Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadya Rasha Hafira
"Sistem reproduksi pada perempuan memiliki peran yang sangat penting dimana salah satu tanda penting dari tahap pubertas perempuan adalah dimulainya siklus menstruasi pertama atau menarche. Namun, banyak perempuan yang menghadapi gangguan sebelum awal siklus menstruasi dimulai, yaitu premenstrual syndrome atau sindrom pramenstruasi. Faktor-faktor beragam dapat mempengaruhi kemunculan dan keparahan Premenstrual Syndrome, diantaranya adalah aktivitas fisik, ansietas, dan kualitas tidur. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode cross-sectional, dan melibatkan empat jenis kuesioner. Kuesioner-kuesioner yang digunakan mencakup International Physical Activity Questionnaire (IPAQ), Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS), dan Shortened Premenstrual Assessment Form (SPAF). Pengambilan data dilakukan dengan metode quota sampling pada 172 responden. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis univariate serta analisis bivariate Chi-Square. Ditemukan hasil bahwa sebagian besar responden memiliki derajat premenstrual syndrome berat, tingkat aktivitas fisik sedang, dan kualitas tidur buruk. Temuan utama penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan premenstrual syndrome (p value 0.375, p value >0.05), terdapat hubungan antara ansietas dengan premenstrual syndrome (p value 0.00, p value <0.05), dan hubungan antara kualitas tidur dengan premenstrual syndrome (p value 0.039, p value <0.05).

The female reproductive system plays a crucial role, particularly in marking the puberty stage with the onset of the first menstrual cycle or menarche. However, many women encounter disturbances before the initiation of menstruation, known as premenstrual syndrome or PMS. Various factors can influence the occurrence and severity of Premenstrual Syndrome, including physical activity, anxiety, and sleep quality. This research employs a quantitative approach, a cross-sectional method, and involves four types of questionnaires: the International Physical Activity Questionnaire (IPAQ), Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS), and Shortened Premenstrual Assessment Form (SPAF). Data collection is conducted through quota sampling method with 172 respondents. Data analysis includes univariate and bivariate Chi-Square analysis. The findings indicate that a majority of respondents experience severe premenstrual syndrome, moderate physical activity levels, and poor sleep quality. The primary research results reveal no significant relationship between physical activity and premenstrual syndrome (p value 0.375, p value >0.05), a significant association between anxiety and premenstrual syndrome (p value 0.00, p value <0.05), and a correlation between sleep quality and premenstrual syndrome (p value 0.039, p value <0.05)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Rasha Hafira
"Seiring bertambahnya usia, seluruh organ tubuh mulai kehilangan sebagian fungsinya. Salah satu organ yang mengalami perubahan dan penurunan adalah kulit. Kulit yang menua mengalami penurunan dalam fungsi dan kekuatan sehingga kulit lebih rentan terhadap berbagai masalah integritas kulit. Salah satu masalah kulit yang paling umum dialami oleh lanjut usia adalah kulit kering. Lansia diabetesi berisiko mengalami kulit kering dan gangguan integritas kulit lebih tinggi dibandingkan dengan lansia yang tidak mengalami diabetes. Virgin Coconut Oil (VCO) dikenal sebagai emolien alami yang mengandung konsentrasi asam laurat tinggi sehingga mampu melapisi permukaan kulit dengan membuat stratum korneum menahan air. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek VCO terhadap peningkatan integritas kulit pada lansia diabetes dengan kulit kering pada kaki. Penelitian ini menggunakan instrumen Overall Dry Skin (ODS) Score untuk menilai kondisi kulit. Tiga lansia dengan kulit kering pada kaki menjadi responden dalam penelitian ini. Intervensi dilakukan selama 14 hari dengan pemberian VCO sebanyak dua kali sehari setelah pembersihan kaki. Setelah intervensi dilakukan, terdapat penurunan skor ODS yang signifikan dan peningkatan integritas kulit pada responden. Ditemukan penurunan skor ODS dari skor 3 (kulit kering derajat parah) ke skor 1 (kulit kering derajat ringan) hingga ke skor 0 (tidak ada kulit kering). Penggunaan VCO sebanyak dua kali sehari selama empat belas hari secara rutin terbukti efektif dalam memperbaiki integritas kulit pada lansia diabetes dengan kulit kaki kering. Penggunaan VCO pada kondisi khusus seperti kondisi edema atau kulit dengan tingkat overall dry skin yang lebih parah memerlukan intervensi yang lebih lama.

As people age, all organs of the body begin to lose some of their functions. One of the organs that undergoes changes and declines is the skin. Aging skin experiences a decrease in function and strength, making it more vulnerable to various skin integrity issues. One of the most common skin problems faced by the elderly is dry skin. Elderly diabetics are at higher risk of dry skin and impaired skin integrity compared to non-diabetic elderly. Virgin Coconut Oil (VCO) is known as a natural emollient that contains a high concentration of lauric acid, which helps coat the skin surface by making the stratum corneum retain water. This study aims to evaluate the effect of VCO on improving skin integrity in elderly diabetics with dry foot skin. The Overall Dry Skin (ODS) Score instrument was used to assess skin condition. Three elderly individuals with dry foot skin participated as respondents in this study. The intervention was carried out for 14 days, with VCO applied twice a day after foot cleansing. After the intervention, there was a significant decrease in ODS scores and an improvement in skin integrity among the respondents. A reduction in ODS scores was observed, from a score of 3 (severe dry skin) to a score of 1 (mild dry skin), and even to a score of 0 (no dry skin). The use of VCO twice a day for fourteen consecutive days has been proven effective in improving skin integrity in elderly diabetics with dry foot skin. The application of VCO in specific conditions such as edema or more severe overall dry skin may require longer intervention. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library