Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nasution, Keren Esterlita
Abstrak :
Latar Belakang: Saliva mengandung protein yang berfungsi sebagai pertahanan rongga mulut terhadap S.sanguinis dan C.albicans, keduanya diketahui memiliki interaksi sinergis. Tujuan: menganalisis efek protein saliva spesifik dan non-spesifik C.albicans dari kelompok usia anak, dewasa, dan lansia sebagai pelikel dalam pembentukan biofilm S.sanguinis in vitro. Metode: Uji Biofilm yang diinkubasi 6 dan 18 jam. Hasil: Protein spesifik C.albicans menurunkan pembentukan biofilm S.sanguinis pada inkubasi 18 jam (p≤0.05). Protein saliva non-spesifik C.albicans menurunkan pembentukan biofilm pada inkubasi 6 jam dan sebaliknya pada inkubasi 18 jam (p≤0.05). Kesimpulan: Protein spesifik C.albicans menurunkan pembentukan biofilm S.sanguinis, sedangkan protein non-spesifik C.albicans meningkatkan pembentukan biofilm S.sanguinis
Background: Saliva contains protein as defense against S.sanguinis and C.albicans, which both known to synergist. Objective: to analyze the effect of specific and non-specific salivary proteins to C.albicans from children, adult, and elderly as a pellicle on S.sanguinis biofilm formation in vitro. Methods: Biofilm Assay incubated in 6 and 18 hours. Results: Specific salivary protein to C.albicans decreased S.sanguinis biofilm formation at 18 hours incubation (p≤0.05). Non-specific protein decreased the biofilm formation at 6 hours incubation, contrary to the 18 hours incubation (p≤0.05). Conclusion: Specific salivary protein to C.albicans decreased S.sanguinis biofilm formation, contrary to non-specific salivary protein to C.albicans.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Keren Esterlita
Abstrak :
Latar Belakang : Ketakutan dan kecemasan dental (KKD) orang tua dapat menghambat perawatan gigi pada anak. KKD orang tua dapat menyebabkan kunjungan perawatan yang ireguler, perilaku menghindar dari perawatan, hingga transmisi KKD pada anak. Salah satu perawatan gigi yang paling banyak menyebabkan KKD adalah injeksi intraoral dengan prevalensi sekitar 11,7% - 91%. Metode Cognitive Behavioural Therapy (CBT) merupakan gold standard manajemen ketakutan dan kecemasan saat ini. Metode ini dikembangkan untuk memberi akses yang lebih mudah bagi orang yang membutuhkan yakni melalui CBT bantu diri yang dapat dilakukan secara mandiri melalui berbagai media. Alat bantu diri CBT diketahui mampu mengatasi KKD. Salah satu media yang paling unggul adalah aplikasi seluler yang menyediakan audiovisual yang interaktif. Tujuan : Menganalisis perbedaan antara tingkat KKD terhadap injeksi intraoral sebelum dan sesudah menggunakan aplikasi “Siap ke Dokter Gigi” sebagai alat bantu diri dengan prinsip CBT. Hasil : Terdapat perbedaan bermakna antara tingkat KKD terhadap injeksi intraoral sebelum dan sesudah menggunakan aplikasi “Siap ke Dokter Gigi” (p<0,05) dengan penurunan rerata skor tingkat KKD terhadap injeksi intraoral sebelum dan sesudah menggunakan aplikasi yakni 40,5 dan 28,97 secara berurutan Kesimpulan : Aplikasi “Siap ke Dokter Gigi” mampu menurunkan tingkat KKD terhadap injeksi intraoral pada orang tua pasien anak. ......Backgrounds : Parental dental fear and anxiety (DFA) can hinder dental care in children. Parental fear and anxiety can lead to irregular treatment visits, treatment avoidance behavior, and transmission of fear and anxiety to the child. One of the most common dental treatments that cause dental fear and anxiety is intraoral injection with a prevalence of around 11.7% - 91%. Cognitive Behavioural Therapy (CBT) is the current gold standard of fear and anxiety management. This method was developed to provide easier access for people in need through self-help CBT that can be done independently through various media. CBT self-help tools are known to be able to overcome dental fears and anxiety. One of the most excellent media is a mobile application that provides interactive audiovisuals. Objective : To analyze the difference between the level of DFA towards intraoral injection before and after using the "Siap ke Dokter Gigi" application as a self- help tool with CBT principles. Results : There was a significant difference between the level of DFA towards intraoral injection before and after using the "Ready to Dentist" application (p<0.05) with a decrease in the mean score of the level of MHI towards intraoral injection before and after using the application, namely 40.5 and 28.97 respectively. Conclusion : The “Siap ke Dokter Gigi” application was able to reduce the rate DFA for intraoral injection in pediatric patient’s patient.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library