Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Neni Junaeni
"Hemodialisis merupakan terapi pengganti fungsi ginjal terbanyak yang dijalani pasien gagal ginjal tahap akhir. Pasien yang menjalani terapi hemodialisis rutin seringkali memiliki kualitas tidur yang buruk. Kualitas tidur yang buruk pada pasien hemodialisis dapat menurunkan kualitas hidup, meningkatkan penyakit autoimun, infeksi dan risiko kardiovaskular yang pada akhirnya dapat juga meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Keluhan tidur pada pasien hemodialisis diduga karena efek dari hemodialisis dan progresifitas penyakit gagal ginjal itu sendiri. Terapi untuk mengatasi gangguan tidur dilakukan dengan metode sleep hygiene. Sleep hygiene merupakan modifikasi perilaku kesehatan atau membangun kebiasaan sebelum tidur yang mencakup aktivitas, waktu tidur dan lingkungan yang tenang dengan tujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas tidur. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan sleep hygiene dengan kualitas tidur pada pasien hemodialisis. Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan consecutive sampling terhadap 106 responden yang menjalani hemodialisis rutin di Unit HD PJT RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan (p<0,05) antara sleep hygiene dengan kualitas tidur (p=0,046). Perawat perlu mengajarkan intervensi sleep hygiene secara terprogram beserta evaluasinya untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas tidur yang baik pada pasien hemodialisis.
Hemodialysis is the most common renal replacement therapy for end stage renal disease patients. These patients who undergoing regular hemodialysis often experience a poor of sleep quality. Poor sleep quality can reduce their quality of life, since increasing autoimmune diseases, infections and cardiovascular risks, ultimately can also increase morbidity and mortality. Sleep complaints in hemodialysis patients are thought to be due to the effects of hemodialysis and the progression of kidney failure itself. Therapy to treat sleep disorders is carried out using the sleep hygiene method. Sleep hygiene is a modification of health behavior or building habits before sleeping that include activities, sleep time and a calm environment to increase the quantity and quality of sleep. This study aims to identify the relationship between sleep hygiene and sleep quality in hemodialysis patients. The research design used is cross sectional with a consecutive sampling of 106 respondents undergoing regular hemodialysis at the PJT HD Unit, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Based on the research results, it shows that there was a significant relationship (p<0.05) between sleep hygiene and sleep quality (p=0,046). Therefore, nurses need to carry out and teach the patients sleep hygiene interventions and their evaluation to improve and maintain a good sleep quality in hemodialysis patients. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Neni Junaeni
"Hipertensi masih menjadi masalah utama di masyarakat Indonesia. Faktor risiko yang mempengaruhi peningkatan tekanan darah adalah gaya hidup tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan stres. Upaya pengendalian tekanan darah dapat dilakukan secara non-farmakologis dengan menerapkan teknik relaksasi terapi musik. Metode yang digunakan adalah asuhan keperawatan keluarga dan analisis kasus mulai dari tahap pengkajian sampai dengan tahap evaluasi. Evaluasi tindakan dilihat dari pemenuhan lima tugas kesehatan keluarga menurut Friedman, di dalam teori keperawatan keluarga. Berdasarkan hasil pengkajian pada keluarga Ibu E, didapat masalah kesehatan terjadi pada Ibu E yang memiliki penyakit hipertensi sejak 2021 dan tidak rutin minum obat. Kebiasaan makan pada Ibu E masih suka makan makanan yang berlemak, bersantan, dan asin-asin. Masalah keperawatan utama yang muncul adalah manajemen kesehatan diri tidak efektif. Sebelum dilakukan intervensi, tekanan darah Ibu E 150/100 mmHg dan setelah dilakukan intervensi dengan penerapan terapi musik selama 6 kali, tekanan darah Ibu E mengalami penurunan dengan dibuktikan dari hasil pengukuran tekanan darah pada hari keenam pemberian intervensi tekanan darah menjadi 114/76 mmHg dan rata-rata penurunan tekanan darah sistolik sebesar 9.50 mmHg dan diastolik sebesar 6.67 mmHg. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan tekanan darah setelah penerapan intervensi terapi musik. Teknik relaksasi terapi musik juga memba
Hypertension is still a major problem in Indonesian society. The risk factors that influence an increase in blood pressure are an unhealthy lifestyle, lack of physical activity, and stress. Efforts to control blood pressure can be done non-pharmacologically by applying the relaxation music therapy. The method used is family nursing care and case analysis from the assessment stage to the evaluation stage. Evaluation of actions is seen from the fulfillment of the five family health tasks accordingto Friedman, in family nursing theory. Based on the results of the assessment in Mrs. E’sfamily, it was found that health problems occurred in Mrs. E who had hypertension since 2021 and not taking medication regularly. Eating habits in Mrs. E’s family still like to eat fatty, coconut milk, and salty foods. The main nursing problem that arises is ineffective self-health management. Before the intervention, Mrs. E’s blood pressure was 150/100 mmHg and after the intervention with the application of music therapy for 6 times, Mrs. E’s blood pressure decreased as evidenced by the results of blood pressure measurements on the sixth times of giving blood pressure interventions to 114/76 mmHg and an average decrease in systolic blood pressure by 9.50 mmHg and diastolic by 6.67 mmHg. The research results indicate a decrease in blood pressure after intervention music therapy. The relaxation techniques music therapy also help reduce stress. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library