Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nazarudin
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T39888
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nazarudin
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan material komposit armor yang lebih handal sebagai pelindung yang dibutuhkan militer dan sesuai dengan National Institute of Justice Standard. Material komposit ini berbentuk panel terbuat dari fiberglass sebagai penguat, resin unsaturated polyester sebagai matriks, dan biofiller (abu sekam padi-pati tapioka) sebagai filler. Panel komposit terdiri dari 4 tipe, yaitu: tipe-1 (single-panel), tipe-2 (multi-panel), tipe-3 abu sekam padi sebagai filler, dan tipe-4 pati tapioka sebagai filler. Komposisi panel komposit tipe-1 dengan memvariasikan jumlah layer, tipe-2 dengan memvariasikan jumlah panel, tipe-3 dengan memvariasikan fraksi volume abu sekam padi (3, 5, 7, dan 9 %v.) sebagai filler, dan tipe-4 dengan memvariasikan fraksi volume pati tapioka (30, 40, 50, dan 60 %v.) sebagai filler. Kemudian dilakukan uji balistik dengan Pistol FN amunisi kaliber 9 mm kecepatan proyektil 380 m/s dan Senapan FNC amunisi kaliber 5.56 mm kecepatan proyektil 890.2 m/s dengan rekaman video high speed camera. Karakterisasi dilakukan dengan Fourier Transform Infrared (FTIR) Spectroscopy, X-Ray Diffraction dan Simultaneous Thermal Analyzers (STA). Kemampuan balistik optimum didapatkan pada komposit bi-panel dengan jumlah 7 lembar fiberglass di masing-masing panel. Kemampuan balistik komposit bi-panel meningkat dengan penambahan 9 %v. abu sekam padi sebagai filler. Kemampuan balistik bi-panel terbaik didapatkan dengan penambahan 50 %v. pati tapioka sebagai filler.
The objective of this research is obtain more reliable composite armor material as a military-required protector in accordance with the National Institute of Justice Standard. The composite material is in the form of panels made of fiberglass as reinforcement, unsaturated polyester resin as a matrix, and biofiller (rice husk ash-tapioca starch) as fillers. Composite panels consist of 4 types, namely: type-1 (single-panel), type-2 (multi-panel), type-3 rice husk ash as filler, and type-4 tapioca starch as filler. Type-1 composite panel composition by varying the number of layers, type-2 by varying the number of panels, type-3 by varying the volume fraction of rice husk ash (3, 5, 7, and 9% wt.) As filler, and type-4 with varying the volume fraction of tapioca starch (30, 40, 50, and 60% wt.) as a filler. Then a ballistic test was performed with a 9 mm FN ammunition gun with a projectile speed of 380 m/s and FNC rifles caliber 5.56 mm projectile speed of 890.2 m/s with high speed camera video recording. Then the characterization of the materials were carried out by means of Fourier Transform Infrared (FTIR) Spectroscopy, X-Ray Diffraction (XRD), and Simultaneous Thermal Analyzers (STA). The optimum ballistic ability were obtained from bi-panel composites with 7 fiberglass layer in each panel. The ballistic ability of bi-panel composites increased with the addition of rice husk ash as a filler. The best bi-panel ballistic ability is the composite with 50 %v. tapioca starch as a filler.
Depok: Universitas Indonesia, 2019
D2646
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nazarudin
Abstrak :
Dunia otomotif saat ini sedang berkembang dengan pesat. Seiring dengan perkembangan tersebut, berkembang pula pemakaian istilah otomotif, terutama di kalangan masyarakat yang memiliki kendaraan bermotor. Istilah-istilah itu banyak yang berasal dari bahasa asing karena konsep otomotif itu sendiri sebenarnya diimpor dari luar Indonesia. Masuknya konsep-konsep baru dalam bidang otomotif membuat para pengguna istilah otomotif merasa perlu untuk mengindonesiakannya. Pengindonesiaan istilah otomotif yang mereka lakukan bermacam-macam. Ada yang menerjemahkan istilah otomotif secara harfiah ke dalam bahasa Indonesia dan ada juga yang menerjemahkannya dengan melihat kepadanan konsep benda itu. Selain itu, ada juga yang menyerap istilah asing datam bidang otomotif dengan cara menyesuaikannya dengan ejaan yang berlaku dalam bahasa Indonesia atau dengan cara mempertahankan bentuk dan lafal aslinya. Di samping itu, ada juga yang menggabungkan kedua proses pengindonesiaan sekaligus, yaitu menerjemahkan dan menyerap. Istilah-istilah tersebut kemudian disebarluaskan pemakaiannya melalui artikel berita otomotif yang dimuat di media cetak dan Internet. Sebenarnya Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa sudah mengatur proses pembentukan istilah ke dalam bahasa Indonesia melalui Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Hal yang menjadi permasalahan adalah sejauh mana aturan-aturan tersebut dipakai dalam masyarakat, khususnya para penggiat otomotif. Apakah kaidah tersebut dapat mewakili konsep, aspirasi, dan ekspresi pengguna bahasa Indonesia? Ternyata berdasarkan data-data yang ada ditemukan bahwa kaidah yang ditetapkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa belum sepenuhnya dipatuhi oleh para pengguna istilah otomotif. Hal ini terjadi karena kaidah pengidonesiaan yang ada belum sepenuhnya mewakili fenomena bahasa yang terdapat di masyarakat, khususnya di kalangan para penggiat otomotif.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S10951
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nazarudin
Abstrak :
Woirata (or Oirata, see Van Engelenhoven in this volume) is closely related to Fataluku (Timor-Leste) and belongs to the Timor-Leste subgroup of the Timor-Alor-Pantar language family (TAP) together with Makalero and Makasai (Schapper, Huber, and Van Engelenhoven 2012). It has about 1,566 speakers. Taber (1993) suggests that there are 24 languages in Southwest Maluku of which 23 are Austronesian; Woirata is the only non-Austronesian language in the area. It is interesting to research in how far Woirata has been influenced by Austronesian languages. Because the Woirata and other people who live on Kisar Island, like the Meher, are using Melayu Tenggara Jauh (MTJ) as their lingua franca, one may expect deep language contact between Woirata and MTJ. This multilingual situation suggests a contact induced language change of Woirata, imposed by MTJ. This contribution aims to describe the causative constructions in Woirata and compare them with the counterpart constructions in MTJ and Meher.
Depok: Faculty of Humanities University of Indonesia, 2015
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nazarudin
Abstrak :
ABSTRAK
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pertahanan RI, 2017
355 JIPHAN 3:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nazarudin
Abstrak :
Untuk menjaga kedaulatan NKRI dari gangguan keamanan di laut ataupun klaim sepihak atas pulau terluar maka dibutuhkan sarana pengamanan yang memadai. Suatu kapal patroli cepat tanpa awak atau US V (Unmanned Surface Vehicle) dapat menjadi solusi. US V dapat dipersenjatai dengan rudal, senapan mesin, ataupun torpedo. US V bergerak secara autonomous dengan menggunakan sistem navigasi yang menerapkan algoritma waypoint dan dengan menggunakan remote control. Permasalahan pada penelitian ini dibatasi pada mission system USV yang dibangun. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur untuk mendapatkan rancang bangun mission system USV Hasil yang dzperoleh berupa kebutuhan komponen-komponen yang akan dipasangkan pada wahana US V sesuai dengan misi yang akan diembannya. Dalam penelitian ini, terdapat sepuluh perangkat elektronik utama yang digunakan, yaitu Inertial Reference System dan Global Positioning System (IRS/GPS), Electro Optical/Infra Red (EO/IR), Radar, Automatic Identifcation System (AIS), Alission Computer; Video Acquisition, Ethernet Data Bus, Wzreless Digital Data Link, Sonar, dan Power Supply.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pertahanan RI , 2017
355 JIPHAN 3:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Nazarudin
Abstrak :
Latar belakang : Toksisitas hematologi sering terjadi pada pasien dengan Kanker Paru Karsinoma Bukan Sel Kecil (KPKBSK) yang diobati dengan kemoterapi berbasis platinum. Data sebelumnya menunjukkan bahwa trombositopenia karena kemoterapi berbasis karboplatin adalah rendah tetapi tidak ada data lokal yang menjelaskan angka kejadian trombositopenia pada KPKBSK yang diterapi dengan regimen karboplatin+gemsitabin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat dan membandingkan angka kejadian toksisitas hematologi seperti trombositopenia, anemia, leucopenia, neutropenia dan perdarahan yang disebabkan kemoterapi karboplatin+gemsitabin dengan karboplatin+paklitaksel dan karboplatin+etoposid pada pasien KPKBSK. Dan juga membandingkan respons objektif dari ketiga regimen tersebut. Metode:. Penelitian ini kohort retrospektif pada pada pasien KPKBSK yang menerima 1.250 mg/m2 gemsitabin pada hari ke-1 dan hari ke-8 dan karboplatin AUC-5(Area under curve) hari pertama. Pasien yang menerima ≥ 2 siklus ikut dalam penelitian ini. Kami menilai dan membandingkan toksisitas hematologi tiap siklus seperti trombositopenia, anemia, leucopenia, neutropenia dan perdarahan serta respons objektif dari ketiga regimen berbasis karboplatin selama kemoterapi. Hasil: Pada penelitian ini didapatkan total 115 pasien (rerata umur 55.6±10, rerata jumlah siklus adalah 4, jenis histologi adenokarsinoma 91%, stage III or IV) Pasien KPKBSK yang menerima regimen karboplatin+gemsitabine (n=38), karboplatin+paklitaksel (n=39) dan karboplatin+etoposid (n=38). Angka kejadian trombositopenia regimen karboplatin+gemsitabin adalah 34.2%, karboplatin+paklitaksel 5.1%, dan karboplatin+etoposid 5.3%. Waktu terjadinya trrombositopenia pada regimen karboplatin+gemsitabin 2 siklus lebih cepat dari regimen lain. Toksisiti hematologi trombositopenia regimen karboplatin+gemsitabin sebesar 15,8% dengan grade 3-4, leukopenia 18,4% dengan grade 3- 4 dan anemia 5,3% grade 3-4. Overall respons rate dan time to progression dengan regimen karboplatin+gemsitabin lebih baik dari regimen lainnya. Kesimpulan : Angka kejadian dan waktu terjadinya toksisitas hematologi pada regimen karboplatin+gemsitabin lebih tinggi daripada regimen karboplatin+paklitaksel dan karboplatin+etoposid.. Tetapi Overall respons rate dan time to progression pada karboplatin+gemsitabin lebih baik daripada regimen lain. Background : Hematological toxicities often occur in patients with non-small-cell lung cancer (NSCLC) who are treated with chemotherapy. In our data had shown that thrombocytopenia due to carboplatin based chemotherapy was low but there was not any local data about carboplatin - gemcitabine regimen. The aim of this study is to investigate and to compare the frequency of hematologic events, such as thrombocytopenia, anemia, leucopenia, neutropenia, and hemorrhage due to combination of gemcitabine-carboplatin with carboplatin-paclitaxel, and carboplatin-etoposide in non-small cell lung cancer patients. And also to compare objective response of the three platinum based regimens. Methods : We conducted a retrospective cohort study that enrolled all non-small-cell lung cancer patients who received 1.250 mg/m2 gemcitabine on day 1,8 and AUC-5 carboplatin on day one. Patients who received 2 cycles or more are included in this study. We investigated and compared objective response of the three platinum based regimens and the frequency of thrombocytopenia, anemia, leucopenia, neutropenia, hemorrhage, during chemotherapy period. Results : A total 115 patients (mean age 55.6±10, median number of cycle of chemotherapy was 4, histological findings were adenocarcinoma 91%) with stage III or IV NSCLC received chemotherapy carboplatin-gemcitabine (n=38), carboplatin-paclitaxel (n=39) and carboplatin-etoposide (n=38). Frequency of thrombocytopenia in patients with NSCLC treated with combination of carboplatin-gemcitabin regimen was 34.2%, carboplatin-paclitaxel 5.1%, and carboplatin-etoposide 5.3%. The Carbo-gemcitabine group developed thrombocytopenia 1 or 2 cycles earlier than other group . The hematological toxicities data with carbo-gemcitabine regimen have shown that thrombocytopenia was 15,8% patient with grade 3 or 4, leucopenia 18,4% patients with grade 3 or 4 and 5,3% grade 3 or 4 anemia. Overall respons rate and time to progression with carboplatin-gemcitabine regimen were better than the other regimens Conclusion : Thrombocytopenia was found in gemcitabine and carboplatin regimen but lower than other published data. Overall respons rate and time to progression with carboplatin-gemcitabine regimen were better than the other regimens.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T58938
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Nazarudin
Abstrak :
Analisa faktor -faktor yang melatarbelakangi peristiwa pembunuhan berantai yang dilakukan oleh kelompok pelaku (kasus W, S, & D), terjadi dalam rentang waktu tahun 2021 sampai dengan tahun 2023. Di lima lokasi pembunuhan berbeda di Bekasi dan Cianjur, yang mengakibatkan korban meninggal dunia sebanyak delapan orang. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, dengan metode penelitian studi kasus. Pengambilan data yang berada di lokasi Lapas Kelas II A Bekasi tempat W, S & D menjadi kompensasi. Data penelitian diperoleh melalui wawancara yang tidak terstruktur kepada narasumber dan Berita Acara Kepolisian (BAP). Analisa permasalahan dalam penelitian ini menggunakan teori Differential Association Edwin H. Sutherland dan Karir kriminal Edwin Lemert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejahatan utama dalam pembunuhan berantai adalah kejahatan penipuan penggandaan uang. Dalam analisa teori Differential Association Sutherland perilaku kriminal W sebagai pelaku yang dominan mempengaruhi lingkungan budaya. Interaksi dan komunikasi W kepada S&D dalam kelompok primer melalui relasi kuasa sosok fiktif "Aki Banyu" sebagai teknik untuk memudahkan kejahatannya. Meningkatnya kejahatan dan berulang kali terjadi penindasan ( Enforcement ) untuk berbagi macam keadaan lain untuk membunuh korbanya satu persatu dengan berbagai alasan baik keuntungan ekonomi, menghilangkan jejak kejahatan penipuan, dan sakit hati. Tindakan tersebut seolah-olah dibenarkan oleh pelaku. Kemudian karir kriminal kejahatan W, S & D sudah berada pada tahapan karir kriminal meskipun penyimpangan kejahatan penipuan dan pembunuhan yang dilakukan belum ada stigma, akan tetapi kejahatan sudah sampai tahap sekunder dalam menjalankan potensinya, reaksi sosial masyarakat belum muncul ketika kejahatan berlangsung karena tidak adanya stigma kejahatan yang diketahui oleh masyarakat dalam kejahatan penipuan dan pembunuhan, riwayat hidup W, S & D secara jelas memberikan gambaran dalam melakukan kejahatan ketiganya dipengaruhi latar belakang ekonomi yang kurang baik. Sehingga dalam teori ini dapat menggambarkan karir kriminal pelaku kejahatan pembunuhan berantai yang mempengaruhi perilaku penyimpangan kejahatan yang dilakukanya. Dimana dalam penerapan penelitian berguna dalam memahami kejahatan tidak hanya dipengaruhi oleh lingkungan kriminal akan tetapi latar belakang budaya yang mempermudah kejahatan dan melihat aspek individu dalam proses menjadi kriminal sebagai penjahat. Hal ini berguna bagi pihak yang berwajib dalam pencegahan kejahatan serupa. ......Analisis faktor yang melatarbelakangi peristiwa pembunuhan berantai yang dilakukan oleh pelaku kelompok (kasus W, S, & D), terjadi dalam rentang tahun 2021 hingga 2023. Di lima lokasi pembunuhan berbeda di Bekasi dan Cianjur yang mengakibatkan delapan orang tewas. . Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, dengan metode penelitian studi kasus. Pengambilan data dilakukan di lokasi Lapas Kelas II A Bekasi dimana W, S & D merupakan warga binaan. Data penelitian diperoleh melalui wawancara tidak terstruktur terhadap narasumber dan Berita Acara Kepolisian (BAP). Analisis masalah dalam penelitian ini menggunakan teori Asosiasi Diferensial Edwin H. Sutherland dan karir kriminal Edwin Lemert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindak pidana utama dalam pembunuhan berantai adalah tindak pidana penipuan penggandaan uang. Dalam analisis teori Asosiasi Diferensial Sutherland, perilaku kriminal W sebagai pelaku dominan dipengaruhi oleh lingkungan budaya. Interaksi dan komunikasi W dengan S&D pada kelompok primer melalui hubungan kekuasaan tokoh fiksi “Aki Banyu” sebagai teknik untuk memudahkan kejahatannya. Kejahatan yang meningkat dan berulang karena penguatan (Enforcement) hingga berbagi berbagai keadaan lain untuk membunuh korbannya satu per satu karena berbagai alasan antara lain keuntungan ekonomi, menghilangkan jejak kejahatan penipuan, dan sakit hati. Tindakan tersebut sepertinya dibenarkan oleh pelaku. Kemudian karir pidana kejahatan W, S & D sudah berada pada tahap karir kriminal walaupun kejahatan penipuan dan pembunuhan yang dilakukan belum mendapat stigma, namun kejahatan tersebut sudah mencapai tahap sekunder dalam menjalankan potensinya, yaitu reaksi sosial dari pelaku kejahatan W, S & D. masyarakat belum muncul pada saat kejahatan itu terjadi karena tidak adanya stigma kejahatan yang dikenal masyarakat dalam kejahatan penipuan dan pembunuhan, riwayat hidup W, S & D dengan jelas menggambarkan bahwa dalam melakukan kejahatan ketiganya dipengaruhi oleh kondisi perekonomian yang buruk. latar belakang. Sehingga teori ini dapat menggambarkan karir kriminal para pembunuh berantai yang mempengaruhi perilaku menyimpang dari kejahatan yang dilakukannya. Dimana dalam penelitian ini implikasi yang berguna dalam memahami kejahatan tidak hanya dipengaruhi oleh lingkungan kriminal tetapi latar belakang budaya yang memfasilitasi kejahatan dan melihat aspek individu dalam proses menjadi penjahat sebagai penjahat. Hal ini berguna bagi pihak berwenang dalam mencegah kejahatan serupa.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nira Sari Nazarudin
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1994
S25844
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prita Riski Nazarudin
Abstrak :
Gadai termasuk jenis hak jaminan yang konservatif namun tetap banyak diminati oleh para pelaku usaha. Karena ciri khas gadai yang harus mem±ndahkan barang gadai keluar penguasaan debitor (inbezitsnelling) dengan maksud agar apabila debitor suatu waktu melakukan wanprestasi, kreditor sebagai penerima gadai dapat dengan mudah mengeksekusi untuk mendapatkan pelunasan atas piutangnya (Parate Eksekusi). Tetapi sangat disayangkan pengaturan mengenai eksekusi gadai terutama eksekusi gadai saham sangat sedikit, hanya terdapat di 2 pasal dalam KUHPer pada bab tentang Gadai, sehingga banyak menimbulkan kesalahpahaman dalam penafsiran ketentuan dalam KUHPer. Masalah-masalah tersebut dapat terjadi karena perkembangan transaksi bisnis yang semakin rumit dan kompleks dan dengan pengaturan hukum mengenai gadai yang sangat terbatas. Salah satu contoh kasus mengenai eksekusi gadai saham yang sangat besar dan masih berlangsung sampai sekarang adalah sengketa antara Beckkett Pte . Ltd. dengan Deutsche Bank Aktiengsellschaft mengenai eksekusi gadai saham-saham yang telah digadaikan oleh PT. Asminco selaku debitor dan Beckkett selaku penjamin kepada debitornya, Deutsche Bank Aktiengesellschaft. Ideal nya, gadai sebagai suatu bentuk jaminan khusus yang diberikan oleh pembentuk undang-undang dapat dijadikan sarana yang dapat diandalkan untuk meningkatkan produktifitas para pelaku bisnis demi memajukan ekonomi Indonesia.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007
S21366
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>