Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novita Handayani
Abstrak :
Gemuk merupakan pelumas semi-padatan yang mutlak dibutuhkan karena penggunaannya spesifik dan tidak dapat digantikan pelumas cair. Umumnya gemuk dibuat menggunakan minyak mineral sebagai base oil, namun gemuk yang dihasilkan sulit terdegradasi. Sementara penggunaan minyak sintetis cenderung lebih menguntungkan, namun harganya lebih mahal. Penggunaan minyak nabati memiliki keuntungan tersendiri karena murah, biodegradable dan ketersediaannya melimpah di Indonesia. Oleh karena itu pembangunan pabrik gemuk dari minyak nabati di Indonesia memiliki potensi yang cukup baik. Berdasarkan hasil analisis kelayakan yang dilakukan, pabrik gemuk ini layak untuk diimplementasikan di Indonesia dengan nilai NPV $1.797.118, MARR 15%, IRR 27,33%, dan payback period selama 4,34 tahun. ......Grease is semi-solid lubricant that absolutely needed due to specific use and irreplaceable by liquid lubricant. Generally, grease is made from mineral oil as the base oil, but it makes grease not easily degraded. While grease from synthetic oil tends to be more profitable, but the grease price is more expensive. Use of vegetable oil as base oil has distinct advantage of being cheap, biodegradable, and abundant availability in Indonesia. Therefore, construction of vegetable oil-based grease (bio grease) plant in Indonesia has good potential. Based on the results of feasibility analysis, grease plant is feasible to be implemented in Indonesia with a value of NPV $1.797.118, MARR 15%, IRR 27,33%, and payback period 4.34 years.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52823
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Handayani
Abstrak :
Cakupan Desa Siaga Aktif 80% pada tahun 2015. Tahun 2009 di Indonesia tercatat 42.295 desa dan kelurahan (56,1%) telah memulai upaya mewujudkan Desa Siaga dan Kelurahan Siaga. Sampai dengan tahun 2010, Kota Bandar Lampung memiliki 69 Kelurahan Siaga dari 98 Kelurahan yang ada. Sampai dengan tahun 2010 seluruh Kelurahan diwilayah kerja Puskesmas Kedaton sudah menjadi Kelurahan Siaga. Kelurahan Siaga di wilayah Puskesmas Kedaton telah menjadi Kelurahan Siaga Aktif berdasarkan penilaian dari Poskeskel yang buka setiap hari. Peran kader dalam pengembangan desa siaga sangat dibutuhkan terutama dalam menggerakkan masyarakat. Bila kader memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kesehatan, kader bisa melakukan sosialisasi mengenai penanganan penyakit kepada masyarakat. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kedaton kota Bandar Lampung yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap kader dalam implementasi Kelurahan Siaga serta diketahuinya hubungan antara faktor karakteristik kader yang berhubungan dengan pengetahuan dan sikap kader dalam implementasi Kelurahan Siaga. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Sampel yang diambil adalah seluruh kader di wilayah kerja Puskesmas Kedaton. Data dikumpulkan dengan cara pengisian kuesioner dan dianalisa dengan analisa univariat dan bivariat. Hasil analisa bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara sikap responden dengan implementasi Kelurahan Siaga, serta ada hubungan yang bermakna antara lama menjadi kader dengan pengetahuan responden. Tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan kader dengan implementasi Kelurahan Siaga, serta tidak ada hubungan antara umur dan pendidikan responden dengan pengetahuan pengetahuan responden. Untuk meningkatkan sikap positif kader dalam implementasi Kelurahan Siaga, perlu ditingkatkan sosialisasi dan penyuluhan pada kader. ...... The Coverage of Active Alert Village in year 2015 is 80%. In Year 2009 in Indonesia recorded 42.295 villages (56.1%) have begun efforts to create Alert Village. Until 2010, Bandar Lampung has 69 Alert Villages of 98 villages that stand there. Until the year 2010 all areas in Puskesmas Kedaton has become the Alert Village based on the assessment of Poskeskel which is open every day. The role of cadre in the development of Alert Village is required especially to activate the society. When cadre have enough knowledge about health, they will be able to socialize the management of disease to society. The study was conducted in the working area of Puskesmas Kedaton Bandar Lampung, aims to determine the correlation between knowledge and attitudes of cadres in the implementation of the Alert Village and know the correlation between characteristics factors of the cadre that is related to knowledge and attitudes of cadres in the implementation of the Alert Village. The design of the study is a cross sectional study. The samples is all of the cadre in Puskesmas Kedaton working area. Data were collected by filling out questionnaires and analyzed with univariate and bivariate analysis. The results of bivariate analysis showed correlation between the attitudes of respondents and the implementation of the Alert Village, and significant association between long been a cadre with knowledge of respondents. There was no significant correlation between the cadre’s knowledge with the implementation of the Alert Village, and there is no correlation between age and education of respondents with knowledge of respondents. To increase the positive attitude of cadre in the implementation of Alert Village, socialization and training for cadre is need to be improved.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Handayani
Abstrak :
ABSTRAK Cakupan Desa Siaga Aktif 80% pada tahun 2015. Tahun 2009 di Indonesia tercatat 42.295 desa dan kelurahan (56,1%) telah memulai upaya mewujudkan Desa Siaga dan Kelurahan Siaga. Sampai dengan tahun 2010, Kota Bandar Lampung memiliki 69 Kelurahan Siaga dari 98 Kelurahan yang ada. Sampai dengan tahun 2010 seluruh Kelurahan diwilayah kerja Puskesmas Kedaton sudah menjadi Kelurahan Siaga. Kelurahan Siaga di wilayah Puskesmas Kedaton telah menjadi Kelurahan Siaga Aktif berdasarkan penilaian dari Poskeskel yang buka setiap hari. Peran kader dalam pengembangan desa siaga sangat dibutuhkan terutama dalam menggerakkan masyarakat. Bila kader memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kesehatan, kader bisa melakukan sosialisasi mengenai penanganan penyakit kepada masyarakat. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kedaton kota Bandar Lampung yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap kader dalam implementasi Kelurahan Siaga serta diketahuinya hubungan antara faktor karakteristik kader yang berhubungan dengan pengetahuan dan sikap kader dalam implementasi Kelurahan Siaga. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Sampel yang diambil adalah seluruh kader di wilayah kerja Puskesmas Kedaton. Data dikumpulkan dengan cara pengisian kuesioner dan dianalisa dengan analisa univariat dan bivariat. Hasil analisa bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara sikap responden dengan implementasi Kelurahan Siaga, serta ada hubungan yang bermakna antara lama menjadi kader dengan pengetahuan responden. Tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan kader dengan implementasi Kelurahan Siaga, serta tidak ada hubungan antara umur dan pendidikan responden dengan pengetahuan pengetahuan responden. Untuk meningkatkan sikap positif kader dalam implementasi Kelurahan Siaga, perlu ditingkatkan sosialisasi dan penyuluhan pada kader.
ABSTRACT The Coverage of Active Alert Village in year 2015 is 80%. In Year 2009 in Indonesia recorded 42.295 villages (56.1%) have begun efforts to create Alert Village. Until 2010, Bandar Lampung has 69 Alert Villages of 98 villages that stand there. Until the year 2010 all areas in Puskesmas Kedaton has become the Alert Village based on the assessment of Poskeskel which is open every day. The role of cadre in the development of Alert Village is required especially to activate the society. When cadre have enough knowledge about health, they will be able to socialize the management of disease to society. The study was conducted in the working area of Puskesmas Kedaton Bandar Lampung, aims to determine the correlation between knowledge and attitudes of cadres in the implementation of the Alert Village and know the correlation between characteristics factors of the cadre that is related to knowledge and attitudes of cadres in the implementation of the Alert Village. The design of the study is a cross sectional study. The samples is all of the cadre in Puskesmas Kedaton working area. Data were collected by filling out questionnaires and analyzed with univariate and bivariate analysis. The results of bivariate analysis showed correlation between the attitudes of respondents and the implementation of the Alert Village, and significant association between long been a cadre with knowledge of respondents. There was no significant correlation between the cadre?s knowledge with the implementation of the Alert Village, and there is no correlation between age and education of respondents with knowledge of respondents. To increase the positive attitude of cadre in the implementation of Alert Village, socialization and training for cadre is need to be improved.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Martha Novita Handayani
Abstrak :
ABSTRAK
Pemeriksaan dehidrogenase laktat LDH diperlukan untuk menilai integritas sel. Hasil yang tepat serta akurat diperlukan agar pemberian terapi atau monitoring pasien juga tepat. Ketepatan dan akurasi hasil pemeriksaan dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk kesalahan pra-analitik dari penggunaan alat penampung spesimen darah. Spesimen pemeriksaan aktivitas LDH yang direkomendasikan adalah plasma dari tabung dengan antikoagulan heparin. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil pengukuran pemeriksaan aktivitas LDH serum dan plasma menggunakan tiga jenis tabung penampung spesimen yaitu tabung pemisah serum yang mengandung clot activator tanpa jel pemisah, tabung pemisah plasma yang mengandung antikoagulan lithium heparin tanpa jel pemisah, serta tabung pemisah plasma yang mengandung antikoagulan lithium heparin dengan jel pemisah. Desain penelitian adalah potong lintang, dengan menggunakan 80 sampel untuk setiap jenis tabung. Pada penelitian ini, didapatkan rerata aktivitas LDH serum lebih tinggi dibandingkan plasma heparin. Aktivitas LDH pada kedua plasma heparin yang didapatkan dari tabung pemisah plasma tanpa dan dengan jel pemisah tidak memiliki perbedaan bermakna. Perbedaan bermakna secara statistik maupun klinis didapatkan antara aktivitas LDH serum dan plasma heparin dari tabung pemisah plasma tanpa/dengan jel pemisah. Oleh karena itu, serum dan plasma heparin tidak dapat saling menggantikan untuk menilai aktivitas LDH serta diperlukan suatu rentang nilai rujukan aktivitas LDH untuk plasma heparin jika ingin menggantikan serum dengan plasma heparin. ABSTRACT Lactate dehydrogenase LDH examination is done to evaluate cell integrity, where a precise and accurate result is needed in order for the patient therapy and monitoring to be appropriate. Precision and accuracy of the examination results are influenced by many factors, including pre analytical mistake from blood specimen container tube usage. The recommended specimen for LDH activity examinations are plasma from tubes containing heparin anticoagulant. This study aims to compare LDH activity results from three types of specimen container tubes, serum separator tubes containing clot activator without separator gel, plasma separator tubes containing lithium heparin anticoagulant without separator gel, and plasma separator tubes containing lithium heparin anticoagulant with gel separator. The study design is cross sectional, using 80 samples for each type of tubes. In this study, the mean of LDH activity in serum was higher than heparin plasma. LDH activities in both plasma which were obtain from plasma separating tube without and with gel separator showed no significant difference. There were statistical and clinical significance in the mean difference between serum LDH activity with heparin plasma from plasma separator tubes without and with separator gel. Therefore, serum and heparin plasma could not replace each other to measure LDH activity and required a new LDH activity references values for heparin plasma if it used to replace serum.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library