Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nindya Anggarini
Abstrak :
ABSTRAK
Bangsa Indonesia adalah bangsa dengan beraneka ragam suku bangsa dengan berbagai macam adat-istiadatnya, dan tidak hanya suku bangsa Pribumi saja, namun banyak pula kaum pendatang dari luar (non pribumi) yang kemudian menetap di Indonesia. Salah satu kaum pendatang yang jumlahnya cukup besar adalah golongan Cina, yang kemudian menjadi Warga negara Indonesia Keturunan Cina. Masyarakat golongan Cina ini hidup bersama-sama dengan masyarakat pribumi. Adanya perbedaan latar belakang budaya menyebabkan timbulnya masalah dalam penyesuaian satu sama lain. Golongan Pribumi, dimana leluhurnya merupakan masyarakat agraris, lebih bersifat feodal dan idealis, mereka memiliki rasa gotong-royong dan kebersamaan serta rasa toleransi yang tinggi dan juga memiliki sifat yang kurang ulet dan kurang pandai berdagang. Sedangkan golongan Non pribumi (Cina) adalah orang yang ulet dan tekun, lebih suka menyatu dengan golongannya dan menganggap dirinya superior dibandmg orang di luar golongannya. Perbedaan inilah yang kemudian menimbulkan konflik-konflik diantara kedua golongan. Kesenjangan sosial mulai tampak, dimana golongan Non pribumi lebih menguasai bidang perekonomian negara dibandingkan golongan pribumi. Konflik-konflik yang timbul ini kemudian juga mengarah pada adanya prasangka yang negatif dimana akan menjadi penghambat untuk proses pembauran. Beberapa cara untuk dapat mengurangi konflikkonflik tersebut adalah diadakannya kontak dan kerjasama antara kedua golongan. Pandangan atau penilaian individu terhadap kontak dan kerjasama dapat mempengaruhi kecenderungan tingkah laku individu tersebut. Sikap individu terhadap kontak-kkerjasama dapat dipengaruhi adanya latar belakang budaya yang berbeda atau adanya prasangka. Berdasarkan latar belakang ini maka permasalahan yang akan diteliti adalah: Bagaimanakah prasangka dan sikap terhadap kontak-kerjasama antara golongan pribumi dan golongan non pribumi yang memiliki latar belakang budaya berbeda.Prasangka adalah sikap dari seseorang atau sekolompok orang tentang kelompok lain yang berupa peniiaian yang bersifat negatif (Watson, 1984). Beberapa cara untuk dapat mengurangi konflik atau prasangka adalah dengan mengadakan kontak dan kerjasama antara kedua golongan (Myers, 1991). Kontak sosial oleh Suwarsih Warnaen (1979) didefinisikan sebagai kontak sosial antar kelompok etnik yang bisa melalui pertemuan langsung, melalui berita dan bisa juga melalui kehadiran di tempat. Sedangkan Kerjasama menurut Worchel (1988) adalah suatu bentuk kerjasama dimana kelompok akan memberikan perhatian yang lebih pada penyelesaian masalah daripada terhadap konflik yang ada. Baron (1994) mengatakan dalam kondisi kerjasama, kelompok mempunyai tujuan yang sama dan memiliki harapan dapat membagi basil secara adil. Kontak yang terjadi antara dua kelompok akan menjadi lebih menguntungkan apabila diantara mereka juga terjadi kerjasama untuk mencapai suatu tujuan (Myers, 1991). Sikap terhadap kontak-kerjasama adalah bagaimana peniiaian individu terhadap kontak dan kerjasama dengan golongan lain. Menurut Feldman (1985), obyek sikap tidak hanya ditujukan pada benda atau kelompok, tetapi juga tingkah laku. Subyek dari penelitian ini adalah siswa SMU golongan Pribumi dan golongan Cina. Dimana yang diperoleh dari SMU yang memiliki siswa mayoritas golongan Pribumi dan minoritas golongan Cina serta dari SMU yang memiliki siswa mayoritas golongan Cina dan minoritas golongan Pribumi. Golongan pribumi ini diwakilik oleh 4 suku bangsa terbesar di Indonesia yaitu suku bangsa Jawa, Sunda, Batak dan Minang. Jenis dari penelitian ini adalah penelitian Deskriptif, dimana peneliti ingin melihat bagaimana gambaran individu tentang obyek/gejala tertentu. Dalam penelitian ini menggunakan dua kuesioner untuk mengumpulkan data yaitu yaitu Skala jarak sosial dari Bogardus untuk mengukur Prasangka dan Skala Sikap terhadap Kontak-Kerjasama. Untuk menghindari anggapan- anggapan tertentu, maka penamaan golongan pribumi dan golongan non pribumi pada kuesioner ditiadakan dan diganti dengan suku bangsa Jawa, Batak, Sunda dan Minang sebagai golongan pribumi dan Cina sebagai golongan non pribumi. Perhitungan analisis dari data yang diperoleh menggunakan Koefisen Konkordansi Kendal untuk mengukur keseragaman prasangka dan analisis kualitatif untuk mengukur prasangka serta perhitungan mean dan .t-test untuk mengukur sikap terhadap Kontak dan kerjasama. Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian ini adalah pada siswa pribumi secara keseluruhan memiliki prasangka tinggi dan lebih menolak golongan Cina. Begitupula jika dalam kondisi mayoritas dan minoritas. Siswa pribumi secara keseluruhan juga memiliki sikap terhadap kontak-kerjasama yang negatif dengan golongan Cina, namun jika dalam kondisimayoritas-minoritas, siswa minoritas pribumi memiliki sikap yang lebih positif pada golongan Cina dibandingkan siswa mayoritas pribumi. Sedangkan subyek siswa golongan Cina secara keseiuruhan memiliki prasangka tinggi dan lebih menolak suku bangsa Batak dan suku bangsa Minang, begitupula jika dalam kondisi mayoritas-minoritas. Siswa Cina secara keseiuruhan memiliki sikap terhadap kontak-kerjasama dengan suku bangsa Jawa yang negatif, namun jika dalam kondisi mayoritas-minoritas, terdapat perbedaan yang sigiiifikan pada sikap terhadap kontak-kerjasama dengan suku bangsa Minang, dimana siswa minoritas Cina lebih bersikap negatif dibandingkan siswa mayoritas Cina. Dari hasil yang tampaknya tidak menguntungkan bagi usaha integrasi bangsa, maka diperlukan upaya untuk memperbaiki kondisi tersebut seperti meningkatkan kualitas dan kuantitas kontak, memberikan kesempatan pada kedua golongan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat kerjasama, serta keterbukaan pada bidang pendidikan dan bidang pekerjaan di masyarakat untuk semua golongan.
1996
S2687
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library