perbaikan, sayangnya perbaikan secara hardware sangat mahal. Disini disampaikan rancangan metode perbaikan akurasi menggunakan software, dengan memanfaatkan data kalibrasi yang diproses dengan genetic algorithm. Keuntungannya adalah, hanya dengan memasukan data kalibrasi ke software untuk diolah menjadi parameter koreksi. Kemudian diprogramkan ke microcontroller sebagai kompensator maka akan segera diperoleh hasil peningkatan akurasinya. Dalam metode peningkatan akurasi ini, linear transducer didekati hanya dengan monomial dengan membagi sepanjang linear transducer menjadi segmen-segmen kecil dengan suatu algoritma khusus, kemudian dibentuk chromosome untuk monomial pada genetic algorithm (GA) dengan parameternya berupa bilangan integer untuk memudahkan pemrograman pada microcontroler. Kemudian melakukan modifikasi internal GA khususnya pada selection dan crossover operator. Dalam penelitian ini selection operator yang digunakan adalah stochastic universal sampling, dan crossover operator adalah multi point, ternyata kombinasi kedua operator tersebut menghasilkan nilai sum of squares error (SSE) terbaik, sekitar 68.6% dari SSE rata rata. Langkah berikutnya menerapkan metode elitisasi dengan memasukan kembali sebagian elite chromosome ke populasi generasi berikutnya. Dari percobaan diperoleh bahwa dengan 10% elite chromosome menghasilkan nilai root mean squared (RMS) lebih baik yaitu sekitar 38.9 % dari RMS rata rata. Untuk meningkatkan kinerja GA dilakukan segmentasi sepanjang linear transducer. Segmentasi adalah membatasi rentang kerja dengan membagi daerah kerja menjadi beberapa segmen kecil menggunakan nilai golden ratio (GR). Hasilnya ternyata, golden ratio segmentation method mempunyai kinerja lebih tinggi bila dibandingkan dengan hierarchical segmentation method. Nilai RMS menjadi sekitar 49.0% dan jumlah segmen sekitar 85.9%. Selanjutnya untuk mengetahui kinerja metode peningkatan akurasi yang merupakan gabungan dari genetic algorithm dan golden ratio (GA-GR) dilakukan simulasi. Tujuannya adalah untuk meyakinkan bahwa algoritma yang dikembangkan telah berjalan sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam simulasi, GA-GR digunakan untuk tracking kurva karakteristik linear transducer. Hasilnya, nilai RMS dari metode GA-GR sekitar 50 - 900 kali lebih baik dari pada menggunakan polinomial. Kemudian untuk mengetahui hasil nyata metode GA-GR dalam meningkatkan akurasi, maka dilakukan percobaan pada linear transducer yang dipasang pada mechanical positioning system, lalu dilakukan kalibrasi menggunakan standard laser interferometer system calibrator dan prosedur British Standard BS 4656. Hasilnya diperoleh bahwa metode GA-GR dapat meningkatkan akurasi sampai dengan 45.1%. Accuracy is the value stating the true level of a measurement result according to the standard. To find out the accuracy of linear transducer, calibration is required. However, it is often found that after calibration is done, the accuracy is out of the permitted tolerance limit. Therefore, it is no longer appropriate to be used. In order to make it useable again, repair is needed to be done but hardware repair is definitely very costly. This dissertation designs a method to increase accuracy by using software, by utilizing calibration data processed by genetic algorithm (GA). The advantage is that it simply needs to enter the calibration data in the software to be processed as correction parameter and the procedure is to be programmed in the microcontroller as the compensator. Then it will soon get the result of the accuracy increment as required. In this method, the linear transducer is tracked by using only monomial form each small segment of the transducer along its length with a special method of segmenting the linear transducer. Then using the GA to find the parameters of the monomial by putting them into the form of chromosome. To ease the programming in the microcontroller, the parameter values only use integer numbers. The next step the GA internal mechanism is modified, especially in the selection and crossover operators. In this research, the selection operator used is stochastic universal sampling, while the crossover operator is multi point because the combination of those two operators produces the best sum of squares error (SSE), around 68.6% from the average SSE. The following step is to apply the elitism method by re-entering a subset of elite chromosomes to the next generation population. From the experiments, it can be seen that by re entering 10% of elite chromosomes it will produce better root mean squared (RMS) value, which is around 38.9% from the average RMS. To increase the GA performance, segmentation a long the length of the linear transducer is done. Segmentation means limiting the work span by dividing the working area into several segments using golden ratio (GR). The result shown that, the golden ratio segmentation method has a higher performance if compared to that with the hierarchical segmentation method. The value of RMS becomes around 49.0% and the number of segments is around 85.9% Furthermore, to find out the performance of the accuracy increase method which is a combination of genetic algorithm and golden ratio (GA-GR), simulation is conducted. The aim is to make is to make sure that the development algorithm runs in accordance with the objective of the research. In the simulation, GA-GR is used for tracking the curve characteristics of linear transducer. The result is the value of RMS from the GA-GR method is around 50 to 900 times better than using polynomial. Moreover, to find out the real result of the GA-GR method in increasing accuracy, an experiment on linear transducer on the mechanical positioning system is conducted, using the standard laser interferometer system calibrator and the procedure of British Standard BS 4656. The result obtained is that the GA-GR method can increase accuracy up to 45.1%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
D1190
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library