Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Prudensius, Maring
"Bentuk-bentuk praktik pemanfaatan lahan kawasan hutan yang dilakukan oleh masyarakat Sumber Agung merupakan keputusan yang dilakukan di tengah pangaruh berbagai faktor yang melingkupinya. Masyarakat Sumber Agung tinggal di pinggir kawasan hutan dan memanfaatkan lahan kawasan hutan. Praktik pemanfaatan lahan hutan yang dilakukan meliputi kegiatan berladang, tumpangsari, kebun monokultur dan kebun campuran. Dalam kenyataan, bentuk-bentuk praktik pemanfaatan lahan kawasan hutan tersebut telah menimbulkan kerusakan hutan karena banyak aspek yang telah memberikan pengaruh terhadap pilihan bentuk-bentuk praktik pemanfaatan lahan kawasan hutan tersebut.
Kajian ini menjelaskan hubungan interaktif antara bentuk-bentuk praktek pemanfaatan lahan kawasan hutan yang dilakukan oleh masyarakat lokal dengan kebutuhan ekonomi rumah tangga, pasar, pengetahuan lokal dan penerapan kebijakan pembangunan. Bentuk-bentuk praktik pemanfaatan lahan kawasan hutan merupakan keputusan yang dilakukan di tengah situasi dan kondisi sosial yang melingkupinya. Untuk menjelaskan proses pengambilan keputusan yang dilakukan dan mengungkap pertimbangan yang mendasarinya maka kajian ini mengacu kepaga kerangka teori pengambilan keputusan. Penelitian lapangan dilakukan sejak bulan Oktober 1998 - Oktober 1999. Penelitian dilakukan di kampung Sumber Agung, sebuah kampung berbatasan dengan kawasan hutan yang dihuni masyarakat yang sumber penghidupannya berasal dari pemanfaatan sumberdaya dan kawasan hutan gunung Betung.
Kajian ini mengungkapkan bahwa bentuk-bentuk praktik pemanfaatan lahan hutan yang dilakukan oleh masyarakat Sumber Agung merupakan keputusan dalam menghadapi berbagai faktor yang saling berkaitan terutama upaya pemenuhan kebutuhan ekonomi rumah tangga, ketersediaan pasar dan kepastian harga, pengalaman dan pengetahuan masyarakat lokal dan penerapan kebijakan pembangunan. Pada setiap praktik pemanfaatan lahan hutan yang dilakukan, pemenuhan kebutuhan ekonomi rumah tangga selalu menjadi pertimbangan masyarakat. Hal ini tercermin dari berbagai pilihan tanaman pada semua bentuk praktik pemanfaatan lahan yang selalu dipertimbangan untuk dapat memenuhi kebutuban pangan dan uang tunai dalam jangka pendek dan sebagai investasi jangka panjang. Pertimbangan ekonomi dalam pilihan tanaman tahunan selalu diintegrasikan dengan ketersediaan pasar dan harga jual. Pengetahuan teknis budidaya tanaman dan kemampuan memahami kesesuaian agroklimat dengan pilihan tanaman selalu dikembangkan dalam proses belajar dari pengalaman di lingkungan sekitarnya. Tidak konsistennya penerapan kebijakan pembangunan, di satu sisi telah memberikan peluang kepada masyarakat untuk mengembangkan praktik pemanfaatan lahan hutan. Tetapi di sisi lain telah menimbulkan suasana yang tidak nyaman bagi masyarakat dan telah mengabaikan kemampuan dan pengalaman masyarakat dalam pengelolaan lahan kawasan hutan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T4694
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prudensius, Maring
"Hutan mengandung nilai ekonomi, ekologi, sosial, dan kultmal. Banyak pihak menaruh perhatian pada nilai tersebut dengan kepentingan berbeda. Hubungan antarpihak dengan kepentingan berbeda bisa melahirkan konflik, perlawanan, dan kolaborasi. Analisis konflik, perlawanan, dan kolaborasi sering dilakukan secara terpisah sekalipun realitas konflik, perlawanan, dan kolaborasi melibatkan pihak yang sama pada kasus yang sama.
Penelitian ini mengacu perspektif yang mernandang kekuasaan sebagai kompleks strategi dinamis yang datang dari berbagai pihak. Perspektif ini melihat konflik, perlawanan, dan kolaborasi bukan sebagai realitas yang berdiri sendiri tetapi sebagai hasil dari hubungan kekuasaan. Genealogi kekuasaan menjadi metode penelitian dengan memberi tekanan pada peristiwa yang terjadi sekarang sambil melakukan penelusuran historis jika diperlukan. Wawancara mendalam dan pengarnatan terlibat dipilih untuk menelusuri dan memperdalam data yang diperoleh melalui pernyataan informan, dokumen, dan teks. Penelitian lapangan dilakukan sejak Maret hingga Agustus 2007 pada parapihak yang terlibat dalam penguasaan hutan di Egon Flores.
Kajian ini memperlihatkan, untuk memahami hubungan kekuasaan yang dinamis harus dimulai dari memahami bagaimana tujuan kekuasaan diformulasi, bagaimana strategi, mekanisme, dan taktik dijalankan untuk merealisasi tujuan kekuasaan. Tujuan yang mendasari kerangka pikir pihak yang terlibat mempengaruhi pilihan strategi dan taktik untuk merealisasikan tujuan tersebut. Hubungan antara aparat pemerintah, masyarakat, dan LSM dalam penguasaan hutan di Egon Flores selalu mengandung kompleksitas kepentingan dan tujuan. Kepentingan yang menggerakkan para pihak untuk saling berhubungan tidak selalu karena perhitungan ekonomi-material, kalkulasi hukum, dan substantif semata, tetapi juga cara dan pendekatan yang dijalankan.
Tujuan yang dijalankan melalui strategi, mekanisme, dan taktik yang bersifat menekan dan melarang melahirkan konflik dan perlawanan. Sebaliknya, strategi, mekanisme, dan taktik yang bersifat persuasif memunculkan Sikap berkolaborasi. Konflik, perlawanan, dan kolaborasi selalu muncul bersarna. Dengan demikian, hubungan kekuasaan tidak hanya berlangsung dalam perlawanan dan konflik tetapi juga dalarn kolaborasi. Hubungan itu sulit dilepaskan satu Salina lain karena masing-masing merangsang lahir nuansa hubungan lainnya. Hal ini memberi alasan konseptual untuk melakukan kajian kekuasaan, konflik, perlawanan, dan kolaborasi secara terpadu. (*)
Forest have economic, ecological, social, and cultural value. Many stakeholders have great concern to the values with different interest. Relations inter-stakeholders with different interest can rise conflict, resistance, and collaboration inter-stakeholders. Conflict, resistance, and collaboration usually analyzed as partial, although reality of the conflict, resistance, and collaboration involve same stakeholders on the same case.
To understand relations of power on conflict, resistance, and collaboration, this research inspire to perspective which put relations of power as complex and dynamic strategy that come from multi-stakeholders. The perspective understood conflict, resistence, and collaboration not as partial reality, but as result of relations of power. The field method and analysis inspire to genealogy of power which focus on contemporary problem while take account to the hystorical trajectories, if needed. Deep interview and participatory observation used to get data from informan, document, and other text. The Held research started March until August 2007 in Egon Flores.
This research show that eifort to understand relations of power that work as dynamic should started from understand what the purpose of power, how the purpose constructed, how the strategy, mechanism, and tactic used. The purpose of power influence the frame think, strategy, and tactics of the stakeholders to realize the power. Relations among local government, community, and NGOs within forest management in Egon Flores always include complexity of interests and purposes. The interest which influence the stakeholders to conect one each other not always since economic, legal, and substantive reasons, but also depend on the way and approach that used inter-stakeholders.
The purpose of power which done through pressure strategy and tactics rise the conflict and resistance. On the other hand, the persuasive strategy and tactis could rise collaboration. Athough, this research show that conflict, resistance, and collaboration always exist together in the field. So, relations of power not only exist on conflict and resistance but also on collaboration. Relations of conflict, resistence, and collaboration could not separated one each others since each of them always inter-conected. The fact gave conseptual reasons to analyze relations of power, conflict, resistance, and collaboration as integrated. (*)
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
D895
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prudensius, Maring
"Penerapan hak-hak, kebijakan, aparat kehutanan, dan pendekatan represif oleh pemerintah memperlihatkan berlakunya budaya kontrol dalam penguasaan hutan. Penelitian ini memperlihatkan bahwa penerapan budaya kontrol oleh pemerintah berbenturan dengan kepentingan sosial-ekonomi dan kearifan lokal masyarakat di sekitar kawasan hutan. Masyarakat lokal membangun strategi dan taktik untuk melawan pemerintah melalui cara menguasai lahan, menentukan jenis tanaman, dan menerapkan sistem pengelolaan hutan berbasis masyarakat. Strategi dan taktik perlawanan tersebut merupakan manifestasi kondisi sosial-ekonomi yang terintegrasi dalam kultur masyarakat. Melalui perspektif kekuasaan (Foucault) dan perlawanan (Scott), penelitian ini memperlihatkan urgensi menempatkan aspek kebudayaan dan perilaku sebagai fokus analisis di tengah kuatnya pengaruh perspektif politik ekologi. Fokus pada aspek kebudayaan dan perilaku bermakna bahwa analisis budaya kontrol tidak hanya mendiskusikan strategi pemenuhan hak formal pemerintah, tetapi juga mendiskusikan aspek perilaku pemerintah yang bersifat arogan, represif, dan bangga pada otoritas. Analisis budaya perlawanan pun tidak hanya mendiskusikan strategi pemenuhan hak formal masyarakat, tetapi juga mendiskusikan perilaku masyarakat dalam menjalankan strategi secara diam-diam, sembunyi-sembunyi, dan menghindari petugas kehutanan.

The implementation of rights, policy, forest official, and repressive approach by the government shows that the culture of control is applied at forest tenure. This research showed that the application of cultural control by the Government clashed with the interests of local wisdom and socio-economic communities around the forest. The local community have developed strategies and tactics to resist the Government through controlling the land, determining the types of plant, and by implementing community-based forest management system. These resistance strategies and tactics is the manifestation of the socio-economic conditions which are integrated in the community culture. Through the perspective of power (Foucault) and resistance (Scott), this research shows the urgency to put culture and behavior as the focus of an analysis particularly in the midst of a strong influential political ecology perspective. The focus on culture and behavior means that an analysis on controlling culture is not only to discuss the strategy of fulfilling the formal rights of the government, but also to discuss the arrogant, repressive and proud behavior of the government of its authority and power. Equally, the analysis of the culture of resistance does not only discuss the strategy to get the formal rights of the community, but also deliberate on the behavior of the community to implement their strategy quietly, secretly, and while avoiding the forest staff."
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Widuri. Graduate Programme, 2015
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Prudensius, Maring
"The implementation of rights, policy, forest official, and repressive approach by the government shows that the culture
of control is applied at forest tenure. This research showed that the application of cultural control by the Government
clashed with the interests of local wisdom and socio-economic communities around the forest. The local community
have developed strategies and tactics to resist the Government through controlling the land, determining the types of
plant, and by implementing community-based forest management system. These resistance strategies and tactics is the
manifestation of the socio-economic conditions which are integrated in the community culture. Through the perspective
of power (Foucault) and resistance (Scott), this research shows the urgency to put culture and behavior as the focus of
an analysis particularly in the midst of a strong influential political ecology perspective. The focus on culture and
behavior means that an analysis on controlling culture is not only to discuss the strategy of fulfilling the formal rights of
the government, but also to discuss the arrogant, repressive and proud behavior of the government of its authority and
power. Equally, the analysis of the culture of resistance does not only discuss the strategy to get the formal rights of the
community, but also deliberate on the behavior of the community to implement their strategy quietly, secretly, and
while avoiding the forest staff.
Penerapan hak-hak, kebijakan, aparat kehutanan, dan pendekatan represif oleh pemerintah memperlihatkan berlakunya
budaya kontrol dalam penguasaan hutan. Penelitian ini memperlihatkan bahwa penerapan budaya kontrol oleh
pemerintah berbenturan dengan kepentingan sosial-ekonomi dan kearifan lokal masyarakat di sekitar kawasan hutan.
Masyarakat lokal membangun strategi dan taktik untuk melawan pemerintah melalui cara menguasai lahan, menentukan
jenis tanaman, dan menerapkan sistem pengelolaan hutan berbasis masyarakat. Strategi dan taktik perlawanan tersebut
merupakan manifestasi kondisi sosial-ekonomi yang terintegrasi dalam kultur masyarakat. Melalui perspektif kekuasaan
(Foucault) dan perlawanan (Scott), penelitian ini memperlihatkan urgensi menempatkan aspek kebudayaan dan perilaku
sebagai fokus analisis di tengah kuatnya pengaruh perspektif politik ekologi. Fokus pada aspek kebudayaan dan
perilaku bermakna bahwa analisis budaya kontrol tidak hanya mendiskusikan strategi pemenuhan hak formal
pemerintah, tetapi juga mendiskusikan aspek perilaku pemerintah yang bersifat arogan, represif, dan bangga pada
otoritas. Analisis budaya perlawanan pun tidak hanya mendiskusikan strategi pemenuhan hak formal masyarakat, tetapi
juga mendiskusikan perilaku masyarakat dalam menjalankan strategi secara diam-diam, sembunyi-sembunyi, dan
menghindari petugas kehutanan."
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Widuri. Graduate Programme, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Prudensius, Maring
"This article analyze model of resistance between the local community and private company withinspired to perspective of power relation. Analysis based on the research about forest tenure by the local community and private company in Praha Village, Jambi. The research inspired qualitative approach with methods of indepth interview and participatory observation. The local community and private company constitute stakeholders that have interest on the forest resources. Complexity of the stakeholders?s interest were expressed through models of the social relation that were conflict, collaboration, and resistance. Dynamics of the social relation are reality of the power relation. Resistance are strategy of power relation with special features that each other stakeholders focus on the strategy to realize the each other goals and indirectly to fail the strategy of others."
2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library