Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nisa Maryati
"Penggunaan ponsel pintar berlebihan dapat menyebabkan Phantom Vibration Syndrome sehingga memicu masalah kesehatan jiwa seperti kecemasan dan interaksi sosial pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan Phantom Vibration Syndrome dengan tingkat kecemasan dan interaksi sosial remaja. Desain penelitian menggunakan deskriptif korelasi bersifat cross-sectional dengan 64 mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia angkatan 2019 yang dipilih melalui teknik Simple Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan online dengan instrumen penelitian Phantom Vibration Syndrome, Hamilton Anxiety Rating Scale, dan interaksi sosial. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan ada hubungan antara Phantom Vibration Syndrome dengan tingkat kecemasan (p=0,015), sedangkan uji Chi-Square juga menunjukkan ada hubungan antara Phantom Vibration Syndrome dengan interaksi sosial (p=0,026). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Phantom Vibration Syndrome berhubungan dengan tingkat kecemasan dan interaksi sosial. Phantom Vibration Syndrome dapat dicegah dengan membatasi penggunaan ponsel dan jika sudah terjadi kecemasan dapat dilakukan teknik relaksasi dan melakukan belajar secara berkelompok untuk meningkatkan interaksi sosial remaja.

The excessive use of smartphones can cause Phantom Vibration Syndrome that triggers mental health problems such as anxiety and social interaction issue. This study was conducted to identify the relationship between Phantom Vibration Syndrome with anxiety levels and social interaction in adolescents. Descriptive correlative with cross-sectional study used with 64 students of the Faculty of Nursing at the University of Indonesia batch 2019 through Simple Random Sampling. The data were collected online by using three instruments, including Phantom Vibration Syndrome, Hamilton Anxiety Rating Scale, and social interaction. This study was found that Phantom Vibration Syndrome associated with anxiety and social interaction. Spearman correlation test showed a relationship between Phantom Vibration Syndrome and anxiety level (p=0.015). Meanwhile, chi-Square test also found a relationship between Phantom Vibration Syndrome and social interaction (p=0.026). Phantom Vibration Syndrome can be prevented by limiting smartphone usage. If anxiety has occurred, relaxation techniques can be used and group study can be useful to improve adolescent social interaction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Maryati
"COVID-19 merupakan penyakit menular yang mengganggu saluran pernapasan akibat adanya virus SARS Cov-2. Gejala yang paling umum yaitu demam, batuk kering, dan kelelahan. Demam merupakan satu-satunya manifestasi COVID-19 yang paling sering dilaporkan dalam skrining COVID-19. Demam atau adanya peningkatan suhu tubuh yang terjadi pada balita dapat berbahaya dan memengaruhi fungsi fisiologis organnya. Demam ini juga terjadi pada bayi Ny.L dengan demam tertinggi 39.6°C. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk melihat keefektifan aplikasi tepid water sponge untuk menurunkan suhu tubuh bayi terkonfirmasi COVID-19. Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk membantu pasien menurunkan suhu tubuhnya adalah dengan memberikan terapi tepid water sponge. Hasil pengecekan suhu tubuh sesaat setelah dilakukan tepid water sponge suhu tubuh menurun sebesar 0.1°C dari 38.5°C menjadi 38.4°C. Adapun terapi kolaborasi dengan pemberian antipiretik sehingga perpaduan antara tepid water sponge dengan pemberian antipiretik memberikan hasil yang signifikan yaitu suhu bayi menjadi 37.4°C. Pemberian terapi tepid water sponge dan antipiretik merupakan kolaborasi yang cukup baik dalam penurunan suhu tubuh. Akan tetapi, pemberian antipiretik ini akan menjadi lebih efektif apabila diberikan sebelum atau bersamaan dengan terapi tepid water sponge.

COVID-19 is an infectious disease that interferes with the respiratory tract due to the SARS Cov-2 virus. The most common symptoms are fever, dry cough, and fatigue. Fever is the single most frequently reported manifestation of COVID-19 in COVID-19 screening. Fever or an increase in body temperature that occurs in toddlers can be dangerous and affect the physiological functions of their organs. This fever also occurred in Mrs. L's baby with the highest fever of 39.6°C. The purpose of this paper is to see the effectiveness of the Tepid Water Sponge application for lowering the body temperature of infants with confirmed COVID-19. Nursing interventions that are carried out to help patients reduce their body temperature are by providing tepid water sponge therapy. The results of checking body temperature immediately after the tepid water sponge decreased the body temperature by 0.1°C from 38.5°C to 38.4°C. The collaboration therapy with the provision of antipyretics so that the combination of the tepid water sponge with the administration of antipyretics gives significant results, namely the baby's temperature is 37.4°C. Therefore, the administration of tepid water sponge and antipyretic therapy is a good collaboration in reducing body temperature. However, the administration of this antipyretic will be more effective if it is given before or at the same time as the tepid water sponge therapy. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library