Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nuria Widyasari
"Edward T. Hall percaya bahwa perilaku merupakan 'bahasa' yang harus dimengerti terlebih dahulu sebelum seseorang memahami kata yang terucap. Kesalahan interpretasi atas perilaku dapat menyebabkan kegagalan komunikasi. Lebih jauh, Edward T. Hall menyadari bahwa pemahaman mengenai pengorganisasian seseorang terhadap ruang dan waktu adalah elemen utama keberhasilan komunikasi karena di dalamnya ada norma dan nilai-nilai kebudayaan yang menjadi basis penentuan perilakunya.
Namun di masa kini, perkembangan teknologi telah menampilkan ruang digital yang kemudian mengubah pemahaman konsep ruang dan waktu. Paul Virilio mengatakan bahwa di sini-di ruang digital-speed-space menggantikan time-space dan kecepatan tidak lagi dianggap sebagai suatu cara mencapai sebuah tempat melainkan telah menjadi tempat (milieu) itu sendiri.
'Kata' pun berubah menjadi tiang utama interaksi di ruang digital ini. Di dalam 'kata', norma dan nilai-nilai itu dilihat, dirasakan, ditanggapi, dan diinterpretasikan. Di dalam 'kata', pengorganisasian ruang dan waktu seseorang itu dilihat, dirasakan, ditanggapi, dan diinterpretasikan. Di dalam 'kata', perilaku itu dilihat, dirasakan, ditanggapi, dan diinterpretasikan.
'Kata' dibantu oleh program-program teknis elektromagnetis yang membangun alam digital masyarakat cyberspace, alam speed-space. Di sini, para pemilik ruang digial menjadi penguasa yang membentuk norma dan nilai-nilai yang harus dipatuhi dan ditaati oleh para anggota masyarakat cyberspace.
Secara singkat, bisa dikatakan bahwa di dalam masyarakat cyberspace yang mengandalkan teknologi sebagai basis interaksinya, mereka yang sanggup menjadi pemilik speed-space akan menguasai pembentukan aturan dan norma-norma di mana 'kata' menjadi tiang utama interaksi dan interpretasi perilaku dari masing-masing anggota masyarakatnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T9723
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuria Widyasari
"Komik Asterix hasil karya Rene Goscinny dan Albert Uderzo merupakan komik yang sangat terkenal bukan saja di negeri asalnya, Perancis, melainkan juga di seluruh dunia. Kejenakaannya begitu mudah dicerna, bahkan oleh masyarakat di negeri-negeri yang tidak memiliki atau mengetahui budaya Perancis sekalipun. Mengapa? Itulah yang dibahas di skripsi ini. Setelah diperhatikan dengan teliti, ternyata komik Asterix mengandung budaya-budaya modern yang mendunia, Padahal latar cerita komik itu berada pada jaman Galia Romawi, yaitu tahun 50 sebelum Masehi. Di sini jelas terjadi suatu anakronisme atau kerancuan waktu. Komik terdiri dari gambar-gambar dan teks yang merupakan satu kesatuan. Dalam komik Asterix ini, gambar-gambar dan teks yang tersaji hampir selalu berupa ikon dari realita masa kini, yang disesuaikan dengan latar cerita, yaitu tahun 50 sebelum Masehi. Sangat terasa bahwa budaya modern itu ada dalarn konsep-konsep ide yang dikemukakan sementara budaya Galia Romawi muncul pada visualisasinya. Dalam sebuah karya sejarah, anakronisme memang merupakan suatu kesalahan besar. Namun komik Asterix justru sengaja menggunakannya untuk menciptakan humor-humor segar. Bahkan dengan _kesalahan_ itu, tanpa disadari, para pembacanya telah mempelajari budaya dan sejarah Romawi serta budaya modern yang dimiliki negara lain. Memang inilah kekuatan komik tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14442
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library