Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nugrahayu Widyawardani
"Latar Belakang:
Tuberkulosis Paru (TB Paru) merupakan penyakit infeksi yang bersifat kronis dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Perubahan metabolisme akibat infeksi Mycobacterium Tuberkulosa(M.TB) dan aktivasi sistem neurohormal turut berperan terhadap terjadinya malnutrisi, yang dapat memberikan efek negatif terhadap prognosis pasien dengan TB Paru. Penderita TB Paru mengalami penurunan kapasitas fungsional dan kualitas hidup. Terapi Medik Gizi sejak awal diagnosis ditegakkan, akan mendukung proses pemulihan pasien TB.
Kasus :
Dalam serial kasus ini, dipaparkan empat kasus pasien TB Paru dengan berbagai faktor risiko, diantaranya adalah penyakit TB Paru, TB Miliar, PPOK et causa TB Paru, Meningitis TB. Pada awal pemeriksaan didapatkan adanya defisiensi asupan makronutrien dan mikronutrien, hipoalbuminemia, CRP yang meningkat, hemoglobin (Hb) yang turun, penurunan kapasitas fungsional dan kualitas hidup. Terapi medik gizi diberikan secara individual, sesuai dengan kondisi klinis, hasil pemeriksaan laboratorium, dan analisis asupan makan terakhir.
Hasil:
Tiga dari empat pasien mengalami peningkatan asupan, perbaikan kondisi klinis, dan kapasitas fungsional serta kualitas hidup pasien. Status nutrisi pasien tidak mengalami perburukan selama perawatan,
Kesimpulan:
Terapi Medik gizi yang adekuat pada pasien TB dapat mempertahankan status nutrisi pasien dan mendukung perbaikan kondisi klinis, kapasitas fungsional, serta kualitas hidup pasien.

Background:
Pulmonary tuberculosis (pulmonary TB) is a chronic infectious disease with high morbidity and mortality. Changes in metabolism due to infection with Mycobacterium Tuberculosis and activation of the neurohormal system contribute to the occurrence of malnutrition, which can have a negative effect on the prognosis of patients with pulmonary TB. Patients with pulmonary TB have decreased functional capacity and quality of life.Early medical nutrition therapywill support the recovery process of pulmonary TB patients.
Case :
In this case series, four cases of pulmonary TB patients were presented with various risk factors, including pulmonary TB disease, miliar TB, COPD et causa lung TB, and TB meningitis. Deficiency of macro and micronutrient intake, hypoalbuminemia, increased CRP, decreased hemoglobin (Hb), decreased functional capacity and quality of life were found at the beginning of examination. Nutrition medical therapy is given individually, according to clinical conditions, results of laboratory examinations, and analysis of recent food intake.
Result :
Three out of four patients experience increased intake, improvement of clinical conditions, functional capacity and quality of life. The nutritional status of patients did not experience worsening during treatment.
Conclusion:
Adequate nutritional medical therapy in TB patients can maintain patient nutritional status and support improvement of clinical conditions, functional capacity, and quality of life.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T59146
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugrahayu Widyawardani
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian cornflakes dan susu
skim dibandingkan dengan minuman isotonik terhadap replesi glikogen dengan penilaian kadar
glikogen sintase kinase (GSK)-3B leukosit selama dua jam masa pemulihan setelah pertandingan
sepakbola 2 x 45 menit. Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan desain paralel, acak,
tersamar tunggal. Subyek penelitian, sebanyak 21 atlet sepakbola dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu kelompok kontrol (n = 11) dan kelompok perlakuan (n = 10). Selama dua jam masa
pemulihan setelah bertanding sepakbola, kelompok kontrol dan perlakuan berturut-turut mendapat
minuman isotonik dan campuran cornflakes dan susu skim sebanyak 1200 mL Asupan nutrisi
dihitung dengan metode food record 3 x 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan signifikan penurunan kadar GSK-3B leukosit antara kedua kelompok, namun, terjadi
penurunan kadar GSK-3B yang lebih besar pada KP (29% vs 19%). Kesimpulan yang diambil
adalah pemberian campuran cornflakes dan susu skim mempunyai kecenderungan lebih baik untuk
replesi glikogen dibandingkan dengan pemberian minuman isotonik

ABSTRACT
This study to verify the effect of cornflakes-skim millk drink compared with isotonic drink on
glykogen repletion using indicator level of glykogen sintase kinase (GSK)-3B leukosit during two
hours on recovery period after soccer games 2 x 45 minute. This study was randomized , contolled,
single-blinded, clinical trial. The subjects of study was twenty one soccer athletes divided two
group: control group (n = 11) and treatment group (n = 10). After two hours on recovery period
after soccer games, control group and treatment group subsquence isotonic drink and cornflakesskim
milk received either 1200 ml. This study counting with
food record 3 x 24 hours. The result of study there were different significant on decreassed level
of GSK-3B more higher at TC (29% vs 19%). The result of cornflakes-skim milk was having
tendency better for glycogen repletion compared with isotonic drink"
Jakarta: [Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, ], 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library