Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurdin Hidayat
"PT. INDOGRANIT TUNGGAL PERKASA adalah perusahaan yang bergerak di bidang Granit dan Marble Product. Adapun mist perusahaan adalah memberikan nilai Iebih pada karya seni tinggi. Nilai karya ini akan memberikan nilai kepuasan dari sentuhan kesempurnaan dan kemewahan yang abadi. Nilai kepuasan ini didapat melalui usaha peningkatan kinerja. Peningkatan Kinerja dipengaruhi beberapa factor seperti kondisi kerja, fasilitas, Lingkungan, kompensasi, Motivasi dan Gaya Kepemimpinan. Penelitian ini tentang pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi terhadap Kinerja yang dilatarbelakangi oleh pentingnya penerapan Motivasi dan Gaya Kepemimpinan di dalam perusahaan_ Gaya Kepemimpinan menyangkut pola perilaku pimpinan dalam menggerakkan bawahan untuk pencapaian tujuan. Gaya kepemimpinan tidak lepas dari pengaruh situasi dan kondisi dan bersifat insidental. Sedangkan motivasi menyangkut pemberian umpan balik baik yang bersifat materil maupun non materil seperti promosi, jaminan karir, situasi kerja dan gaji termasuk pemberian penghargaan sesuai dengan tingkat perubahan yang ditunjukkan karyawan sehingga dapat meningkatkan kinerja. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang berjumlah 200 orang dari berbagai staff sentra produksi seperti Quality Assurance, Factory Manager, Marketing Manager, HRD Manager, Personnel & GA Manager dan Accounting & Finance manager. Adapun jumlah responden sebagai sample sebanyak 60 orang dengan teknik pengambilan sample "Proporsional Random Sampling". Hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan yang sama kepada karyawan sebagai responden penelitian. Adapun pengumpulan data dilakukan melalui berbagai teknik antara lain observasi, kepustakaan dan Kuesioner melalui penyebaran angket model Skala Likert. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Non Parametrik yaitu Korelasi Spearman dan Korelasi Partial dengan menggunakan Program SPSS (Statistical Product for Service Solution). Analisis ini digunakan untuk melihat beberapa hal antara lain :
1. Apakah gaya kepemimpinan memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja.
2. Apakah motivasi kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja.
3. Apakah gaya kepemimpinan dan motivasi kerja secara bersama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja.
Hasil penelitian melalui pengujian analisis statistik menunjukkan bahwa secara umum gaya kepemimpinan dan motivasi secara bersama-sama maupun masing-masing memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja dan dapat digolongkan tinggi. Selain itu, berdasarkan pengujian Deskripsi Data diperoleh frekuensi relative dengan skor sedang dan lebih banyak di atas rata-rata (Mean). Selain itu, melalui pengujian korelasi Partial diperoleh bahwa Kinerja lebih banyak dipengaruhi Motivasi dibandingkan Gaya Kepemimpinan. Ini menunjukkan bahwa peningkatan kinerja lebih besar dipengaruhi oleh motivasi dibandingkan dengan penerapan model Gaya kepemimpinan Situasional. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka beberapa saran yang perlu diperhatikan, yaitu : Pertama; perlu diterapkan system motivasi yang dapat meningkatkan kinerja. Hal ini karena sebagian besar karyawan lebih memprioritaskan pemberian motivasi dibandingkan gaya kepemimpinan., Kedua : Perlu ditingkatkan kembali strategi untuk mendorong kinerja baik dilihat dari sisi penerapan motivasi maupun gaya kepemimpinan secara simultan. Ini karena kedua variabel tersebut memiliki pengaruh yang signifikan baik sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Pendekatan Penerapan ini dapat dilakukan melalui pendekatan kelompok maupun perorangan. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang dikatagorikan pada klasifikasi tinggi, Ketiga : Perusahaan harus memperhatikan factor lain selain motivasi dan gaya kepemimpinan. Hal ini didasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pengaruh yang diakibatkan perilaku motivasi maupun gaya kepemimpinan dikatagorikan tinggi sehingga memungkin adanya factor lain. Sebagai tidak lanjut penelitian ini, peneliti mengharapkan adanya penelitian yang sama dengan kancah berbeda dan jumlah sample lebih besar maupun penelitian dengan menambahkan variabel lain sebagai variabel bebas maupun kontrol. Dengan cara tersebut diharapkan dapat ditarik suatu generalisasi yang lebih luas dan signifikan sehingga dapat dijadikan referensi ilmiah secara memadai dan lengkap."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14197
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robbi Nurdin Hidayat
"Dalam melakukan interaksi, penutur memiliki tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut, penutur terkadang mengucapkan tuturan yang tidak sesuai dengan prinsip kerja sama, sehingga penutur melakukan pelanggaran bidal percakapan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah pelanggaran bidal percakapan yang sengaja (Flouting the Maxims) dilakukan oleh kedua tokoh utama (Harold dan Kumar), sehingga menimbulkan variasi tujuan dari pelanggaran tersebut. Penelitian ini menganalisis percakapan dalam film Harold and Kumar Go to White Castle.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan alasan melakukan pelanggaran bidal dalam percakapan, mengungkapkan tujuan dan implikasi dari pelanggaran bidal, dan mengetahui hubungan antara konteks dan pelanggaran bidal. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan bersifat deskriptif karena sumber data analisis merupakan percakapan yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat. Teknik pengumpulan data melalui teknik pengamatan dan pencatatan. Data dalam penelitian ini berjumlah 31 penggalan percakapan. Metode penelitian ini menggunakan teori Grice (1975) yaitu prinsip kerja sama bidal percakapan dengan menjelaskan konteks dan pelanggaran bidal.
Kesimpulan dari penelitian ini ditemukan 47 pelanggaran bidal. Kemudian, variasi tujuan yang ditemukan dari pelanggaran bidal percakapan dikelompokkan ke dalam 5 kategori yaitu Ekspresif seperti menyenangkan hati, lelucon atau gurauan, menghibur, menenangkan, meminta maaf, menjaga perasaaan, dan mengutarakan sesuatu, Komisif seperti memendam kekesalan, menghindari bahaya, melindungi, menjaga reputasi, dan menyembunyikan, Representatif seperti meminta bantuan, menyatakan putus asa, menolak, meyakinkan, menghindari amarah, dan menunjukkan, Direktif seperti memberitahukan, menyatakan kejujuran, menyatakan keberanian, meminta penjelasan, menyelamatkan diri, menegaskan, memprediksi, dan meminta klarifikasi, dan Indirektif seperti mengabaikan dan mengalihkan pembicaraan. Korelasi yang muncul antara konteks dan pelanggaran bidal adalah sebab-akibat.

In a conversation, speakers have a certain purpose. To achieve the purpose, they sometimes intentionally flout the maxims by saying something unmatched with the topic of the conversation. This is called flouting the maxims in Co-operative Principle concept. The problem of this research is flouting the maxims deliberately to achieve the purpose of the conversation by analyzing the context and the flouts of the maxims. This research analyzes utterances on the movie Harold and Kumar Go to White Castle.
This research aims to find out flout of the maxims on the movie, reveal the implication and the purpose of flouting the maxims, and know the correlation between context and flouting the maxims. This is a qualitative and descriptive research because the data and the result of the research are not presented in forms of numbers or statistic. Moreover, the source of data analysis is conversation explained in words or sentences form. Observing and note taking are the methods in collecting the data. The data in this research are 31 conversations and each of the conversation is supported by its context. Theory used in this research is Co-operative Principle, Implicature, and Conversational Maxims introduced by Grice (1975).
By analyzing the situation and flouting the maxims, the writer found 47 violations. The writer also concludes there are variations of purposes found in this research which are classified into 5 categories. First is Expressive such as to please someone, joking, entertain, calm someone down, apologize, save face, and say something. Second is co missive such as to hide a fact, prevent, protect, and keep reputation. Third is Representative such as to ask for help, desperation, refuse, convince, and show something. Fourth is Directive such as to inform, be honest, express braveness, and clarifying. Fifth is Indirect such as to ignore and shift a talk. From these results, it concludes that speakers flout the maxims to achieve a purpose in a conversation. The correlation between context and flouts of the maxims is cause-effect relation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57502
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurdin Hidayat
Depok: Rajawali Press, 2019
336.2 NUR p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library