Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Kholis
Abstrak :
Dalam upaya peningkatan efisiensi dan efektifitas dari pengering semprot banyak cara dilakukan antara lain dengan menggunakan pemanas listrik(sistem 1),pemanas pompa kalor (sistem 2), pemanas refrijerasi dan dehumidifier (sistem 3). Dari ketiga sistem ini dapat ditentukan sistem yang cocok digunakan untuk kondisi lingkungan tertentu. Untuk mendapatkan karakteristik dari pengering semprot diperlukan perancangan, simulasi CFD dan eksperimen dengan variasi suhu udara dan flow bahan. Hasil simulasi menunjukkan kecenderungan yang sama dengan hasil eksperimen pada sistem 1. Dari kecenderungan ini, untuk sistem 2 dan sistem 3 data simulasi dapat digunakan untuk mendapatkan laju pengeringan. Untuk setiap 1 kW daya yang diberikan, laju pengeringan pada sistem 1 adalah 0.0000427 kg/s, sistem 2 adalah 0.0003235 kg/s dan sistem 3 adalah 0.0003512 kg/s. Pada simulasi sistem 3 dengan variasi flow udara, suhu udara keluar dan kinerja sistem semakin kecil dengan bertambahnya flow udara. Sedangkan untuk variasi daya kompresor, suhu udara keluar semakin besar dengan bertambahnya daya kompresor dan kinerja sistem semakin kecil dengan bertambahnya daya kompresor. ......In effort to increase efficiency of spray dryer many things can do for instance by using electric heater(first system), heat pump heater(second system)and refrigeration heater with dehumidifier(third system).From these methods, can be choosed which system capable using in environment. To find spray dryer characteristic needed design, CFD simulation and experiment with air temperature and feed flowrate variation. CFD simulation results describe same trend with experiment result by using first system. From this trend, for second system and third system CFD simulation can be used to get drying rate. For each 1 kW power used, drying rate in first system is 0.0000427 kg/s, second system is 0.0003235 kg/s and third system is 0.0003512 kg/s. In third system simulation with air flowrate variation, out air temperature and system effectiveness become smaller with air flowrate become higher. For compressor power variation, out air temperature become higher with compressor power become higher and system effectiveness become smaller with compressor power become higher.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S724
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nur Kholis
Abstrak :
Tobacco stalk (TS), which is one type of lignocellulosic material, has a xylan content of up to 21.9%. Lignocellulose can be used to produce xylooligosaccharides (XOs). XOs are dietary fibers that have prebiotic activity. This study aimed to produce XOs from tobacco stalk xylan using xylanase from Streptomyces sp. BO 3.2. After the TS was delignified, the xylan was extracted using the alkali method. The delignification process, which used 1% natrium hypoclorite (NaOCl), decreased the lignins from 32.93% to 18.15%. Xylan extraction was conducted using 10% natrium hydoroxide (NaOH); this extraction produced xylan of 15.53% (w/w). The xylanase produced by Streptomyces sp. BO 3.2 on a 0.5% TS medium had 5.92 U/mL of activity, with the optimum condition occurring at pH 5.5 and a temperature of 60 °C. The xylanase was stable, at temperature 4 °C and 30 °C for 120 hours. The xylanase Streptomyces sp. BO 3.2 was capable of hydrolyzing 2% TS xylan and 2% beechwood xylan during the first, third, sixth, and twelfth hours of incubation time; it also produced XOs with degrees of polymerization (DP) of 2.18 and 2.15, respectively. A Thin layer chomatography (TLC) analysis indicated that the hydrolysis products were XOs with the absence of xylose, glucose, and arabinose.

Produksi Xilooligosakarida dari Tangkai Tembakau Menggunakan Streptomyces sp. BO 3.2. Tangkai tembakau merupakan salah satu limbah lignoselulosa yang memiliki kandungan xilan sebesar 21,9%. Lignoselulosa dapat digunakan sebagai bahan baku untuk produksi xilooligosakarida. Xilooligosakarida (XOs) merupakan oligosakarida yang merupakan dietary fiber yang memiliki aktivitas prebiotik. Penelitian ini bertujuan untuk produksi xilooligosakarida dari xilan tangkai tembakau secara enzimatik menggunakan xilanase Streptomyces sp. BO 3,2. Xilan tangkai tembakau diekstraksi secara alkali. Deliginifikasi dilakukan dengan mengunakan natrium hipokorit (NaOCl) 1% mampu menurunkan kandungan lignin dari 32,93% menjadi 18,15%. Ekstraksi xilan tangkai tembakau dengan menggunakan natrium hidroksida (NaOH) 10% mampu mengasilkan rendemen kandungan xilan sebesar 15,53 %. Produksi xilanase Streptomyces sp. BO 3,2 pada media xilan tangkai tembakau 0,5% memiliki aktivitas sebesar 5,92 U/mL dengan kondisi optimum pada pH 5,5 dan suhu 60 °C. Xilanase Streptomyces sp. BO 3,2 stabil pada suhu 4 °C dan 30 °C selama 120 jam. Xilanase Streptomyces sp. BO 3.2 (4.40 U/mL) mampu menghidrolisis xilan tangkai tembaku 2% dan xilan beechwood 2% pada waktu inkubasi 1, 3, 5, dan 12 jam dan mampu menghasilkan xilooligosakarida dengan derajat polimerasi masing-masing 2,18 dan 2,15. Analisis Thin layer chromatography (TLC) menunjukkan produk hidrolisis berupa xilooligosakarida tanpa adanya xilosa, glukosa, dan arabinosa.
Bogor: Major Program of Biotechnology, Graduate School Institut Pertanian Bogor, 2015
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library