Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Ni Putu Pristi Wisuantari
"
ABSTRAKKonsumsi minuman berpemanis telah menjadi tren asupan sehari-hari, khususnya pada kelompok usia remaja di Indonesia. Hal ini menjadi urgensi mengingat konsumsi minuman berpemanis secara berlebih dapat berdampak pada kesehatan. Hasil studi baseline yang dilakukan oleh penulis pada siswa usia 12 s.d. 15 tahun di SMP N X Jakarta menujukkan bahwa sejumlah 68% siswa mengonsumsi minuman berpemanis lebih dari sama dengan 1 botol/kaleng per hari dan rata-rata pengetahuan siswa tidak mencapai setengah dari total jawaban benar. Hal ini mendorong penulis untuk mengembangkan sebuah program literasi kesehatan dalam upaya mengurangi perilaku konsumsi minuman tersebut. Desain studi penelitian ini menggunakan pendekatan kuasi eksperimental. Dalam implementasinya, pelaksanaan program dilakukan dalam 2 periode, di mana pada periode I kelompok intervensi memperoleh literasi kesehatan tentang minuman berpemanis dan kelompok kontrol memperoleh literasi komunikasi efektif. Evaluasi hanya dilakukan pada periode I, sementara pada periode II partisipan hanya memperoleh modul sebaliknya. Perubahan perilaku diukur menggunakan kuesioner. Hasil analisis menunjukkan bahwa literasi kesehatan efektif untuk mengurangi perilaku konsumsi minuman berpemanis dan meningkatkan pengetahuan gizi, sikap, norma subjektif, serta intensi dalam mengurangi perilaku tersebut"
2019
T53148
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ni Putu Pristi Wisuantari
"Rendahnya tingkat kebugaran pada anak-anak dan remaja akan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat kebugaran pada anak-anak dan remaja masih tergolong rendah dan belum ada standar model prediksi dalam menentukan status kebugaran berdasarkan nilai VO2max di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk membentuk model prediksi kebugaran (nilai VO2max) untuk anak usia 9-11 tahun pada siswa SD terpilih di wilayah Jakarta Timur. Desain studi penelitian ini adalah cross-sectional dengan variabel dependen yaitu kebugaran dan variabel independen yaitu jenis kelamin, asupan zat gizi, status gizi, dan aktivitas fisik. Penelitian dengan menggunakan tes 20m shuttle run melibatkan 118 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai VO2max pada SD 1 (39.99 ml/kg/menit) lebih rendah dibandingkan SD 2 (41.49 ml/kg/menit). Terdapat perbedaan tingkat kebugaran yang signifikan antar jenis kelamin dan hubungan bermakna antara asupan zat gizi (energi, protein, karbohidrat, vitamin B1, zat besi), status gizi (IMT/U), dan aktivitas fisik dengan kebugaran. Hasil analisis multiregresi menunjukkan bahwa variabel jenis kelamin dan status gizi (IMT/U) merupakan prediktor dominan dengan dikontrol oleh interaksi antara kedua variabel tersebut. Untuk mencapai status kebugaran yang baik diperlukan asupan zat gizi yang cukup, status gizi yang baik dan aktivitas fisik yang teratur.
Low levels of fitness in children and adolescents are at increased risk of cardiovascular disease. Some studies suggest that fitness levels in children and adolescents was still relatively low and there is no standard model of prediction in determining the fitness status based on VO2max in Indonesia. The primary purpose of this study was to develop fitness (VO2max) prediction model for 9-11 years in selected elementary student in East Jakarta. This study used cross-sectional design, variable of dependent was fitness and variable of independent was sex, nutritional intake, nutritional status, and physical activity. The fitness test measured by 20m shuttle run test. The sample was 118 students. The mean value of VO2max was higher in SD 2 than SD 1 (SD 2 = 41.49 ml/kg/min; SD 1 = 39.99 ml/kg/min). In bivariat analysis, there was a differences fitness between male and female, which is male was more fit than female. Than nutritional intake (energy, protein, carbohydrate, thiamin, and iron), nutritional status (BMI/A), and physical activity was significantly related to fitness (VO2max). Result of multiple regression analysis showed that variable sex and nutritional status was the dominant predictor controlled by the interaction between the two variable. Adequate intake, good nutritional status (BMI/A), and increase physical activity are required to improve fitness level."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47502
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library