Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pramudya
"Ketiadaan atau kekurangan pasokan gas untuk pembangkit tenaga listrik berdampak pada tingginya konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM). Kesulitan pembangkit dalam memenuhi kebutuhan gas dikarenakan sebagian besar produksi gas dalam negeri sudah terikat kontrak jangka panjang dengan pihak asing. Tetapi persoalan ini sebenarnya dapat diatasi dengan pemanfaatan unconventional gas yang total potensinya melebihi total potensi conventional gas. Salah satu unconventional gas dimaksud adalah Coal Bed Methane (CBM) yang keberadaannya terasosiasi dengan batubara. Potensi CBM Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 453 TCF [4], melebihi potensi conventional gas yang potensinya sekitar 335 TSCF. [16] Pengembangan CBM telah ditargetkan dalam road map pengembangan CBM di Indonesia yang disusun oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dimana pada tahun 2025 produksi CBM ditargetkan mencapai sekitar 1.500 MMSCFD. Hal tersebut memberikan angin segar bagi pemenuhan kebutuhan gas untuk pembangkit tenaga listrik, walaupun dengan produksi sekitar 1.500 MMSCFD tersebut diperkirakan masih terdapat kekurangan sekitar 27 MMSCFD. Dalam pembangunan tambang CBM terdapat berbagai kendala dan risiko yang akan dihadapi oleh pengembang CBM. Dalam penelitian ini telah diidentifikasi 21 risiko yang kemudian dilakukan assessment terhadap masing-masing risiko tersebut, sehingga dengan strategi tertentu level risiko-risiko tersebut dapat diturunkan.

The absence or shortage of gas supply for power generation contributes to the high consumption of oil. Difficulty plants to meet gas demand because most of the gas production in the country is tied to long-term contracts with foreign parties. But these problems can actually be overcome by utilization of unconventional gas which is total potential exceeds the total potential of conventional gas. One of it is Coal Bed Methane (CBM) whose existence is associated with coal. Potential CBM Indonesia is estimated at about 453 TCF [4], exceeds the potential of conventional gas potential around 335 TSCF.[16] CBM development has been targeted in the road map of CBM development in Indonesia which has been prepared by the Directorate General of Oil and Gas at the Ministry of Energy and Mineral Resources, which in 2025 CBM production is targeted to reach about 1,500 MMSCFD. It provides the opportunity to meet the needs of gas for power generation, although with about 1,500 MMSCFD production is estimated there are still about 27 MMSCFD shortcomings. In the development of CBM mine there are many obstacles and risks that would be faced by the CBM developers. In this study has been identified 21 risks which are then carried out an assessment of each risks, so with specific strategies such risks level can be reduced."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35221
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Pramudya
"Perkembangan pasar modal yang cukup pesat pada dewasa ini membuat semakin maraknya masyarakat berinvestasi di lantai bursa. Karena investasi surat berharga di pasar modal lebih banyak menjanjikan keuntungan yang besar dibandingkan dengan investasi di tempat lain. Pada sisi lain pasar modal merupakan sarana alternatif untuk mencari dana yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk melakukan pengembangan usaha.
Dalam melakukan suatu investasi tentunya mempertimbangkan adanya ketidakpastian/resiko. Dengan adanya hal itu para investor mensyaratkan adanya suatu tingkat pengembalian minimum dari suatu investasi. Tingkat pengembalian minimum ini merupakan biaya dari dana yang ditempatkan pada proyek investasi. Model yang umum dan sederhana yang digunakan adalah CAPM. Karena CAPM mempertimbangkan hanya pada return pasar. Selain model CAPM, arbitrage pricing theory ( APT ) dapat juga digunakan untuk menentukan suatu tingkat pengennbalian minimum suatu proyek investasi. Model APT tidak hanya mempertimbangkan return pasar tetapi juga variabel makro ekonomi yang berpengaruh pula terhadap besarnya return dari suatu investasi.
Penelitian ini menerapkan model APT di BEJ, untuk menguji pengaruh latar makro ekonomi terhadap return saham sektoral dengan menggunakan model regresi. Pengamatan dilakukan secara bulanan dari Januari 1995 sampai dengan Juni 1997. Sampel yang digunakan adalah saham-saham yang tergabung secara sektoral menurut usaha sebagaimana dikelampokkan pada BEJ. Selain meneliti mengenai APT, dalam penelitian juga mengamati hubungan indeks saham sektoral dengan indeks gabungan dan indeks DMA, STS, NKI, FTL dan, HSH.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa return saham sektoral di BEJ dipengaruhi secara signifikan oleh faktor-faktor makro ekonomi yaitu inflasi, tingkat bunga, return pasar, dan nilai tukar rupiah terhadap US$. Penggunaan beta yang distandarisir memberikan, informasi mengenai masing-masing faktor tersebut memiliki pengaruh dominan terhadap return saham sektoral tertentu, hanya variabel nilai tukar rupiah terhadap US$ memiliki pengaruh yang tidak dominan kecuali di sektor pertambangan.
Penelitian ini juga melakukan regresi secara cross section untuk mengetahui pengaruh beta faktor terhadap return saham sektoral, ternyata hasilnya signifikan. Teori APT menyatakan bahwa intersep pada regresi cross section ini merupakan return yang bebas resiko. Adapun intersep yang diperoleh ternyata tidak berbeda jauh dengan tingkat bunga riil dari SBI.
Indeks saham sektoral selain dipengaruhi oleh indeks domestic juga dipengaruhi oleh beberapa indeks bursa dunia. Dengan memperhatikan beta standirisir ternyata pengaruh dari indeks internasional yang lebih dominan adalah indeks DJIA, HSH dan NKJ dibanding dengan FTL,HSH.
Studi ini juga menggunakan pendekatan kointegrasi untuk melihat pengaruh variasi dari variabel makro ekonomi terhadap return saham sektoral dan pengaruh variasi dari indeks dunia terhadap indeks saham sektoral baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Ternyata hanya return dan indeks saham sektor perdagangan yang memenuhi syarat dalam pengujian kointegrasi dengan menggunakan error correction model (ECM)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helas Ferdy Pramudya
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan pendekatan metode OPQR, pada industri tepung terigu yaitu PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk Bogasari Division. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei kepada para pimpinan perusahaan yaitu Vice President, Manajer, dan Asisten Manajer. Sedangkan metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. OPQR merupakan metode pengukuran kinerja yang dikembangkan oleh Sardana (2008), dimana metode ini terdiri atas empat subsystem yaitu Organizational Design, Process Management, Quality Management, dan Recipient atisfaction. Dari keempat subsystem kemudian dipecah lagi menjadi 16 sub-subsystem dan kemudian menjadi 64 indikator Key Performance Areas (KPAs). Penelitian ini melakukan pengukuran kinerja perusahaan dengan menerjemahkan visi dan misi perusahaan pada keempat subsystem di atas, sehingga melalui penerjemahan tersebut akan diketahui prioritas KPAs yang harus dicapai sesuai visi dan misi. Selanjutnya melalui metode survei dilakukan pengukuran kinerja oleh 56 pimpinan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat beberapa perbedaan antara indikator KPAs yang menjadi prioritas berdasarkan penerjemahan visi dan misi dengan indikator kinerja berdasarkan hasil survei. Sehingga dengan adanya perbedaan tersebut maka perlu dilakukan peningkatan pada indikator kinerja yang menjadi prioritas sesuai dengan visi dan misi yang akan dicapai.

This research aims to measure corporate performance by using the approach method of OPQR in the wheat flour industry, that is PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk Bogasari Division. The method used is a survey method to the leaders of the company those are Vice President, Manager, and Manager Assistant. While the analytical method used is descriptive analysis. OPQR is a performance measurement method developed by Sardana (2008), where this method consists of four subsystems of Organizational Design, Process Management, Quality Management, and Recipient Satisfaction. The four subsystems was divided into 16 sub-subsystems, thus become 64 indicators Key Performance Areas (KPAs). This study measured the performance of corporate by translating its vision and mission on the four subsystems above, so through that translations KPAs priorities that must be achieved according to the vision and mission will be found. Furthermore, through the survey method, the 56 leaders conducted performance measurement. The results revealed that there were some differences between the KPAs indicator as a priority indicator based on the translation of vision and mission with the key performance indicators based on survey results. So, with these differences it is necessary to increase the performance indicators as a priority in accordance with the vision and mission that will be achieved."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27681
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kirana Meita Pramudya
"Mahasiswa merupakan seseorang yang sedang belajar di perguruan tinggi. Tugas utama mahasiswa yaitu belajar. Selain belajar, banyak mahasiswa yang memiliki kegiatan lain contohnya bekerja. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa bekerja dapat membawa konsekuensi atau tantangan tersendiri bagi mahasiswa. Hal tersebut dapat mengakibatkan stres bagi mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran strategi koping bagi mahasiswa yang bekerja paruh waktu serta hubungan antara jenis pekerjaan dan lama jam kerja dengan strategi koping yang dilakukan. Strategi koping ini diukur menggunakan Coping Strategy Indicator. Desain penelitian yang digunakan adalah belah lintang dengan jumlah sampel 31 orang.
Hasil penelitian menggunakan uji chi-square memperlihatkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis pekerjaan dengan strategi koping penyelesaian masalah, mencari dukungan sosial, dan penghindaran. Hasil uji chi-square pada lama jam kerja menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara lama jam kerja dengan strategi koping penyelesaian masalah, mencari dukungan sosial, dan penghindaran. Hasil penelitian ini dapat menjadi gambaran mengenai strategi koping yang dilakukan mahasiswa yang bekerja paruh waktu serta dapat menjadi informasi awal terhadap pengembangan penelitian selanjutnya.

College student is someone who is studying in a college or a university. Every students main task is learning. Besides learning, many students have other activities, for example, it is working. However, it cannot be denied that work can bring its own consequences or challenges for students since this can cause stress for students. This study aims to determine the description of coping strategies for students who work part-time, and the relationship between the type of work, and the length of working hours with coping strategies that are carried out. The coping strategy is measured with Coping Strategy Indicator. The research design used was cross-sectional with a sample of 31 people.
The results of the study using the chi-square test showed that there was no relationship between types of work with coping strategies for problem-solving, seeking social support, and avoidance. The results of the chi-square test on the length of working hours showed that there was no relationship between the length of work hours, problem-solving coping strategies, seeking social support, and avoidance. The results of this study can be an illustration of coping strategies undertaken by students who work part time and can be the initial information on the development of further research.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Pramudya
"Kadmium ( Cd ) adalah logam berat yang ticlak berguna bagi tubuh dan dapat menimbulkan keracunan pada makluk fi^dup. Logam ini cenderung terakumulasi dalam jaringan tubuh dan mempunyai waktu paruh yang panjang. Cd masuk kedalarn tubuh melalui saluran pemapasan dan pencemaan. Makanan yang menganclung Cd menyebabkan masuknya logam ini ke dalam tubuh manusia. Telur ayarn petelur diduga mengandung Cd yang berasal dari pakan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Cd terhadap, produktivitas dan alcumulasinya dalam telur ayarn petelur. Tiap kelompok terdiri dari 20 ekor ayam. dan masing-masing diberi pakan yang ditambah Cd 10 dan 20 mg tiap kg pakan selama 2 bulan. Sebagai kontrol adalah kelompok ayam yang diberi pakan yang tidak ditambah Cd. Produksi telur diamati setiap hari. Sampel diambil setiap minggu, dioksidasi dengan campuran asam, dan dianalisis dengan memakai spektrofotometer ,serapan atom dimana prinsipnya adalah pengulcuran radiasi yang diserap oleh atom yang ingin ditentukan kadamya. Metode ini dipilih karena sederhana, cepat, peka, teliti dan selektif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa toksisitas Cd menurunkan produksi telur dari kelompok yang menclapat Cd 10 dan 20 mg per kg pakan mulai minggu ke-7 dari perlalcuan. Hal ini disebabkan karena Cd menghambat absorpsi kalsium yang dibutuhkan untuk pembentukan kulit telur. Pada umumnya, kadar Cd dalarn putih dan kuning telur dari kelompok yang yang mendapat pakan ditambah Cd 10 dan 20 mg tiap kg pakan, lebih tinggi daripada kontrol. Meskipun sebagian besar perbedaannya tidak nyata. Kadar Cd dalam putih telur lebih besar daripada dalam kuning telur dengan perbandingan 4: 1.

Cadmium ( Cd ) is a heavy metal useless to the body and it can affect toxicity to biological life. This metal tends to accumulate in the tissues and has a long half-life. Cd enters the body through respiratory and digestive tract9. Cd-contaminated foods cause this metal to enter the human body. The eggs of the layer chicken are suspected to contain cadmiuni^ which comes from the poultry feed. The aim of this study was to know the effect of cadmium on the productivity and its accumulation in the eggs of layer chicken. Each group consisted of 20 chicken and were given poultry feed plus Cd 10 and 20 mg per kg of poultry feed respectively for 2 months. As the control group was the chicken fed without Cd addition. The egg production was observed everyday. Samples were taken everyweek, oxidized with an acid mixture, and analyzed using atomic absorption spectrophotometer, the principle of which was to measure the radiation absorption by the atom being determined. This method was chosen because of its simplicity, rapidity, sensitivity, accuration, and selectivity. The results indicated that cadmium toxicity decreased the egg production of the groups fed with Cd 10 and 20 mg per kg of poultry feed respectively, which started from the 7th week of the treatment. Probably, this was caused by Cd, which inhibited calcium absorption used for egg-shell formation. In general, the concentration of Cd in egg whites and yolks of the groups treated with Cd 10 and 20 mg per kg of poultry feed respectively, were higher than that of the control group. However most of the"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiki Arif Pramudya
"Peralihan metode perlakuan panas konvensional dari metode quench temper ke metode austemper dilakukan sebagai salah satu bentuk inovasi dan peningkatan efisiensi dalam persaingan industri otomotif. Karakteristik sampel outer link plate (OLP) jenis 420 (AISI/SAE 1050) hasil quench temper dan austemper serta perbandingannya terhadap ketahanan hydrogen embrittlement dibahas pada penelitian ini. Quench temper dilakukan dengan pemanasan hingga temperatur 850°C dan ditahan selama 40 menit, kemudian di-quench dengan media oli (40-70°C), setelah itu di-temper (350°C) selama 40 menit. Austempering dilakukan dengan pemanasan hingga temperatur 880°C dan ditahan selama 40 menit lalu didinginkan pada temperatur di atas temperatur Ms (±315°C) dengan media lelehan garam. Waktu tahan 10, 20 dan 30 menit dilakukan sebagai variabel dari austemper. Hasil penelitian menunjukkan sampel quench temper mengalami kenaikan kekerasan permukaan sebesar 6,97%, sedangkan pada austemper hanya 0,56%, 0,68% dan 0,89%. Perbedaan mode perpatahan makro dan mikro pada sampel quench temper (martensit temper) dan austemper (bainit bawah) juga diamati dalam penelitian ini.

Conventional Heat Treatment method substitution from quench temper into austemper has been done as an innovation and an efficiency improvement in otomotive industries. Properties of 420 outer link plate (AISI/SAE 1050) quench temper and austemper product, also the hydrogen embrittlement comparison studied by this research. Heating by 850°C for 40 min, oil quenched at 40-70°C, and then tempered at 350°C for 40 min used in quench temper method. Otherwise, the austempering was heated at 880°C for 40 min, salth-bath quenched above Ms temperature (±315°C). 10, 20, and 30 min holding time used as an austemper variables. The result shows that quench temper sample has an increase in hardness value by 6.97 %, meanwhile the increase values from austemper product are 0.56, 0.68, and 0.89 %. The differencies of quench temper and austemper macro and micro fracture mode also provide by this research."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51642
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Ilham Pramudya
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas sejarah Vrijmetselarij atau yang lebih dikenal Freemasonry
di Indonesia. Terutama hubungan Vrijmetselarij dengan elit pribumi di Jawa sejak
tahun 1908, ketika kemunculan organisasi modern pertama, Budi Utomo, sampai
dibubarkannya Vrijmetselarij di Indonesia pada tahun 1962. Perhatian
Vrijmetselarij terahadap bidang pendidikan, termasuk pendidikan untuk pribumi,
disinyalir menjadi salah satu faktor kemunculan elit modern Indonesia yang
mayoritas para tokohnya berlatar belakang pendidikan Barat. Mayoritas elit
pribumi yang bergabung dengan Vrijmetselarij pun mempunyai latar belakang
pendidikan yang baik. Ketika keanggotaan Vrijmetselarij dari kalangan elit
pribumi sudah mencapai suatu keadaan yang mapan setelah Indonesia merdeka,
maka didirikanlah Loji Agung Indonesia yang independen, meskipun umurnya
tidak panjang

ABSTRACT
This thesis discusses the history Vrijmetselarij or better known as Freemasonry in
Indonesia. Especially Vrijmetselarij relationship with the indigenous elites in Java
since 1908, when the emergence of the first modern organization, Budi Utomo,
until the dissolution of Vrijmetselarij in Indonesia in 1962. Vrijmetselarij
attention to education, including education for the natives, presumably be one
factor in the emergence of modern Indonesian elite that the majority of the
characters of Western educational backgrounds. The majority of the indigenous
elite who joined Vrijmetselarij also have a good educational background. When
membership Vrijmetselarij of indigenous elites had reached a steady state after
Indonesia's independence, the Indonesian Supreme Lodge founded an
independent, though its age is not long.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43747
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Petra Maharani Pramudya
"Permintaan produk Oreo meningkat setelah iklan televisi produk tersebut menampilkan ritual mengonsumsi 'diputer, dijilat, dicelupin'. Penulis membuat penelitian untuk melihat pengaruh usia observer dan interaksinya dengan penggunaan panggilan kinship terhadap perilaku over-imitation pada anak berusia enam tahun (N = 100). Ritual mengonsumsi dan over-imitation merupakan dua hal yang berbeda, namun memiliki kesamaan, yakni keduanya terdiri dari beberapa sequence.
Di dalam penelitian ini, ritual mengonsumsi ditampilkan dalam bentuk video animasi yang memvariasikan usia observer dan penggunaan panggilan kinship. Perilaku over-imitation yang diukur pada penelitian ini divariasikan menjadi dua, yaitu meniru gerakan dan verbal atau meniru gerakan saja.
Hasil penelitian membuktikan bahwa usia observer tidak mempengaruhi perilaku over- imitation secara signifikan. Akan tetapi, interaksi usia observer dewasa yang menggunakan panggilan kinship rupanya tidak berbeda secara signifikan dengan demonstrasi langsung dalam mempengaruhi perilaku over-imitation, khususnya gerakan tanpa verbal. Penggunaan ritual mengonsumsi dalam bentuk video animasi tetap dapat digunakan untuk memasarkan produk baru kepada konsumen.

here has been an increased demand for Oreo after they launch the advertisement that shows ritual consumption on how to eat an Oreo biscuit: 'Twist, lick, dunk'. The purpose of this research was to see the influence of observer’s age and the influence of interaction between observer’s age and kinship names on over- imitation behavior in children aged six years (N = 100). Ritual consumption and over-imitation are two different things, but they consist of several sequences.
In this study, the ritual consumption shown in an animation video that use of varying observer’s age and kinship names. The over-imitation which measured in this study varied into two; imitate movements and verbal or imitate movements without verbal.
The results showed that observer’s age on the video animation did not significantly influence the emergence of over-imitation behavior. Moreover, the scores in the control group who received live demonstration and the experimental group with father as an observer did not differ significantly. However, it is still recommended to use ritual consumption in an animation video to promote a new product to the consumer.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S44958
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Pramudya
"Krisis keuangan Asia pada tabun 1997 merupakan satan satu pintu gerbang maraknya aktivitas merger dan akuisisi di industri perbankan yang dilakukan perusabaan asing, Hai ini tidak terlepas dari berbagai faktor, seperti Letter of Intent (Loi) antara pemerintah dengan IMF serta adanya liberalisasi peraturan mengenai batas kepemilikan asing di industri perbankan.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah meneliti berbagai motivasi yang mendasari perusabaan asing atas aktivitas merger dan akuisisi yang dilakukan, daya tarik indonesia khususnya lndustri perbankan bagi pernsahaan asing, dan situasi perbankan nasional saat ini sebagai implikasi gencarnya tren aktivitas merger dan akuisisi yang dilakukan perusahaan asing beserta fokus penyaluran kredit perbankan pasca krisis Asia tahun 1997.
Penelitian mengenai merger dan akuisisi pada umumnya hanya seputar kinerja perusahaan. Yang berbeda dari penelitian ini adalah, secara spesifik meneliti berbagai bal dibalik gencarnya dominasi asing di industri perbankan saat ini beserta implikasinya terhadap situasi perbankan nasional.
Untuk menjawab dari pennasalahan penelitian ini, maka dilakukan pengumpulan data selama periode tahun 1997 hingga tahun 2008. Data yang diperoleh berupa data primer maupun sekunder. Data primer diperoleh dari perusahaan asing yang melakukan aktivitas merger dan akuisisi di Indonesia, sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai publikasi yang ada.
Penelitian ini menggunakan metode ex post facto dimana selanjutnya akan dilakukan proses pengidentifikasian dan pendalaman guna memperoleh gambaran yang komprehensif untuk menjawab tujuan dari penelitian ini.
Temuan menunjukkan bahwa terdapat tiga faktor yang melatarbelakangi perusahaan asing melakukan aktivitas merger dan akuisisi, yaitu : menciptakan skala ekonomi) memperluas pasar, dan memperoleh market power. Selain itu terdapat lima faktor yang menjadi daya tarik Indonesia khususnya sektor perbankan bagi perusahaan asing, yaitu : perekonomian Indonesia, populasi Indonesia, perbaikan iklim investasi di Indonesia, kinerja perbankan dan deregulasi. Dan untuk situasi perbankan saat ini dimana 42,78 % pangsa pasar industri perbankan dikuasai oleh asingserta terjdinya perubahan fokus penyaluran kredit pasca krisis Asia tahun 1997 yaitu adanya tren peningkatan pada kredit konsumsi.

Asian financial crisis in 1997 is one of the gates merger and acquisition activity in the banking industry by foreign company. It can be of various factors, such as the Letter of Intent (Lol) between the government and the IMF and the liberalization of rules on foreign ownership limits in the banking industry.
The general objectives of this research is to examine the underlying motivations of foreign companies on mergers and acquisitions activity is carried out, particularly Indonesia attractiveness of the banking industry to foreign companies, the situation of national banking as the implications of current trends amid merger and acquisition activity undertaken with foreign companies, and the focus of banking loans in the postff1997 Asian crisis.
Research on mergers and acquisitions in general, only about the company's performance. Different from this study is. specifically examining various things behind the onslaught of foreign domination in the current banking industry and its implications for the national banking situation.
To answer the problems of this research, data collection is performed during the period 1997 to year 2008. Data obtained in the form of primary and secondary data. Primary data obtained from foreign companies doing mergers and acquisitions activity in Indonesia, while the secondary data obtained from existing publications.
This study used ex post factor method, which will then be carried out and deepening the process of identification in order to obtain a comprehensive picture to answer the purpose of this research.
The findings show that there are three factors behind foreign companies doing mergers and acquisitions activity, namely: to create economies of scale, expand markets and gain market power. In addition there are five factors are the main attraction, especially Indonesian's banking sector to foreign companies, namely: the economy of Indonesia, the performance of banks, and deregulation. And for the current banking situation in which 42.78% industry market share controlled by foreign banks and the credit focus changes after the 1997 Asian crisis is a trend increase in consumption credit.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T32012
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Maharani Pramudya
"Pola asupan makanan yang tidak seimbang banyak dijalani kaum remaja saat ini. Hal tersebut menyebabkan ancaman status gizi berlebih semakin mengintai para remaja. Status gizi remaja dapat tercermin melalui pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT). Tujuan penelitian ini ialah mengetahui hubungan antara asupan energi dan komposisi makronutrien dengan IMT pada remaja usia 15-18 tahun. Penelitian menggunakan desain penelitian potong lintang analitik. Pengambilan data dilaksanakan di Jakarta terhadap 75 mahasiswa kedokteran, laki-laki (n=31) dan perempuan (n=44), tingkat 1 tahun 2012 yang diminta untuk menjawab wawancara mengenai asupan hariannya memakai kuisioner Food Frequency Questionnaires (FFQ) semikuantitatif dan menjalani pemeriksaan fisik, berupa tinggi dan berat badan.
Dari penelitian ini, hasilnya, yakni sebaran subjek berdasarkan asupan energi , yaitu kurang (24%), cukup (30,7%), lebih (45,3%). Untuk asupan karbohidrat ialah kurang (10,7%), cukup (77,3%), dan lebih (12%). Sementara itu, asupan lemak yang kurang ada 24%, cukup sebanyak 44%, dan lebih sebesar 32%. Terakhir, sebaran subjek berdasarkan asupan protein, yakni kurang (1,3%) dan cukup (98,7%). Tidak ada responden yang asupan proteinnya lebih. Distribusi subjek berdasarkan IMT, yaitu pada laki-laki 9,7% kurang, 61,3% normal, dan 29% lebih sedangkan pada perempuan 90,9% normal dan 9,1% lebih. Kesimpulan pada penelitian ini ialah tidak terdapat adanya hubungan (p>0,05) antara asupan energi dan komposisi makronutrien dengan IMT pada remaja usia 15-18 tahun.

Unbalance pattern of food intake become trend for many young people at this time. This causes overweight and obesity risk threaten the teens. Adolescent nutritonal status can be defined by Body Mass Index (BMI) measurement. The purpose of this study is to determine the relationship between energy intake and macronutrient composition with BMI in adolescents aged 15-18 years old. Study used cross-sectional analytical study design. Data collection was conducted in Jakarta on 75 first grade medical students, boys (n=31) and girls (n=41), in 2012 who were asked to answer the interview about her daily intake using Food Frequency Questionnaires (FFQ) semiquantitative and underwent a physical examination, such as height and weight.
The results from this study were the respondent distributions of energy intake were less (24%), adequate (30,7%), over normal (45,3%). For carbohydrate intake were less (10,7%), adequate (77,3%), and over normal (12%). Meanwhile, there were 24% respondents with less intake of fat, 44% adequate. and 32% over normal. Last, the distributions of protein intake were less (1,3%) and adequate (98,7%). No respondent with over normal protein intake. Subject distributions of BMI, were in boys 9,7% less, 61,3% normal, and 29% over normal while in girls, 90,9% normal and 9,1% over normal. The conclusion of this study is there is no relationship (p>0,05) between energy intake and macronutrient composition with BMI in adolescents aged 15-18 years old.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>