Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Noegroho
Jakarta: Pembangunan, 1963
310 NOE s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Noegroho
Jakarta: Pembangunan, 1962
310 NOE s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tegoeh Noegroho
Abstrak :
Penelitian dilakukan pada Februari-Desember 2012 di Kuandang, Kabupaten Gorontalo Utara. PPP Kuandang adalah pelabuhan baru yang masih membutuhkan data-data terkait sumberdaya ikan, salahsatunya adalah tenggiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek penangkapan meliputi produksi, komposisi, laju tangkap dan daerah penangkapan; aspek biologi seperti frekuensi panjang, hubungan panjang berat, faktor kondisi, panjang pertama kali tertangkap, dan kebiasaan makan; aspek biologi reproduksi meliputi: Tingkat Kematangan Gonad, Index Kematangan Gonad, perbandingan jenis kelamin, musim pemijahan, panjang pertama kali matang gonad, diameter dan jumlah telur. Metode pengukuran ikan tenggiri (Scomberomorus commerson) diambil secara acak dari hasil tangkapan purse seine dan handline. Frekuensi panjang diperoleh dengan mengelompokkan ukuran ikan dengan interval kelas 6 cm. Ikan tenggiridi Teluk Kuandang melimpah pada Mei-Juli. Distribusi frekuensi panjang pada kisaran 25-138 cm denganyang didominasi ikan tenggiri yuwana 61.2%, dan ikan dewasa 38.8%.Ukuran pertama kali tertangkap dari pajeko lampu dan pancing ulur masing-masing 64.7 cm dan 71.9 cm. Hasil uji-t terhadap nilai b hubungan panjang berat diperoleh sifat pertumbuhan ikan tenggiri pada Februari-April, Juli, Agustus, Oktober adalah isometrik; Mei-Juni alometrik negatif, September alometrik positif; dan November-Desember alometrik negatif. Ikan tenggiri di Teluk Kuandang memijah pada Mei-Juli. Perbandingan kelamin rata-rata ikan jantan dan betina adalah1,3:1. Panjang pertama kali matang gonad ikan tenggiri adalah 80.4 cm, kisaran 79.3-81.6 cm. Jumlah telur ikan tenggiri berkisar 417.360-9.476.520 butir, rata-rata 3.419.663 butir pada kisaran panjang 65-103 cm. Diameter telur pada TKG IV ditemukan pada bulan Juni, Agustus, dan November.Kebiasaan makan ikan tenggiri adalah ikan layang, teri, lemuru, petek, dan cumi-cumi. ......The study was conducted in February-December 2012 at Kuandang, North Gorontalo regency. Kuandang fishing port is a new port that still require resource data related to fish, one of them is the spanish mackerel. The purpose of this study was to determine the fishing aspects include production, catch composition, catch rates and fishing ground; biological aspects such as length frequency, length weight relationship, condition factor, length at first capture, and food habits; and an aspects of reproductive biology include: gonad maturity stage, gonadosomatic index, sex ratio, spawning season, length at first maturity, diameter and number of eggs. Methods to measurement of spanish mackerel was taken random from the catch of the purse seine and handline. Length frequencies was obtained by grouping fish by size class interval 6 cm.Spanish mackerel in the Kuandang Bay abundant in May-July. Length frequency distribution in the size range of 25-138 cm with predominantly immatureand mature 61.2% and 38.8% respectively. The result of t-test on the b value fromlength weight relationshipwas obtained that spanish mackerel growth in February to April, July, August, October was isometric; May to June was allometric negative;September was allometric positive, and November-December was allometric negative.Relative condition factor in June was lowthey have spawned. Spanish mackerel in Kuandang Bay spanedinMay-July. The ratioof male and female was1,3:1. While length at first maturity was about 80.4 cm, size range 79.3-81.6 cm. The number of spanish mackerel eggs between417.360-9.476.520 grains, the average is 3.419.663 grain, with size range between 65-103 cm. An eggs diameter of stage IV of maturity was found in June, August, and November. Food habits of spanish mackerel are scads, anchovies, clupeids, ponyfish, and squid.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T38245
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Noegroho
Abstrak :
Cadangan bijih mangan kadar rendah di Indonesia cukup besar, namun cadangan bijih mangan tersebut tidak dapat dimanfaatkan secara optimal karena rendahnya rasio Mn/Fe.Sehingga diperlukan penelitian untuk mempelajari metode benefiasi guna meningkatkan rasio Mn/Fe, menggunakan bijih mangan kadar rendah dari Kabupaten Tanggamus (MnO=15.30%, rasio=0.91) dan kabupaten Jember (MnO=28.66%, rasio=1.39) supaya bisa dijadikan bahan baku dalam pembuatan FeMn menggunakan SAF. Penelitian benefisiasi bijih mangan kadar rendah dimulai dengan melakukan fraksinasi untuk mendapatkan ukuran butir 841-420 μm, 420-250 μm dan 250-177 μm kemudian dilakukan proses pemisahan gravitasi untuk menghasilkan concentrate dan tailing yang akan digunakan sebagai bahan baku untuk reduction reduction roasting. Proses reduction roasting dilakukan dengan variasti suhu 500°C, 700°C dan 900°C serta variasi waktu reduction roasting 30, 60, 90 dan 120 menit dan kemudian dilakukan proses pemisahan secara magnetic. Material non magnetik yang menghasilkan peningkatan rasio Mn/Fe paling optimum akan dilakukan proses briketisasi untuk digunakan sebagai bahan baku pembuatan FeMn menggunakan SAF. Pengaruh variasi temperatur dan waktu reduction roasting memberikan hasil rasio Mn/Fe optimum 6.11, pada partikel non magnetik ukuran 841-420 μm dengan suhu reduction roasting 700°C selama 60 menit. Proses reduction roasting juga menyebabkan munculnya fase baru seperti Hausmanite (Mn3O4), Manganosite (MnO), Fayalite (Fe2SiO4) dan Phlogopite (KMg3(AlSi3O10(OH)2), akibat proses perubahan fase pada bijih mangan. Fase mineral tersebut muncul pada reduction roasting variasi waktu 60 menit, 90 menit dan 120 menit, serta muncul pada variasi suhu 500°C, 700°C dan 900°C. Pada pengujian dalam SAF digunakan basisitas berdasarkan stoichiometri dengan nilai 1.17, 1.32, 1.15 dan basisitas referensi hasil penelitian Bobby et al, 2015, dengan nilai 0.7. Penggunaan basisitas 0.7 menghasilkan kenaikan berat metal dan menurunkan berat terak pada saat diproses dalam SAF. Selain itu basisitas stoichiometry hanya menghasilkan ferromangan dengan Mn=35.47% dan basisitas referensi 0.7 menghasilkan Ferromangan dengan Mn=60%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan rasio menggunakan benefisiasi bisa mencapai rasio 6.11. Sedangkan proses pembuatan FeMn dengan menggunakan bijih mangan kadar rendah pada submerged arc furnace bisa menghasilkan kadar Mn 60% dengan kontrol pada basisitas untuk mengurangi volume terak, meningkatkan berat logam dan menaikkan kadar Mn. ......Low grade manganese ore reserves in Indonesia is quite large, but manganese ore reserves can not be used optimally because of the low ratio of Mn / Fe.In that case, research is needed to study the methods of benefiasiation to increase the ratio of Mn / Fe, using low grade manganese ore from Tanggamus ( MnO = 15.30% ratio = 0.91) and Jember (MnO = 28.66%, ratio = 1.39) that can be used as raw material in the manufacture of FeMn using SAF. Research for beneficiation of low grade manganese ore started by fractionation to obtain the grain size of 841-420 μm, 420-250 μm dan 250-177 μm then performed meja getar process to produce the concentrate and tailings to be used as ingredients raw for reduction roasting. Reduction roasting variety process carried out with a temperatur of 500 °C, 700 °C and 900 °C and roasting time variation of 30, 60, 90 and 120 minutes and then a magnetic separation process. Non-magnetic material that produces an increase in the most optimum ratio of Mn/Fe will be used into bricketing process as raw material for FeMn using SAF. The effect of variation of temperatur and roasting time results ratio of Mn/Fe optimum 6.11, on a non-magnetic particle size of 841-420 μm with a roasting temperature of 700 °C for 60 minutes. Roasting also cause new phase occurensces such as Hausmanite (Mn3O4), Manganosite (MnO), Fayalite (Fe2SiO4) and Phlogopite (KMg3(AlSi3O10(OH)2), due to the process of phase changes in manganese ore. Mineral mineral appeared on roasting with time variations 60 minutes, 90 minutes and 120 minutes, as well as appearing on the variation in temperatur of 500 °C, 700 °C and 900 °C. On testing in the SAF used basicity based stoichiometri with a value of 1.17, 1.32, 1.15 and reference basicity 0.7 based on the Bobby et al, 2015 reserach. Influence of basicity resulted in an increase of weight of metal and decrease the weight of slag during processing in the SAF. In addition basicity stoichiometry produces only ferromangan with Mn = 35.47% and reference basicity 0.7 generate Ferromangan with Mn = 60%. The results of this study showed that increasing the ratio of Mn/Fe using beneficiation could reach a ratio 6.11. While the process of making FeMn using low grade manganese ore at Submerged arc furnace can produce 60% Mn grade with controls on basicity to reduce the volume of slag, improve and raise the level of heavy metals Mn.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46231
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donny Ardhy Noegroho
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang karakteristik bentang lahan rawa dalam kaitannya dengan pengembangan persawahan di sekitar sungai Kumbe, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua. Pola spasial sebaran bentang lahan rawa ditelusuri melalui analisis data citra Landsat 7 tahun 2005, 2007, 2010, 2012, dan foto udara tahun 2015. Klasifikasi lahan rawa di daerah studi ditetapkan melalui observasi pasang surut sungai Kumbe dan timpang susun dengan peta ketinggian. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa lahan rawa di muara Sungai Kumbe merupakan lahan rawa air tawar yang tidak dipengaruhi oleh kondisi pasang surut. Kondisi lahan rawa pada tahun 2015 dapat di kategorikan sebagai rawa lebak dalam. Wilayah ini tersebar di bagian tengah daerah studi. Lahan rawa lebak dalam tidak dapat dikembangkan sebagai lahan persawahan namun dapat difungsikan sebagai tampungan air storage untuk kebutuhan air irigasi persawahan.
ABSTRACT
Indonesia is an agricultural country with many of natural resources land that can be used as farming. The growing population lead to high land use as both a settlement and economic activity center for urban and industrial development. The late condition can disrupt food security. Rice is a staple food for Indonesian people. Corn was staple food of the islands of Java and Madura islands are becoming obsolete. Likewise with Sago which slowly abandoned by the people of Papua. The potential landscape for rice fiel is Kumbe river in Distric Semangga, Merauke, Papua. The method to do this research is a quantitative descriptive design. The results of this study concluded that the wetlands in the Kumbe river, District Semangga fit for use as agricultural land as well as the continuation of agricultural land continued, wetlands can also be used as a raing storage or as a source of irrigation because of the nature puddle changing.
2017
T49554
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Noegroho
Abstrak :
Tesis ini membahas mengenai sejauh mana keabsahan pembuatan surat wasiat terbuka yang objeknya merupakan harta bersama yang dibuat tidak dengan persetujuan pasanganannya dan tanggung jawab notaris yang membuat akta hibah wasiat yang dibatalkan karena objeknya merupakan harta bersama yang dibuat tanpa persetujuan pasangannya. Penelitian untuk tesis ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif dengan pendekatan deduktif, dengan preposis 1 (satu) yaitu premis mayor berupa teori-teori hukum, preposisi 2 (dua) yaitu premis minor berupa analisis putusan pengadilan dan preposis 3 (tiga) yaitu konklusi atau kesimpulan. Dilatarbelakangi adanya kasus terkait notaris yang tersangkut didalam perbuatan melawan hukum karena membuat akta hibah wasiat yang lalai memperhatikan bahwa objek hibah wasiat merupakan harta bersama yang didapat selama perkawinan dan untuk pengalihan objek tersebut memerlukan persetujuan pasangannya atau kawan kawinnya. Berdasarkan hasil penelitian, notaris bertanggung jawab bila terjadi pembuatan akta hibah wasiat yang objeknya harta bersama namun dibuat tanpa persetujuan pasangannya dan tergolong sebagai perbuatan melawan hukum. Meskipun secara perdata, hibah wasiat tersebut tetap berlaku keabsahannya, karena merupakan kehendak terakhir dari pewaris. ......This thesis discusses the extent to which the validity of making an "open will" who's the object is a joint asset made not with the consent of its partner and the responsibility of a notary who makes "a will" be canceled because the object is joint property made without the partner's consent. The research for this thesis uses a normative juridical research method with a deductive approach, with preposition 1 (one) which is the major premise in the form of legal theories, preposition 2 (two), namely the minor premise in the form of court decision analysis and 3 (three) prepositions, namely conclusions. Against the background of a case related to a notary who was involved in an act against the law for making a testamentary testament deed which neglected to consider that the object of the testament is a joint asset obtained during marriage and for the transfer of the object requires the approval of his spouse. Based on the results of the study, the notary is responsible for making a testamentary deed that the object is joint property but made without the consent of their spouse and is classified as an act against the law. Even though civilly of "the will" is still valid, because it is the last will of the testator.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Setiawati Noegroho
Abstrak :
Dalam setiap proses penerjemahan selalu kita temui adanya hambatan. Salah satu penyebab adanya hambatan ini adalah sistem bahasa yang satu dengan yang lain tidak selalu sama. Hambatan dalam penerjemhaan ini dapat menyebabkan munculnya varasi padanan. Demikian pula pada proses penerjemahan preposisi di, dari BI ke BP ditemui juga variasi padanan. Variasi padanan inilah yang menyebabkan penerjemahan preposisi di ke dalam BP menarik untuk diteliti. Dalam skripsi ini diteliti padanan preposisi di yang muncul dalam BP, bagaimana probabilitasnya dan pergeseran apa saja yang terjadi. Untuk melakukan penelitian ini, data diambil dari lima buah cerita pendek BI yang telah diterjemahkan ke dalam BP. Dan sebagai dasar dari penelitian ini digunakan teori-teori dari wawasan terjemahan, yang terdiri dari teori perpadanan, pergeseran serta probabilitas; dan teori dari wawasan sintaksis, yang terdiri dari tataran sintaksis, teori mengenai preposisi dalam BI, khususnya preposisi di dan teori mengenai preposisi dalam BP. Data yang terkumpul dari lima buah cerita pendek tersebut dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu yang padanannya muncul dan yang padanannya tidak muncul. Pada kelompok preposisi yang padanannya muncul preposisi di dikelompokkan lagi berdasarkan fungsi yang dihantarkannya: fungsi keterangan tempat dan fungsi keterangan waktu. Baik pada kelompok preposisi di yang padanannya mucul maupun yang padanannya tidak muncul, data dikelompokkan lagi berdasarkan bentuknya: preposisi dasar dan preposisi turunan di. Kemudian dianalisis pula pergeseran apa saja yang terjadi. Sebagai kesimpulan dapat dikatakan bahwa munculnya variasi padanan pada preposisi dasar di disebabkan oleh konteks yang ada sebelum atau sesudah preposisi di. Pada preposisi turunan di variasi padanannya selain disebabkan oleh konteks, disebabkan pula oleh adanya sinonim dari padanan tersebut.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14495
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agoeng Pratomo Noegroho
Abstrak :
Katalitik konverter konvensional tidak dapat digunakan di Indonesia karena bahan bakar solar Indonesia mengandung sulfur dalam jumlah yang relatif besar. Sulfur dalam solar tersebut akan menyebabkan katalis mengalami deaktivasi. Keadaan tersebut mengakibatkan diperlukannya suatu pelindung bagi katalis agar dapat diterapkan pada katalitik konverter kendaraan mesin diesel. Spinel oksida ZnMn2O4 yang ditambahkan ke dalam inti katalis Cu/A1203 mampu melindungi katalis dari keracunan, karena spinel oksida ini memiliki aktivitas yang tinggi terhadap sulfur maka senyawa sulfur akan diadsorbsi lebih kuat oleh spinel dibandingkan adsorbsi oleh inti aktif Cu. Katalis Cu,ZnMn2O4/Al2O3 dipreparasi dengan metode impregnasi yang selanjutnya dikarakterisasi terhadap ikatan antara komponen penyusun katalis dan luas permukaannya. Selanjutnya katalis diuji keaktifannya dalam mengadsorbsi S02 dan dianalisis aktifitasnya dalam mengkonversi jelaga menjadi CO2 menggunakan Gas Chromathography. Dari hasil pengujian adsorbsi SO2, ditunjukkan bahwa penambahan spinel oksida ZnMn2O4 pada inti katalis Cu/A1203 akan meningkatkan laju adsorbsi awal sebesar dua kali laju adsorsbi Cu/A1203 tanpa spinel. Sedangkan untuk uji aktivitas diketahui bahwa penambahan spinel oksida akan menurunkan temperatur aktif katalis dan meningkatkan jumlah jelaga yang terkonversi. Dimana tingkat aktivitas katalis terbesar ditunjukkan secara berurut dengan CuSp15>CuSpl0>CuSp2O. Untuk memenuhi kebutuhan akan katalis yang tahan terhadap sulfur, memiliki temperatur aktif pada temperatur operasi mesin diesel dan kemampuan mengkonversi jelaga yang tinggi maka katalis Cu,ZnMn2O4/A1203 dengan loading spinel sebanyak 15 % sangat tepat digunakan sebagai katalis pada katalitik konverter kendaraan bermesin diesel di Indonesia.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49291
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Nashita Noegroho
Abstrak :
Setiap manusia berhak mendapatkan pendidikan sebagaimana sesuai dengan Pasal 26 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Pelaksanaan pendidikan sangat lekat dengan yang dinamakan literasi, sehingga akses literasi bagi setiap individu merupakan hal yang penting guna untuk mendapatkan informasi. Aksesibilitas literasi merupakan suatu hambatan bagi penyandang disabilitas netra, gangguan penglihatan, dan disabilitas dalam membaca karya cetak sehingga mengakibatkan adanya ancaman paceklik buku. Hambatan terjadi dikarenakan adanya proses hukum dalam hal hak cipta untuk memproduksi, mendistribusikan, melakukan pertukaran antar negara terhadap ciptaan literasi. Lahirnya Traktat Marrakesh bertujuan untuk mengatasi paceklik buku dengan mengatur pembatasan dan pengecualian hak cipta terhadap fasilitasi akses literasi sehingga penyandang disabilitas netra, gangguan penglihatan, dan disabilitas dalam membaca karya cetak dapat mendapatkan akses literasi dalam format yang dapat diakses tanpa melanggar hak cipta. Traktat Marrakesh diadopsi pada tanggal 27 Juni 2013 dan mulai berlaku 30 September 2016. Indonesia merupakan salah satu negara penandatangan dari Traktat Marrakesh, namun baru meratifikasi pada tahun 2020 melalui Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2020. Tepat satu tahun sebelum Indonesia meratifikasi Traktat Marrakesh, Thailand telah mengaksesi Traktat Marrakesh dengan melakukan amandemen terhadap Copyright Act BE 2537 (1994) melalui Copyright Act (No. 4) B.E. 2561 (2018). Sebagai negara anggota ASEAN, ratifikasi dan aksesi Indonesia dan Thailand terhadap Traktat Marrakesh merupakan salah satu bentuk pengimplementasian dari Deklarasi Hak Asasi Manusia ASEAN. Penelitian ini menemukan bahwa dalam pengaturan dan implementasi Traktat Marrakesh terdapat perbedaan yang cukup signifikan. Dalam segi perbandingan pengaturannya, Indonesia lebih unggul dalam menetapkan pihak-pihak yang terlibat dalam hal fasilitasi akses literasi dibanding dengan Thailand. Akan tetapi, dalam segi perbandingan implementasi, Thailand lebih unggul dalam hal pertukaran akses literasi lintas batas dibanding dengan Indonesia. ......Every human being has the right to education in accordance with Article 26 of the Universal Declaration of Human Rights. Education is closely related to what is called literacy, so access to literacy for each individual is important in order to obtain information. Literacy accessibility is an obstacle for people with visual impairments, resulting in the threat of book famine. Barriers occur due to the legal process in terms of copyright to produce, distribute, exchange between countries for literacy works. Marrakesh Treaty aims to overcome book famine by regulating copyright restrictions and exceptions to facilitate access to literacy so that people with visual impairments can get access to literacy in accessible formats without violating copyright. Marrakesh Treaty was adopted on June 27, 2013 and entered into force on September 30, 2016. Indonesia is one of the signatory countries of the Marrakesh Treaty, but only ratified it in 2020 through Presidential Regulation Number 1 of 2020. Exactly one year before Indonesia ratified the Marrakesh Treaty, Thailand had acceded to the Marrakesh Treaty by amending the Copyright Act BE 2537 (1994) through Copyright Act (No. 4) B.E. 2561 (2018). As ASEAN member countries, the ratification and accession of Indonesia and Thailand to Marrakesh Treaty is a form of implementation of ASEAN Declaration of Human Rights. This study found that there are significant differences in the regulation and implementation of the Marrakesh Treaty. In terms of regulatory comparison, Indonesia is superior in determining the parties involved in facilitating access to literacy compared to Thailand. However, in terms of implementation comparison, Thailand is superior in terms of cross-border literacy access exchange compared to Indonesia.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Sekarayu Putri Noegroho
Abstrak :
Lindi yang tidak diolah dengan baik dapat memengaruhi kualitas air di sekitarnya. Meskipun sudah ada baku mutu lingkungan, namun pemantauan parameter fisika dan kimia saja belum cukup karena tidak menunjukkan dampaknya pada organisme di lingkungan sekalipun sudah sesuai standar kualitas lingkungan yang telah ditetapkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis toksisitas air serta korelasinya dengan faktor parameter air di lingkungan TPST Bantargebang meliputi efluen IPAS 3, air Sungai Asem, dan air tanah di area sekitar TPST. Penelitian ini dilakukan dengan menguji kadar parameter pH, COD, TDS, konduktivitas, ammonia, dan dilanjutkan dengan uji toksisitas menggunakan metode The Whole Effluent Toxicity pada Daphnia magna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa air Sungai Asem Titik Pantau 3 memiliki nilai toksisitas tertinggi dan terendah berada pada air tanah Perumahan 1 dengan nilai LC50 dan TU sebesar (8,646%; 11,566) dan (115,793%; 0,864). Hasil uji toksisitas menunjukkan bahwa perairan di sekitar TPST Bantargebang melebihi nilai yang diizinkan oleh USEPA (TU 0,3) dan sudah dalam kondisi toksik dengan rentang Slight Accute Toxicity (Class II) sampai High Acute Toxicity (Class IV). Tingkat toksisitas secara signifikan berkorelasi kuat (r > 0,75, p < 0,05) serta memiliki hubungan berbanding terbalik dengan pH, COD, TDS, konduktivitas, dan ammonia. Dengan demikian, diharapkan pihak TPST Bantargebang melakukan pemantauan toksisitas untuk lindi dan perairan di sekitarnya dengan interval waktu setidaknya setiap satu tahun atau dua tahun sekali. ......Untreated leachate can adversely affect the water quality in its surrounding area. Although there are environmental quality standards, monitoring only the physical and chemical parameters is insufficient as it does not indicate the impact on organisms in the environment, even if it complies with the established environmental quality standards. This study aims to analyze the toxicity of water and its correlation with water parameter factors in the Bantargebang landfill environment, including IPAS 3 effluent, Asem River water, and groundwater in the area around the landfill. This research was conducted by testing the levels of pH, COD, TDS, conductivity, ammonia, and continued with a toxicity test using the Whole Effluent Toxicity method on Daphnia magna. The result of this study indicates that Asem River at Monitoring Point 3 has the highest toxicity value, while the lowest toxicity is found in the groundwater of Perumahan 1 with LC50 and TU values of (8.646%; 11.566) and (115.793%; 0.864) respectively. The toxicity tests show that the water surrounding Bantargebang landfill exceeds the permissible value set by the USEPA (TU 0.3) and is already in a toxic condition, ranging from Slight Acute Toxicity (Class II) to High Acute Toxicity (Class IV). The toxicity level has a strong significant correlation (r > 0.75, p < 0.05) and an inverse relationship with pH, COD, TDS, conductivity, and ammonia. Therefore, it is expected that Bantargebang landfill authorities will monitor the toxicity of leachate and the surrounding water at least once or twice a year.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library