Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurmawati
Abstrak :
Pada tahun 1988 kebebasan mendirikan bank-bank swasta yang disertai kebebasan menentukan suku bunga (tabungan dan kredit) menjadi sangat liberal, hal ini terlihat dalam bentuk penghapusan sisa-sisa hambatan atas keluar-masuknya modal asing dari dan ke Indonesia. Jumlah bank meningkat dari sekitar 70 menjadi 240 yang kemudian karena adanya krismon yang melanda Indonesia pada tahun 1997 dan membawa dampak yang cukup besar pada dunia perbankan. Pada tahun 1997-1998 Bank-Bank menciut cukup drastis menjadi dibawah 100 bank. Tetapi hal tersebut tetap membuat dunia persaingan dalam perbankan berjalan keras, khususnya pada bank-bank pemerintah karena harus bersaing terhadap Bank-bank swasta yang jumlahnya lebih banyak. Mereka bersaing untuk mengumpulkan nasabah dan menggunakan berbagai cara yang menarik perhatian untuk menjaring nasabahnya. Di era globalisasi ini, persaingan antar Bank dalam menarik nasabah menjadi semakin ketat, tidak hanya bersaing dengan Bank Swasta, tetapi juga harus bersaing menghadapi Bank Asing yang mulai menjamur. Dalam menyikapi fenomena ini mau tidak mau pihak bank harus meningkatkan kualitas pelayanannya untuk mempertahankan loyalitas nasabah dan merebut pangsa pasar. Bank BNI 1946 sebagai salah satu Bank Umum terbesar milik pemerintah memiliki produk tabungan yang diberi nama Taplus BNI. Taplus BNI memiliki bunga & fasilitas yang dirancang semenarik mungkin untuk dapat memuaskan nasabahnya. Bagi nasabah tabungan Taplus, mereka tidak perlu antri, mereka mendapatkan fasilitas layanan BNI PhonePIus jalur perbankan bebas antri 24 jam yaitu layanan perbankan melalui telepon selama 24 jam. Hal ini dilakukan akan menjamin keleluasaan dan kepuasan nasabah dalam mendapatkan segala informasi dan melakukan transaksi perbankan tanpa harus beranjak dari tempat dengan jaminan privasi yang tinggi, serta tidak dibatasi ruang waktu dan gerak. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan sejauh mana pelayanan berperan penting terhadap kepuasan nasabah TAPLUS BNI pacla bank BNI 46 cabang Harmoni yang terjadi akibat perbedaan persepsi dan harapan nasabah tersebut. Metode pengukuran yang digunakan adalah metode SERVQUAL berdasarkan teori faktor-faktor penentu kepuasan pelanggan dari Valerie A. Zeithml dan Mary Jo Bitner. Sedangkan pengembangannya dibuat berdasarkan sepuluh factor penentu kualitas jasa, yaitu Tangible, Reliability, Responsiveness, Competence, Access, Courtesy, Communication, Credibility, Communication dan Understanding The Costumer. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis Kuantitatitf Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan data sekunden Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner sedangkan data sekunder diperoleh melalui kepustakaan yang didapat melalui buku, buku, browsing internet dan sebagainya. Metode pengambilan sampel menggunakan Non Probability Sampling dengan teknik sampling Insidental yang disebarkan kepada 100 responden di Bank BNI?46 cabang Harmoni Kuesioner yang digunakan terdin dari 41 pertanyaan yang bersifat tertutup. Kesimpulan dari hasil penelitian terhadap ke-10 dimensi SERVQUAL menunjukan bahwa skors persepsi nasabah lebih tinggi daripada harapan nasabah, artinya pelayanan yang diberikan manajemen Bank BNI cabang Hannoni sudah mernuaskan. Rata-rata total skors persepsi nasabah berdasarkan tingkat kepuasan adalah 3.93 dan total skors harapan nasabah berdasarkan tingkat kepentingan sebesar 3.65 ( PERCEIVED SERVICE > EXPECTED SERVICE -> nasabah Puas ). Namun demikian, masih ada dimensi-dimensi yang diteliti yang memberikan kontribusi jawaban yang kurang memuaskan seperti pada dimensi Responsiveness dan dimensi Credibility. Unluk memperbaiki hal tersebut manajemen bank BNI disarankan harus lebih meningkatkan pelayanamlya tertama dalam hal ketanggapan karyawan bank dalam memberikan pelayanan kepada nasabah dan juga harus memperhatikan kredibilitas termasuk didalamnya adalah masalah-masalah yang berkaitan dengan trust dan kinerja bank sehingga dapat memberikan Excellent Service kepada nasabahnya dan juga untuk pengembangan kepuasan nasabah di masa yang akan datang.
In the year 1988 in freedom to establish private banks accompanied by the independence to determine the interest rates (savings & credits) became extremely liberal; it was showed in the form of elimination of the rest of obstacles on outflow-inflow of foreign capital from and to Indonesia in the year 1997 and brought a quite considerable impact to the banking business. Within the period of the year 1997-1998, number of bank decreased quite drastically to become less than 100 banks. Yet, such matter remained making competition in banking run strictly, particularly at state owned banks since they ought to compete with private banks which were higher in quality. They competed to accumulate customers and used various attracting methods to net their customers. In this globalization era, inter-bank competition in attracting customers increasingly become tightly, not only compete with Private Banks, but also have to compete to encounter Foreign banks which have started to increase rapidly. In encountering this phenomenon, willy-nilly, the bank has to improve their services quality to maintain customers? loyalty and grab market share. Bank BNI 1946, as one of the largest state owned Commercial banks, has savings product named Taplus BNI. Taplus BNI has interest rate & facility which are designed as attractive as possible in order to satisfy its customers. For customers of Taplus savings, they needn?t queue; they get service facility of 24 hour free-queue banking line BNI PhonePlus namely, banking services via telephone for 24 hours. lt is conducted in order to secure the customers? freedom and satisfaction in obtaining all information and perform banking transaction without the necessity to move anywhere with high-security privacy, and unlimited space, time and movement. This research is aimed at obtaining comprehensive description whether the services provided by bank BNI management satisfaction to customers of TAPLUS BNI at Bank BNI? 46, Harmoni Branch, Jakarta. Measurement method which is applied is SERVQUAL method where its development is made based on 10 determining factors of service quality, namely Tangible, Reliability, Responsiveness, Competence, Access, Courtesy, Communication, Credibility, Communication and Understanding The Customer. Research method which is applied is Quantitative analysis. Data which is collected consists of primary data and secondary data. Primary data is obtained by using questionnaires while secondary data is obtained through bibliography which is obtained via books, browsing in Intemet and so on. Sampling method which is applied is Non Probably Sampling with Incidental sampling techniques which were distributed to 100 respondents at Bank BNI ?46, Harmoni Branch. Questionnaires which were applied consist of 41 close questions. The result of research of all 10 SERVQUAL dimensions indicate that scores of customers? perception are higher than Customers? expectation, meaning that the services provided by management of Bank BNI, Harmoni Branch have been satistied Total score average of customers? perception based on customers? satisfaction degree is 3,93 and total scores of Customers? expectation based on interest degree is 3,65 (PERCEIVED SERVICE > EXPECTED SERVICE -> customers are satisfied). Nevertheless, there are still dimensions being researched that provide less satisfied response contributions such as in Responsiveness dimension and Credibility dimension. To improve such matters, management of Bank BNI must increase its services more and more so that it can ofer Excellent Service to its customers and also to develop customers? saticfaction in the future.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22267
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmawati
Abstrak :
Perkembangan teknologi telah mendorong adanya kebutuhan material dengan sifat unggul. Untuk itulah dilakukan rekayasa material komposit laminat hibrid Al/SiC-l/Al2O3 dengan proses metalurgi serbuk. Komposit laminat hibrid ini merupakan komposit berbasis aluminium dengan penguat SiC pada lamina pertama, dan Al2O3 pada lamina kedua. Untuk meningkatkan kemampubasahan, maka dilakukan electroless plating pada partikel penguat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh waktu tahan sinter (6, 8, dan 10 jam) dan fraksi volume penguat Al2O3 (10%, 20%, 30%, dan 40%) pada temperatur 600°C. Hasil menunjukkan bahwa peningkatan waktu tahan sinter dan fraksi volume penguat Al2O3 meningkatkan densitas dan modulus elastisitas serta menurunkan porositas pada komposit laminat hibrid Al/SiC-Al/Al2O3. ......The growth of technology has stimulate the needs of materials with superior properties. Therefore, people redesign Al/SiC-Al/Al2O3 hybrid laminate composite with powder metallurgy process. This hybrid laminate composite is an aluminium-based composite with SiC reinforcement on the first lamina, and Al2O3 on the second lamina. To improve the wettability, electroless plating is done to the reinforcements. This study is aimed to understand the sintering time effect (6, 8, and 10 hours) and volume fraction effect of Al2O3 reinforcement (10 %, 20 %, 30 %, and 40 %) at 600°C. The result shows that the increase of sintering time and Al2O3 reinforcement volume fraction increases the density and the modulus elasticity and decreases the porosity of the Al/Sic-Al/Al2O3 hybrid laminate composite.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51071
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vera Nurmawati
Abstrak :
Pendahuluan: Kerut nasolabialis merupakan salah satu tanda penuaan yang mudah dikenali pada bagian tengah wajah. Bagi sebagian orang, perubahan pada wajah dapat memberikan efek samping pada komunikasi, daya tarik dan kepercayaan diri. Tehnik non-invasif yang ada saat ini masih memberikan efek samping yang cukup serius. Akupunktur sudah digunakan secara luas untuk terapi kecantikan termasuk rejuvenasi wajah untuk peremajaan kulit serta dikenal efektif dan minimal efek samping dalam mengurangi kerutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan garis kerut nasolabialis setelah tindakan akupunktur untuk facial rejuvenation. Metode: Penelitian ini disusun dengan desain quasi eksperimental atau disebut juga one group pretest-postest design yang melibatkan 25 orang partisipan. Seluruh pasien yang memenuhi kriteria akan menerima terapi yang sama berupa akupunktur manual sebanyak tiga kali seminggu selama dua minggu. Akupunktur dilakukan pada titik akupunktur ST36. Akupunktur pada wajah dilakukan menggunakan teknik penetrating needling yaitu dari tepi superior arcus zygomaticus melewati ST2 ke arah LI20, pada os zygomaticum melewati ST3 ke arah pertengahan kerut nasolabialis, pada tepi inferior arcus zygomaticum melewati SI18 ke arah ST4, ST7 ke arah ST4, serta di titik ashi pada kulit temporal kepala di sepanjang tepi batas rambut pada m.temporoparietalis. Luaran yang dinilai adalah perubahan panjang kerut nasolabialis dalam millimeter, perubahan wrinkle severity rating scale, serta perubahan global aesthetic improvement scale. Luaran akan dinilai pada saat sebelum terapi, setelah akhir terapi, follow-up dua minggu dan follow-up 4 minggu setelah akhir terapi. Hasil: Panjang kerut nasolabialis berkurang setelah terapi dengan rerata perubahan sebesar 37,34%. Terdapat perbaikan satu tingkat pada skala wrinkle severity rating scale (WSRS) setelah terapi. Pada skala global aesthetic improvement scale (GAIS) terdapat perbaikan dua sampai tiga tingkat setelah terapi. Kesimpulan: Garis kerut nasolabialis mengalami perbaikan setelah mendapatkan terapi akupunktur manual untuk facial rejuvenation. ......Introduction:. Nasolabial fold are one of the most recognizable signs of aging in the midface. For some people, facial changes can have side effects on communication, attractiveness and self-confidence. The existing non-invasive techniques still have serious side effects. Acupuncture has been used widely for beauty therapy including facial rejuvenation for skin rejuvenation and is known to be effective and have minimal side effects in reducing wrinkles. The aim of this study was to determine the changes in nasolabial fold after manual acupuncture for facial rejuvenation. Methods: This study is designed as a quasi experimental or also called as one group pretest-postest design involving 25 participants. Eligible patients will receive the same manual acupuncture therapy three times a week for two weeks. Manual acupuncture is performed at acupuncture point ST36. At face, acupuncture is performed using the penetrating needling technique, from the superior edge of the arcus zygomaticus through ST2 towards LI20, on the zygomaticum through ST3 towards the middle of the nasolabial fold, on the inferior edge of the arcus zygomaticum through SI18 towards ST4, ST7 towards ST4, and at ashi point on the scalp along the temporal hairline at the m.temporoparietalis.. The outcome are nasolabial length changes measured in millimeters, changes in wrinkle severity rating scale, and changes in global aesthetic improvement scale. The outcome will be evaluated at baseline, post therapy, two-week and four-weeks follow-up post therapy. Results: The length of nasolabial fold decreased after therapy with a mean change of 37.34%. There was one level improvement on the wrinkle severity rating scale (WSRS) after therapy. On the global aesthetic improvement scale (GAIS) there is an improvement of two to three levels after therapy Conclusion : Nasolabial fold improved after receiving manual acupuncture therapy for facial rejuvenation.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library