Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadya Firdausi
"Obat dengan indikasi gangguan gastrointestinal termasuk dalam 10 besar obat yang paling banyak diresepkan. Seringkali, pasien dengan keluhan gangguan gastrointestinal diresepkan beberapa obat secara bersamaan. Obat-obat yang digunakan untuk pengobatan penyakit gastrointestinal perlu diperhatikan, karena dapat mengubah fisiologi saluran gastrointestinal yang mempengaruhi farmakokinetik obat. Maka dari itu dilakukan pengkajian resep yang juga termasuk bagian dari pelayanan farmasi klinik di apotek yang bertujuan untuk mengetahui kesesuaian resep untuk penyakit gastrointestinal berdasarkan kajian administratif, kesesuaian farmasetik, dan pertimbangan klinis. Resep yang dikaji pada laporan ini diambil dari Apotek Roxy Biak bulan April 2023. Sebanyak tiga resep kasus diambil untuk laporan ini, berisi obat-obat untuk gangguan gastrointestinal yang diinstruksikan dokter untuk diracik. Hasil pengkajian resep menunjukkan, pada aspek administratif data pasien masih terdapat ketidaklengkapan, Pada aspek farmasetik, ada beberapa obat yang harus diperhatikan stabilitasnya jika diracik, terutama sediaan obat bersalut. Pada aspek klinis, diketahui terdapat resep yang memiliki masalah terkait dosis yang kurang tepat dan interaksi obat. Obat untuk gangguan gastrointestinal yang menyebabkan interaksi dengan obat oral secara farmakokinetik, sebaiknya tidak diracik menjadi satu sediaan, melainkan diberi instruksi waktu pemakaian obat.

Drugs for gastrointestinal disorders indications are among the top 10 most commonly prescribed medications. Often, patients with complaints of gastrointestinal disorders are prescribed several drugs simultaneously. Drugs used to treat gastrointestinal diseases need to be considered because they can change gastrointestinal tract physiology, which affects drug pharmacokinetics. Therefore, a prescription screening is carried out, which is also part of the clinical pharmacy service at the pharmacy and aims to determine the suitability of prescriptions for gastrointestinal diseases based on administrative studies, pharmaceutical suitability, and clinical considerations. The prescriptions studied in this report were taken from Roxy Biak Pharmacy in April 2023. A total of three case prescriptions were taken for this report, containing drugs for gastrointestinal disorders that the doctor instructed to be compounded. The results of the prescription screening show that in the administrative aspect, patient data is still incomplete. In the pharmaceutical aspect, there are several drugs whose stability must be considered when formulated, especially coated drug preparations. In the clinical aspect, there are prescriptions that have problems related to inappropriate dosage and drug interactions. Drugs for gastrointestinal disorders that cause interactions with oral drugs pharmacokinetically should not be mixed into one preparation, but should be given instructions on when to use the drug.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Firdausi
"Industri farmasi memainkan peran penting dalam kesehatan nasional dengan memproduksi obat yang aman dan berkualitas. Untuk memastikan kualitas tersebut, industri farmasi harus mengikuti pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) yang salah satu aspeknya adalah pengawasan mutu. Departemen pengawasan mutu di industri farmasi memainkan peran penting dalam memastikan produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang ditetapkan. PT Sterling Products Indonesia (Haleon) merupakan sebuah perusahaan di bidang consumer health yang beroperasi di Indonesia, telah memperoleh sertifikat CPOB untuk produk-produknya. Namun, dalam implementasi CPOB dan pengawasan mutu, sering kali terjadi kesenjangan antara harapan dan hasil aktualnya. Oleh karena itu, dilakukan gap analysis untuk menguji kesenjangan tersebut dan mengembangkan strategi untuk menghindarinya. Dalam hal pengawasan mutu, dokumentasi laboratorium seperti catatan laboratorium sangat penting dan harus disimpan dengan baik. Namun, proses pengisian, pengolahan, dan pengulasan data tersebut dapat memunculkan risiko human error. Oleh karena itu, dilakukan simplifikasi templat catatan laboratorium untuk mengurangi risiko tersebut. Pada laporan ini dilakukan pengujian kesenjangan antara pedoman CPOB dan implementasinya di Haleon secara deskriptif dengan observasi dan wawancara, serta membahas keunggulan simplifikasi templat catatan laboratorium. Berdasarkan hasil gap analysis, diketahui Haleon telah mentaati pedoman CPOB dan tidak terdapat kesenjangan dalam implementasinya. Simplifikasi templat catatan laboratorium telah memberikan keunggulan dalam hal continuous improvement. Dampak positif dari simplifikasi tersebut antara lain mengurangi beban kerja, mempercepat proses dokumentasi, mengurangi risiko kesalahan data, lebih ramah lingkungan, dan lebih hemat biaya. Action plan untuk implementasi simplifikasi tersebut telah didiskusikan dengan departemen terkait untuk memastikan tidak ada dampak negatif terhadap mutu dan aturan regulator.

The pharmaceutical industry plays an important role in national health by producing safe and and high-quality medicines. To ensure this quality, the pharmaceutical industry must follow Good Manufacturing Practices (GMP) guidelines, which includes quality control aspect. Quality control departments in the pharmaceutical industry play an important role in ensuring that products are produced in accordance with set standards. PT Sterling Products Indonesia (Haleon), a consumer health company in Indonesia, has obtained a GMP certificate for its products. However, in implementing GMP and quality control, discrepancies often occur between expectations and actual results. Therefore, a gap analysis is carried out to test these weaknesses and develop strategies for improvement. In terms of quality control, laboratory documentation, such as laboratory reports, is very important and must be stored properly. However, the process of filling in, processing, and reviewing this data can pose a risk of human error. Therefore, laboratory report templates were simplified to reduce this risk. In this report, gap analysis assessment of the GMP guidelines and their implementation at Haleon was carried out descriptively using observations and interviews, as well as discussing the advantages of simplifying the laboratory report template. Based on the results of the gap analysis, it is known that Haleon has complied with the GMP guidelines and there are no irregularities in implementation. The simplification of the laboratory report template has provided an edge in terms of continuous improvement. The positive impacts of this simplification include reducing workload, speeding up the recording process, reducing the risk of data errors, being more environmentally friendly, and being more cost-effective. Action plans for the implementation of these simplifications have been discussed with relevant departments to ensure there is no negative impact on quality and regulatory rules.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Firdausi
"Dalam distribusi obat, penting untuk memastikan keamanan dan mutu produk, sehingga dapat menghindari bahaya terhadap kesehatan individu dan masyarakat. Mutu obat dapat menurun jika kondisi penyimpanan dan penyaluran tidak tepat. Untuk menjaga keamanan dan mutu obat, semua pelaku di rantai pasokan harus menerapkan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah pihak yang berperan dalam distribusi obat dan harus memiliki sertifikat CDOB. CDOB harus diterapkan dengan prinsip kehati-hatian, dengan tahapan operasional yang termasuk pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemisahan, pemusnahan, penerimaan pemesanan, pengemasan, dan pengiriman. PT Masiva Guna adalah PBF yang memiliki sertifikat CDOB. Laporan ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi aspek operasional CDOB di PT Masiva Guna. Laporan ini menggunakan metode observasi dan wawancara untuk menguji aspek operasional CDOB dalam self-assessment PBF dari Badan POM RI. Tahapan operasional meliputi pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemisahan, penyaluran, dan pemusnahan, yang harus dipantau dan dilakukan inspeksi diri oleh PBF. Standard Operating Procedure (SOP) merupakan panduan penting untuk memastikan kegiatan sesuai CDOB dan telah disetujui oleh Badan POM saat sertifikasi. Kepatuhan dalam penerapan SOP menjadikan implementasi aspek operasional PT Masiva Guna telah memenuhi self-assessment dan Pedoman CDOB.

In drug distribution, it is important to ensure product safety and quality, to avoid harm to individual and public. The quality of drugs can decrease if storage and distribution conditions are not appropriate. To maintain the safety and quality of medicines, all parties in the supply chain must implement Good Distribution Practices (GDP). Pharmaceutical wholesale distributor are parties who play a role in drug distribution and must have a GDP certificate. GDP must be implemented with the precautionary principle, with operational stages including procurement, receiving, storage, separation, destruction, receipt of order, packaging, and delivery. PT Masiva Guna is a pharmaceutical wholesale distributor that has a GDP certificate. This report aims to evaluate the implementation of GDP operational aspects at PT Masiva Guna. This report uses observation and interview methods to examine GDP operational aspects in the self-assessment for pharmaceutical wholesale distributor by Indonesian Food and Drug Authority. Operational stages include procurement, receiving, storage, separation, distribution, and destruction, which must be monitored and carried out self-inspection by pharmaceutical wholesale distributor. Standard Operating Procedure (SOP) is an important guide to ensure activities comply with GDP and have been approved by the POM during certification. Compliance in implementing SOP means that the implementation of PT Masiva Guna's operational aspects meets self-assessment and GDP guidelines.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Firdausi
"Apoteker adalah profesi yang memberikan pelayanan farmasi klinik dengan berorientasi pada pasien, bertujuan untuk meningkatkan hasil terapi obat dan mengurangi risiko efek samping. Dalam praktiknya, apoteker sebagai decision maker pada konsep 10-star pharmacist, diharapkan untuk mengambil keputusan yang baik, dimana hal tersebut dapat dicapai dengan pendekatan pengobatan berbasis bukti atau evidence-based medicine (EBM). Penggunaan bukti yang dapat diandalkan sangat penting dalam membuat keputusan terhadap terapi untuk pasien. Contohnya adalah pasien dengan penyakit kardiovaskular di Indonesia yang semakin berkembang, sedangkan tiap pasien memiliki kondisi unik yang mungkin memerlukan penanganan yang berbeda-beda. Keputusan penggunaan obat selalu mempertimbangkan kemanan dan khasiat, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dengan risiko yang minimal. Dalam laporan ini, jurnal tentang efek obat kardiovaskular oleh Ma et al., (2021) ditelaah secara kritis berdasarkan EBM, dan jurnal oleh Adesuyan et al., (2022) dirangkum. Telaah kritis jurnal tentang efek obat kardiovaskular yang mengacu pada appraisal tools oleh Critical Appraisal Skills Programme (CASP). Hasil dari telaah kritis jurnal oleh Ma et al., (2021) menegaskan keandalan data studi, namun diperlukan penelusuran lebih lanjut untuk memastikan keamanan penggunaan 4-5 obat kombinasi untuk mengatasi stroke iskemik dan serangan iskemik transien pada populasi Indonesia. Ringkasan tinjauan sistematis dari Adesuyan et al., (2022) menunjukkan bahwa obat antihipertensi golongan angiotensin receptor blocker (ARB) dapat secara signifikan mengurangi risiko Alzheimer's disease, dengan analisis sensitivitas dan heterogenitas yang tinggi sebagai penegasnya.
A pharmacist is a profession who provides patient-oriented clinical pharmacy services, aiming to improve the results of drug therapy and reduce the risk of side effects. In practice, pharmacists as decision-makers in the 10-star pharmacist concept, are expected to make good decisions, which can be achieved through an evidence-based medicine (EBM) approach. The use of reliable evidence is essential in making therapeutic decisions for patients. For example, with the increasing prevalence of cardiovascular disease in Indonesia, each patient may have unique conditions that require individualized treatment. Decisions regarding drug use always consider safety and efficacy to enhance the patient's quality of life with minimal risk. In this report, a journal about the effects of cardiovascular drugs by Ma et al., (2021) is critically appraised based on EBM, and a journal by Adesuyan et al., (2022) is summarized. Critical appraisal of journal on the effects of cardiovascular drugs referring to appraisal tools by the Critical Appraisal Skills Program (CASP). The results of a critical appraisal of the journal by Ma et al., (2021) confirm the reliability of the study data, but further investigation is needed to ensure the safety of using 4-5 combination drugs to treat ischemic stroke and transient ischemic attacks in Indonesian population. The systematic review journal summary from Adesuyan et al., (2022) shows that angiotensin receptor blocker (ARB) antihypertensive drugs can significantly reduce the risk of Alzheimer's disease, with high sensitivity and heterogeneity analysis as confirmation."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Firdausi
"Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit gangguan metabolisme kronis yang meningkatkan kadar glukosa darah. DM disebabkan oleh kurangnya atau tidak adanya insulin yang diproduksi oleh pankreas, sehingga menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah dan perubahan metabolisme lemak dan protein. Jika tidak ditangani dengan baik, DM dapat menyebabkan komplikasi akut. Indonesia memiliki jumlah penderita diabetes tertinggi di Asia Tenggara. Prevalensi DM di Indonesia meningkat dari 6,9% pada 2013 menjadi 8,5% pada 2018, dengan provinsi DKI Jakarta memiliki prevalensi tertinggi. DKI Jakarta juga memiliki jumlah penderita DM tipe 2 terbanyak, dengan 300.422 penderita pada tahun 2021. Puskesmas DKI Jakarta menyediakan layanan kesehatan untuk penderita DM. Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi edukasi kesehatan, pelayanan nutrisi medis, terapi farmakologis, dan pemeriksaan laboratorium. Konseling dan edukasi kesehatan sangat penting dalam meningkatkan kepatuhan pasien DM. Konseling yang dilakukan oleh apoteker telah terbukti efektif dalam meningkatkan hasil kesehatan pasien DM. Maka dari itu, laporan ini bertujuan membuat formulir yang dapat digunakan sebagai panduan dalam pemberian materi konseling kepada pasien DM oleh apoteker Puskesmas Kecamatan Matraman. Materi panduan konseling dibuat dengan metode penelusuran data sekunder hasil penelitian yang telah dipublikasikan dalam 10 tahun terakhir dan membahas tentang DM beserta terapi farmakologinya. Kemudian, data diolah dengan meringkas data dan mengkaji obat yang tersedia di Puskesmas Kecamatan Matraman. Pada laporan ini formulir materi panduan konseling telah disusun untuk membantu apoteker Puskesmas Kecamatan Matraman dalam memberikan edukasi maupun konseling kepada pasien DM. Materi konseling disesuaikan dengan obat-obatan yang tersedia di Puskesmas, antara lain Metformin 500 mg, Glimepirid 2 mg, dan Glibenklamid 5 mg, serta tambahan informasi obat berupa insulin. Formulir panduan yang telah dibuat mengacu pada aspek-aspek tata laksana konseling American Society of Health-System Pharmacists (2020).
.

Diabetes Mellitus (DM) is a chronic metabolic disorder that increases blood glucose levels. DM is caused by a lack or absence of insulin produced by the pancreas, causing an increase in blood glucose levels and changes in fat and protein metabolism. If not treated properly, DM can cause acute complications. Indonesia has the highest number of diabetes patients in Southeast Asia. The prevalence of DM in Indonesia increased from 6.9% in 2013 to 8.5% in 2018, with DKI Jakarta province having the highest prevalence. DKI Jakarta also has the highest number of DM type 2 patients, with 300,422 patients in 2021. Puskesmas DKI Jakarta provides health services for DM patients. The health services provided include health education, medical nutrition services, pharmacological therapy, and laboratory examinations. Counseling and health education are very important in increasing DM patient compliance. Counseling carried out by pharmacists has been proven to be effective in improving the health outcomes of DM patients. Therefore, this report aims to create a form that can be used as a guide in providing counseling material to DM patients by Puskesmas Kecamatan Matraman pharmacists. The counseling guide material was created using a secondary data search method resulting from research that has been published in the last 10 years and discusses DM and its pharmacological therapy. Then, the data was processed by summarizing the data and reviewing the available drugs at the Puskesmas Kecamatan Matraman. In this report, a counseling guide material form has been prepared to assist Puskesmas Kecamatan Matraman pharmacists in providing education and counseling to DM patients. The counseling material is adapted to the medicines available at the Puskesmas, including Metformin 500 mg, Glimepiride 2 mg, and Glibenclamide 5 mg, as well as additional drug information in the form of insulin. The guide form that has been created refers to aspects of the counseling guidelines of the American Society of Health-System Pharmacists (2020).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library