Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurlaili
Abstrak :
Kelompok pendengar, pembaca dan pemirsa atau disingkat Kelompencapir adalah suatu kelompok masyarakat yang dibentuk atas kesadaran dan prakarsa sendiri untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui pemanfaatan media elektronik, media cetak, penerangan umum, dan saluran komunikasi Iainnya. Sedangkan Kelompok Inforrnasi Masyarakat (KIM) adalah suatu iembaga Iayanan public yang dibentuk dan dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat yang secara khusus berorientasi pada Iayanan informasi dan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan kebutuhannya. Pada zaman orde Baru, pemerintah memegang kendali dalam sistem informasi dan komunikasi nasional, sehingga informasi yang boleh atau tidak boleh disebarkan kepada masyarakat ditentukan oleh pemerintah. Kebijakan komunikasi dan informasi ditentukan demi kepentingan pemerintah semata. Pada era reformasi sekarang ini, terjadi perubahan dalam konsep pelaksanaan komunikasi dan informasi. Masyarakat menghendaki kebebasan dalam komunikasi dan informasi serta adanya trasparansi, sedangkan pemerintah diharapkan menjalankan fungsi dan peran sebagai regulator dan fasilitator. Dengan adanya peran KIM sebagai pembendung informasi dan penyaring informasi bagi masyarakat, maka informasi yang akan disampaikan kepada masyarakat lapisan sudah diinterpretasikan. Sesuai dengan tuntutan zaman dalam era reformasi sekarang ini, masyarakat bebas dalam memilih informasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Bagi masyarakat pedesaan khususnya, informasi tersebut tidak secara mudah difahami maka perlu suatu wadah untuk memberikan kemudahan dalam memahami inforrnasi yang mereka dapat, yaitu melalui KIM. Banyak masyarakat yang belum mengerti tentang fungsi dan peran KIM ditengah masyarakat. Dengan demikian perlu diadakan suatu kajian tentang keberadaan Kim tersebut. Sesuai hasil penelitian di lapangan, bahwa KIM Palasari telah merasakan peran dan fungsi kelompoknya dalam masyarakat, diantaranya: pembendung dan penyaring informasi bagi masyarakat, mitra pemerintah daerah dalam menyebarluaskan informasi, penyalur aspirasi masyarakat, pengontrol sosial dalam pembangunan, pelancaran arus informasi, dan terminal informasi. Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian deskriptif kualitatif. Dengan metode ini diharapkan akan dapat ditulis semua fungsi dan peranan KIM dalam penyebarluasan inforrnasi kepada masyarakat dan deskripsi tentang KIM Palasari. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian tentang KIM, untuk mendapatkan hasil yang lebih sempuma sebaiknya objek penelitian dilakukan pada banyak daerah. Dalam pemilihan responden, sebaiknya responden juga diambil dari masyarakat sekitamya, akan lebih mendatangkan informasi yang lebih lengkap. Demi sempumanya penelitian ini, diharapkan untuk penelitian berikutnya agar memfokuskan penelitian pada kasus spesifik untuk memberikan gambaran peran KIM dalam penyebarluasan inforrnasi termasuk pada learning group, growth group atau problem-solving group.
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22323
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlaili
Abstrak :
Bacillus sp. 140-B dan Streptomyces sp. L.3.1-DW diisolasi dari tanah dan rizosfer tanaman dari perkebunan nanas dan pisang di Provinsi Lampung. Kedua bakteri tersebut diuji kemampuannya dalam melawan patogen Fusarium oxysporum Schlecht f. sp. cubense (Foc) secara in-vitro dan in-vivo. Aplikasi Bacillus sp. 140-B dan Streptomyces sp. L.3.1-DW sebagai isolat tunggal maupun kombinasinya secara in-vivo pada tanaman pisang var. Cavendish dilakukan dalam rumah kaca selama 30 hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkarakterisasi dan menguji potensi Bacillus sp. 140-B dan Streptomyces sp. L.3.1-DW sebagai agen biokontrol dalam menghambat patogen Foc dan mengkaji kemampuannya untuk menghasilkan enzim ketahanan tanaman pisang. Potensi Bacillus sp. 140-B dan Streptomyces sp. L.3.1-DW sebagai agen biokontrol ditunjukkan dengan kemampuannya dalam menghambat pertumbuhan patogen Foc, sintesis enzim protease dan kitinase ekstraseluler, produksi hormon tumbuh Indole-Acetic Acid (IAA), dan produksi enzim ketahanan tanaman phenylalanine ammonia-lyase (PAL) and tyrosine ammonia lyase (TAL). Bacillus sp. 140-B dan Streptomyces sp. L.3.1-DW juga berperan sebagai plant growth-promoting rhizobacteia (PGPR), yang diindikasikan dengan peningkatan pertumbuhan tanaman pisang, di mana perlakuan Streptomyces L.3.1-DW memiliki rata-rata tinggi tanaman tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya, dengan atau tanpa infeksi Foc. Hasil penelitian secara in-vitro dan in-vivo menunjukkan bahwa Streptomyces sp. L.3.1-DW memiliki kemampuan sebagai agen biokontrol yang lebih baik dibandingkan Bacillus sp. 140-B. Penelitian ini mengindikasikan bahwa Bacillus sp. 140-B dan Streptomyces sp. L.3.1-DW dapat digunakan sebagai alternatif untuk mengendalikan infeksi Foc. ......Bacillus sp. 140-B and Streptomyces sp. L.3.1-DW were isolated from soil and rhizosphere area of pineapple and banana plantation in Lampung Province. Those bacteria were evaluated in-vitro and in-vivo tests againts Fusarium oxysporum Schlecht f. sp. cubense (Foc). Application of Bacillus sp. 140-B and Streptomyces sp. L.3.1-DW as single isolate or in combination in banana plant var. Cavendish were tested under greenhouse conditions for 30 days. The aims of this study were to characterize and investigate the potentials of Bacillus sp. 140-B and Streptomyces sp. L.3.1-DW as biocontrol agents to inhibit Foc pathogen and investigate their abilities to produce plant resistancy enzymes. The potentials of Bacillus sp. 140-B and Streptomyces sp. L.3.1-DW as biocontrol agents were showed by their abilities to inhibit growth of Foc pathogen, synthesize extracellular protease and chitinase enzymes, produce growth hormone, such as Indole-Acetic Acid (IAA), and produce plant resistancy enzymes, such as phenylalanine ammonia-lyase (PAL) and tyrosine ammonia lyase (TAL). Bacillus sp. 140-B and Streptomyces sp. L.3.1-DW also act as plant growth-promoting rhizobacteia (PGPR), that indicated by improvement of banana growth, in which Streptomyces L.3.1-DW caused the highest growth of banana either with or without Foc infection. In-vitro and in-vivo tests was showed that Streptomyces sp. L.3.1-DW had better biocontrol activities compared to Bacillus sp. 140-B. This study indicated that Bacillus sp. 140-B and Streptomyces sp. L.3.1-DW could be used as alternative solutions to control Foc pathogen.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T30921
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lely Nurlaili
Abstrak :
Upaya untuk menurunkan kematian neonatal merupakan kunci utama dalam keberhasilan penurunan kematian bayi. Meningkatkan status kesehatan bayi dengan pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif merupakan upaya penurunan AKB. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif, diantaranya pemahaman dan motivasi adalah faktor utama keberhasilan ibu dalam memberikan ASI eksklusif. Untuk menanamkan pemahaman pentingnya ASI eksklusif seluruh ibu setidaknya harus mendapat informasi tentang ASI eksklusif dimulai sejak masa kehamilan Dengan memperoleh konseling tentang ASI diharapkan ibu hamil akan memperoleh pengetahuan tentang manfaat ASI sehingga bila ibu memahaminya maka ia akan termotivasi untuk memberikan ASI pada bayinya Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan kualitas pelayanan antenatal dan pelaksanaan ASI eksklusif setelah dikontrol oleh variabel IMD, berat bayi lahir, umur, pendidikan, pekerjaan, paritas, kontrasepsi dan dukungan suami/keluarga. Desain yang dipakai adalah Crossectional terhadap 143 ibu yang memiliki bayi umur 6-24 bulan di wilayah Kota Cirebon tahun 2013. Analisis data yang digunakan adalah uji chi square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 41,3% ibu memberikan ASI eksklusif/predominan. Ibu yang mendapat kualitas pelayanan antenatal baik dalam hubungannya dengan ASI eksklusif sebanyak 48,3%. Hasil analisis bivariat yang terbukti berhubungan secara bermakna adalah pekerjaan (0,004) dan IMD (0,15). Hasil analisis multivariat menjelaskan bahwa, ibu yang bekerja (OR 0,250) memiliki kemungkinan empat kali untuk melaksanakan ASI eksklusif dibandingkan ibu yang tidak bekerja dikontrol oleh variabel IMD, berat bayi lahir, umur, pendidikan, paritas, kontrasepsi dan dukungan suami/keluarga. Disarankan untuk bidan sebagai tenaga kesehatan yang terbanyak dipilih ibu untuk memberikan pertolongan kesehatan harus meningkatkan kualitas KIE terutama tentang ASI eksklusif dan IMD disamping informasi kesehatan lainnya. Bagi Dinas Kesehatan mengadakan pelatihan konselor ASI, dan setiap Puskesmas harus memiliki Pojok ASI beserta kelengkapannya serta ruang bimbingan laktasi bagi ibu hamil dan ibu menyusui. ......Efforts to reduce neonatal mortality is the main key to successfully reducing infant mortality. Improving the health status of infants with breastfeeding (breast milk) exclusively, is an efforts to reduce IMR. There are many factors that affect the success of exclusive breastfeeding, including the knowledge and motivation which were the key factors of successfully mother’s breastfeeding. To embed the knowledge about the importance of exclusive breastfeeding, mothers should be informed about exclusive breastfeeding during pregnancy by obtaining the counseling about breastfeeding. The more they understand about breastfeeding, the more motivations they will get to give exclusive breastfeeding to their babies. This study aims to look at the relationship between the quality of antenatal care and the implementation of exclusive breastfeeding after it controlled by the IMD variable, birth weight, age, education, occupation, parity, contraception and support from her husband/family. The design of this research are using Cross-sectional design to 143 mothers of infants aged 6-24 months in the city of Cirebon in 2013. To analyze the data, the researcher used chi square test and logistic regression. The results of research shows 41.3% of mothers are giving breastfeed xclusively/predominantly. Mothers who received antenatal care quality related to exclusive breastfeeding are 48.3%. Results of the bivariate analysis are proven to be significantly related to employment (0.004) and IMD (0.15). Multivariate analysis explains that working mothers (OR 0.250) had four times the possibility to carry out exclusive breastfeeding than mothers who are not working is controlled by the IMD variable, birth weight, age, education, parity, contraception and support from her husband/family. Recommended for midwives as the most selected health workers by mothers to provide health aid should improve the quality of KIE, especially on exclusive breastfeeding and IMD, besides other health information. The Health Department have to held a breastfeeding counselor training, and each Health Center should have a breastfeeding corner along with the equipment as well as a lactation counseling for pregnant and nursing mothers.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35391
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afra Intan Nurlaili
Abstrak :
ABSTRAK Insidensi kolitis ulseratif di Indonesia mulai meningkat. Sedangkan etiologi penyakit tersebut masih belum jelas sehingga pengobatan saat ini masih bersifat simptomatik, jangka panjang, dan menimbulkan banyak efek samping. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan efek antiinflamasi ekstrak daun Ficus deltoidea pada kolon mencit yang diinduksi dekstran sodium sulfat (DSS). Penelitian dilakukan dengan menggunakan 24 sampel materi biologik tersimpan dari penelitian sebelumnya yang dibagi menjadi empat kelompok: kontrol negatif (DSS), kontrol positif (aspirin), ekstrak daun Ficus deltoidea dosis 25 mg, dan ekstrak daun Ficus deltoidea dosis 50 mg. Preparat histologis jaringan kolon diwarnai dengan pewarnaan hematoksilin-eosin (HE) dan diamati pada perbesaran 400x. Terdapat peningkatan sel goblet secara signifikan (p < 0,001) pada kelompok ekstrak daun Ficus deltoidea dosis 50 mg dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif. Namun tidak terdapat perbedaan bermakna pada parameter fokus inflamasi dan angiogenesis.
ABSTRACT The incidence of ulcerative colitis in Indonesia is increasing. While its etiology is still unknown, the current treatment is still symptomatic, long term, and causes many side effects. The purpose of this study is to confirm that Ficus deltoidea leaf extract has an antiinflammatory effect on DSS-induced mice colon. This study was conducted using 24 stored tissue samples from previous study which are divided into four groups: negative control (DSS), positive control (aspirin), Ficus deltoidea leaf extract at a dose of 25 mg, and Ficus deltoidea leaf extract at a dose of 50 mg. Colon tissue histology sample is stained with hematoxylin-eosin (HE) staining and examined on magnification of 400x. There is a significant increase number of goblet cells (p < 0,001) on the Ficus deltoidea leaf extract group at a dose of 50 mg compared to negative control group. However, there is no significant effect of Ficus deltoidea leaf extract on inflammation focus and angiogenesis.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library