Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pitoyo
Abstrak :
Kualitas pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Pemerintah Indonesia selalu berusaha untuk meningkatkan kemampuan guru untuk meningkatkan keberhasilan siswa. Salah satu usaha pemerintah adalah dengan menerapkan kebijakan program Better Education Through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading (BERMUTU). Penelitian ini bertujuan menganalisis implementasi kebijakan program BERMUTU di Kabupaten Brebes. Dalam menganalisi obyek penelitian, peneliti menggunakan kajian unsur-unsur yang berperanan dalan implementasi kebijakan publik yang digagas oleh George C. Edwards III yaitu communication, resources, disposition, serta bureaucratic structure. Pendekatan yang dipakai adalah post-positivisme. Obyek penelitian adalah Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Inggris di Kabupaten Brebes dalam mengimplementasikan kebijakan program BERMUTU. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam implementasi kebijakan program BERMUTU di Kabupaten Brebes, keempat unsur Edwards III telah dipenuhi oleh pelaksana kebijakan di Kabupaten Brebes, meskipun tidak sempurna. Peneliti menemukan unsur-unsur lain yang mendukung implementasi kebijakan BERMUTU di Kabupaten Brebes yaitu unsur geografis dan unsur beban kerja guru. Berdasarkan hasil penelitian, untuk meningkatkan kualitas implementasi program BERMUTU direkomendasikan agar pembuat kebijakan (1) memperhatikan kebutuhan riil guru, (2) mengadakan rekrutmen staf, (3) memberikan kelengkapan sarana ICT, dan (4) membentuk kelopok kerja untuk daerah terpencil serta Pemerintah Daerah Kabupaten Brebes agar mengadakan program pemerataan guru. ......The quality of education is determined by the quality of teachers ability in applying the teaching and learning process in class. The Indonesian government always takes some efforts to improve teachers' ability to increase students' achievements. One of the efforts is applying the Better Education Through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading (BERMUTU) program. The objective of this study is to analyze the implementation of BERMUTU program in Brebes Regency. In analyzing the object of the study the researcher uses the four elements proposed by George C. Edwards namely communication, resources, disposition, and bureaucratic structure. The researcher uses post-positivism approach. The object of the is Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) of English Subject in Brebes Regency in implementing BERMUTU program. The result of this study shows that the implementation of BERMUTU program in Brebes Regency has fulfill the four elements of Edwards III although it is not really perfect. The researcher foud other elements or factors that support the implementation of the public policy. They are geographical element and teachers' burdens element. Based on the result of the study, to improve the quality of BERMUTU program implementation, the researcher proposes some recommendations to the policy maker to (1) accommodate teachers needs, (2) apply staff recruitment, (3) fulfill the ICT equipments, (4) form a special group of implementers for the remote area, and to the Brebes Regency Government to take even distribution of teachers to overcome teachers burdens problem.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T29762
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pitoyo
Abstrak :
Rumah sakit sebagai suatu lcmbaga usaha harus memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi customer satisfaction dan merupakan perpaduan unsur Keramah tamahan., Kecapatan., Ketelitian dan K.enyamanan dalam pelayanannya.Untuk itu Rumah sakit perlu wadah dalam memberikan pelayanan itu yaitu suatu hangunan phisik yang memenuhi persaratan teknis dan kesehatan. Bangunan rumah sakit ini secara prinsip ada dua type sistem desain yaitu Sistem Desain Horisontal dan sistem desaio VertikaL Pada sislem desain horisontal senlua bangunannya disebar secara blok hangunan ke arab laban yang tersedia. Pada sistem desain Vertikal semua hangunan yarg menjalankan fungsi medis disehar kearah Vertikal keatas. Tujuan dari penelitiaan ini adalah un!uk mengkaji besar biaya pemhangunan dari dua sistem diatas serta untuk mengetahui efek.tifitasnya dari masing-masing sitem. Metode yang dipakai adalah menggunakan obyek Rumah Sakit Islam Jakarta yang menggunakan konsep desain sec.ara borisontal, Kemudian dibuatkan simniasi desain secara horiosntal dibandingkan der gan Simulasi desain seeam vertikal dari rumah sakit obyek tersebut. Kemudian dilakukan Analisa perhitungan biaya dan Analisa Efektifitas Biaya. ......Hospital as business institution must give good services in health care which is oriented to the Customer satisfaction and include of some attitude such as Kindly., Speed accurate and convenience services. Hospital must have good building for supporting medical services that follow technical and healthy requirement. Principally hospital building is using two design system consist of design system horizontal and vertika) system. The Horizontal design system commonly conctructs buildings in horizontal direction on wide ground. The Vertical design system commonly constructs buildings in vertical direction or above manner on certainty ground. The aim of study is to observe and calculate two design prototype horizontal and vertical system of building in Cost Effectiveness. Methods used in this study is observe and calculate base on the exiting Jakarta Islam hospital as horizontal design object. Then design sumulation for Horizontal system should be made and compare with vertical simulation design hollding in 4 th stories. The two prototype design will be calculated in cost for construction. ThenAnalysis of Cost effectiveness will be calculated.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T20972
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Rahadi Pitoyo
Abstrak :
ABSTRAK
Minyak jelantah merupakan sisa penggunaan minyak goreng yang telah digunakan berulang kali dan telah mengalami proses pemanasan. Meskipun merupakan turunan dari produk makanan, membuang limbah secara sembarangan dapat berpotensi mencemari lingkungan. Selain itu, minyak jelantah merupakan produk yang memiliki nilai rendah (non-valuable). Salah satu cara untuk mengolah minyak jelantah agar lebih bernilai adalah dengan memanfaatkannya sebagai biolubricant mesin hidraulik. Dalam pengaplikasian pada mesin hidraulik, biolubricant memiliki keunggulan yaitu memiliki sifat biodegradable atau mudah terurai di lingkungan. Untuk memanfaatkan minyak jelantah tersebut, dibutuhkan pre-treatment dengan proses adsorpsi untuk memurnikan minyak (trigliserida) dari zat pengotor. Melalui variasi suhu, proses adsorpsi optimum berada pada suhu 75oC, dengan kadar asam lemak bebas terendah (0,59%), bilangan peroksida terendah (74,24 Meq peroksida/kg), dan nilai absorbansi 0,236 yang mendekati minyak goreng baru (minyak kelapa murni). Proses transesterifikasi dibutuhkan untuk sintesis biolubricant dari metil ester (produk hasil reaksi antara minyak jelantah hasil pre-treatment dan metanol) dengan menggunakan alkohol. Poliol trimetilolpropana digunakan sebagai alkohol pada reaksi transesterifikasi, karena tidak mengandung atom hidrogen pada karbon beta dan mampu mencegah pembentukan asam lemak bebas. Selain itu, trimetilolpropana memiliki stabilitas dan fleksibilitas yang baik terhadap produk, sehingga baik digunakan pada sintesis biolubricant. Variasi waktu reaksi dilakukan dalam proses transesterifikasi. Waktu optimum dalam menghasilkan ester trimetilolpropana adalah reaksi selama 6 jam dengan konversi 91% dan viskositas kinematik 40oC sebesar 14,25 cSt. Selanjutnya, pengujian dengan instrumentasi FTIR dilakukan untuk memastikan keberlangsungan reaksi. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa reaksi transesterifikasi telah berhasil dilakukan, dengan indikasi penurunan yang signifikan dari puncak gugus OH pada produk ester trimetilolpropana. Produk ester trimetilolpropana hasil sintesis memiliki spesifikasi sebagai pelumas. Berdasalkan hasil uji tersebut, produk hasil sintesis memiliki angka asam 0,41 mgKOH/g, densitas 0,897 g/cm3, viskositas kinematik pada suhu 40oC 14,25 cSt, indeks viskositas 106,94, flash point 149oC, pour point -6oC, dan rust prevention dengan hasil Nil. Spesifikasi produk ester trimetilolpropana mendekati spesifikasi pelumas hidraulik komersial dengan standar ISO VG 15.
ABSTARCT
Waste cooking oil is the remaining cooking oil after being used repeatedly and has undergone a heating process. Despite being a derivative of food products, disposing the waste cooking oil carelessly can potentially polluting the environment. Besides, waste cooking oil is materials that have poor value (non-valuable). One of the way to recycle waste cooking oil to make it valuable is by utilizing it as the hydraulic machine biolubricant. In application for hydraulic machine, biolubricant has advantage that compared with petroleum oil, that is biodegradable ability. To utilize waste cooking oil for biolubricant, pre-treatment with adsorption process is being required to purify the oil (triglycerides) from impurities. By variation of temperature, the optimum temperature of adsorption process is 75oC. This temperature has the smallest free fatty acid content (0.59%), smallest peroxide value (74.24 (Meq peroxide/kg), and has absorbance value of 0.236 that closest to new cooking oil (pure palm oil). Transesterification process is required to synthesis biolubricant from methyl ester (product from treated waste cooking oil and methanol reaction) that using alcohol for the reaction. The alcohol type used in the transesterification reaction is the trimethylolpropane which does not contain hydrogen atoms in beta carbon and prevents the formation of free fatty acids. In addition, trimethylolpropane also has good stability and flexibility for the product, so it is considered suitable for the synthesis of biolubricant. In the transesterification process, time of reaction variation was carried out, with indication of a significantly reduction in OH peak groups from trimethylolpropane ester product. Best time to produce trimethylolpropane ester is 6 hours of reaction with 91% of conversion and 14.25 cSt of kinematic viscosity at 40oC. To make sure the reaction has occurred, FTIR spectrum has been test. Result of the test describe the reaction of trimethylolpropane ester transesterification was considerably close to completion. Trimethylolpropane ester has lubricant specifications from the test. From the result, the product has acid value 0.41 mgKOH/g, density 0,897 g/cm3, kinematic viscosity at 40oC 14.25 cSt, viscosity index 106.94, flash point 149oC, pour point -6oC, and Nil result for rust prevention. Specifications of trimethylolpropane ester are close to ISO VG 15 standard as a hydraulic machine lubricant.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulat Abdi Pitoyo
Abstrak :
Ada beberapa metode kontrol struktur dalam perencanaan struktur tahan gempa, salah satunya adalah sistem base isolation yang merupakan teknologi yang relatif baru di Indonesia. Dengan menggunakan base isolation, efek gempa akan direduksi melalui sistem yang fleksibel dan teredam. Fleksibilitas base isolation akan memperbesar periode struktur sehingga menjauhi periode getar predominan gempa dan redaman akan memperkecil amplitude respon struktur terhadap beban gempa. Untuk mengetahui kineria base isolation, penelitian dilakukan dalam 3 variasi. Variasi pertama merupakan variasi ketinggian struktur dengan menggunakan struktur beraturan 4, 6, dan 8 lantai serta menggunakan struktur tidak beraturan 8 lantai dengan loncatan bidang muka dari lantai 2, 4, dan 6 lantai. Variasi kedua dilakukan untuk mengetahui pengaruh karakteristik base isolation terhadap kinerjanya. Kekakuan horizontal dari Base isolation yang digunakan divariasikan sehingga menghasilkan periode isolator 1,5-3 detik. Sedangkan variasi ketiga merupakan variasi periode gempa dari 0,6-1,4 detik dengan menggunakan gempa sinusoidal. Dalam setiap variasi, perilaku dan respon struktur terisolasi dibandingkan dengan struktur terjepit. Perilaku dan respon struktur yang dianalisa meliputi: pola getar dan periode getar struktur, gaya geser tingkat, rasio simpangan antar tingkat, lendutan, percepatan total, dan gaya dalam elemen struktur. Dari hasil analisa, terlihat bahwa respon struktur terhadap beban gempa bumi dapat direduksi dengan memperbesar periode getar alami struktur sehingga menjauhi periode getar predominan gempa dan memperbesar redaman struktur. Base isolation cukup efektif dalam memperbesar periode getar alami struktur, khususnya struktur yang pendek. Efektivitas base isolation semakin berkurang seiring dengan bertambahnya ketinggian struktur karena periode struktur bertambah besar dengan bertambahnya ketinggian struktur. Struktur dengan bentuk yang berbeda namun memiliki periode yang hampir sama, jika menggunakan base isolation dengan karakteristik yang sama akan memiliki efektivitas yang hampir sama. Karakteristik base isolation mempengaruhi efektivitasnya. Semakin fleksibel base isolation yang digunakan maka akan semakin besar periode struktur terisolasinya sehingga kinerjanya semakin baik.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35237
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Pitoyo
Abstrak :
ABSTRAK
Bangsa Indonesia merupakan anggota PBB, dengan demikian bangsa Indonesia memiliki komitmen untuk menghormati dan menegakkan hak asasi manusia.Setiap komitmen yang dimiliki bangsa Indonesia harus dilaksanakan oleh instansi penegak hukumnya, sehingga ini merupakan kewajiban anggota Polri untuk menegakkan dan menghormati hak asasi manusia dan untuk bekeija sama dalam menegakkan hak asasi manusia. Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa masih terjadi pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh anggota Polri. Tujuan dilakukanya penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap yang dimiliki oleh anggota Reserse Polri, terhadap hak asasi manusia tersangka tindak pidana pencurian dengan kekerasan. Penelitian ini dilakukan pada anggota Reserse bagian Reserse umum, yang merupakan salah satu fungsi teknis dari Reserse yang menangani kasus pencurian dengan kekerasan. Subyek pada penelitian ini beijumlah 100 orang, yang diambil secara purposive sampling di Direktorat Reserse Polda Metro Jaya. Pengumpulan data mengenai sikap ini dilakukan dengan menggunakan skala sikap teknik Likert. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis mean. Hasil pengolahan data dan analisis hasil yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa sikap anggota Reserse terhadap hak asasi manusia tersangka tindak pidana pencurian dengan kekerasan adalah unfavorable, artinya anggota Reserse mempunyai kecenderungan tidak menyukai, menentang dan tidak sependapat terhadap hak asasi manusia tersangka tindak pidana pencurian dengan kekerasan. Sikap yang unfavorable dari anggota Reserse ini dibentuk oleh proses belajar dari pengalaman-pengalaman yang dilalui dalam menangani kasus. Selain itu juga terbentuk karena ketiga komponen sikapnya yang negatif terhadap HAM. Sikap yang unfavorable dari anggota Reserse terhadap hak asasi manusia tersangka tindak pidana pencurian dengan kekerasan ini harus dirubah menjadi sikap yang favorable. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan materi tentang hak asasi manusia pada lembaga pendidikan Polri, selain itu perlu adanya kebijaksanaan dari kapolri, yaitu berupa tindakan tegas bagi anggota yang melanggar. Pada penelitian ini hanya menggunakan metode kuantitatif, yaitu dengan skala sikap. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, sebaiknya ditambah dengan metode kualitatif, yaitu dengan wawancara.
2003
S3238
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Anugerah Pitoyo
Abstrak :
Energi terbarukan dari panel surya merupakan energi bersih dan jumlahnya melimpah. Energi terbarukan ini dapat dimanfaatkan untuk mengisi daya kendaraan listrik saat pagi hari sampai sore hari, sehingga panel surya dapat digolongkan sebagai sumber energi listrik sekunder. Panel surya dapat dipasang pada atap Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum untuk mengumpulkan energi ketika matahari bersinar. Energi yang dikumpulkan panel surya merupakan energi listrik yang nantinya digunakan untuk melakukan pengisian baterai kendaraan listrik umum. Tentunya, semakin banyak panel surya yang dipasang maka energi listrik yang dikumpulkan semakin banyak, oleh karena itu dapat dipertimbangkan pemasangan panel surya pada sisi atap SPKLU. Melalui abstrak ini, akan dipertimbangkan aspek desain dan ekonomi, seperti NPV, IRR, DPP, dan LCOE dari SPKLU yang didesain. Seiring dengan tren menurunnya harga panel surya dan baterai tiap tahunnya, maka pemanfaatan panel surya di atas atap SPKLU akan semakin mudah terealisasi. Selain energinya bersih, biaya per satuan energi kWh dari panel surya akan semakin murah tiap tahunnya. ......Renewable energy from solar panels is one of many renewable energy that is clean and abundant. Energy from solar panel can be used to charge electric vehicles from morning to evening, hence solar panels can be classified as a secondary source of electrical energy. Solar panels can be installed on the roof of Public Electric Vehicle Charging Stations to collect energy when the sun is shining. The energy collected by solar panels is electrical energy which will later be used to charge public electric vehicle batteries. The more solar panels that are installed, the more electrical energy will be harvested, therefore it is good choice to consider installing solar panels on the roof side of the SPKLU. Through this abstract, aspects of design and economics such as NPV, IRR, DPP, and LCOE will be discussed. In line with the trend of decreasing prices for solar panels and battery each year, the use of solar panels on SPKLU roofs will become easier to realize. Apart from being clean energy, the cost per unit of kWh energy from solar panels will get cheaper every year.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zwageri Argo Pitoyo
Abstrak :
ABSTRAK
Praktek kerja profesi di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita periode bulan Juli ? Agustus tahun 2015 bertujuan untuk memahami peranan, tugas dan tanggung jawab Apoteker di Rumah Sakit sesuai dengan standar pelayanan farmasi, memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman praktis untuk melakukan praktek kefarmasian di Rumah Sakit serta memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktek kefarmasian serta mempelajari strategi dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka perkembangan praktek kefarmasian di Rumah Sakit. Praktek kerja profesi dilakukan selama dua bulan dengan tugas khusus yaitu analisis obat kadaluwarsa Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita bulan Januari-Juli 2015. ABSTRACT The aims of apothecary profession internship program at Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita on July ? August 2015 are to understand the duties and responsibilities clinical pharmacists in accordance with the provisions and ethics in particular the pharmaceutical and healthcare service in general, have insight, knowledge, skill and experience the practical for doing pharmaceutical care in hospitals and having an example about pharmaceutical care and learning strategy and activities can be implemented in pharmaceutical care to the hospital.The apothecary profession internship program conducted during two months in a special assignment that is the analysis of expired drugs Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita in January-July 2015. ;The aims of apothecary profession internship program at Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita on July ? August 2015 are to understand the duties and responsibilities clinical pharmacists in accordance with the provisions and ethics in particular the pharmaceutical and healthcare service in general, have insight, knowledge, skill and experience the practical for doing pharmaceutical care in hospitals and having an example about pharmaceutical care and learning strategy and activities can be implemented in pharmaceutical care to the hospital.The apothecary profession internship program conducted during two months in a special assignment that is the analysis of expired drugs Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita in January-July 2015.
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zwageri Argo Pitoyo
Abstrak :
ABSTRAK
Praktek kerja profesi di Apotek Kimia Farma No. 352 Depok periode bulan September tahun 2015 bertujuan untuk memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam pengelolaan apotek, serta melakukan praktek pelayanan kefarmasian sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan etika yang berlaku, memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman praktis untuk melakukan praktek kefarmasian di Apotek serta memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktek kefarmasian serta mempelajari strategi dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan praktek kefarmasian. Praktek kerja profesi di Apotek Kimia Farma No. 352 Depok dilakukan selama empat minggu dengan tugas khusus yaitu analisis resep terapi peptic ulcer. ABSTRACT The aims of apothecary profession internship program at Apotek Kimia Farma No. 352 Depok on September 2015 are to understand the task and responsibility of pharmacists in the management of pharmacy , as well as doing pharmaceutical care in accordance with the provisions and ethics which is valid for , having insight , knowledge , skill and practical experience for doing pharmaceutical care in pharmacy as well as having an example the problems the pharmaceutical care strategy as well as studies and activities that can be conducted in the context of the development of the practice of kefarmasian .The practice of the professional work in Apotek Kimia Farma No. 352 Depok was done in four weeks by a special assignment that is analysis of prescription peptic ulcer therapy.
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zwageri Argo Pitoyo
Abstrak :
ABSTRAK
Praktek kerja profesi di Puskesmas Kecamatan Tambora Jakarta Barat periode Bulan Oktober tahun 2015 bertujuan untuk memahami peranan, tugas dan tanggung jawab Apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian di Puskesmas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan etika farmasi yang berlaku dan dalam bidang kesehatan masyarakat, memahami dan memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku serta wawasan dan pengalaman nyata untuk melakukan praktek profesi dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas, melihat dan mempelajari strategi dan pengembangan praktek profesi Apoteker di Puskesmas, memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktek dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas serta mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain yang bertugas di Puskesmas. Praktek kerja profesi di Puskesmas Kecamatan Tambora Jakarta Barat dilakukan selama tiga minggu dengan tugas khusus yaitu analisis satu resep penyakit cacar air terkait kelengkapan resep dan kerasionalan resep pasien rawat jalan di apotek Puskesmas Kecamatan Tambora.ABSTRACT The aims of apothecary profession internship program at Tambora District Community Health Centers on October 2015 are to understand the role, duties and responsibilities in pharmaceutical care at Community Health Centers in accordance with the provisions and ethics pharmacy that applies in Community Health Centers, perceive and have knowledge, skill , behavior and attitude insight and experience to do the practice of a profession and pharmaceutical care in Community Health Centers, look and study the development of strategies and practice of the profession of pharmacists at Community Health Centers, having an example of the problems and work of pharmaceutical care in Community Health Centers and able to communicate and interact with other health workers working there. The practice of the professional work in Tambora District Community Health Centers was done in three weeks by a special assignment that is the analysis of one varicella prescription related to prescription completeness and rationality in outpatient in Apotek Kecamatan Tambora.
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zwageri Argo Pitoyo
Abstrak :
ABSTRAK
Penatalaksanaan Fistel Enterokutan masih sangat beragam dan sulit dengan tingkat kekambuhan dan kematian pasca pembedahan yang masih tinggi. Tujuan dari penatalaksanaan pasien dengan fistel enterokutan adalah koreksi defisit metabolik dan nutrisi, penutupan fistel dan mengembalikan kesinambungan saluran cerna. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan evaluasi penatalaksanaan bedah pada fistel enterokutan yang dirawat di RSUPN Cipto Mangunkusumo selama tahun 2014-2015. Penelitian ini dirancang secara retrospektif analitik dengan mengambil data rekam medik penderita di RSUPN Cipto Mangunkusumo pada periode 2014-2015. Ditemukan 27 kasus fistel enterokutan, dimana 21 kasus yang di evaluasi, rentang umur 27-65 tahun, terbanyak pada kelompok 40-60 tahun (52,38%), letak fistel terbanyak di ileum (57,14%), high output (71,43%), gizi buruk (52,38%), dilakukan tindakan operatif (85,71%), lama rawat <20 hari (66,67%), rekurensi fistel (19,05%) dan angka kematian (14,29%).ABSTRACT
Management of enterocutaneous fistula still varies and frustrating with high recurrence and mortality rate. The goal of management for patient with enterocutaneous fistula are correct metabolic and nutritional deficits, close the fistula and reestablish continuity of the gastrointestinal tract. The purpose of this study was to evaluate the surgical management of the enterocutaneous fistula treated at Cipto Mangunkusumo Hospital during 2014-2015. This study designed analytic retrospectively by taking the patient medical record data at Cipto Mangunkusumo Hospital ini the period 2014-2015. Found 27 cases of enterocutaneous fistula which 21 cases were evaluated, age range 40-60 years (52,38%), the location of the fistula largest in the ileum (57,14%), high output (71,43%), malnutrition (52,38%), operative management (85,71%), length of stay in hospital <20 days (66,67%), fistula recurrence (19,05%) and mortality rate (14,29%).;Management of enterocutaneous fistula still varies and frustrating with high recurrence and mortality rate. The goal of management for patient with enterocutaneous fistula are correct metabolic and nutritional deficits, close the fistula and reestablish continuity of the gastrointestinal tract. The purpose of this study was to evaluate the surgical management of the enterocutaneous fistula treated at Cipto Mangunkusumo Hospital during 2014-2015. This study designed analytic retrospectively by taking the patient medical record data at Cipto Mangunkusumo Hospital ini the period 2014-2015. Found 27 cases of enterocutaneous fistula which 21 cases were evaluated, age range 40-60 years (52,38%), the location of the fistula largest in the ileum (57,14%), high output (71,43%), malnutrition (52,38%), operative management (85,71%), length of stay in hospital <20 days (66,67%), fistula recurrence (19,05%) and mortality rate (14,29%).;Management of enterocutaneous fistula still varies and frustrating with high recurrence and mortality rate. The goal of management for patient with enterocutaneous fistula are correct metabolic and nutritional deficits, close the fistula and reestablish continuity of the gastrointestinal tract. The purpose of this study was to evaluate the surgical management of the enterocutaneous fistula treated at Cipto Mangunkusumo Hospital during 2014-2015. This study designed analytic retrospectively by taking the patient medical record data at Cipto Mangunkusumo Hospital ini the period 2014-2015. Found 27 cases of enterocutaneous fistula which 21 cases were evaluated, age range 40-60 years (52,38%), the location of the fistula largest in the ileum (57,14%), high output (71,43%), malnutrition (52,38%), operative management (85,71%), length of stay in hospital <20 days (66,67%), fistula recurrence (19,05%) and mortality rate (14,29%).
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
Sp-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>