Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nindya Kirana
"ABSTRAK
Fenomena seorang opinion leaders yang namanya meledak di masyarakat pada tahun 2015, Karin Novilda, adalah fenomena yang mudah dijumpai dalam masayarakat sekarang. Sebagai masyarakat generasi Z, Karin Novilda mampu menyatakan ekspresinya dengan mudah dengan bantuan media sosial seperti Instagram dan Youtube. Dengan membentuk personal branding yang tepat, ia berhasil memanjat kelas sosial hingga menjadi seorang opinion leaders dan mendapatkan audiens yang menjanjikan. Dengan begitu, seseorang dapat dipercaya untuk mengiklankan suatu produk. Pekerjaan ini seringkali disebut sebagai celebrity endorser. Menjadi seorang opinion leaders membuat dirinya memiliki audiens yang mendukung serta tidak mendukung. Netizen yang memiliki kecenderungan tidak mendukung ini kerap disebut haters, dan para haters ini seringkali memberikan opini pedas yang bukan tidak mungkin dapat membuat seorang Karin Novilda mengalami ketidaknyamanan atas perilakunya yang dikritik pedas. Untuk terus menciptakan karyanya secara konsisten, Karin Novilda perlu mengurangi ketidaknyamanan tersebut. Tulisan ini akan melihat fenomena yang dialami Karin Novilda dalam sudut pandang ilmu komunikasi, khususnya teori disonansi kognitif dengan menggunakan konten-konten yang diunggah Karin Novilda pada media sosialnya sebagai medium acuan.

ABSTRACT
Karin Novilda, an opinion leaders who become a phenomenon in 2015, is a common phenomenon which easily to find everyday. As a Z generation, Karin Novilda could express her expressiveness easily by the help of a social media such as Instagram and Youtube. By forming a proper personal branding, she succeed to climbing the social status and become an opinion leaders with promising audience. By that way, someone can be trusted to advertise a product. This kind of job frequently recognize as a celebrity endorser. Being an opinion leaders means have a supporting and opposing audience. The netizens who does not support or opposing the public figure often recognize as haters, and this kind of haters oftenly giving a harsh opinion and made Karin Novilda feel uncomfortable with her behaviour. To continue creating her work consistenly, Karin Novilda needs to reduce her uncomfortable feeling. This paper analyze the phenomenon experienced by Karin Novilda in communication theory point of view, cognitive dissonance theory in particular, using the uploaded content by Karin Novilda herself on her social media as the medium or reference."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Made Nindya Kirana
"Jumlah pengguna kendaraan yang tinggi di Indonesia, terutama sepeda motor, mengakibatkan jumlah konsumsi bahan bakar yang selalu lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan produksi minyak mentah dalam negeri saat ini. Pemerintah Indonesia pun telah mendorong penggunaan kendaraan listrik untuk mengurangi polusi dan konsumsi energi dengan merumuskan regulasi. Namun, minat masyarakat yang rendah mengakibatkan jumlah pengguna masih jauh di bawah target. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan sepeda motor listrik di Indonesia. Model UTAUT2 digunakan dalam penelitian ini dengan menganalisis faktor performance expectancy, effort expectancy, hedonic motivation, price value, habit, dan social influence, dan mempertimbangkan faktor environmental concern, infrastructure readiness, dan government policies sebagai kondisi yang memfasilitasi penerimaan pengguna. Penelitian ini menggunakan PLS-SEM untuk menganalisis hubungan antara berbagai konstruk dan variabel moderator dengan data yang dikumpulkan melalui kuesioner kepada pengguna sepeda motor konvensional di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa attitude toward use, social influence, dan facilitating conditions secara positif mempengaruhi penerimaan pengguna terhadap sepeda motor listrik. Attitude toward use dipengaruhi oleh performance expectancy, effort expectancy, hedonic motivation, and price value. Facilitating conditions dipengaruhi oleh environmental concern, infrastructure readiness, dan government policies. Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi produsen maupun pemerintah untuk meningkatkan kualitas kendaraan, pelayanan, dan regulasi.

The high number of vehicle usage in Indonesia, especially motorcycles, has resulted in high gasoline consumption which is higher than current fuel production. Indonesia’s government has been pushing for electric vehicle usage to reduce pollution and energy consumption by formulating regulations. However, the low public interest has resulted in the number of users still below the target. This study aims to analyze factors that affect the acceptance of electric motorcycles in Indonesia. UTAUT2 model was used in this study. It considered performance expectancy, effort expectancy, hedonic motivation, price value, habit, and social influence, combined with environmental concern, infrastructure readiness, and government policies as facilitating condition. This research uses PLS-SEM to analyze the relationship among various constructs and moderating variables using data collected by questionnaire to current conventional motorcycle users in Indonesia. The results indicates that attitude toward use, social influence, and facilitating conditions positively affect the user acceptance of electric motorcycle. Attitude toward use is influenced by performance expectancy, effort expectancy, hedonic motivation, and price value. Facilitating conditions is influenced by environmental concern, infrastructure readiness, and government policies. The results of this research can be a source of information for electric motorcycles manufacturers and policymakers to improve transportation quality, services, and regulations."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azzahra Istigfara Nindya Kirana
"Propolis merupakan zat resin yang diproduksi oleh lebah tak bersengat yang memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan. Salah satu manfaat yang dimiliki oleh propolis adalah antikanker. Aktivitas antikanker yang dimiliki oleh propolis diduga berasal dari kandungan yang dimilikinya, terutama senyawa fenol maupun flavonoid. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dua ekstrak etanol propolis dari lebah Homotrigona fimbriata dan Tetragonula biroi terkait aktivitasnya sebagai antikanker terhadap sel HepG2. Di samping itu, dilakukan pula penetapan kadar fenol total serta kadar flavonoid total. Kedua propolis diekstraksi secara maserasi kinetik menggunakan pelarut etanol. Ekstrak yang diperoleh kemudian digunakan untuk penetapan kadar fenol melalui metode Folin-Ciocalteu dengan standar asam galat serta penetapan kadar flavonoid melalui metode kolorimetri AlCl3 menggunakan standar kuersetin. Uji antikanker dilakukan melalui uji MTT terhadap sel HepG2 untuk memperoleh nilai IC50. Dari hasil analisis, ditetapkan kadar fenol total untuk Homotrigona fimbriata sebesar 29,87 mgEAG/g dan untuk kadar flavonoid total sebesar 2,31 mgEK/g. Kadar fenol total Tetragonula biroi menunjukkan hasil sebesar 12,26 mgEAG/g dan kadar flavonoid 1,09 mgEK/g. Pada uji MTT diperoleh nilai IC50 Homotrigona fimbriata sebesar 2613,39 µg/mL dan Tetragonula biroi 4015,71 µg/mL. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol propolis Homotrigona fimbriata dan Tetragonula biroi tidak aktif sebagai antikanker terhadap sel HepG2.

Propolis is a natural resinous mixture produced by stingless bees which propolis itself has various health benefits. An example of benefit that handed by propolis is anticancer. This anticancer activity suspected derive from its compounds, particularly phenolics and flavonoids. This research aimed to examine two ethanolic extracts of propolis that are collected from Homotrigona fimbriata and Tetragonula biroi related to their activity as anticancer agent towards HepG2 cell line. Besides that, determination of total phenolic content and total flavonoid content were observed too. The extraction of both propolis were performed by kinetic maceration using ethanol as solvent. The extracts then used to determine total phenolic content through Folin-Ciocalteu method using gallic acid as standard also determine total flavonoid content which carried out using AlCl3 colorimetric method with quercetin as standard. The anticancer activity test was done using MTT assay towards HepG2 cells to obtain IC50 value. From the analysis results, it was established that total phenolic level of Homotrigona fimbriata was 29,87 mgGAE/g and result for total flavonoid content was 2,31 mgQE/g. The result of determining total phenolic content from Tetragonula biroi was 12,26 mgGAE/g and the total flavonoid level was 1,09 mgQE/g. In MTT assay, the IC50 value for Homotrigona fimbriata was 2613,39 µg/mL and for Tetragonula biroi was 4015,71 µg/mL. Thus, it may be concluded that ethanolic extract of propolis collected from Homotrigona fimbriata and Tetragonula biroi are not active as anticancer agent against HepG2 cell line."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library