Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Poerwanto
Abstrak :
Permasalahan pokok studi ini adalah - Bagaimana budaya organisasi dan pola adaptasi pada organisasi mini guesthouse di kawasan wisata, Jakarta, Yogyakarta dan Bali ? Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh gambaran dan pemahaman tentang (1) sejarah pertumbuhan mini guesthouse (2) sejarah terjadinya dan bekerjanya budaya organisasi pada mini guesthouse (3) bagaimana peranan budaya organisasi dalam proses integrasi internal dan pola adaptasi mini guesthouse terhadap lingkungan usaha ? Dalam studi ini diperoleh gambaran bahwa mini guesthouse merupakan sebuah organisasi usaha yang bergerak di bidang jasa yang mempunyai kompleksitas dalam pengelolaan organisasinya. Mini guesthouse di kawasan wisata kebanyakan merupakan usaha sampingan, sekalipun pada perkembangannya di antaranya terdapat pengusaha yang mini guesthousenya menjadi penghasil utama keluarga, jika ditinjau dari segi penghasilan tiap bulannya. Mini guesthouse kebanyakan dikelola oleh keluarga dan memiliki pola kerja yang diarahkan oleh budaya yang diciptakan oleh pemilik atau pemimpin yang berupa nilai-nilai, norma-norma, falsafah dan atau berbagai asumsi lain yang dianut bersama oleh para karyawannya. Budaya organisasi pada mini guesthouse terbentuk dengan dipengaruhi oleh latar belakang sosial, ekonomi, budaya masyarakat setempat, budaya para tamu asing dan pendidikan formal pemilik atau pemimpin. Budaya mini guesthouse mulai terbentuk bersamaan pada saat usaha mini guesthouse dimulai. Dimensi-dimensi budaya organisasi pada mini guesthouse yang dapat diidentifikasikan adalah, falsafah, simbol, asumsi, norma-norma, keteladanan, nilainilai, sikap dan rutinitas, keyakinan dan harapan. Pada kenyataannya budaya organisasi yang diciptakan diterima dan dianut oleh karyawan. Juga, studi ini dapat menggambarkan dan memahami bahwa budaya organisasi pada mini guesthouse mempunyai peranan dalam mengarahkan strategi dan pengambilan keputusan dalam mengadaptasi lingkungan usaha, seperti perilaku tamu yang hampir seluruhnya adalah wisatawan mancanegara, kebijakan pemerintah baik yang langsung berpengaruh terhadap jenis kegiatan mini guesthouse maupun yang tidak langsung, teknologi dan pesaing. Jika dihubungkan dengan penelitian-penelitian atau studi-studi budaya organisasi yang sebagian besar di lakukan pada perusahaan dan organisasi lain di luar negeri, dapat di gambarkan bahwa budaya organisasi pada mini guesthouse yang ukuran besarnya organisasi (ubo) masuk kategori kecil karena dikelola terbatas dalam lingkup keluarga, tidak terdapat perbedaan yang mencolok terhadap bentuk dan dimensi-dimensinya. Kesimpulan dari studi ini adalah bahwa budaya organisasi merupakan salah satu bidang organisasi yang penting untuk pengelolaan organisasi. Dalam proses integrasi internal budaya organisasi berperan sebagai pembeda. Maksudnya adalah untuk membedakan antara organisasi tertentu dengan lainnya; seperti indentitas atau pembentukan jati diri, lem perekat sosial, mekanisme kontrol dan sosialisasi. Secara singkat budaya organisasi berperan dalam mengarahkan perilaku organisasi.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
T5365
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Poerwanto
Abstrak :
Bangsa Indonesia yang telah merdeka sejak tanggal 17 Agustus 1945 terdiri dari berbagai suku bangsa yang berbeda adat istiadat, kepercayaan, bahasa serta kebudayaannya. Namun berkat adanya Sumpah Pemuda yang telah dicetuskan pada tanggal 28 Oktober 1928, maka semangat persatuan dan kesatuan dari Sumpah Pemuda ini tetap dipegang teguh sampai sekarang. Dalam perjalanan sejarah ketatanegaraan Indonesia, sering terjadi perbedaan pendapat yang mengakibatkan retaknya persatuan ini, namun bangsa Indosia dengan sekuat tenaga mengembalikannya kepada persatuan bangsa. Hal ini dapat dilihat ketika Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mensahkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (sekarang dikenal dengan nama Undang-Undang Dasar 1945), terjadi penggantian kalimat "dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemelukpemeluknya" diganti dengan kalimat "Yang Maha Esau sesudah "Ketuhanan". Adapun alasan penggantian kalimat tersebut menurut Drs. Moh. Hatta, salah seorang Proklamator, adalah atas usul seorang Opsir Angkatan Laut Jepang yang memberitahukan kepadanya, bahwa wakil-wakil Protestan dan Katolik dalam daerah yang dikuasai Angkatan Laut Jepang berkeberatan atas bagian kalimat tersebut dan dianggapnya sebagai suatu diskriminasi terhadap golongan minoritas. Karena hal tersebut dianggap serius, maka pada tanggal 18 Agustus 1945 sebelum PPKI bersidang, Drs. Moh. Hatta mengundang Ki Bagus Hadikusumo, Wachid Hasjim, Mr. Kasman Singodimedjo dan Mr. Teuku Hasan untuk mengadakan rapat pendahuluan guna membicarakan hal tersebut, dan mereka sepakat untuk menghilangkan bagian kalimat yang menurut bukunya Drs. Moh. Hatta "menusuk hati kaum Kristen" dan menggantinya dengan "Ketuhanan Yang Maha Esa". Pada waktu itu dari golongan Islam yang mempertahankan rumusan semula dengan alasan rumusan tersebut adalah hasil dari panitia ad hoc PPKI adalah Ki Bagus Hadikusumo, namun Ir. Soekarno selaku pimpinan sidang waktu itu mengutus Mr. Teuku Moh. Hasan untuk membujuk Ki Bagus ditambah dengan bujukan Mr. Kasman Singodimedjo yang menyatakan, bahwa dalam waktu enam bulan setelah perang Asia Timur Raya akan dibentuk Majelis Permusyawaratan Rakyat yang akan menentukan Undang-Undang Dasar yang permanen. Dengan berat hati Ki Bagus Hadikusumo menerimanya. Demikian juga menurut Prof. Deliar Noer, Ki Bagus Hadikusumo tidak puas dengan saran Drs, Moh. Hatta meskipun ia diam, tetapi dalam hatinya ia menolak. Hal ini dilampiaskan ketika Ki Bagus pidato dalam Penutupan Majelis Tani.ir Muhammadiyah.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1990
T5368
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Poerwanto
Abstrak :
Penulisan bertujuan untuk mengetahui pengaruh UU No 1 Tahun 1974 terharap Peraturan Perkawinan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara karena bagi anggota militer Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) terikat dengan peraturan khusus yang terhimpun dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Tentara (KUHPT) dan Kitab Undang-Undang Disiplin Tentara (KUHDT). Dengan adanya Peraturan Perkawinan yang hanya berlaku bagi anggota TNI-AU, maka menimbulkan kasus-kasus yang penyelesaiannya kadang-kadang kurang adil bagi yang bersangkutan. Hal ini disebabkan sedemikian ketatnya peraturan tersebut, namun dalam berbagai hal kehadiran Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 masih tetap diperlukan.
Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartati Poerwanto
Abstrak :
Pemasangan mahkota logam pada gigi sulung dikawatirkan karena kebersihan mulut anak umumnya buruk dan sering dijumpai gingivitis. Untuk itu perlu diteliti bagaimana pengaruh pemasangan mahkota logam pada gigi sulung terhadap kesehatan gingiva, serta untuk mengetahui bagian permukaan gigi yang banyak terakumulasi plak dan bagian gingiva yang mengalami gingivitis. Sebagai subyek adalah murid SD di Kelurahan Grogol Selatan. Pada awal penelitian seluruh murid kelas I & II diberi pendidikan cara melakukan kebersihan mulut. Pada subyek dilakukan oral profilaksis kemudian dipasang mahkota logam pada 30 gigi molar satu bawah sulung dengan karies dentin. Jenis gigi yang sama pada sisi yang berlawanan digunakan sebagai kontrol. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna antara gigi dengan mahkota logam dan gigi kontrol terhadap akumulasi plak serta terjadinya gingivitis. Gingivitis lebih banyak dijumpai pada permukaan lingual dan akumulasi plak lebih banyak pada permukaan distofasial dan lingual dibanding dengan permukaan mesiofasial dan fasial. Oleh karena itu pads anak dengan mahkota logam supaya lebih meningkatkan kebersihan mulut pada seluruh permukaan giginya terutama daerah yang sukar dibersihkan.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helena Poerwanto
Abstrak :
Penulisan tentang topik ini dipandang oleh penulis sangat panting melihat keadaan sehari-hari di mana terjadi eksploitasi terhadap anak bekerja (buruh anak). Hal mana merupakan suatu masalah sosial yang berlaku universal, terutama karena negara kita masih merupakan negara berkembang di mana saat ini sejak sepuluh tahun yang lalu belum lagi keluar dari krisis ekonomi yang masih marak melanda. Faktor-faktor utama yang muncul dalam keadaan ini adalah kemiskinan dan tidak dilaksanakan hukum secara tegas yang menimbulkan pelanggaran hak asasi manusia. Hal-hal ini pula memicu anak yang masih muda terpaksa bekerja karena keadaan sosial ekonomi orang tua yang tidak menguntungkan sehingga tidak mampu lagi menikmati pendidikan yang sangat panting bagi masa depan anak dan dalam j angka panjang bagi bangsa, yang hams diperoleh anak secara dini. Penelitian telah dilakukan sejak tahun 1988 dengan undang-undang lama hingga undang-undang bare yaitu UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Undang-undang baru ini menaikkan batas usia anak untuk bekerja bilamana sudah berumur 18 tahun atau berdasarkan syarat tertentu dapat berumur di bawah itu. Ketentuan ini menambah ketidak tegasan dalam pelaksanaan hukum karena tidak realistis diterapkan mengingat kondisi negara kita sebagai yang telah disebut di atas. Sebaiknya disesuaikan dengan ketentuan yang diterapkan dalam Konvensi ILO yang menetapkan usia 15 tahun, yang sejalan dengan pendidikan nasional mensyaratkan wajib belajar 9 tahun. Tentu saja diharapkan bahwa kaiak secara perlahan anak terpaksa bekerja (buruh anak) tidak akan terdapat lagi di negara kita. Walaupun penelitian adalah normatif, namun dengan terdapatnya data yang menunjukkan eksploitasi dalam berbagai bentuk terhadap anak maka data tersebut hanya merupakan data pendukung semata untuk penelitian ini.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18657
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Poerwanto
Abstrak :
Latar belakang: Peningkatan suhu tubuh ekstrim menyebabkan denaturasi protein, terhentinya reaksi enzimatik, hilangnya aktivitas dan integritas membran, serta memicu terjadinya kerusakan sel. Peningkatan suhu tubuh juga mempengaruhi terjadinya efek inotropik dan kronotropik positif pada jantung. Diperkirakan bahwa pajanan panas dapat meningkatkan ekspresi protein Transient Receptor Potential Vanilloid 1 (TRPV1), Heat Shock Factor 1 (HSF1) dan Heat Shock Protein 70 (Hsp70) pada kardiomiosit berperan penting dalam proses termotoleran dan aklimatisasi terhadap panas serta berguna sebagai mekanisme adaptasi secara sistemik dan seluler. Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis ekspresi TRPV1, HSF1, dan Hsp70 pada jantung sebagai respons protektif terhadap pajanan panas. Metode: Penelitian bersifat eksperimental in vivo menggunakan hewan coba tikus jenis Sprague Dawley (SD) berumur 12 minggu dengan berat badan 200-300 gram di laboratorium hewan Balitbangkes Kemenkes RI, pada Oktober-Desember 2014. Sebanyak 28 ekor tikus jantan dengan n=4 pada tiap kelompoknya, dibagi dalam kelompok Kontrol (K) dan kelompok Perlakuan (P). Kelompok perlakuan terdiri dari 6 subkelompok (kelompok hari ke-1,3,7,10,14 dan 21) mendapatkan pajanan panas di dalam hyperthermic chamber bersuhu (45oC ± 0.3oC) dan kelembaban relatif (70% ± 3%) selama 60 menit. Dilakukan pengukuran berat badan, suhu kulit, suhu rektal dan frekuensi denyut jantung. Perubahan morfologi kardiomiosit diamati menggunakan pewarnaan Hematoksilin-Eosin. Ekspresi TRPV1, HSF1 dan Hsp70 diperiksa menggunakan metode imunohistokimia dan ELISA. Hasil: Penelitian menunjukan pajanan panas 45oC; kelembaban relative 70% selama 60 menit menyebabkan penurunan berat badan sejak hari ke-1 hingga hari ke-21 perlakuan. Terjadi peningkatan suhu kulit, suhu rektal dan heart rate yang puncaknya terjadi pada hari ke-7, dan menurun mulai pada hari ke-10 sampai pada hari ke-21 meskipun intensitas pajanan panas tetap sama. Hal tersebut menandakan mekanisme aklimatisasi dan proses termotoleransi telah terjadi pada hari ke-7 perlakuan. Terjadi penambahan ukuran lebar kardiomiosit dan peningkatan berat pada jantung seiring lamanya pajanan panas, Hasil ini menunjukkan terjadinya hipertrofi jantung namun tidak disertai adanya fibrosis. Secara molekuler melalui pemeriksaan Imunohistokimia dan ELISA pada kardiomiosit menunjukkan ekspresi TRPV1, HSF1 dan Hsp70 yang bersifat sebagai protein protektif dan kardioprotektor cenderung mengalami peningkatan sejak hari ke-1 sampai pada hari ke-7 perlakuan dan cenderung menurun pada hari ke-10 sampai dengan hari ke-21. Perubahan kadar ekspresi TRPV1, HSF1 dan Hsp70 sejalan dengan perubahan yang terjadi pada suhu kulit, suhu rektal dan heart rate. Kesimpulan: Pajanan panas pada tubuh memberikan pengaruh pada jantung berupa terjadinya hipertrofi konsentris disertai adanya peningkatan ekspresi TRPV1, HSF1 dan Hsp70 yang berperan penting sebagai protein protektif dan kardioprotektor Background: Increased extreme body temperature causes protein denaturation, cessation of enzymatic reactions, loss of membrane activity and integrity, and triggers cellular damage. Increased body temperature also affects the occurrence of positive inotropic and chronotropic effects on the heart. It is postulated that increase in expression Transient Receptor Potential Vanilloid 1 (TRPV1), Heat Shock Factor 1 (HSF1), Heat Shock Protein 70 (Hsp70) in cardiomyocytes is activated by extreme temperatures and has an important role in thermotolerance and heat acclimatization processes -and as a mechanism of systemic and cellular adaptation. The aim of the study was to analyze the expression of TRPV1, HSF1, and Hsp70 on cardiac muscle as a protective response to heat exposure. Methods: This in vivo experimental research was conducted using Sprague-Dawley (SD) rats (age 12 weeks, 200-300 gram) in animal laboratory National Institute of Health Research and Development, Indonesian Ministry of Health, October-December 2014. A total of 28 male rats with n = 4 in each group, divided into Control group (K) and Treatment group (P). The treatment group consisted of 6 sub-groups (i.e. 1,3,7,10,14 and 21 days) received heat exposure in hyperthermic chamber at (45oC ± 0.3oC) and (70% ± 3%) with relative humidity of 60 minutes. Body weight, skin temperature, rectal temperature and heart rate were measured. Changes in cardiomyocyte morphology were observed using Hematoxylin-Eosin staining. Expressions of TRPV1, HSF1 and Hsp70 were examined using immunohistochemical and ELISA methods. Results: The results of this study showed that heat exposure at 45oC;70% RH for 60 minutes resulted in weight loss from day 1st to day 21st of the treatment. Peaks elevation in skin temperature, rectal temperature and heart rate were reached at day 7th, and decreased gradually from day 10th to day 21st even though the intensity of heat exposure was unchanged. This indicated the mechanism of acclimatization and thermotolerance process had occurred on the 7th day of heat treatment. There was increased in the size of the cardiomyocyte width and heart weight along with the duration of heat exposure. These results indicated the occurrence of heart hypertrophy but not accompanied by fibrosis. Molecular aspects on cardiomyocytes through Immunohistochemistry and ELISA showed TRPV1, HSF1 and Hsp70 expression as protective proteins and cardioprotectors, which tended to increase from day 1st to 7th day of treatment and decrease gradually on day 10th to day 21st. Changes in expression levels of TRPV1, HSF1 and Hsp70 coincided with changes in skin temperature, rectal temperature and heart rate. Conclusion: Heat exposure to the body induced the development of heart hypertrophy and coincided with the increased expression of TRPV1, HSF1 and Hsp70 which act as a protective protein and cardioprotector.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tomy Widiastono Poerwanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S47839
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Poerwanto
Abstrak :
History of the assimilation of Chinese Hakka in Singkawang, Kalimantan Barat Province
Depok: Komunitas Bambu, 2005
951 HAR o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Helena Poerwanto
Depok: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005
344.01 HEL h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Poerwanto
Depok: Komunitas Bambu, 2005
572.895 1 HAR o (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>