Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Noviar Andayani
Abstrak :
ABSTRAK
Di antara usaha yang dapat dilakukan antuk menjaga kelestarian suatu jenis hewan adalah melindungi hewan itu dari perburuan dan gangguan yang mungkin terjadi selama masa biaknya. Masa biak pada burung selain dapat diketahui melalui pengamatan langsung di alam, dapat pula ditentukan dengan meneliti pola pergantian bulu sayap primer pada spesimen yang ada. Dalam penelitian ini telah dilakukan pemeriksaan bulu sayap primer pada Collocalia linchi Horsfield & Moore. Setiap stadium pertumbuhan bulu diberi nilai secara numerik berdasarkan metode yang dilakukan Newton. Hasil pemeriksaan pada seluruh spesimen menunjukkan bahwa spesimen yang dikoleksi pada bulan September, Oktober, November, dan Januari cenderung mempunyai nilai pergantian bulu yang tinggi. Dengan demikian dapat diperkirakan masa biak C. linchi terjadi pada bulan-bulan tersebut dengan periode puncak terjasi pada bulan November dan Januari. Dari hasil uji regresi untuk mengetahui hubungan antara nilai pergantian bulu dan curah hujan, diperoleh kesimpulan bahwa curah hujan mempengaruhi pergantian bulu (derajat bebas = 0,05). Karena tahap akhir pergantian bulu berkaitan dengan masa biak, dapat pula disimpulkan bahwa masa biak C. linchi dipengaruhi oleh curah hujan.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noviar Andayani
Abstrak :
Di wilayah DKI Jakarta terdapat 13 sistem aliran sungai yang terdiri dari 23 sungai dan anak sungai, dimana 10 di antaranya bermuara di Teluk Jakarta. Ekosistem perairan Teluk Jakarta ini erat hubunganya dengan ekosistem perairan sungai, sejak dahulu telah dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan manusia seperti sebagai tempat penangkapan ikan bagi nelayan, media tranportasi, tempat rekreasi dan bahkan sebagai tempat akhir pembuangan limbah. Pada awalnya limbah dari kegiatan manusia yang dibuang ke perairan tidak menjadi suatu masalah karena perairan mempunyai kapasitas asimilasi untuk menampung jumlah tertentu dari limbah yang masuk. Namun permasalahan akan timbul jika jumlah limbah yang masuk terus bertambah. Kondisi ini diperburuk dengan beban pencemaran kota Jakarta beupa limbah yang berasal dari aktivitas penduduknya, industri, pertanian, peternakan dan kegiatan ekonomi lainnya yang mengakibatkan penurunan kualitas air sungai. Sebagai gambaran, melalui 13 sungai yang bermuara ke perairan Teluk Jakarta secara terus-menerus menampung limbah dari kegiatan industri di Jakarta dan sekitarnya (2000 industri) baik langsung maupun tidak langsung. Ditambah lagi kebanyakan industri tersebut belum/tidak mempunyai alat pengolahan limbah, sehingga kondisi ini menyebabkan kualitas perairan Teluk Jakarta makin lama makin memburuk. Hahkan menurut dugaan jangka panjang apabila tidak ditanggulangi akan memperburuk kualitas lingkungan dan membahayakan manusia (PPSML UI,1987). Memburuknya kualitas lingkungan Teluk Jakarta, salah satu indikasinya tampak dari tingginya kandungan Iogam berat dalam lumpur. Hasil pemantauan KPPL (1996) menunjukkan bahwa kandungan logam berat dalam sedimen lumpur, tertinggi pada perairan muara (zona D), dengan nilai kisaran kandungan (mg/kg) beberapa Iogam berat seperti: Cu: 19,98 - 157,84; Pb: 14,83 - 104,51; Cd: 0,12 - 0,46; Cr: 11,21 - 370,94; Ni 10,68 - 149,30 dan Zn: 148,20 - 1.193,65. Pengkajian terhadap keberadan dan keanekaragaman biota air dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh tingkat pencemaran terhadap kondisi biologis pada perairan muara yang telah tercemar tersebut, Lew & Kuo (1978) juga menyimpulkan bahwa pendugaan keanekaragaman suatu komunitas hewan makrobentos merupakan "alat" yang efisien dan efektif untuk melihat suatu dampak pencemaran pada perairan.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library