Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nia Suryani
Abstrak :
Ancaman punahnya budaya Betawi memang tak dapat dipungkiri lagi. Tak heran makin banyaknya komunitas yang berdiri untuk melestarikan budaya dari etnis yang sebenarnya belum dapat dikatakan sebagai etnis yang mapan dan stabil ini. Kegiatan pelestarian ini pun tak urung dari tujuan mencari sumber penghidupan bagi sang pelestari. Seperti dalam penjelasan sebelumnya, kegiatan pelestarian ini dapat kita golongkan dalam tindakan konsumsi tradisi karena dikemas sebagai sebuah performance dalam fenomena the end of tradition. Namun jika ditilik dari sudut pandang yang lain, performance hadir saat budaya dikemas untuk disesuaikan dengan keadaan zaman dan pengaruh globalisasi agar lebih dapat diterima dan dikenal oleh berbagai kalangan dan generasi. Dan saat performance ini dapat menghasilkan keuntungan baik bersifat moril dan materil ini hanya berupa nilai tambah dan motivasi bagi masyarakat yang melestarikannya. Untuk melestarikan budaya secara berkelanjutan dibutuhkan ruang bagi budaya itu untuk dapat terus hidup dan berkembang. Ruang ini hadir untuk mengakomodasi semua aktor yang terlibat dalam kegiatan pelestarian baik penduduk, komunitas pelestari, komunitas pencinta betawi, maupun pengunjung sebagai aktor publik yang harus juga diwadahi kebutuhan ruangnya dalam berekspresi menyelami setiap kegiatan budaya yang akan disuguhkan. Performance dihadirkan sebagai metode untuk dapat menghadirkan citra kawasan sebagai kawasan preservasi budaya Betawi. ...... Threat of extinction of the Betawi culture is undeniable. It is unsurprising that more and more communities try to preserve this unestablished culture. The purpose of this preservative action was not only for the culture itself but also for the preservation activist as a source of income. As explained previously, this preservative action can be classified as an action of consuming the tradition because it was wrapped as a performance in the end of tradition phenomena. On the other perspective, performance presents when the culture is wrapped, meet and then adapted to this era and globalization so it becomes acceptable to anyone and all generations today. When performance starts to gain not only material but also moral, it is transcended to be an added value and is able to motivate the community to do a livelier and more active preservation. To maintain the sustainability of this preservative action is to accommodate its need of space so it may continue to lives and evolves. This space presents as a medium that accomodate every actor involved in the preserving action such as the inhabitants, preservation community, Betawi culture’s community, as well as the visitors to express themselves and dive into the soul of the culture. Performance presents as method to emerge the image of the district as a Betawi culture’s preservation district.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35266
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Suryani
Abstrak :
Pasar temporer hadir melalui tindakan klaim terhadap suatu ruang dan hanya dalam kurun waktu tertentu. Sekelompok manusia melihat dan memahami potensi dari pasar temporer karena aktivitas yang terjadi dalam ruang yang terokupasi. Ruang dimaknai sebagai sesuatu yang dapat dimodifikasi dan dibangun sehingga memberikan makna bagi masyarakat tersebut. Pola-pola yang diaplikasikan dalam bentukan baru dari pasar temporer terdiri dari suatu konfigurasi ruang yang saling terkait satu sama lain sehingga mendorong para aktornya membentuk jaringan sosial dan melahirkan susunan ruang-ruang. Ruang tersebut menunjukkan fungsinya sebagai lapak yang dimaknai sebagai shelter bagi aktor yang terlibat di dalam kegiatan pasar temporer. ......Temporary market comes through an act above a space in a particular time. Society sees and gets the potential of temporary market. It is caused by the activities happen inside the occupant space. This space is understood as something that can be modified and built. So that we can give a new perspective in that society. Those pattern that applied in a new form of temporary market divide into configuration of space that connected to each other. So, its stimulates the actors beyond to form social networks and borns the order of space. That space shows its functions as lapak is which is known as shelter for actors inside temporary market.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42230
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library