Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Nenden Nurhasanah
"Apoteker di rumah sakit merupakan salah satu sumber daya manusia yang mendukung serta terlibat dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan. Dengan dilakukannya Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini, calon Apoteker diharapkan memahami peran dan tanggung jawab apoteker pada tiap bagian yang melibatkan Apoteker di RSUP Fatmawati, mempunyai gambaran tentang hal-hal terkait Farmasi Rumah Sakit serta mengaplikasikan ilmu kefarmasian yang telah dipelajari secara teoritis berkenaan dengan praktek di rumah sakit oleh calon Apoteker. Setelah dua bulan PKPA ini dilaksanakan, dapat ditarik kesimpulan bahwa peran dan tanggung jawab apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) Fatmawati adalah melakukan kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi dan pelayanan farmasi klinik. Beberapa masukkan yang dikemukakan meliputi struktur organisasi, sistem pelaporan narkotik dan psikotropik, penyimpanan sediaan produksi non steril, monitoring BSC produksi steril, pengaktifan kembali program konseling, pemberian label LASA serta penempatan Apoteker di depo IBS. Berkenaan dengan fungsi Apoteker dalam pelayanan farmasi klinik, maka dibuatlah tugas khusus yang bertujuan untuk menilai kesesuaian terapi pasien rawat inap yang menderita stroke (penyakit serebrovaskular). Terapi yang didapat pasien dinilai telah sesuai, hanya saja diperlukan suatu neurotropik dan penambahan dosis simvastatin untuk mencapai profil lipid yang diharapkan.
Pharmacists in hospitals is one of the human resources that support and engage in efforts to improve health care. This Advanced Pharmacy Practice Experiences (APPE) expected the pharmacist cadidate to understand the role and responsibilities of pharmacists in each section in hospital, had an overview of related matters and apply knowledge of practical hospital pharmacy that theoretically had been studied with respect with practice in the hospital. After two months implemented APPE, it deduced that the roles and responsibilities of pharmacists in hospital pharmacy was conducted pharmaceutical management and clinical pharmacy services. The advise to increase the pharmacy’s services quality includes organizational structure, reporting systems of narcotics and psychotropics drugs, the storage of non sterile preparation product, monitoring BSC for production sterile, reactivation counseling program, LASA’s labeling and placement of Pharmacists in the IBS . Linked to the functions of pharmacists in clinical pharmacy services, the specific task aimed to assess the suitability of treatment of hospitalized patients who suffer a stroke (cerebrovascular disease). Therapy patients was obtained appropriate, needed a neurotrophic and additional doses of simvastatin for achieving expected lipid profile."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nenden Nurhasanah
"Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker yang mana sebagai tenaga profesional di Apotek memiliki peran yang penting untuk melaksanakan pelayanan kesehatan dalam bidang kefarmasian. Calon Apoteker perlu dibekali dengan pengalaman praktek kerja secara langsung di Apotek untuk menambah, memberi pemahaman dan memperluas pengetahuan secara langsung mengenai peran apoteker, tugas dan tanggung jawab Apoteker Pengelola Apotek di Apotek serta mempelajari cara mengelola apotek yang baik dengan mengikuti kegiatan rutin apotek, manajemen, organisasi dan pelayanan kesehatan. Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Endeh ini telah memenuhi semua tujuan diatas. Saran yang diberikan untuk kemajuan Apotek Endeh yaitu meliputi pengaktifkan kembali sistem kartu stok, perbaikan sarana dan pra sarana, serta perlu diadakan pelatihan terhadap sumber daya manusia terutama dalam hal pemberian pelayanan informasi obat (PIO) dan menggalakan swamedikasi. Dalam praktek perapotekan tidak menutup kemungkinan terjadi beberapa penyimpangan terhadap aturan yang telah ditetapkan seperti tidak adanya Apoteker di Apotek, pelayanan dispensing obat keras tanpa resep dokter, fenomena Apotek panel dan lain sebagainya. Maka dibuatlah tugas khusus yang bertujuan untuk mengkaji masih relevankah peraturan-peraturan yang berlaku saat ini terhadap praktek kefarmasian di Apotek. Ketentuan yang tertera dalam Daftar Obat Wajib Apotek (DOWA) sudah saatnya direvisi dan diperluas, disesuaikan dengan kemampuan dan kompetensi dari Apoteker yang bersangkutan, sedangkan aturan-aturan lainnya perlu dilakukan penguatan untuk mendukung berlangsungnya pekerjaan profesi apoteker agar menjadi semakin tertib. Diperlukan komitmen sepenuhnya dari masing-masing apoteker yang bekerja sebagai APA. Apotek dapat tetap berjalan tanpa melanggar undang-undang yang ada.
Pharmacy (dispensary) is a pharmacy service facility which carry out the practice of pharmacy by a pharmacist. As a professionals in pharmacy, A pharmacist has an important role to carry out health services in the field of pharmacy. Candidate of pharmacists should be equipped with practical experience working directly in the pharmacy to give then added understanding and expanding knowledge of the role of pharmacists as well as learn how to manage a good pharmacy by following routine pharmacy, management, organizations and health care. Advanced Pharmacy Practice Experiences (APPE) in Endeh Pharmacy had met all of the objectives above. The advice given to the progress of pharmacy which included the reactivation Endeh’s card stock system, repair facilities, hold the training of human resources especially in about drug information services and promoting self medication. In fact, pharmacy’s practice was not close the possibility of some deviations from the predefined rules such as the absence of Pharmacist in pharmacy, service dispensing prescription drugs without doctor’s prescription, Panel pharmacy phenomenon etc. The specific tasks aimed assessed relevantion of current regulations in pharmacy. The DOWA should be revised and expanded, the capabilities and competence of the pharmacist was concerned, while other rules need to be strengthened to support the ongoing work of the pharmacist profession in order to become more orderly. Required commitment of each fully pharmacists who work as APA. Pharmacies can continue to run without violating existing laws."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nenden Nurhasanah
"Ketidakseimbangan peningkatan antara biaya dan mutu pelayanan kesehatan yang didapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Upaya pembangunan kesehatan di Indonesia perlu terus dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan ini, termasuk peningkatan pelayanan kefarmasian. Pelayanan kefarmasian yang ideal dan merata di seluruh wilayah Indonesia perlu didukung dengan adanya suatu standar dan kebijakan yang merupakan peran dari Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang bekerja sama dengan Ditjen Binfar Alkes ini bertujuan agar para mahasiswa Apoteker dapat mengetahui dan memahami peran, tugas, dan fungsi dalam departemen ini. Apoteker disini menjalankan peran sesuai dengan tugas dan fungsinya menurut Permenkes RI No. 1144/Menkes/Per/VIII/2010. Program kerja yang sedang berjalan di Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian dan dilaksanakan oleh Sub Direktorat Farmasi Komunitas dan Sub Direktorat PenggunaanObat Rasional yaitu pembuatan software PIO, menyelenggarakan advokasi ke perguruan tinggi mengenai peran dan fungsi Apoteker di Puskesmas, menyelenggarakan PPOR dan CBIA. Sebaiknya PKPA ini dilaksanakan dalam waktu yang lebih lama. Program kerja sebaiknya lebih ditekankan pada advokasi ke perguruan tinggi mengenai pemerataan tenaga Apoteker. Sehubungan dengan fungsi dari sub direktorat farmasi komunitas, maka diambil tema care plan dimana peran apoteker berkontribusi dalam penatalaksanaan penyakit mencakup terapi obat dan non-obat. Setiap apoteker yang terjun ke dalam dunia farmasi komunitas sebaiknya senantiasa membuat care plan untuk masing-masing pasien disertai kemauan untuk selalu belajar seiring perkembangan yang terjadi di dunia kesehatan.
The imbalance between cost and quality improvement of health care affects the extent of society's health. The efforts to develop Indonesia's health need to be carry out to solve these problems, included the improvement of pharmaceutical services. The ideal and equitable of pharmaceutical services throughout Indonesia requires the policies and standards which all of them are the role of Directorate of Pharmaceutical Services. The aim of Advanced Pharmacy Practice Experiences (APPE) was to understanding the role of pharmacists in the Directorate of Pharmaceutical Services and its implementation. The pharmacist roles right here was accordance with their duties and functions according to the ministerial regulation 1144/Menkes/Per/VIII/2010. The work program which currently running in the Directorate of Pharmaceutical Services carried out by Sub Directorate such as developed software PIO, conducting advocacy to colleges about the role and functions of pharmacists in health facilities, organized PPOR and CBIA. The APPE should be implemented in a longer time. The work program should be more emphasis on advocacy to college on for Pharmacists equalization. Linked to the function of the sub directorate community pharmacy, the theme care plan was taken. It's about the role of pharmacists in disease management contribute include drug and non - drug therapy. Every pharmacist who plunge into the world of community pharmacy should always make care plan for each patient with a willingness to always learn within the developments in health field."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nenden Nurhasanah
"Penyakit paru obstruktif kronis atau PPOK merupakan penyakit pada sistem pernafasan bagian bawah, yang dipicu oleh berbagai faktor terutama inhalan toksik. Paparan tersebut menghasilkan stress oksidatif yang terakumulasi sehingga menyebabkan inflamasi berkelanjutan. Penyakit ini menempati peringkat ketiga penyebab kematian di dunia. Saat ini, pilihan terapi yang mentarget gen penyebab PPOK belum tersedia. Sehingga dibutuhkan kandidat terapi yang tidak hanya mempunyai potensi sebagai anti oksidan dan anti inflamasi namun juga dapat menghambat ekspresi protein penyebab PPOK. Hingga kini, pemilihan bahan alam sebagai terapi farmakologi banyak diminati masyarakat. Kersen atau Muntingia calabura merupakan tanaman tropis yang mudah ditemukan serta memiliki potensi anti inflamasi dan anti oksidan yang tinggi. Penggunaan etanol 50% sebagai pelarut untuk ekstraksi terbukti memiliki potensi anti oksidan tinggi dan anti-inflamasi, sehingga efek dan analisa molekuler terhadap model PPOK dari ekstrak etanol 50% daun kersen perlu diteliti. Interaksi protein-protein antara target senyawa dengan target PPOK dibuat melalui aplikasi Cytoscape yang kemudian dianalisa kemungkinan jalur pensinyalannya menggunakan David Bioinfomatics. Konfirmasi hubungan antara ligand ekstrak kersen dengan makromolekul target PPOK dilakukan melalui skrining virtual menggunakan Autodock Vina, sedangkan kestabilan ikatan ligand dan makromulekul target dianalisa menggunakan Gromacs selama 10 ns. Selanjutnya konfirmasi in-vivo dilakukan pada hewan model PPOK yang dibentuk selama 15 minggu menggunakan induksi asap rokok (CS) dan lipoposakarida (LPS). Pemberian perlakuan terapi dilakukan satu jam sebelum paparan dengan rokok. Ekstrak etanol 50% daun kersen diberikan secara per-oral dimulai pada minggu ke-9 pada tiga dosis berbeda yaitu 6.5 mg, 13 mg dan 26 mg per 30g berat mencit sedangkan kelompok control positif dilakukan melalui inhalasi budesonide 1mg/kgbb. Parameter yang di analisa meliputi monitoring berat badan hewan, konsentrasi karboksihemoglobin dalam serum dan penanda biologis dengan ELISA dan western blotting. Hasil klastering menunjukkan bahwa terdapat 16 gen potensial yang terlibat pada interaksi protein-protein target PPOK dan target kersen. Kemudian untuk hasil analisa inetraksi protein didapatkan pensinyalan IL-17 merupakan jalur yang dapat diintervensi oleh senyawa-senyawa dalam ekstrak etanol 50% kersen terhadap PPOK. Ligand quercitrin, myritlin dan quercetin dapat berikatan dengan makromolekul IL-17a dengan nilai afinitas ikatan sebesar masing-masing -7.3, -7.1 dan -6.4 kcal/mol. Sedangkan untuk makromolekul hilir dipilih TNF-α yang dapat ditambat oleh ligand quercitrin, hiravanone, ononine sebesar -6.7 kcal/mol dan quercetin sebesar -5.7 kcal/mol. Sementara itu, ikatan antara IL-17a dan quercetin menunjukkan komplek yang stabil dalam waktu 10 ns. Hasil konfirmasi melalui studi in-vivo menunjukkan bahwa ekstrak etanol 50% daun kersen pada dosis 6.5 mg/30g berat mencit terbukti dapat mengurangi infiltrasi sel inflamasi, mereduksi produksi mucus serta menurunkan konsentrasi sitokin IL- 17a dan menghambat ekspresi TNF-α pada paru-paru mencit model PPOK. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol 50% daun kersen berpotensi menjadi kandidat terapi PPOK pada dosis 6.5 mg/30g berat mencit.
Chronic obstructive pulmonary disease or COPD, is a disease that commonly breaks the lower respiratory system triggered by continuous exposure to toxic inhalants resulting in oxidative stress accumulation and cascade inflammation process. COPD is the top three cause of death in the world. Therapeutic options based on COPD-causing target genes are not currently available. A desired therapeutic candidate acts not only as an antioxidant and anti- inflammatory but also inhibits the expression of COPD-causing related genes. In recent years, the use of natural compounds as pharmacological therapy is fascinating. Kersen or Muntingia calabura is a tropical, evergreen, and fast-growing plant that has high anti- inflammatory and antioxidant potential, especially when extracted with ethanol 50%. Therefore, the molecular mechanism of 50% etanol kersen leave extract was engaging to be investigated upon in-vivo COPD model. Protein-protein interactions between compound targets and COPD targets were made using the Cytoscape application which was then analyzed for possible signaling pathways using David Bioinfomatics. Confirmation of the relationship between the ligands of the kersen extract and the COPD target macromolecules was carried out through virtual screening using Autodock Vina, while the stability of the ligand bonds and target macromolecules was analyzed using Gromacs for 10 ns. Furthermore, in-vivo confirmation was carried out in animal models of COPD formed for 15 weeks using cigarette smoke (CS) and lipoposaccharide (LPS) induction. The therapeutic treatment was given one hour before exposure to cigarettes. The 50% ethanol extract of kersen leaves was given orally starting at week 9 at three different doses, 6.5 mg, 13 mg and 26 mg per 30 g weight of mice, while the positive control group was administered via inhalation of budesonide 1 mg/kgbb. The parameters analyzed included monitoring the animal's body weight, carboxyhemoglobin concentration in serum, and IL-17a in BALF by ELISA and last, relative expression of TNF-α by western blotting. Clustering results show that there are 16 potential genes involved in the interaction of COPD target proteins and kersen target proteins. It was found that IL-17 signaling is a pathway that can be intervened by the compounds in 50% kersen ethanol extract against COPD. The ligands quercitrin, myritlin and quercetin can bind to IL-17a macromolecules with binding affinity values of - 7.3, -7.1 and -6.4 kcal/mol, respectively. As for downstream macromolecules, TNF-α was chosen which can be docked by ligands quercitrin, hiravanone, ononine of -6.7 kcal/mol and quercetin of -5.7 kcal/mol. Meanwhile, IL-17a and quercetin showed a stable complex within 10 ns. Confirmation results through in-vivo studies show that 50% ethanol extract of kersen leaves at a dose of 6.5 mg/30g weight of mice is proven to reduce inflammatory cell infiltration, lessen mucus production and lowering the concentration of IL-17a cytokines and inhibit TNF-α expression. So it can be concluded that 50% ethanol extract of kersen leaves has the potential to be a candidate for COPD therapy at a dose of 6.5 mg/30g of mice weight."
Depok:
2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library